Pemerintah Rusia menegaskan bahwa pembatasan dilakukan untuk melawan tindak kriminal di ranah digital, termasuk penipuan daring dan ancaman terorisme yang dianggap marak di platform asing.
Menurut Roskomnadzor, WhatsApp dan Telegram telah mengabaikan permintaan berulang untuk mengambil langkah pencegahan agar layanannya tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak berbahaya.
Meta, pemilik WhatsApp, merespons dengan menegaskan bahwa layanan mereka sepenuhnya privat, menggunakan enkripsi end-to-end, dan tidak akan mengorbankan hak komunikasi aman penggunanya meskipun mendapat tekanan pemerintah.
Telegram juga menyatakan telah aktif menghapus jutaan konten berbahaya setiap hari, termasuk ajakan kekerasan dan penipuan.
Namun, Reuters melaporkan sejak 11 Agustus 2025, panggilan suara di Telegram nyaris tidak berfungsi, sementara panggilan WhatsApp terganggu suara berdengung dan putus-putus, membuat pengguna semakin frustrasi.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4483070/original/083238100_1687852512-Putin_Muncul_Berpidato_Pertama_Kali_Usai_Percobaan_Pemberontakan_Tentara_Bayaran-AP__6_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)