Jakarta, Beritasatu.com – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (25/3/2025) di Jakarta. Dalam rapat tersebut, delapan agenda utama dibahas oleh perseroan.
Salah satu agenda RUPST Bank Mandiri yang disetujui adalah penggunaan laba bersih tahun buku 2024. Bank Mandiri memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 43,51 triliun, yang setara dengan Rp 466,18 per saham.
Rasio pembayaran dividen ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 60% dari laba bersih.
Sepanjang 2024, Bank Mandiri dan entitas anaknya berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 55,78 triliun, meningkat 1,31% secara tahunan year on year (yoy).
Dari sisi profitabilitas, return on asset (ROA) Bank Mandiri secara bank only mencapai 2,87% pada akhir 2024, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 3,14%. Return on equity (ROE) juga mengalami penurunan dari 23,6% pada 2023 menjadi 21,4% pada 2024.
Pada Februari 2025, Bank Mandiri mencatat laba bersih sebesar Rp 7,59 triliun secara bank only, meningkat 6% secara tahunan. Pendapatan bunga bank ini naik 12,64% yoy menjadi Rp 19,33 triliun dalam dua bulan pertama 2025, meskipun beban bunga juga meningkat 26,02% yoy menjadi Rp 6,78 triliun.
Akibatnya, pendapatan bunga bersih BMRI tercatat Rp 12,55 triliun, tumbuh 6,63% yoy. Laba juga didukung oleh penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang menyusut 8,69% menjadi Rp 1,47 triliun dari Rp 1,61 triliun.
Dalam hal penyaluran kredit, BMRI mencatat pertumbuhan sebesar 19,05% yoy, mencapai Rp 1.307,64 triliun per Februari 2025. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan yang hanya mencapai 10,3% yoy.
Pertumbuhan kredit tersebut turut berkontribusi pada peningkatan total aset Bank Mandiri menjadi Rp 1.937,46 triliun, naik 16,36% yoy.
Dari sisi pendanaan, Bank Mandiri menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 1.414,42 triliun dalam dua bulan pertama tahun ini, meningkat 16,98% dibandingkan Februari 2024. Pertumbuhan simpanan terjadi pada seluruh jenis tabungan, baik giro, tabungan, maupun deposito.
Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara menyatakan, strategi perseroan tahun ini akan difokuskan pada keseimbangan antara ekspansi bisnis dan profitabilitas. Dari sisi kredit, BMRI berupaya mempertahankan dominasi di industri dengan menjaga pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri perbankan.
Menurut Ashidiq, pertumbuhan kredit akan didorong oleh segmen wholesale dan retail, dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola portofolio kredit.
“Kami menargetkan pertumbuhan di sektor-sektor strategis seperti industri makanan dan minuman, jasa kesehatan, telekomunikasi, serta energi,” ujarnya.
Di sisi pendanaan, Bank Mandiri berambisi menjaga pertumbuhan DPK di atas rata-rata industri serta mempertahankan likuiditas optimal dengan memastikan pertumbuhan DPK berada 2-3% di atas pertumbuhan kredit.
Perseroan juga berupaya meningkatkan CASA transaksional dengan mengoptimalkan transaksi nasabah, baik di segmen wholesale maupun retail. Hal ini dilakukan melalui penguatan strategi berbasis ekosistem serta pemanfaatan platform digital seperti Kopra dan Livin’ by Mandiri.
“Dengan strategi ini, fundamental likuiditas Bank Mandiri diharapkan tetap solid untuk menopang pertumbuhan bisnis. Kami optimis dapat terus memperluas penyaluran kredit dengan target pertumbuhan sekitar 10-12% yoy pada akhir 2025,” pungkas Ashidiq saat RUPST Bank Mandiri.
