TRIBUNNEWS.COM, – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan kemarin, Jumat (13/12/2024) sore, tertekan hingga menembus level Rp16.008.
Menyikapi pelemahan rupiah, Bank Indonesia (BI) mengaku telah melakukan intervensi ke pasar sebagai upaya menahan pelemahan rupiah semakin dalam.
“Kami memasuki pasar dengan intervensi rangkap tiga yang cukup berani,” kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI dalam pesan teks kepada Bloomberg, dikutip dari Kontan, Sabtu (14/12/2024).
Adapun pasar yang diintervensi BI, kata Edi, di antaranya pasar spot, pasar forward non-deliverable domestik, dan pasar obligasi pemerintah untuk menjaga kepercayaan pasar.
Diketahui, pelemahan rupiah didorong sentimen global, yang mana dolar AS menguat akibat ekonomi AS yang tangguh dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
“Apa yang dilakukan BI saat ini adalah meredakan volatilitas yang berlebihan alih-alih mempertahankan 16.000 seolah-olah itu adalah level yang sakral,” kata Josua Pardede, kepala ekonom di PT Bank Permata Tbk di Jakarta.
Menurutnya, pelemahan rupiah adalah hal yang wajar karena semua mata uang Asia melemah terhadap dolar.
Rupiah telah merosot lebih dari 5 persen pada kuartal akhir ini, karena dolar AS yang bangkit kembali menghantam mata uang Asia.
Pemangkasan suku bunga BI yang diperkirakan sebagian besar ekonom akan terjadi paling cepat minggu depan dapat menambah tekanan pada rupiah.
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Rupiah Tembus Rp 16.000, BI Intervensi Agresif