Jakarta, CNN Indonesia —
Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp16.180 per dolar AS pada Senin (6/1). Mata uang Garuda menguat 17 poin atau plus 0,10 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asia terpantau dominan melemah. Tercatat, peso Filipina melemah 0,04 persen, baht Thailand minus 0,03 persen, ringgit Malaysia minus 0,02 persen, yen Jepang 0,22 persen, dan yuan China 0,07 persen.
Di sisi lain won Korea Selatan menguat 0,09 persen, dolar Singapura plus 0,05 persen, dan dolar Hong Kong 0,02 persen.
Sedangkan mayoritas mata uang di negara maju menguat. Poundsterling Inggris menguat 0,09 persen, dolar Australia plus 0,17 persen, euro Eropa 0,04 persen, dan dolar Kanada 0,33 persen. Hanya franc Swiss yang melemah 0,14 persen.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra melihat rupiah masih bisa mendapatkan tekanan dari dolar AS hari ini.
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh pasar yang masih mengantisipasi sentimen penguat dolar AS yang dibawa dari tahun lalu, seperti kebijakan ekonomi Donald Trump hingga pemangkasan suku bunga The Fed.
“Pekan ini pelaku pasar akan mendapatkan data ekonomi baru dari AS seperti data PMI dan data tenaga kerja untuk mengonfirmasi kebijakan The Fed selanjutnya. Data-data ini bisa menjadi penggerak baru dolar AS pekan ini,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Berdasarkan sentimen di atas, ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp16.100 sampai Rp16.250 per dolar AS pada hari ini.
(del/pta)