Rumah-rumah Kosong di Kolong Tol Angke, Ditinggal Pemilik ke Kehidupan Baru…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Di bawah naungan kolong Tol Angke, deretan rumah semi permanen yang dulunya penuh orang kini tampak lengang. Sebagian besar telah ditinggalkan, menyisakan dinding tripleks yang sunyi dan pintu-pintu yang digembok rapat.
Para pemilik yang bertahun-tahun menetap di sana, kini melangkah ke kehidupan baru di
Rusun Rawa Buaya
.
Sambil mengemas barang-barang seperti kasur dan lemari plastik, warga seperti Desi (26) mengakui beratnya meninggalkan tempat yang telah menjadi rumah sejak kecil.
“Sebenarnya tidak mau pindah, tapi ya bagaimana lagi,” ujarnya, Sabtu (30/11/2024).
Kata Desi, hanya warga dengan KTP Jakarta yang dapat direlokasi ke rusun.
Selama enam bulan pertama, warga akan tinggal di rusun secara gratis, namun setelah itu diwajibkan membayar biaya sewa.
“Saya ambil yang tipe 30, kemarin Rp 300.000 per bulan, belum termasuk air dan listrik. Kalau dihitung semua, ya lumayan mahal,” kata dia.
Namun, tidak semua penghuni beruntung. Mereka yang ber-KTP luar Jakarta, seperti Yoknio (71), hanya bisa menatap rumah-rumah kosong itu dengan kebingungan.
Dia tidak mendapatkan jatah unit rusun karena ber-KTP Tangerang.
Yoknio, yang telah tinggal di kolong tol sejak tahun 2012, harus meninggalkan tempat tersebut tanpa memiliki tujuan jelas.
“Saya KTP Tangerang, bingung mau tinggal di mana. Di Tangerang sudah tidak ada keluarga. Barang sudah di-packing, tapi bingung mau dikemanain,” ujar Yoknio.
Menurut Yoknio, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memberikan kompensasi berupa uang ganti rugi bagi warga non-KTP Jakarta.
Yoknio sebenarnya bersedia tinggal di rusun jika diizinkan.
Tetapi dia juga khawatir tidak mampu membayar biaya sewa setelah masa gratis enam bulan pertama berakhir.
“Saya mau-mau saja yang penting masih bisa usaha. Kalau di rusun memang dikasih bantuan selama enam bulan gratis, ke depannya bayar. Tetapi, kita bakal panjang tinggal di sana, jadi takut bingung bayarnya nanti,” kata Yoknio.
Sebanyak 139 kepala keluarga (KK) yang sebelumnya bertempat tinggal di kolong tol atau kolong jembatan berbagai wilayah di Jakarta direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Hal tersebut diumumkan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Kelik Indroyanto dalam acara penyerahan kunci kepada penghuni perpindahan kolong tol Jalan Inspeksi Kanal Barat (Jelambar Baru) ke Rusunawa Rawa Buaya.
“Terdapat 139 KK yang ber-KTP DKI yang akan dipindahkan ke beberapa lokasi rusunawa yang dikelola Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta,” ujar Kelik di Rusunawa Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (30/11/2024).
Sebanyak 44 KK terdiri dari 22 unit tipe 30 dengan biaya retribusi Rp 360.000 per bulan dan 22 unit tipe 36 dengan retribusi Rp 550.00 per bulan.
Kemudian sebanyak 95 KK direlokasi ke Rusunawa Daan Mogot Blok sebanyak 20 unit, Rusunawa Daan Mogot Tower sebanyak 4 unit, Rusunawa Tegal Alur sebanyak 26 unit, Rusunawa PIK I Pulogadung sebanyak 45 unit. Adapun 95 KK itu mendapatkan unit dengan tipe 36.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.