Rumah dan Harta yang Hilang dalam Kebakaran di Karet Kuningan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kebakaran hebat melanda deretan rumah di Jalan Pendurenan Masjid Raya, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Jumat (26/9/2025) malam.
Api yang diduga berasal dari korsleting kompresor kulkas itu cepat membesar dan melalap pemukiman padat.
Peristiwa tersebut meninggalkan kerugian besar. Puluhan rumah hangus, harta benda musnah, dan puluhan warga terpaksa mengungsi. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 562,4 juta.
Salah satu korban, Mai, mengaku kehilangan rumah, lima sepeda motor milik saudaranya, hingga uang tunai Rp 20 juta.
Uang tersebut merupakan titipan pedagang Pasar Ciplak yang setiap hari menyetorkan tabungan kepadanya.
“Motor ada punya saudara sampai lima unit kebakar, laptop dan HP anak juga hangus semua, enggak ada yang selamat. Habis semuanya, baju-baju di tiga lemari juga,” ujar Mai.
“Tabungan orang pasar pada nyetor ke saya setiap hari. Nah saya tuh belum setor semua, baru yang saya setor ke bank buat semacam deposito Rp 40 juta,” tambahnya.
Kakak Mai, berinisial H (56), juga menjadi korban. Ia mengalami luka bakar karena nekat menerobos api demi menyelamatkan sepeda motor yang digunakan sehari-hari untuk bekerja sebagai tukang ojek.
“Alasannya (nerobos api) karena dia kan tukang ojek, jadi ya itu buat kerja kerasa penting jadi coba diselatin. Motornya selamat tapi jadinya badan dia melepuh,” ucap Mai.
H kini menjalani perawatan di Puskesmas Mampang akibat luka bakar di bahu, leher, dan lengan.
Rumah yang rata dengan tanah membuat Mai dan keluarganya mengungsi ke sebuah sekolah PAUD terdekat yang dijadikan posko. Meski masih diliputi trauma, ia berharap bisa segera bangkit.
“Enggak begitu dekat dari sini, tapi lumayan soalnya kan butuh kamar mandi dan segala macam,” kata Mai.
“Yang penting anak dulu pas sekolah gimana, kasihan mereka nanti. Untuk rumah dan harta, pelan-pelan saja kita usahakan lagi,” lanjutnya.
Warga sekitar sempat mendengar ledakan dari motor yang terbakar serta tabung gas milik pedagang.
Zikoy (54), warga setempat, menuturkan kepanikan warga semakin menjadi ketika upaya pemadaman dengan ember dan alat pemadam api ringan (APAR) tidak berhasil.
“Ada lima sepeda motor yang kebakar. Ada ledakan juga, karena di belakang itu ada yang jual tabung gas. Api itu lebih besar dari APAR-nya sendiri. Kapasitasnya kecil, jadi enggak nolong,” ujar Zikoy.
Perwira Piket Damkar Jakarta Selatan, Imbang Satriana, menjelaskan bahwa awalnya petugas mengerahkan lima unit mobil pemadam.
Namun, karena api semakin membesar, jumlah armada ditingkatkan hingga 20 unit dengan 70 personel.
“Ternyata dari TKP dilaporkan bahwa situasinya merah, artinya api membesar. Kami tambah sampai tahap ketiga, total 20 unit,” kata Imbang.
Api dilaporkan pukul 18.04 WIB dan baru dapat dipadamkan sekitar pukul 19.50 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, tiga warga mengalami luka bakar dan langsung mendapat perawatan medis di lokasi.
Total, ada 36 warga dari sembilan kepala keluarga yang terdampak.
Zikoy berharap pemerintah melengkapi kawasan padat penduduk dengan sarana pemadam yang memadai.
“Memang harus ada tangki penampungan airnya di tengah-tengah warga. Kalau ada kejadian kayak gini bisa segera dimanfaatkan,” ujarnya.
Ia juga mendorong adanya sosialisasi penanganan awal kebakaran. “Seandainya ada sosialisasi pemadaman, pertolongan pertama, mungkin ke depan bisa lebih baik,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Rumah dan Harta yang Hilang dalam Kebakaran di Karet Kuningan Megapolitan 28 September 2025
/data/photo/2025/09/27/68d7541eafa6c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)