Rudal Balistik Houthi Jatuh di Arab Saudi: Fokus Serangan ke Bandara Ben Gurion Agar Israel Terisolasi
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok Ansarallah Houthi Yaman diklaim sejumlah media Israel, gagal mencapai sasaran dan malah jatuh di wilayah Arab Saudi pada Sabtu (22/3/2025).
Peluncuran ini disebutkan menyusul serangan rudal balistik sebelumnya ditembakkan Houthi ke Israel pada Jumat malam tetapi dicegat oleh Angkatan Udara Israel (IAF).
“Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Sabtu malam, dengan mengklaim telah “berhasil” menembakkan rudal balistik “hipersonik” ke Bandara Ben Gurion di Israel,” tulis laporan media Israel, dikutip Minggu.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi Houthi, Yahya Saree, kembali mengulang peringatan sebelumnya kepada maskapai penerbangan internasional bahwa bandara tersebut kini tidak aman untuk penerbangan, dan bahwa blokade ini akan terus berlanjut hingga Israel menghentikan “agresinya di Gaza.”
Pasukan Pendudukan Israel (IDF) mengidentifikasi peluncuran rudal tersebut tetapi sirene peringatan tidak diaktifkan di Israel karena tidak menimbulkan ancaman.
Peluncuran rudal sebelumnya pada hari Jumat terjadi sekitar pukul 10:30 malam, beberapa jam setelah dimulainya Sabat Yahudi.
Sistem pertahanan Israel berhasil mencegat rudal yang masuk di luar wilayah udara Israel.
“Meskipun tidak ada korban dari pihak Israel, rudal Houthi memicu bunyi sirene di Israel bagian tengah dan wilayah Yerusalem,” tulis laporan All Israel.
SERANGAN RUDAL – Sirene peringatan roket berbunyi di seluruh Israel bagian tengah, Minggu (23/3/2025). Houthi melanjutkan serangan jarak jauh mereka ke Israel di tengah berlangsungnya serangan udara AS ke Yaman dan agresi militer Israel di Jalur Gaza. (Foto: Kumta/Ynet)
Serpihan peluru kemudian ditemukan di dekat Hebron.
Houthi kini telah melancarkan empat serangan rudal terhadap Israel dalam empat hari.
“Kelompok Yaman tersebut tampaknya memfokuskan serangan misilnya ke Bandara Ben Gurion, aset penting bagi ekonomi Israel dan hubungan negara itu dengan dunia luar,” kata laporan media Israel.
Pesawat El Al Israel Airlines terlihat di landasan pacu Bandara Internasional Ben Gurion di Lod, dekat Tel Aviv, Israel, 10 Maret 2020. (tangkap layar jerusalem post/kredit foto: REUTERS/RONEN ZEVULUN)
Fokus Serangan ke Bandara Ben Gurion untuk Isolasi Israel
Pada Kamis kemarin, Yahya Saree mengumumkan kalau Houthi telah memberlakukan “blokade” di Bandara Ben Gurion.
“Setelah keberhasilan Angkatan Bersenjata Yaman dalam memutus pengiriman Israel di Laut Merah, blokade diberlakukan di Bandara Ben-Gurion di Palestina yang diduduki,” tulis Houthi yang didukung Iran itu menyatakan dalam sebuah pesan di platform media sosial X.
Houthi secara tegas memperingatkan maskapai penerbangan internasional, termasuk Lufthansa, Air France, British Airways, dan easyJet, untuk menghindari penerbangan ke Bandara Ben Gurion demi “keselamatan semua orang.”
“Harap tanggapi keputusan Angkatan Bersenjata Yaman dengan serius, karena Bandara Ben-Gurion tidak lagi aman sampai agresi di Gaza berhenti,” ancam Houthi.
Pihak berwenang Israel mengumumkan awal bulan ini kalau Terminal 1 Ben Gurion akan dibuka kembali pada akhir Maret untuk menyambut kembalinya banyak perusahaan penerbangan internasional ke Israel setelah lebih dari setahun berperang dengan Iran dan proksi regionalnya.
Meskipun Bandara Ben Gurion dianggap sebagai salah satu bandara teraman di dunia, Houthi berupaya mengisolasi Israel dengan mengganggu penerbangan internasional ke dan dari negara Yahudi tersebut.
Minggu lalu, Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer AS untuk menyerang Houthi di Yaman.
“Hari ini saya telah memerintahkan Militer Amerika Serikat untuk melancarkan tindakan Militer yang tegas dan kuat terhadap Houthi di Yaman,” kata Trump dalam sebuah posting di platform media sosial Truth Social.
“Mereka telah melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme yang tiada henti terhadap kapal, pesawat, dan pesawat nirawak Amerika serta negara-negara lain,” lanjutnya.
Trump berjanji bahwa serangan militer AS akan terus berlanjut selama Houthi terus mengganggu pelayaran internasional di Laut Merah.
“Kepada semua teroris Houthi, WAKTU KALIAN SUDAH HABIS, DAN SERANGAN KALIAN HARUS DIHENTIKAN, MULAI HARI INI,” tulis Trump.
“JIKA TIDAK, NERAKA AKAN MENGHANCURKAN KALIAN DENGAN SANGAT BAIK, SESUATU YANG BELUM PERNAH KALIAN LIHAT SEBELUMNYA!” tambah Trump.
Washington dilaporkan telah meminta Yerusalem untuk fokus pada Hamas dan Hizbullah dan membiarkan Amerika Serikat menangani Houthi.
Puluhan anggota Houthi, termasuk beberapa pejabat senior, dilaporkan tewas dalam serangan AS.
Namun, Houthi sejauh ini menolak untuk mundur, dan bersumpah untuk terus menyerang Israel, serta kapal-kapal militer AS.
Pejabat senior Houthi Jamal Amer baru-baru ini memperingatkan bahwa eskalasi dengan Amerika Serikat mungkin terjadi.
“Sekarang kita melihat bahwa Yaman sedang berperang dengan AS dan itu berarti kita punya hak untuk membela diri dengan segala cara yang mungkin, jadi eskalasi mungkin terjadi,” kata Amer.
(oln/toI/Alisrl/*)