Jakarta, CNN Indonesia —
Rumah sakit di Beijing dan China wilayah utara tengah menghadapi lonjakan jumlah pasien anak-anak yang menderita penyakit pernafasan.
Peristiwa ini bersamaan dengan musim dingin pertama di negara tersebut sejak tak lagi ada pembatasan kegiatan terhadap Covid-19.
Para pasien harus menunggu berjam-jam untuk menemui dokter, dengan ratusan pasien mengantre di beberapa rumah sakit anak-anak di kota-kota besar di wilayah utara, demikian laporan CNN.
Pada Selasa lalu, seorang pejabat di Rumah Sakit Anak Beijing mengatakan kepada media pemerintah bahwa ada rata-rata lebih dari 7.000 pasien setiap hari saat ini, dan “jauh melebihi kapasitas rumah sakit.”
Rumah sakit anak terbesar di dekat Tianjin itu bahkan memecahkan rekor pada Sabtu (25/11) ini dengan menerima lebih dari 13 ribu anak di unit rawat jalan dan gawat darurat.
Ketika pasien menelepon untuk membuat slot janji temu di Rumah Sakit Persahabatan Beijing pada hari Kamis, seorang anggota staf mengatakan bahwa perlu waktu seharian untuk menemui dokter anak.
“Saat ini, kami punya banyak anak di sini. Mereka yang membuat janji darurat kemarin masih belum bisa bertemu dokter pagi ini,” kata anggota staf tersebut.
Pejabat kesehatan di Beijing dan kota-kota besar lainnya di China utara mengatakan penyakit musiman yang khas, termasuk influenza dan virus pernapasan syncytial (RSV), serta pneumonia mikroplasma (infeksi bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi ringan dan umumnya menyerang anak-anak) menjadi penyebab utama penyakit ini.
Lonjakan kasus di China utara ini juga terjadi di tengah meningkatnya jumlah kasus infeksi saluran pernapasan musiman di belahan bumi utara, termasuk di Amerika Serikat.
Di AS, RSV menyebar pada tingkat yang “belum pernah terjadi sebelumnya” di kalangan anak-anak.
Namun situasi di China menimbulkan kekhawatiran global setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu meminta pemerintah China untuk memberikan lebih banyak informasi mengenai peningkatan penyakit pernafasan dan melaporkan kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak.
Namun, setelah berbicara dengan pejabat kesehatan dan rumah sakit China pada Kamis, WHO mengatakan data menunjukkan peningkatan kasus adalah akibat pneumonia mikroplasma pada bulan Mei, sementara pada Oktober disebabkan penyakit musiman umum RSV, adenovirus, dan virus influenza.
“Beberapa dari peningkatan ini terjadi lebih awal dibandingkan yang pernah terjadi sebelumnya, tapi bukan hal yang tidak terduga, mengingat pencabutan pembatasan akibat Covid-19, seperti yang dialami negara-negara lain,” kata WHO.
WHO juga menyatakan bahwa pemerintah China mengatakan “tidak ada deteksi patogen yang tidak biasa atau baru.”
(vws/vws)
[Gambas:Video CNN]