Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M. Romahurmuziy atau Rommy meminta Plt. Ketua Umum PPP Mardiono dan jajarannya tobat nasuha karena gagal membawa partai itu kembali ke DPR.
Rommy menilai DPP PPP yang dipimpin Mardiono gagal mengorkestrasi pemenangan di pusat dan daerah. Hal itu tercermin dari perolehan suara PPP di Pileg DPR hanya 5,8 juta suara, sedangkan di tingkat DPRD 7,9 juta suara.
“Karenanya, selaku Ketua Majelis, saya menyerukan agar Plt. Ketua Umum dan seluruh jajaran Pengurus Harian DPP PPP yang merupakan eksekutif/pelaksana kebijakan partai melakukan taubatan nasuha,” kata Rommy, Jumat (13/12), dilansir detik.com.
Dia menambahkan, “Tobat yang sungguh-sungguh, dengan secara ksatria mengakui kegagalannya serta meminta maaf secara terbuka kepada seluruh kader PPP atas ketidakmampuannya menjaga PPP di Senayan.”
Rommy menyayangkan selama ini belum ada permintaan maaf dari Mardiono dkk. atas kegagalan itu, malah muncul pernyataan Mardiono soal merasa dirinya tak gagal sama sekali.
Dia berpendapat kepemimpinan Mardiono harus dievaluasi secepatnya. Selain karena gagal membawa PPP ke DPR, Mardiono juga dinilai gagal merapat ke pemerintahan.
Presiden Prabowo Subianto, kata dia, menggandeng partai-partai yang tak mendukungnya di pilpres. Partai lain bisa mendapatkan kursi menteri dan wakil menteri, sementara PPP cuma dapat kursi utusan khusus.
Rommy juga mempertanyakan status plt. Mardiono yang berlarut-larut. Dia berkata para pimpinan majelis sudah bersurat ke Mardiono untuk segera menggelar muktamar, tetapi surat itu tak pernah digubris.
“Karenanya, Mukernas ini harus menjadi forum evaluasi PPP atas kegagalan pemimpin puncaknya dalam menakhodai partai. Plt Ketum PPP kali ini adalah Plt terlama dalam sejarah partai. Ini sangat tidak sehat,” ujar Rommy.
(fea/fea)
[Gambas:Video CNN]