Surabaya, Beritasatu.com – Menjelang Iduladha, permintaan masyarakat akan hewan kurban seperti sapi dan kambing di pasar hewan mengalami peningkatan signifikan dibandingkan hari biasa. Peningkatan ini menyebabkan masuknya hewan kurban dari berbagai daerah, yang tak jarang membawa risiko infeksi parasit dan penularan penyakit ke hewan lainnya.
Pakar Parasitologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Vella Rohmayani, menjelaskan sapi dan kambing sebagai hewan ternak memiliki risiko tinggi terinfeksi berbagai jenis parasit, yakni endoparasit yang hidup di dalam tubuh dan ektoparasit yang hidup di luar tubuh.
“Jenis endoparasit yang sering menyebabkan infeksi pada hewan ternak antara lain protozoa parasit seperti Eimeria sp, Taenia saginata yaitu cacing pita, Fasciola sp alias cacing hati, serta cacing golongan nematoda usus,” ujar Vella, saat ditemui baru-baru ini.
Sementara itu, jenis ektoparasit yang umum menyerang sapi dan kambing meliputi kutu, tungau seperti Sarcoptes scabiei, lalat pengisap darah, dan caplak.
“Mengingat banyaknya jenis parasit yang dapat menginfeksi hewan ternak, kita perlu sangat hati-hati saat memilih dan membeli hewan yang akan dijadikan kurban,” tegasnya.
Ada beberapa ciri-ciri fisik yang bisa dilihat dari hewan ternak yang bebas dari infeksi parasit. Sapi dan kambing yang sehat umumnya memiliki tubuh ideal, tidak terlalu kurus atau gemuk, bulu halus dan elastis, serta tidak kering atau bersisik.
Selain itu tidak ada luka atau bengkak di tubuh, mata tampak bersih, tidak berair, tidak merah, dan tidak bengkak.
“Selain itu, bagian telinga bersih, tidak mengeluarkan cairan berbau tak sedap, mulut bersih dan tidak mengeluarkan lendir berlebihan, kaki tidak pincang, serta kuku sehat dan tidak pecah-pecah,” tambah Vella.
