Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ribuan Warga AS Demo Anti-Trump setelah Pasar Saham Anjlok, Imbas Kenaikan Tarif Timbal Balik – Halaman all

Ribuan Warga AS Demo Anti-Trump setelah Pasar Saham Anjlok, Imbas Kenaikan Tarif Timbal Balik – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi di Washington dan kota-kota lain di seluruh Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu (5/4/2025).

Mereka menentang sejumlah kebijakan Presiden AS, Donald Trump, termasuk yang terbaru adalah kenaikan tarif timbal balik terhadap banyak negara yang menjadi mitra dagang AS.

Pada 2 April 2025, Trump mengumumkan kenaikan bea masuk universal sebesar 10 persen pada semua barang yang dibawa ke AS, yang memicu kekecewaan dari banyak pemimpin negara.

Dalam protes hari Sabtu, spanduk besar bertuliskan “Angkat Tangan” dikibarkan di panggung luar beberapa blok dari Gedung Putih.

Para pengunjuk rasa juga membawa plakat bertuliskan “Bukan Presiden Saya,” “Fasis Telah Tiba,” “Hentikan Kejahatan,” dan “Keluar dari Jaminan Sosial Kami”.

Ribuan orang berbondong-bondong ke Monumen Washington saat protes dimulai di tengah langit mendung dan hujan ringan pada hari Sabtu.

“Sangat mengkhawatirkan melihat apa yang terjadi di negara kita,” kata Jane Ellen Somes (66) kepada AFP, seorang pekerja real estate yang menghadiri demonstrasi pada hari Sabtu.

“Semua sistem pengawasan dan keseimbangan yang telah ditetapkan dilanggar sepenuhnya, mulai dari lingkungan hingga hak-hak pribadi,” lanjutnya.

Sementara itu, sebuah koalisi yang terdiri dari puluhan kelompok berhaluan kiri di Amerika Serikat, seperti MoveOn dan Women’s March, telah mengorganisir demonstrasi “Hands Up” di lebih dari 1.000 kota dan di setiap distrik kongres di AS.

“Trump telah membuat marah banyak orang Amerika dengan merampingkan departemen pemerintah secara agresif, memaksakan nilai-nilai konservatif, dan sangat menekan bahkan negara-negara sahabat mengenai persyaratan perdagangan, yang menyebabkan pasar saham anjlok,” kata Indivisible, salah satu organisasi yang mengorganisir protes tersebut.

Organisasi tersebut mengatakan mereka mengirim pesan kepada Trump dan jajarannya akan ketidakpuasan masyarakat.

“Ini adalah demonstrasi besar-besaran yang mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada Musk, Trump, dan Partai Republik di Kongres,” kata Ezra Levin, salah satu pendiri Indivisible.

“Protes ini akan menunjukkan kepada gerakan ‘Make America Great Again’ bahwa rakyat tidak ingin mereka mengendalikan demokrasi kita, komunitas kita, sekolah kita, teman-teman kita, dan tetangga kita,” lanjutnya.

Situs web Indivisible menunjukkan sekitar 150 kelompok aktivis telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam demonstrasi itu. 

Lebih dari 5.000 orang berkumpul beberapa blok dari Gedung Putih pada Sabtu siang waktu setempat di National Mall di Washington.

Kerumunan terus bertambah sepanjang hari, di mana sebagian dari mereka mengibarkan bendera Ukraina, sementara yang lain mengenakan keffiyeh Palestina dan spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina.”

Menurut Indivisible, protes direncanakan di seluruh 50 negara bagian AS, serta di luar negeri termasuk di Kanada, Meksiko, Inggris, Prancis, Jerman, dan Portugal.

Di sisi lain, protes tersebut memberikan kesempatan bagi lawan-lawan Trump untuk secara kolektif mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap perubahan radikal yang ia tetapkan, seperti diberitakan Al Jazeera.

Sementara itu, Partai Demokrat menuduh Trump mengkhianati rakyat, dan para tokoh Demokrat terkemuka, termasuk Rep. Jamie Raskin, dijadwalkan berpidato dalam demonstrasi di National Mall.

Protes ini terjadi di tengah gelombang kemarahan atas tarif yang telah berdampak pada negara bagian dan menimbulkan kerugian besar pada perekonomian mereka hanya dalam dua hari.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Merangkum Semua Peristiwa