Ribuan UMKM Solo Jadi Korban Calon Mitra MBG, Diduga Pelaku Catut Nama Jokowi

Ribuan UMKM Solo Jadi Korban Calon Mitra MBG, Diduga Pelaku Catut Nama Jokowi

Tak hanya itu, warga juga diminta menyesuaikan dapur mereka agar memenuhi standar kebersihan dan kelayakan untuk menjadi calon mitra MBG. Bahkan, beberapa di antaranya sampai harus merenovasi bagian dapur dengan biaya yang tidak sedikit.

“Ada yang harus memindah dapur dari belakang ke depan agar sesuai standar, dengan biaya antara Rp5 juta sampai Rp7 juta. Ada juga yang harus beli peralatan baru, kompor, dandang, bahkan kredit alat masak karena belum punya,” tambahnya.

Harjoko menyebutkan bahwa yayasan sempat mengeluarkan beberapa pengumuman bahwa program akan segera dimulai. Tetapi sejak akhir Januari 2025 lalu sampai dengan tenggat waktu yang dijanjikan menjelang puasa lalu ternyata uji coba itu pun tidak tereliasasi. Kemudian rencana uji coba itu muncul lagi dan dijanjikan setelah Lebaran tetapi uji coba juga tak kunjung terwujud.

“Setelah Lebaran dengan ancer-ancer sebelum liburan sekolah ternyata tidak ada realisasi apapun. Kemudian dikirimkan satu surat pengumuman secara menyeluruh bahwa nanti pada tanggal 22 dan 23 Juli akan dilaksanakan uji coba dan tanggal 28 akan dilakukan secara menyeluruh, akan tetapi lagi-lagi kita zonk,” cerita dia.

“Tahu-tahu ada informasi bahwa pelaksanaan program bisa dilaksanakan setelah ada MoU dari pihak yayasan Barnas dengan mitra tapi MoU tidak serta merta semuanya dibagikan, dipilah. Ada yang sudah, ada yang belum dan kami mendapatkan draft-nya dan kami pelajari akhirnya pasti nanti akan zonk karena tanggal pelaksanaan tidak dimunculkan karena itu rahasia dari yayasan pusat,” imbuhnya.

Kemudian, Harjoko menyebutkan jumlah pelaku UMKM yang diduga tertipu menjadi calon mitra MBG dari pihak yayasan tersebut mencapai ribuan di wilayah Solo Raya. “Banyak ya ada ribuan ya korban yang menjadi mitra yang dijanjikan satu orang 200 porsi,” sebutnya. 

Wakasatreskrim Polresta Solo, AKP Sudarmiyanto, membenarkan adanya kedatangan sekitar 30 warga yang bermaksud melaporkan dugaan penipuan terkait program MBG. Namun, laporan belum dapat diproses secara resmi lantaran para pelapor belum melengkapi dokumen penting.

“Benar, tadi ada sekitar 30 orang datang ke Polresta bermaksud melaporkan dugaan penipuan kerja sama pengadaan makan bergizi gratis. Mereka sudah kami terima dan tampung, tapi karena belum membawa dokumen seperti surat perjanjian atau bukti tanda terima uang, kami minta mereka melengkapi terlebih dahulu,” tegasnya.