Gianyar, Beritasatu.com – Ribuan umat Hindu di Kabupaten Gianyar, Bali merayakan Hari Galungan yang dimaknai sebagai kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).
Sejak pagi hari, warga melaksanakan persembahyangan di sejumlah pura, termasuk Pura Dalem di Desa Pakraman Batuyang, Kecamatan Sukawati. Warga datang dengan membawa berbagai jenis sesajen, seperti buah-buahan, makanan, jajanan, serta canang untuk dipersembahkan.
“Saya membawa persembahan seperti buah-buahan pisang, roti, ataupun jajanan. Menu sesajen ini setiap Hari Galungan bisa berubah tergantung musim buah, tetapi pisang itu wajib harus ada,” kata seorang warga Ayu Suasti.
Menurutnya, buah-buahan dan makanan yang dibawa itu dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Sang Hyang Widhi.
“Setelah dipersembahkan, nantinya kita makan bersama keluarga di rumah sebagai wujud syukur bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” jelasnya.
Persembahyangan dilakukan secara bergantian oleh warga sejak pukul 07.00 Wita hingga menjelang siang hari sebelum pukul 12.00 Wita.
Bendesa Adat Batuyang I Made Sukarata mengatakan sekitar 6.000 warga mengikuti persembahyangan di Pura Dalem, Pura Desa, dan Pura Puseh, Batuyang.
“Selain itu, para pendatang yang tinggal di wilayah kami juga diperbolehkan turut bersembahyang di pura ini. Khusus di Pura Dalem, persembahyangan dimulai sejak pukul 07.00 Wita dan selesai sebelum pukul 12.00 Wita karena para leluhur pada jam itu kembali kepada kami. Setelah dari Pura Dalem, warga melanjutkan persembahyangan ke Pura Panti dan Kawitan masing-masing,” terangnya.
Makna spiritual Hari Galungan diyakini memberikan kekuatan bagi umat Hindu, baik secara fisik maupun nonfisik, untuk membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Galungan menjadi momen reflektif untuk menyatukan pikiran, perkataan, dan tindakan dalam semangat Dharma.
Dengan memperingati Hari Galungan, umat Hindu diharapkan dapat memperkuat rohani dan menjaga kejernihan pikiran agar tetap berpihak pada kebenaran. Dharma yang tertanam dalam diri diyakini akan menang melawan segala bentuk Adharma yang bersumber dari kekacauan batin.
