Ribuan Ojol Geruduk dan Segel Kantor Grab Gegara Ini

Ribuan Ojol Geruduk dan Segel Kantor Grab Gegara Ini

Mataram, Beritasatu.com – Ribuan pengemudi ojek online alias ojol di Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar aksi demonstrasi yang berujung pada penyegelan kantor Grab di Jalan Selaparang, Kota Mataram, NTB, Kamis (17/4/2025).

Aksi ini merupakan puncak kekecewaan para ojol terhadap implementasi program “paket hemat” yang dinilai menggerogoti pendapatan mereka secara signifikan.

Tidak hanya melakukan aksi di depan kantor Grab, para pengemudi ojol dari berbagai penjuru NTB juga melakukan aksi “mati aplikasi massal”.

Langkah drastis ini melumpuhkan layanan transportasi online di seluruh provinsi, menyebabkan kekacauan dan keresahan di tengah masyarakat yang sehari-hari mengandalkan kemudahan platform tersebut.

Suasana di depan kantor Grab NTB tampak tegang, tetapi tetap tertib.

Para pengemudi ojol menyampaikan orasi dengan nada penuh kekecewaan kepada platform.

Spanduk-spanduk bertuliskan tuntutan dan kritik pedas terhadap kebijakan Grab terbentang di sepanjang jalan.

Danimar, seorang pengemudi online yang menjadi salah satu orator dalam aksi tersebut menyampaikan aspirasi rekan-rekannya dengan suara lantang.

Ia menuntut agar Grab diberikan sanksi tegas atas dugaan pelanggaran regulasi.

“Kami meminta ketegasan regulator untuk menindak aplikator yang tidak patuh. Potongan biaya aplikasi yang kami alami saat ini jauh melebihi batas maksimal 10% yang seharusnya berlaku,” tegas Danimar.

Lebih lanjut, Danimar mendesak penghapusan skema bisnis aplikasi yang dianggap melanggar ketentuan tarif, seperti program “slot hemat” dan “all kilometer hemat”.

Menurutnya, skema-skema ini secara sistematis mengurangi pendapatan para pengemudi.

Isu overload atau kelebihan jumlah pengemudi ojol di NTB juga menjadi sorotan utama dalam aksi ini. Danimar mendesak agar pendaftaran pengemudi online baru di NTB dihentikan sementara waktu.

Tuntutan terakhir yang disuarakan oleh para pengemudi kepada pihak Grab adalah peningkatan tarif dasar transportasi online di NTB. Mereka menilai tarif saat ini tidak lagi relevan dengan biaya operasional yang terus meningkat.

Sebagai bentuk kekecewaan mendalam, para pengemudi melakukan penyegelan kantor Grab NTB. Mereka memberikan ultimatum bahwa segel tersebut tidak akan dibuka sebelum tuntutan mereka dipenuhi.

Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) NTB, Lalu Wira Sakti turut hadir dalam aksi demonstrasi untuk memberikan dukungan moral dan advokasi kepada para pengemudi online.

Ia menegaskan bahwa isu tarif dasar merupakan persoalan paling mendasar yang harus segera diselesaikan.

“Tarif dasar ini akan menjadi fondasi bagi kesejahteraan para pengemudi. Jika tarif dasarnya layak, maka aspek-aspek lain seperti potongan aplikasi dan skema promo yang merugikan bisa diminimalisir dampaknya,” jelas Lalu Wira Sakti.

Ia mengakui bahwa persoalan overload pengemudi juga menjadi perhatian, namun untuk saat ini, fokus utama adalah pada penyesuaian tarif dasar dan penghapusan skema “paket hemat” yang dianggap sangat merugikan para ojol.

Lalu Wira Sakti membeberkan data perbandingan tarif dan potongan aplikasi yang dialami para pengemudi online di NTB.

Menurutnya, tarif dasar untuk jarak pendek seharusnya berada di kisaran Rp 10.400 sesuai regulasi, dengan potongan aplikasi maksimal 15%. Namun kenyataannya para, pengemudi ojol di NTB mengalami potongan 30% hingga 40%.

Ia pun memberikan contoh konkret kerugian yang dialami pengemudi akibat program “paket hemat”.

Misalnya, order penjemputan di wilayah Lembar yang sebelumnya bisa menghasilkan Rp 90.000 bagi pengemudi dari tarif Rp 130.000, kini hanya menghasilkan Rp 60.000 setelah adanya “paket hemat”.

Selain masalah tarif dan “paket hemat”, SPN NTB juga menyoroti praktik “maaf kilometer” yang dianggap merugikan pengemudi Grab Car.

Menurut pengakuan para pengemudi, sering kali jarak tempuh yang tertera di aplikasi lebih pendek dari jarak tempuh sebenarnya dan selisihnya tidak dibayarkan.

Oleh karena itu, para pengemudi menuntut transparansi penuh dari pihak manajemen Grab terkait alokasi dana potongan aplikasi. Mereka mengaku berhak mengetahui ke mana saja sebagian besar pendapatan mereka dialirkan.

Dalam aksi demonstrasi yang berlangsung cukup lama tersebut, tidak terlihat perwakilan dari pihak manajemen Grab NTB yang menemui para pengemudi ojol untuk berdialog.

Ketidakhadiran pihak Grab ini pun semakin menambah kekecewaan dan kemarahan para pengemudi ojol.