Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Review Film Perayaan Mati Rasa: Surat Cinta untuk yang Kehilangan Sosok Terkasih

Review Film Perayaan Mati Rasa: Surat Cinta untuk yang Kehilangan Sosok Terkasih

Jakarta, Beritasatu.com – Film drama Indonesia Perayaan Mati Rasa (2025) mengisahkan perjalanan seorang pria yang mencoba mengubur seluruh perasaannya setelah kehilangan ayahnya, hingga ia merasa mati rasa. Disutradarai oleh mantan bintang cilik Umay Shahab, film ini berfokus pada karakter Ian Antono (Iqbaal Ramadhan), seorang pria muda yang bercita-cita menjadi rockstar bersama band yang tidak terlalu terkenal, Midnight Serenade.

Ian merasa minder dibandingkan dengan adiknya, Uta Antono (Umay Shahab), seorang podcaster terkenal yang ceria. Ia merasa orang tuanya—kapten kapal Satya Antono (Dwi Sasono) dan ibu yang sakit, Dini Antono (Unique Priscilla)—lebih menyayangi Uta yang lebih sukses. Selain itu, Ian juga bergumul dengan hubungan yang tegang dengan sang ayah.

Konflik utama dalam film ini muncul ketika Satya meninggal mendadak saat bertugas. Berita duka ini datang di saat ibu mereka sedang dirawat di rumah sakit. Tidak hanya harus menghadapi kehilangan, kedua bersaudara ini harus menyembunyikan kenyataan tentang kematian ayah mereka demi menjaga kesehatan ibu mereka yang lemah.

Perayaan Mati Rasa, yang berdurasi dua jam, memiliki alur cerita yang teratur dan mengalir dengan baik. Film ini tidak langsung mengungkapkan kematian Satya, tetapi memberi ruang bagi penonton untuk menyelami dinamika keluarga Antonos. Kecepatan alur ini membantu penonton memahami karakter Ian dan keputusan-keputusan yang ia ambil sepanjang cerita.

Umay Shahab menggunakan simbolisme laut dalam film ini untuk menggambarkan perkembangan karakter Ian. Laut memiliki tempat khusus di hati Ian, dan salah satu kenangan masa kecil yang paling berkesan adalah saat ayahnya membawa ia dan adiknya ke laut. Bahkan, Ian menulis lagu berjudul “Laut” untuk menggambarkan jarak yang semakin besar antara dirinya dan sang ayah.

Cerita ini dibagi dalam bab-bab yang dinamai dengan lapisan-lapisan laut, menggambarkan perjalanan Ian melalui tahap-tahap berduka. Semakin mendekati pantai, semakin Ian menerima kenyataan tentang kematian ayahnya dan mengatasi rasa bersalahnya.

Film ini juga mengangkat pertanyaan tentang kapan waktu yang “tepat” untuk memberi tahu seseorang tentang kematian. Karena kondisi kesehatan ibunya yang rapuh, kedua bersaudara ini berusaha untuk meyakinkan ibu mereka dengan berpura-pura ayah mereka masih hidup di laut. Mereka bahkan menggunakan pengubah suara untuk meniru suara ayah mereka dan menenangkan ibu mereka.

Perayaan Mati Rasa (2025). – (Sinemaku Pictures/-)

Namun, Uta benar. Mereka tidak bisa terus berpura-pura. Pada akhirnya, ibu mereka mengetahui kenyataan yang sebenarnya, dan adegan Dini memberi tahu anak-anaknya bahwa ia berhak tahu kebenaran untuk bisa mendoakan suaminya, sangat menyentuh hati penonton.

Selain itu, Perayaan Mati Rasa secara mengejutkan juga menyentil kapitalisme. Band Midnight Serenade tiba-tiba naik daun setelah kematian Satya menjadi berita besar nasional. Lagu Laut yang ditulis Ian dengan mengenang ayahnya pun menjadi viral. Namun, meski band ini berusaha keras untuk diperhatikan, mereka gagal bergabung dengan label besar. Label musik hanya melihat mereka sebagai sumber uang, mengurangi kebebasan kreatif band ini dan memaksa mereka menulis lagu sedih untuk mengikuti tren berduka nasional.

Film ini juga memberikan kritik tajam terhadap media yang seringkali tidak sensitif dalam meliput kematian seseorang, seperti yang terlihat ketika wartawan mengejar mobil Ian untuk meminta komentar meski ia jelas-jelas tidak dalam keadaan siap.

Perayaan Mati Rasa tidak hanya berhasil dalam pengembangan cerita, tetapi juga dalam aspek akting. Adegan Ian menangis saat menonton video-video lama ayahnya menjadi salah satu yang paling mengharukan dalam film ini. Iqbaal Ramadhan berhasil menghidupkan emosi melalui tangisan yang sangat nyata.

Film ini juga dipenuhi dengan elemen musik yang kuat, mengingat latar belakang para pemainnya. Dul Jaelani, anak dari musisi-politikus Ahmad Dhani, berperan sebagai gitaris Midnight Serenade, Saka. Drummer band ini, Randy Danishta, juga merupakan keyboardis band pop-rock Nidji. Umay Shahab, yang juga dikenal sebagai penyanyi cilik, turut menyumbangkan lagu-lagu yang bisa menambah koleksi playlist penonton, mulai dari Laut hingga Sampai Jumpa. Bahkan, Umay berkolaborasi dengan Natania Karin untuk lagu utama Perayaan Mati Rasa.

Perayaan Mati Rasa menjadi sebuah “surat cinta” yang indah untuk mereka yang telah kehilangan sosok ayah atau orang terkasih. Film ini membawa penonton melalui proses berduka, mengingatkan kita bahwa menerima kenyataan atas kematian orang yang kita cintai bisa memakan waktu, tetapi akhirnya kita akan berdamai dengan rasa kehilangan itu.

Merangkum Semua Peristiwa