Jakarta, Beritasatu.com – Enam tahun setelah film pertamanya, Den of Thieves 2: Pantera (2025) hadir sebagai sekuel yang tak terduga setelah enam tahun sejak rilis film pertamanya. Mengambil latar di Eropa, film ini membawa kita kembali ke dunia kejahatan yang penuh intrik dan aksi. Meskipun tidak sepenuhnya sempurna, sekuel ini menawarkan sensasi yang lebih segar dan menyenangkan dibandingkan pendahulunya.
Cerita dimulai dengan Nick O’Brien (Gerard Butler), seorang detektif LASD yang hidupnya hancur setelah peristiwa di film pertama. Nick menuju Antwerp untuk melacak musuh lamanya, Donnie Wilson (O’Shea Jackson Jr) yang kali ini berusaha merampok World Diamond Center. Secara mencurigakan, Nick malah bekerja sama dengan Donnie dan menjadi sahabat barunya.
Den of Thieves 2: Pantera berhasil memberikan nuansa yang berbeda dari film pertama. Salah satu kekuatan film ini adalah penekanan pada pengembangan karakter. Butler yang memerankan Nick memerankan karakter dengan baik.
Namun, ada sedikit kelonggaran dalam cerita, terutama saat Donnie begitu mudah menerima Nick ke dalam gengnya tanpa banyak pertanyaan. Sebagai seorang jenius kriminal, sulit untuk membayangkan Donnie tidak curiga dengan niat Nick.
Meskipun begitu, hubungan chemistry antara Butler dan Jackson berhasil membangun dinamika persahabatan yang cukup menarik, memberikan nuansa yang lebih ringan daripada film sebelumnya yang lebih gelap dan penuh dengan konflik internal.
Aksi dalam Pantera cukup menghibur, meskipun ada beberapa bagian yang terasa terlalu panjang. Durasi lebih dari 140 menit mungkin bisa dipangkas, tetapi pacing yang lebih baik dari pendahulunya membuat film ini tetap terjaga ketegangannya.
Sekuel ini juga menyajikan aksi perampokan yang menegangkan, diikuti dengan kejar-kejaran mobil dan baku tembak. Adegan klimaks meski bisa diprediksi, tetap berhasil memuaskan para penggemar film aksi.
Den of Thieves 2: Pantera menjadi sekuel yang lebih solid dan menghibur dibandingkan film pertamanya. Bagi penggemar aksi dan kejar-kejaran, film ini menjadi altenatif yang layak ditonton.