Jakarta, Beritasatu.com – PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) resmi melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). DAAZ tercatat sebagai emiten ke-37 yang melantai di bursa sepanjang 2024. Perusahaan bahan baku itu menawarkan sebanyak 300 juta saham dengan nominal Rp 100 per saham atau setara dengan 15,02% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun harga final yang ditetapkan oleh emiten perdagangan besar logam dan bijih logam ini, yakni Rp 880 per saham. Hal ini membuat DAAZ diperkirakan dapat meraup Rp 264 miliar dari IPO.
Direktur Utama DAAZ Mahar Atanta Sembiring mengatakan, ia optimistis perusahaannya dapat berkembang lebih pesat setelah membuka diri kepada para investor.
“Rencana perusahaan ke depan ingin menggunakan dana yang sudah kami dapatkan dalam IPO ini untuk dua hal. Pertama untuk meningkatkan volume perdagangan kita dan kedua untuk memberikan working capital kepada anak perusahaan kami. Namun, sebagai perusahaan, kami juga aktif untuk melihat kesempatan-kesempatan lain, dengan berkolaborasi,” ucap Mahar seusai IPO DAAZ di BEI, Jakarta, Senin (11/11/2024).
Ia melanjutkan, sebanyak 33,34% dana IPO akan digunakan untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja perseroan, sementara 66,86% lainnya akan disalurkan melalui pinjaman untuk melakukan pembelian batu bara, pembelian bahan bakar solar, dan modal kerja di anak perusahaan.
Lebih lanjut, Mahar mengatakan, pihaknya secara aktif mencari peluang kolaborasi dengan pihak-pihak lain demi perkembangan perusahaan.
“DAAZ berusaha memberikan end-to-end solution kepada siapa pun yang bisa menggunakan service kita. Jadi bahasanya kita, we are a friend in one kepada pengelola tambang, maupun kepada perusahaan smelter, dan kepada siapa pun di dalam value chain dari industri ini,” tambah Mahar.
Mahar optimistis perseroan dapat mencetak pertumbuhan hingga 20%, sesuai dengan pencapaian perseroan dari tahun ke tahun. Meski pada awal tahun ini terjadi perlambatan, tetapi Mahar melihat perusahaannya mulai bangkit pada Maret hingga saat ini.
“Semoga kita bisa mengejar target penjualan hingga akhir tahun dan mudah-mudahan bisa mengejar penjualan target awal. Paling tidak mendekati,” ucapnya.
Terkait target pertumbuhan 20% pada 2024, Mahar berharap hal itu bisa terealisasi. Ia menyebut apabila melihat dari sejarah perseroan, target terus bertumbuh di atas 20% secara tahunan.
“Kita berharap bisa (mencapai target), tetapi sekali lagi, bergantung kepada produksi di pasar,” pungkasnya.