Resign sebagai Teknisi, Pemuda Tegal Sukses Beternak Kambing Ala Wagyu Jepang Regional 31 Desember 2025

Resign sebagai Teknisi, Pemuda Tegal Sukses Beternak Kambing Ala Wagyu Jepang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Desember 2025

Resign sebagai Teknisi, Pemuda Tegal Sukses Beternak Kambing Ala Wagyu Jepang
Tim Redaksi
TEGAL, KOMPAS.com
— Tingginya permintaan daging kambing untuk kuliner sate khas Tegal menginspirasi seorang pemuda bernama Tarmuji (29) membangun peternakan kambing modern di Desa Dukuhwaru, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Melalui inovasinya, Tarmuji mengelola sekitar 2.000 ekor kambing di atas lahan seluas 1.700 meter persegi untuk menyokong kebutuhan daging kambing bagi warung sate khas
Tegal
yang telah melegenda.
Pemuda yang akrab disapa Muji ini memulai usaha peternakan kambing sejak usia 23 tahun.
Latar belakang Muji terbilang tidak lazim untuk dunia peternakan. Ia merupakan lulusan teknik mesin sekolah menengah kejuruan.
Pada usia 20 tahun, Muji memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai teknisi di sebuah perusahaan industri perakitan sepeda motor di wilayah Jabodetabek.
Keputusan tersebut diambil setelah ia melihat tingginya permintaan daging kambing di Tegal yang mencapai 500 hingga 1.000 ekor per hari.
Di sisi lain, pasokan kambing lokal masih terbatas dan belum mampu mencukupi kebutuhan ratusan warung sate di wilayah tersebut.
“Awalnya karena melihat peluang di Tegal, pecinta kuliner sate di sini sangat banyak. Sate Tegal beda dari yang lain. Dari situ saya berpikir kenapa tidak inisiatif untuk ternak kambing saja,” kata Muji saat menerima kunjungan Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih, Rabu (31/12/2025).
Muji menjelaskan, keempukan daging kambing yang dihasilkan berasal dari pengolahan pakan yang mengadopsi teknik peternakan sapi Wagyu ala Jepang.
Teknik Wagyu Jepang merujuk pada sistem pemeliharaan ternak yang menekankan pengaturan pakan bernutrisi tinggi, jadwal makan terkontrol, serta manajemen stres ternak. Dengan pola tersebut, pertumbuhan lemak intramuskular dan tekstur daging menjadi lebih halus dan empuk.
Teknik tersebut ia pelajari secara langsung saat berada di Jepang.
“Dengan teknis tersebut kualitas daging domba yang dihasilkan memiliki tekstur premium yang menyerupai daging sapi kelas dunia,” pungkas Muji.
Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih yang meninjau langsung Muji Jaya Farm mengaku kagum dengan model peternakan yang dikembangkan Muji.
Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai keputusan Muji terjun ke sektor peternakan merupakan langkah strategis di tengah era disrupsi ekonomi.
Menurut Fikri, sektor pertanian, peternakan, dan kuliner merupakan bidang fundamental yang tidak dapat tergantikan oleh teknologi.
“Saya kira ini pilihan yang sangat tepat karena di era disrupsi seperti sekarang ini, sektor pertanian, peternakan, dan kuliner adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan, sehingga usaha ini akan berkelanjutan,” kata Fikri.
Fikri yang merupakan legislator daerah pemilihan IX Jawa Tengah (Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes) menilai model peternakan berbasis kolaborasi yang dibangun Muji layak diduplikasi di daerah lain.
Menurut dia, pendekatan tersebut mampu memperkuat ekonomi kerakyatan tanpa saling mematikan antar-pelaku usaha.
Ia juga menyoroti kemampuan Muji dalam mengelola seluruh aspek peternakan, mulai dari pakan hingga pemanfaatan limbah kotoran dan urin menjadi produk bernilai guna.
Kemampuan tersebut dinilai menjadi salah satu kunci di balik kualitas daging kambing yang empuk dan diminati konsumen.
Melalui kunjungan masa reses Desember 2025, Fikri mengajak generasi muda untuk tidak ragu berinovasi di sektor peternakan.
Dengan sentuhan manajemen modern, sektor tersebut dinilai mampu menciptakan lapangan kerja mandiri yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.