Remaja di Pondok Aren Diduga Gelapkan Dana Investasi Bodong Rp 1,5 Miliar Megapolitan 12 Agustus 2025

Remaja di Pondok Aren Diduga Gelapkan Dana Investasi Bodong Rp 1,5 Miliar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Agustus 2025

Remaja di Pondok Aren Diduga Gelapkan Dana Investasi Bodong Rp 1,5 Miliar
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Remaja berinisial G (19), warga Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan, diduga melakukan investasi bodong dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar.
Ketua RT 003/004, Jurang Mangu Barat, Arpan (50), mengaku bahwa awalnya ia tidak mengetahui adanya praktik investasi tersebut di lingkungannya lantaran para korban bukan warganya, tetapi dari luar wilayah.
“Saya baru tahu ini setelah ada yang datang ke rumah saya hari Kamis (7/8/2025) jam 23.30 WIB terus lapor ke saya. Kalau enggak lapor, saya enggak akan tahu,” ujar Arpan saat ditemui
Kompas.com
di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (12/8/2025).
Arpan menjelaskan, sebelum laporan masuk kepadanya, rumah G sudah lebih dulu didatangi sejumlah korban pada Kamis sore.
Mereka sempat berdebat soal uang, tetapi tidak menemukan titik temu. Malamnya, mereka memanggil Arpan untuk menengahi perdebatan.
Malam itu, Arpan mendapati tiga orang korban yang datang menuntut uang mereka dikembalikan secara utuh oleh G.
Namun, keesokan harinya, Arpan kaget karena jumlah korban bertambah hingga puluhan orang dan datang bergantian.
“Saya minta penjelasan ke semuanya, ke korban sama si pelaku. Pelaku ini mengaku uangnya masuk ke dia,” kata Arpan.
Menurut dia, G diduga menjalankan sistem pinjam meminjam berbasis kepercayaan yang bermula dari hubungan jual beli baju secara daring.
G memiliki seorang
seller
yang ternyata juga menjadi korban. Keduanya tidak saling mengenal dan belum pernah bertemu, tetapi hubungan bisnis itu menumbuhkan rasa saling percaya.
Karena sudah saling percaya, G mengajak
seller
-nya itu untuk membangun bisnis pinjam meminjam dengan basis kepercayaan.
“Yang laporan ke saya itu adalah
seller
-nya juga.
Seller
dari pada si pelaku. Jadi, si
seller
ini modalin juga sebetulnya ke pelaku,” kata Arpan.
“Nah, si pelaku ini juga mencari nasabah untuk meminjamkan uangnya. Si
seller
juga cari orang yang meminjamkan ke mereka. Sistemnya adalah kepercayaan. Itu yang saya bingung. Padahal pada enggak saling kenal,” sambung dia.
Seiring waktu, jumlah anggota yang terlibat dalam bisnis tersebut terus bertambah hingga ratusan orang.
“Dia bilang ada 700 anggota, kan banyak banget berarti,” imbuh dia.
Dari informasi yang didapati Arpan, kerugian awalnya disebut mencapai Rp 500 juta. Namun, data yang diterima Arpan berkembang menjadi Rp 1 miliar, dan terakhir mencapai sekitar Rp 1,5 miliar.
Situasi rumah pelaku pun mulai memanas lantaran korban yang sebagian besar anak muda meminta uang mereka dikembalikan saat itu juga.
Karena situasi sudah memanas, Arpan akhirnya meminta bantuan Babinsa.
“Mereka maunya uang balik hari itu juga. Saya sudah coba menengahi, tapi enggak berhasil. Akhirnya saya minta bantuan Babinsa, Binamas, dan polisi,” kata Arpan.
Para korban tetap tidak puas sampai akhirnya G dibawa ke kantor polisi untuk proses mediasi dan penyelidikan lebih lanjut pada Jumat (8/8/2025) pukul 18.00 WIB.
Sementara itu, Kapolsek Pondok Aren Kompol Anne Rose Asrippina membenarkan peristiwa itu. Dia mengatakan, pelaku saat ini masih ditahan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Terduga pelaku sudah kami amankan. Untuk hasil penyelidikan, kami masih dalami, uangnya di mana dan digunakan untuk apa,” kata dia
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.