Relokasi Pasar Barito Dinilai Mendadak, Pedagang Bingung dan Minta Ditunda
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Menjelang relokasi besar-besaran Pasar Hewan Barito pada Minggu (3/8/2025), para pedagang mengaku bingung dan cemas.
Mereka mengeluhkan pemberitahuan yang mendadak, kesiapan fasilitas relokasi yang belum optimal, serta belum adanya kejelasan teknis dari pemerintah.
Salah satu pedagang, Deni (32), yang telah 16 tahun berjualan burung di
Pasar Barito
, menyampaikan kegelisahannya.
“Semuanya serba mendadak. Tanggal 3 harus kosong, padahal tanggal 1 saja masih banyak yang jualan di sini. Kami kelimpungan. Kalau mau ngontrak, uang dari mana? Kalau pulang kampung, makan apa?” kata Deni saat ditemui
Kompas.com,
Jumat (1/8/2025).
Deni menyebutkan, para pedagang hanya diberi waktu sekitar satu bulan untuk bersiap, tanpa pemberitahuan resmi secara tertulis dari Pemerintah Provinsi
Jakarta
.
“Cuma ada perwakilan dari wali kota datang, bilang ini perintah Gubernur. Tapi dari pihak Gubernur sendiri enggak ada yang datang,” ujarnya.
Deni berharap pemerintah memberikan perpanjangan waktu untuk relokasi agar para pedagang bisa menyesuaikan diri.
“Kami cuma minta waktunya diperpanjang. Idealnya sampai habis Lebaran 2026, biar pelanggan juga bisa menyesuaikan,” lanjutnya.
Menurut mereka, saat ini ada sekitar 135 kios aktif di Pasar Barito. Namun, lokasi relokasi yang disiapkan di kawasan Lenteng Agung hanya menyediakan 66 unit untuk
pedagang burung
—jumlah yang jauh dari memadai.
“
Pedagang burung
saja ada 85. Jadi masih kurang 19 kios. Itu yang bikin gaduh dari kemarin,” kata dia.
Keluhan serupa juga disampaikan Hadi (33), pedagang burung lainnya. Ia kecewa karena lokasi baru belum siap, sementara pedagang sudah diminta angkat kaki dari Barito.
“Sekarang waktunya cari uang, malah disuruh tutup. Sabtu-Minggu itu masa paling rame buat kami,” ujarnya.
Hadi berharap pemerintah benar-benar menyiapkan lokasi relokasi secara matang sebelum meminta pedagang pindah.
Sementara itu, Riko (27), generasi ketiga dari keluarga pedagang alat perawatan hewan di Barito, juga menyampaikan keprihatinan. Ia tak menolak relokasi, namun meminta pemerintah memberi dukungan atau kelonggaran waktu.
“Kalau bisa ya diundur. Minimal ya lima atau enam bulan lah. Kami ini cuma minta dikasih napas sedikit. Jangan tiba-tiba,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Ali Murthadho menyampaikan, relokasi dilakukan untuk pembangunan
Taman ASEAN
, proyek penggabungan tiga taman eksisting, yaitu Taman Leuser, Taman Ayodhya, dan Taman Langsat.
Taman ini ditargetkan rampung pada Desember 2025 dan akan diresmikan oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
“Harapannya lokasi relokasi ini nantinya menjadi tempat ikoniknya Jakarta Selatan,” ujar Ali dalam peninjauan lahan, dikutip dari laman resmi selatan.
jakarta
.go.id, Jumat.
Namun hingga saat ini, para pedagang menyebut belum ada kepastian kapan lokasi pengganti benar-benar siap digunakan. Banyak dari mereka memilih bertahan sambil menunggu perkembangan terakhir.
“Kita tunggu saja. Sebagian sudah mulai nyicil bawa barang ke rumah. Tapi kebanyakan masih bertahan. Kalau tanggal 4 masih ada yang jualan, ya nanti kita musyawarah lagi,” kata Deni.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Relokasi Pasar Barito Dinilai Mendadak, Pedagang Bingung dan Minta Ditunda Megapolitan 1 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/01/688c603ab7e98.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)