Reli Berlanjut, Harga Perak Cetak Rekor Tertinggi

Reli Berlanjut, Harga Perak Cetak Rekor Tertinggi

Jakarta, Beritasatu.com – Pasar emas dunia mulai membentuk level support baru di sekitar US$ 4.200 per troi ons, menjaga tren bullish yang solid. Di sisi lain, perak kembali menjadi pusat perhatian, memasuki akhir pekan dengan rekor tertinggi baru di atas US$ 58 per troi ons.

Dilansir dari Kitco News, Sabtu (6/12/2025), sepanjang pekan ini, perak tidak hanya mencatat aksi beli lanjutan yang kuat, tetapi juga menunjukkan koreksi yang dangkal, dengan level support bertahan di kisaran US$ 56. Kinerja positif ini membuat perak mengungguli emas secara signifikan.

Dalam laporan pekan lalu, disebutkan bahwa transisi menuju energi hijau menjadi pendorong utama lonjakan permintaan industri perak. Faktor ini juga menyebabkan defisit pasar selama lima tahun berturut-turut.

Menurut World Economic Forum, nilai ekonomi energi hijau diperkirakan mencapai US$ 7 triliun pada 2030, naik dari sekitar US$ 5 triliun per tahun saat ini.

Pemintaan dari India sebagai konsumen perak terbesar kedua dunia juga semakin jelas. Pembelian besar-besaran pada Oktober dan November 2025 mengganggu pasar perak fisik over-the-counter di London, menyebabkan masalah pasokan dan likuiditas yang masih belum terselesaikan.

Menurut Metals Focus, salah satu faktor utama lonjakan permintaan India adalah kembalinya peran perak sebagai aset moneter. Bank Sentral India (RBI) bulan lalu mengumumkan aturan baru yang memungkinkan masyarakat menggadaikan aset perak untuk memperoleh kredit melalui bank dan lembaga keuangan mulai 1 April 2026.

“Langkah ini bisa membantu memobilisasi kepemilikan perak rumah tangga di India dan mengakui perak sebagai aset jaminan utama,” kata Metals Focus.

Meski sebelumnya gadai perak telah ada secara informal, kebijakan RBI ini menandai pengakuan resmi pertama perak sebagai aset kolateral dalam sistem regulasi.

Meskipun perak telah mencetak kenaikan signifikan tahun ini, pasar dinilai masih menyimpan potensi lanjutan. Namun, investor diingatkan untuk tetap berhati-hati mengingat pasar perak lebih kecil dan lebih volatil dibanding emas.

Analis Senior Bloomberg Intelligence, Mike McGlone, memperingatkan bahwa harga perak berpeluang turun ke US$ 40 atau naik hingga US$ 75 per troi ons, mencerminkan volatilitas pasar yang tinggi.