Relawan Penanganan Keracunan MBG di Bandung Barat Hampir Konsumsi Makanan Kedaluwarsa Bandung 24 September 2025

Relawan Penanganan Keracunan MBG di Bandung Barat Hampir Konsumsi Makanan Kedaluwarsa
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 September 2025

Relawan Penanganan Keracunan MBG di Bandung Barat Hampir Konsumsi Makanan Kedaluwarsa
Tim Redaksi
BANDUNG BARAT, KOMPAS.com
– Relawan kemanusiaan yang membantu penanganan keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, nyaris mengonsumsi makanan siap saji kedaluwarsa.
Paket makanan dengan label bantuan Kementerian Sosial RI Tahun 2024 itu berisi menu “Gulai Ikan”.
Di kemasannya tercantum jelas keterangan “baik digunakan sebelum 17 Agustus 2025”.
Sejumlah relawan yang bersiaga di halaman parkir ambulans mengaku sempat menerima paket makanan siap saji kedaluwarsa tersebut.
Dewi (35), relawan asal Kecamatan Gununghalu, mengatakan ia awalnya hendak memakannya karena dianggap bekal dari petugas di lapangan.
“Iya, tadi disuruh ambil sama petugas, katanya itu makanan untuk relawan,” ujar Dewi saat ditemui di lokasi, Rabu (24/9/2025).
Namun, niat itu langsung urung setelah ia membaca masa kedaluwarsa pada kemasan.
Dewi mengaku khawatir bila makanan itu justru membahayakan kesehatan.
“Saya malah baru tahu. Lihat masa berlakunya sudah kedaluwarsa, saya jadi tak berani makan. Takut ada apa-apa,” ucapnya.
Kabar soal makanan kedaluwarsa itu cepat menyebar di antara relawan yang sedang sibuk membantu ratusan korban keracunan MBG.
Mereka khawatir, alih-alih menjaga stamina, bantuan itu justru berpotensi menambah jumlah korban keracunan makanan.
Penanggung jawab Lumbung Pangan Sosial Cibenda, Abdulrohman, membenarkan adanya paket makanan siap saji kedaluwarsa yang sempat terbawa keluar.
Namun, Abdulrohman menegaskan bantuan makanan cepat saji itu belum sempat diedarkan secara resmi.
“Itu sebetulnya kebawa, belum diedarkan dan memang belum dibagikan kepada relawan. Sudah dibawa kembali ke lumbung sosial,” kata Abdulrohman.
Ia menjelaskan, makanan tersebut merupakan stok lama dari Kementerian Sosial yang diterima sejak Oktober 2024.
Kesalahan distribusi terjadi karena kemasan makanan siap saji serupa dengan kemasan bantuan makanan ringan.
“Jadi,
packaging
bantuan makanan ringan yang harusnya dibawa itu sama dengan kemasan makanan saji kadaluwarsa. Intinya terbawa, tetapi sudah kami tarik kembali,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.