Mataram, Beritasatu.com – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang pemuda penyandang disabilitas Iwas atau Agus Buntung, menarik perhatian publik. Peristiwa ini bukan hanya ramai dibicarakan di media sosial, tetapi juga memicu rasa penasaran di kalangan masyarakat setempat, terutama saat rekonstruksi kasus digelar oleh Polda NTB pada Rabu (11/12/2024).
Rekonstruksi kasus tersebut berlangsung di beberapa lokasi, termasuk Taman Udayana dan sebuah homestay di kawasan Mataram. Momen tersebut menarik perhatian warga sekitar, pengendara yang melintas, hingga para pelajar.
Banyak dari mereka yang penasaran dengan sosok Agus Buntung. Masyarakat dibuat penasaran karena merasa heran seorang penyandang disabilitas bisa berbuat asusila.
Sejumlah warga mendekati lokasi rekonstruksi, bahkan ada yang mengabadikan kejadian tersebut dengan ponsel mereka. Salah seorang warga, Heny mengungkapkan rasa geramnya terhadap tindakan Agus.
“Kami melihat berita ini lewat ponsel dan langsung marah, karena dia melecehkan perempuan. Sebelumnya, kami kasihan melihatnya, tetapi setelah tahu perbuatannya, kami meminta agar dia dihukum setimpal,” ujar Heny.
Agus dikenal sebagai sosok yang sering terlihat di kawasan Taman Udayana dan sekitarnya. Ia menggunakan motor modifikasi untuk beraktivitas sehari-hari. Beberapa warga mengaku sering melihatnya berjalan bersama pacarnya atau saat pulang dari tempat ibadah.
“Saya sering melihat dia. Awalnya, tidak menyangka dia bisa melakukan hal seperti itu, apalagi dengan kondisi disabilitas,” tambah Heny.
Namun, setelah kasus ini mencuat, banyak warga yang mulai mempertanyakan bagaimana Agus bisa melakukan perbuatannya. Heny bahkan mengungkapkan adiknya pernah dirayu oleh Agus di Taman Udayana, tetapi berhasil menghindar.
“Adik saya pernah dirayu olehnya. Agus sempat mengedipkan mata sambil menggunakan motor. Beruntung adik saya bisa lolos,” jelas Heny.
Kasus ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Di satu sisi, banyak yang terkejut dan tidak percaya bahwa seseorang dengan keterbatasan fisik seperti Agus mampu melakukan tindakan pelecehan seksual. Di sisi lain, sebagian besar warga merasa geram dan mendesak aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman yang setimpal.
“Kami, para wanita, merasa prihatin. Kalau bisa, pelaku dihukum seadil-adilnya agar menjadi pelajaran bagi semua orang,” tegas Heny ikut geram dengan perbuatan Agus Buntung.