Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu angkat suara soal kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen terhadap daya beli masyarakat.
Ia mengungkapkan bahwa Dewan Ekonomi Nasional (DEN) sempat memberikan rekomendasi untuk menunda penerapan PPN secara menyeluruh karena lemahnya daya beli masyarakat.
“Data menunjukkan daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah dan aspiring middle class, sedang melemah. Ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi,” ungkap Mari, di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (7/1/2025).
DEN menurutnya telah mengusulkan dua solusi untuk mengatasi persoalan ini, yaitu stimulus untuk kelas menengah, serta mempertimbangkan ulang Kenaikan PPN.
Menurut Mari, pemberian stimulus seharusnya juga menyasar kelas menengah yang belakangan juga mengalami penurunan daya beli.
“Perlu ada stimulus terutama untuk kelas menengah, jaga juga kelas menengah ke bawah. Tapi aspiring middle class dan middle class itu dari segala macam analisa dan data memang daya belinya melemah, jadi stimulusnya tidak bisa hanya bantuan tunai langsung, tapi juga untuk middle class,” bebernya.
Maka itu, salah satu usul yang juga telah disampaikan DEN adalah mengenai diskon listrik 50 persen dengan target middle class.
“Kami hanya dalam posisi memberikan analisa dan rekomendasi. Tujuannya adalah memastikan kebijakan yang diambil tidak menghambat pertumbuhan ekonomi,” jelas Mari.