Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.
Rayakan HUT Jakarta, IKABOGA perkenalkan budaya minum teh khas Betawi, `Nyahi`
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Senin, 07 Juli 2025 – 19:34 WIB
Elshinta.com – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 DKI Jakarta, Ikatan Ahli Boga Indonesia (IKABOGA) DPD DKI Jakarta menghadirkan kembali budaya minum teh khas Betawi yang dikenal dengan nama “Nyahi.”
Tradisi ini diperkenalkan dalam konsep unik melalui “bus wisata kuliner,” yang membawa para peserta menyusuri berbagai titik bersejarah dan ikonik Jakarta sambil menikmati teh dan aneka kudapan khas Betawi.
Wakil Ketua DPD IKABOGA DKI Jakarta, Indah Erniawati, mengayakan budaya nyahi merupakan tradisi minum teh masyarakat Betawi yang biasa dilakukan di pagi atau sore hari, atau saat hajatan keluarga.
Sajian teh disandingkan dengan aneka kue tradisional Betawi yang kini mulai langka dikenal, bahkan di kalangan masyarakat Betawi sendiri.
“Nyahi itu budaya minum teh ala Betawi. Tapi sayangnya, generasi sekarang banyak yang tidak tahu apa itu nyahi. Padahal di dalamnya ada nilai budaya, sejarah, dan identitas,” kata Indah, Sabtu (5/7/2025).
Dalam momentum menuju lima abad Jakarta, IKABOGA mengusung tema besar “Merawat Tradisi, Mendorong UMKM Melangkah Global.”
Salah satu misinya adalah menjaga kelestarian warisan budaya tak benda (WBTB), khususnya kuliner khas Jakarta agar tetap dikenal dan dicintai generasi muda.
“Kami ingin generasi penerus bangsa ini tahu dan bangga dengan kuliner tradisionalnya. Jangan sampai makanan khas kita hilang, apalagi di ibu kota,” ungkapnya.
Salah satu kuliner khas Betawi yang dihidangkan dalam sesi nyahi adalah kue Eftapas Portugis, simbol dari akulturasi budaya Betawi dengan pengaruh Cina, Portugis, dan lokal Indonesia.
Kue ini menggunakan bahan-bahan tradisional seperti tepung beras, kelapa, ebi, dan rempah-rempah khas Nusantara.
“Melalui kuliner, kita bisa bercerita banyak tentang sejarah dan percampuran budaya di Jakarta. Kue Eftapas adalah contoh nyata warisan itu,” paparnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Senin (7/7).
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang promosi bagi pelaku UMKM kuliner untuk mengangkat kembali makanan tradisional ke panggung publik dan mempersiapkannya agar bisa bersaing di pasar global melalui pendekatan budaya dan digitalisasi.
Sumber : Radio Elshinta
