Liputan6.com, Pekanbaru – Ratusan siswa dari berbagai sekolah menengah atas di Provinsi Riau deklarasikan perangi narkoba. Bersama puluhan guru dan personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau, mereka ingin hidup penuh kreativitas tanpa barang haram itu.
Sosialisasi bahaya narkoba ini merupakan bagian materi kepemimpinan dasar bagi pengurus organisasi siswa (OSIS). Berlangsung di salah satu hotel di Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, kegiatan mengangkat tema “Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas Siswa tanpa Narkoba”.
“Ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya siswa dan guru terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Riau Kombes Manang Soebeti, Kamis siang, 14 November 2024.
Manang menjelaskan, pencegahan narkoba sejak dini menjadi program prioritas Presiden Prabowo menyongsong Indonesia Emas 2045. Murid SMA sebagai penerus bangsa harus dijauhkan dari narkoba dengan kegiatan-kegiatan positif.
“Generasi muda harus dipersiapkan dari sekarang, dijauhkan dari narkoba karena bisa membuat masa depan terancam,” kata Manang.
Salah satu pemateri adalah AKP Jaliper. Dialog interaktif menarik perhatian ratusan siswa sehingga mereka begitu antusias bertanya terkait jenis-jenis narkoba, bagaimana masuknya ke Indonesia, peredarannya kepada pelajar dan cara menghindarinya.
Jaliper menjelaskan, Riau sebagai provinsi yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara serta banyaknya pelabuhan tikus sangat mudah disusupi jaringan internasional. Mereka memanfaatkan warga lokal sebagai kaki tangan dengan upah menggiurkan.
Tidak hanya menyasar orang dewasa, kalangan pelajar juga dipengaruhi menjadi pengguna. Ketergantungan akhirnya membuat generasi muda menjadi kaki tangan jaringan pengedar.
“Cara menghindarinya adalah pergaulan, jaga pergaulan dengan mengikuti hal-hal positif, sementara untuk memberantasnya butuh kerja sama masyarakat dengan kepolisian,” kata Jaliper.