Ragam Cerita Pencari Kerja di Job Fair yang Tersandung Realita Perekrutan Megapolitan 17 April 2025

Ragam Cerita Pencari Kerja di Job Fair yang Tersandung Realita Perekrutan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

Ragam Cerita Pencari Kerja di Job Fair yang Tersandung Realita Perekrutan
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ribuan
pencari kerja
mendatangi Jakarta Job Fair yang digelar di Gelanggang Mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta Barat, pada 15-16 April 2025.
Namun, di balik semarak booth dan tumpukan lamaran, tersimpan kegelisahan para pencari kerja yang harus menyesuaikan harapan dengan realita.
Nova (24) dan Caca (23), dua peserta job fair, mengaku tak mempermasalahkan jenis pekerjaan selama ada peluang. Latar belakang pendidikan tak lagi jadi patokan mutlak, terpenting diterima.
“Sebenernya dari awal minatnya ke bidang manajemen SDM, cuma kalau ke depannya ada peluang buat lintas sektor dan cocok, mungkin bakalan move jurusan,” ujar Nova.
“Enggak apa deh lintas sektor, karena mengerjakan hal baru juga ya dan sesuai passion sih,” timpal Caca.
Senada dengan mereka, Niko (30) juga tak pilih-pilih posisi, asal bisa mendapat pekerjaan tetap.
“Yang penting ada berpeluang jadi karyawan tetap aja ya. Soalnya umur makin nambah, saingan makin banyak,” ucapnya.
Namun, peluang itu tak mudah digapai. Banyak peserta terbentur syarat administratif, terutama soal batas usia.
“Kesulitannya paling syaratnya, terutama usia. Usia sangat-sangat jadi penghambat,” keluh Niko.
Magang pun bukan solusi mudah. Niko mengatakan bahwa melamar posisi magang pun tetap sulit, karena banyak perusahaan mencari peserta yang tidak dibayar atau masih berusia sangat muda.
“Kalau kita lamar ke internship pun tetap susah ya. Karena entah itu dari mereka yang mau nyarinya yang unpaid, atau mereka yang nyarinya emang masih belia. Jadinya susah dari situ juga dari internship,” jelas Niko.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, mengatakan ada lebih dari 100.000 lapangan kerja yang ditawarkan Jepang bagi tenaga kerja Indonesia.
“Kalaulah Jakarta bisa mengambil 10.000, harus mulai inventarisasi hari ini,” ujarnya.
Kabar ini pun disambut antusias oleh sebagian pencari kerja. Niko tampak antusias mempelajari booth kerja ke Jepang..
“Sempet cari info yang luar negeri. Di sana kayaknya yang penting mau kerja ajalah,” kata Niko.
Sementara Rifki (24) memilih untuk tetap di Jakarta agar tidak teralalu jauh dari keluarga.
“Masih mau coba kerja di negara sendiri dulu aja. Enggak mau jauh dari keluarga karena orangtua nungguin di rumah,” katanya.
Job fair ini memang jadi ladang harapan. Tapi banyak harapan itu harus disesuaikan dengan syarat yang tidak semua orang bisa penuhi.
Di balik ribuan lowongan, ada ribuan cerita—tentang adaptasi, bertahan, dan menanti kesempatan yang benar-benar terbuka.
(Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.