Jakarta, Beritasatu.com – PT Petrosea Tbk (PTRO) bakal mendulang keuntungan dari meningkatnya target produksi batu bara domestik. Pemerintah telah mematok produksi batu bara dalam negeri mencapai 922 juta per tahun, tumbuh 20% sepanjang 2024-2026. Menurut Analis Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari, target peningkatan produksi batu bara domestik yang dicanangkan pemerintah itu akan dapat menguntungkan PTRO. Sebab, sebagai kontraktor pertambangan yang mempunyai layanan dan pengalaman unggul, PTRO berpotensi mengamankan lebih banyak kontrak di masa mendatang.
Keuntungan lain yang didapat PTRO dari peningkatan produksi batu bara domestik adalah meluasnya pangsa pasar perseroan sejalan dengan bertumbuhnya produksi batu bara secara bertahap dan kontrak baru yang sudah diamankan PTRO pada tahun ini.
“Kami memproyeksikan, perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar di industri didorong oleh peningkatan produksi batu bara secara bertahap dari tiga kontrak baru yang diamankan pada tahun ini,” tulis Yoga dalam risetnya yang dipublikasi dikutip, Rabu (13/11/2024).
Salah satu dari tiga kontrak yang sudah diamankan PTRO yaitu kontrak dari klien di proyek Berau Ltd. dan PT Pasir Bara Prima. Bersama BP Berau Ltd., PTRO telah menandatangani kontrak untuk pekerjaan Awal Darat Teknik, EPC untuk Proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS, dan Tangguh Onshore Compression (UCC) dengan nilai kontrak sekitar US$ 302 juta atau setara Rp 4,91 triliun.
Petrosea juga meneken kontrak layanan pertambangan bersama PT Pasir Bara Prima dengan nilai kontrak berkisar US$ 511 juta atau setara Rp 8,30 triliun. Tidak berhenti di situ, PTRO telah menandatangani term sheet perjanjian jasa penambangan dengan PT Global Bara Mandiri dengan nilai sekitar US$ 230 juta atau Rp 3,73 triliun selama delapan tahun yang dapat diperpanjang menjadi kontrak life of mine.
“Kami memperkirakan, CAGR laba perseroan tumbuh kuat sebesar 59% dari 2023 hingga 2028 didorong oleh CAGR pendapatan sebesar 22% dan ekspansi margin terutama di divisi batu bara,” ungkap Yoga.
Yoga bahkan mengestimasi, pendapatan kontraktor pertambangan bakal tumbuh dengan CAGR yang kuat hingga mencapai 20%. CAGR sektor pertambangan batu bara akan terus bertumbuh signifikan sebesar 101% didukung oleh peningkatan bertahap dalam produksi batu bara.
“Kami memproyeksikan, CAGR sebesar 19% pada segmen EPC didorong oleh kontrak-kontrak baru dari Grup Barito, klien-klien eksisting seperti Freeport dan pihak eksternal baru,” tambah Yoga.
Lebih lanjut, Yoga memprediksi, PTRO juga akan mampu memanfaatkan sinergi dengan pemilik barunya melalui partisipasi dalam proyek-proyek dari perusahaan lain di Grup Barito seperti TPIA, BREN, dan BRPT. Oleh karena itu, sinergi tersebut bakal memperbaiki margin operasional PTRO dengan margin sekitar 11% pada 2028. Margin tersebut lebih tinggi ketimbang margin pada 2023 yang sebesar 6% berkat menguatnya margin pada divisi batu bara.
“Kami mengasumsikan, biaya kas PTRO akan berangsur-angsur turun menjadi US$ 35 per ton untuk segmen pertambangan batu bara PTRO dalam lima tahun ke depan. Angka ini lebih kecil dari yang diprediksi sebesar US$ 55 per ton pada 2024,” tutup Yoga.