Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengevaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 pasca insiden tungku smelter PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel) meledak akhir tahun lalu.
Media Relations Manager PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi total termasuk menambah jalur evakuasi dan CCTV di seluruh tempat operasional smelter.
“Jadi CCTV itu bukan hanya dipantau oleh tim safety, juga bahkan beberapa petinggi bisa memantau dari ruangannya masing-masing. Sehingga ini memudahkan proses koordinasi dan membedakan sisi ketika terjadi situasi berbahaya,” kata Dedy saat media visit di Menara Kompas, Kamis (19/12/2024).
Dedy menyebut, IMIP juga merombak Standar Operasional Prosedur (SOP) dari segi pengawasan dalam smelter. Dia bilang, ada penambahan pengawas dan tim safety pasca terjadinya insiden tersebut.
“Dulu setiap kali ada satu pekerjaan yang dilakukan oleh satu grup, isinya antara 12 sampai 17 orang, ditambah satu pengawas, satu safety, dan satu supervisor yang merangkak sebagai engineer,” ucap dia.
“Sekarang ada penambahan. Jumlah grup nya tetap, tapi pengawasnya ditambah. Pengawas, tim safety nya juga, dan engineer nya juga ditambah,” sambungnya.
Sementara untuk korban insiden smelter ITSS, Dedy mengaku telah memberikan opsi untuk kembali bekerja sesuai dengan posisi yang sama atau beralih ke unit lain. PT IMIP juga memberikan konseling untuk pemulihan dari sisi psikologis pada korban.
“Kalau mereka masih ingin tetap bekerja di posisinya seperti yang dulu, kami persilahkan. Tapi kalau mereka ingin berpindah, pindah departemen, ya kami akan support pindah,” ucap Dedy.
“Kebanyakan dari dari kurang lebih 15 yang luka kemarin rata-rata pindah departemen. Selain itu juga kami ada konseling untuk kondisi psikologi,” jelas dia.
Sebelumnya, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) membantah tungku smelter PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel) kembali meledak.
PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel) merupakan salah satu tenant di Kawasan IMIP.
Manager Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan membenarkan bahwa ada kejadian kecelakaan kerja yang mengakibatkan dua orang harus dilarikan ke rumah sakit pada Kamis (13/6/2024) kemarin.
Namun, kata Dedy, kecelakaan kerja itu bukan diakibatkan oleh ledakan, melainkan hal lain.
“Itu benar. Namun sekali lagi kami tegaskan bahwa itu terjadi bukan karena ledakan, melainkan semburan uap panas ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat di lantai pabrik,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (14/6/2024).
Dedy menjelaskan, kejadian itu berawal ketika sejumlah karyawan sedang melakukan pembersihan lantai pabrik dari ceceran terak baja.
Guna mempermudah proses pembersihan, dilakukan pemotongan terak baja tersebut.
Usai dipotong, tiba-tiba salah seorang karyawan menyiram air pada terak baja yang baru saja dipotong dengan maksud untuk mempercepat proses pendinginan.
Akibatnya, terjadi semburan uap panas dan mengenai dua orang karyawan. Dua karyawan PT ITSS itu pun dilarikan ke Klinik IMIP usai terkena uap panas ferronickel sekitar pukul 22.00 WITA.
Sebelumnya, Serikat Buruh Indistri, Pertambamgan dan Energi (SBIPE) IMIP Morowali menyebut ada ledakan ulang di tungku Feronikel di PT ITSS yang terjadi pada 13 Juni 2024 pukul 22.00 WITA
Ada dua orang buruh bernama Jekmaryono dan Yudarlan yang menjadi korban dari kecelakaan kerja tersebut.
Ketua SBIPE IMIP Morowali, Henry menyayangkan adanya ledakan ulang tersebut.
Ia meminta dilakukan audit menyeluruh melalui tim independen yang melibatkan serikat buruh, sebagaimana yang telah diminta saat tragedi ITSS pada Desember 2023.