Dari Bandara Sibolga, Dedi Mulyadi Pantau Banjir Rob Indramayu dan Instruksikan Bupati Relokasi Warga
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menelepon Bupati Indramayu Lucky Hakim untuk menanyakan kondisi banjir yang menerjang dua desa di Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Jumat (5/12/2025).
Dalam rekaman video yang diterima Kompas.com,
Dedi Mulyadi
yang saat itu berada di Bandara Sibolga, Sumatera Utara, terlihat menghubungi Lucky melalui gawai pribadinya.
Mantan Bupati Purwakarta itu memastikan perkembangan dua desa yang kerap menjadi langganan
banjir rob
saat musim hujan.
“Nah ini kan banjir terus-terusan, kalau saya tuh enggak mau terus-terusan, harus ditangani dengan baik dan terselesaikan. Kalau dua desa Bupati yang
nanganin
,” kata Dedi.
Lucky menjelaskan bahwa banjir disebabkan rob yang berulang serta luapan air sungai di sekitar wilayah tersebut, sehingga memperparah tinggi genangan.
“Kalau rob sudah biasa tuh, datang lagi datang lagi, nah ini ditambah lagi, apa air mungkin debit dari hilir (sungai) masuk,” ujar Lucky.
Ia menambahkan, Pemkab
Indramayu
sebenarnya sudah melakukan pengerukan di bantaran sungai.
Namun, pekerjaan terhambat karena ratusan warga yang tinggal di sepanjang bantaran menolak untuk direlokasi.
“Ini ada kendala juga ketika kemarin kami rapat dengan BBWS dan PU pusat juga. Ada rumah-rumah yang tinggal di bantaran sungai. Mereka enggak mau pindah,” kata Lucky.
Kendala lain, lanjutnya, adalah keberadaan lahan milik sebuah koperasi di sekitar lokasi.
Penggunaan lahan tersebut membutuhkan izin.
“Ada jalan yang memang akses ke rumah-rumah masyarakat, tetapi jalanan itu dimiliki koperasi,” ujarnya.
Mendengar laporan tersebut, Dedi meminta Lucky segera mendata warga yang tinggal di bantaran sungai.
Ia memastikan pemerintah provinsi akan memberikan uang kompensasi sebesar Rp 10 juta per kepala keluarga untuk biaya kontrak rumah sementara.
“Oke, 200 rumah di PDF kirim datanya ke saya. Kemudian, nanti saya kasih bantuan Rp 10 juta untuk mereka kontrak dulu di tempat lain,” kata Dedi.
Adapun untuk lahan milik koperasi, Dedi meminta bupati segera bertemu pihak koperasi dan mengupayakan agar lahan itu dapat dipinjam pakai untuk kepentingan umum.
“Nah, maksud saya kalau itu diibahkan ke saya (Pemprov Jabar) biar saya yang rawat, saya tinggikan,” ujarnya.
Dedi menegaskan bahwa penanganan banjir membutuhkan keterlibatan seluruh pihak, baik pemerintah, instansi, maupun masyarakat.
“Jadi, jangan cerita-cerita,
nangis-nangis
, drama-drama bencana, tetapi kemudian ketika diberikan solusi, susahnya luar biasa masyarakatnya,” ucap Dedi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: Sumatera Utara
-
/data/photo/2025/12/05/6932730256f11.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dari Bandara Sibolga, Dedi Mulyadi Pantau Banjir Rob Indramayu dan Instruksikan Bupati Relokasi Warga Bandung 5 Desember 2025
-

Telkom Pastikan Internet Gratis Buat Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Jakarta –
Telkom memastikan bahwa seluruh layanan akses free WiFi yang disediakan di tujuh titik posko bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sepenuhnya gratis dan dapat digunakan oleh masyarakat tanpa dikenakan biaya.
Penyediaan akses internet darurat ini menjadi salah satu langkah utama Telkom untuk mendukung komunikasi warga di tengah kondisi pasca bencana banjir bandang dan longsor.
Selain itu juga sebagai bentuk sinergi Telkom dan instansi, dukungan konektivitas juga disediakan di lokasi Pemprov Aceh-Sumut serta Diskominfo setempat guna memastikan kelancaran posko pemda.
“Di situasi pasca bencana yang penuh tantangan ini, prioritas kami adalah memastikan masyarakat tetap terhubung. Karena itu, seluruh akses WiFi di posko Telkom Group disediakan secara gratis, sekaligus terus fokus pada pemulihan jaringan di lapangan,” ujar VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko dikutip dari siaran pers yang diterima detikINET, Jumat (5/12/2025).
Adapun, tujuh titik internet gratis yang disediakan Telkom ini meliputi Kantor Wilayah Telkom Sumut, Kantor Wilayah Telkom Banda Aceh, Pusat Layanan Telkom Sigili, Kantor Wilayah Telkom Sibolga,Kantor Wilayah Telkom Sumbar, dan Pusat Layanan Telkom Talu, dengan mempertimbangkan lokasi posko di titik strategis.
Layanan posko internet gratis akan tetap beroperasi secara optimal sebagai dukungan komunikasi bagi warga terdampak, relawan, serta pemangku kepentingan yang tengah menjalankan fungsi koordinasi penanganan bencana.
Di saat yang sama, upaya pemulihan layanan telekomunikasi terus dilakukan secara bertahap. Tim teknis Telkom Group bekerja 24/7 untuk memperbaiki infrastruktur yang terdampak, menormalkan jaringan, serta memperkuat konektivitas darurat di area prioritas.
Telkom menegaskan komitmennya untuk menghadirkan layanan yang aman, stabil, dan dapat kembali dimanfaatkan masyarakat secepat mungkin. Telkom juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait guna memastikan percepatan pemulihan sekaligus menjaga kelancaran proses perbaikan.
Masyarakat dapat menghubungi layanan hotline tanggap bencana TelkomGroup pada 0800-111-9000 selama 24 jam tanpa dikenakan biaya untuk mengetahui perkembangan pemulihan jaringan dan informasi layanan lainnya.
(agt/agt)
-

Bapanas percepat penyaluran bantuan pangan korban banjir di Sumut
Pemerintah melalui Bapanas terus memperkuat respons penanganan banjir besar di Sumut dengan mempercepat penyaluran bantuan pangan
Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mempercepat penyaluran bantuan pangan bagi daerah terdampak banjir di Sumatera Utara (Sumut) dengan mengakomodir kebutuhan tambahan kabupaten dan kota guna menjaga operasional dapur umum serta memastikan kecukupan pangan masyarakat.
“Pemerintah melalui Bapanas terus memperkuat respons penanganan banjir besar di Sumatera Utara dengan mempercepat penyaluran bantuan pangan bencana alam,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Astawa ditugaskan langsung oleh Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar mengawal langsung proses distribusi bantuan pangan di wilayah Sumatera Utara.
Ia menegaskan pemerintah pusat membuka ruang koordinasi selebar mungkin untuk mempercepat penyaluran bantuan.
“Sesuai amanat Bapak Kepala Bapanas dan juga arahan Bapak Mendagri, kabupaten/kota bisa langsung menyampaikan permintaan kebutuhan tambahan kepada pemerintah pusat. Administrasinya kita permudah tanpa mengurangi prinsip tata kelola yang baik,” ujarnya.
Ia pun meminta daerah dalam status darurat untuk tidak ragu mengajukan kebutuhan pangan sesuai kondisi riil di lapangan.
“Distribusi beras dan pangan pokok digenjot agar dapur umum tetap beroperasi dan masyarakat memiliki jaminan atas kecukupan pangan di masa pemulihan ini,” jelasnya.
Wali Kota Binjai Amir Hamzah melaporkan bahwa Perum Bulog telah menyalurkan 87 ton beras sesuai balasan surat Kepala Bapanas kepada Gubernur Sumatera Utara Nomor 375/TS.03.03/K/11/2025.
Bantuan itu diperuntukkan bagi 28.739 jiwa di 25 kelurahan pada 5 kecamatan, pascabanjir 26 November 2025 yang sempat membuat tinggi muka air menembus lebih dari 500 cm.
Meski kondisi kini berangsur pulih, kebutuhan pangan masih cukup besar karena warga fokus membersihkan rumah dan fasilitas umum.
Pemkot Binjai juga meminta percepatan distribusi mi instan, telur dan kebutuhan pokok lainnya untuk menutup kekurangan di posko dan dapur umum, mengingat bantuan untuk 500 penerima prioritas dan terealisasi sekitar 80 persen.
Sementara itu, Bupati Langkat Syah Afandin menyampaikan bantuan beras bencana alam yang masuk telah mencapai sekitar 740 ton.
Penyaluran bantuan pangan beras reguler bagi 75.989 Penerima Bantuan Pangan (PBP) juga terus berjalan, dengan realisasi sementara 12.143 PBP dan terus meningkat seiring pemutakhiran data lapangan.
Kabupaten Langkat menjadi salah satu wilayah dengan dampak paling luas meliputi 16 kecamatan, menelan 11 korban jiwa dan mempengaruhi sekitar 490.108 penduduk.
Dengan skala bencana yang besar, stabilitas logistik pangan menjadi kebutuhan mendesak, terutama untuk keluarga yang masih mengungsi dan pekerja yang kehilangan mata pencaharian sementara.
Sebelumnya, Kepala Bapanas sekaligus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, pihaknya bergerak cepat merespons meningkatnya permintaan bantuan pangan dari daerah-daerah yang dilanda banjir di Sumatera.
Sejak laporan awal diterima, Mentan/Kepala Bapanas Amran langsung menginstruksikan percepatan penyaluran pangan pokok agar bantuan segera diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
“Begitu ada permintaan bantuan dari daerah, langsung kami respon. Tidak boleh menunggu. Stok harus dikirim saat itu juga karena masyarakat membutuhkan pangan hari ini, bukan besok,” tegas Amran.
Adapun hingga saat ini, total permintaan bantuan CPP untuk bencana alam dari kepala daerah baik gubernur dan bupati/walikota yang terdampak bencana di Sumatera mencapai 5.575 ton beras, dengan rincian Sumatera Utara sebanyak 2.391 ton, Aceh 2.522 ton, dan Sumatera Barat 660 ton.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/12/05/693273dd68d41.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Panggilan Darurat dari Sumatera: Pemerintah Gamang Tetapkan Bencana Nasional? Nasional 5 Desember 2025
Panggilan Darurat dari Sumatera: Pemerintah Gamang Tetapkan Bencana Nasional?
Sejak 2006 berkecimpung di dunia broadcast journalism, dari Liputan6 SCTV, ANTV dan Beritasatu TV. Terakhir menjadi produser eksekutif untuk program Indepth, NewsBuzz, Green Talk dan Fakta Data
GUBERNUR
Aceh, Muzakir Manaf, menyamakan banjir yang menerjang provinsinya sebagai tsunami kedua. Itu momen terkelam dalam sejarah Aceh sejak bergabung dengan republik Indonesia–gempa dahsyat dengan skala yang “menyundul” Skala Richter di akhir 2004 silam.
Kini, “tsunami” itu berulang, tapi dari sebab lain: Diduga paduan faktor alam dan ulah manusia.
“Aceh seakan mengalami tsunami kedua. Tugas kita adalah melayani mereka yang terdampak. Tidak boleh ada jeda kemanusiaan di lapangan,” kata Mualem, begitu gubernur Aceh itu karib disapa (
Antara
, 2/12/2025).
Skala dampak banjir di tanah rencong menjangkau 18 kabupaten/kota, tersebar di 226 kecamatan serta 3.310 desa (gampong). Hingga 4 Desember 2025, sebanyak 277 orang meninggal di Aceh. Sedikitnya 193 korban hilang dan 1.800 luka-luka.
Bukan hanya Aceh, banjir serupa menghumbalang Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Data terakhir, korban meninggal di Sumut mencapai 299 orang, korban hilang 159 orang dan 610 luka-luka.
Adapun di Sumatera Barat, sebanyak 200 orang meninggal, 212 orang lainnya masih hilang dan 111 orang luka-luka. Total warga terdampak banjir besar di Aceh, Sumut, dan Sumbar menembus 3,3 juta jiwa (
Liputan6.com
, 4/12/2025).
Banjir besar itu juga meluluhlantakkan infrastruktur seperti jembatan, fasilitas pendidikan, rumah ibadah, kantor hingga rumah warga.
Data di atas menggambarkan betapa daruratnya bencana di tiga provinsi itu. Panggilan yang mestinya mendesak pemerintah pusat di Jakarta merespons dengan sigap dan supercepat.
Terlebih dalam bencana ini, terindikasi ada kejahatan korporasi dan manusia di balik banjir dan longsor. Pemandangan kayu gelondongan di sejumlah titik lokasi banjir memberi kabar tentang adanya ulah manusia di balik bencana ini. Menteri Lingkungan Hanif Faisol mulai mengakui soal ini.
“Ada indikasi pembukaan-pembukaan kebun sawit yang menyisakan log-log. Karena memang kan
zero burning
, sehingga kayu itu tidak dibakar, tapi dipinggirkan,” ujar Hanif Faisol (
Kompas.com
, 3/12/2025).
Sang menteri melanjutkan, “Ternyata banjirnya yang cukup besar, mendorong itu (gelondongan kayu) menjadi bencana berlipat-lipat.”
Dalam UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
Sementara bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana di Sumatera kali ini adalah kombinasi antara faktor alam (curah hujan ekstrem) dengan kerusakan ekologi yang diduga karena ulah manusia, khususnya korporasi.
Daya rusaknya mencekam. Tak salah jika menteri Lingkungan Hidup bilang “bencana berlipat-lipat”. Maksudnya, dampak banjir itu ke mana-mana, sangat merusak, luas dan parah.
Namun, mengapa pemerintah tak lekas menetapkannya sebagai bencana nasional? Apakah perlu data dan informasi lagi untuk menggedor Jakarta bertanggung jawab?
Sebagian kepala daerah telah melempar handuk atau bendera putih, tanda tak sanggup. Mengapa Jakarta masih kagok dan gamang?
Kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan, dan esok adalah masa depan. Korban banjir membutuhkan kehadiran pemerintah untuk menghadapi kenyataan pahit ini.
Mereka perlu diyakinkan bahwa masa depannya bisa ditegakkan. Namun, tak mungkin mereka membangun rumah, sekolah, tempat ibadah, jembatan hingga infrastruktur publik lainnya dengan swadaya.
Negara perlu hadir lewat pemerintah terdekat. Ketika pemerintah terdekat tak sanggup, Jakarta harus menanggung beban.
Negeri kita punya UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pasal 51 ayat 1 menyebutkan, “Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan skala bencana.”
Ayat 2 menorehkan siapa yang harus bertanggung jawab. Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk skala nasional dilakukan oleh presiden, skala provinsi dilakukan oleh gubernur, dan skala kabupaten/kota dilakukan oleh bupati/wali kota.
Sudah waktunya Presiden Prabowo Subianto mengambil tanggung jawab. Saat ini tak penting lagi memberi “cap” bantuan presiden untuk beras atau kebutuhan pokok untuk korban banjir di Sumatera.
Kini dibutuhkan seorang komandan yang menggerakkan tim dari Jakarta untuk turun ke lokasi bencana.
Data dan informasi dihimpun untuk menggerakkan pekerjaan raksasa ini. Skala prioritas dibuat paling penting menyelamatkan manusia.
Mereka yang berada di pengungsian tak boleh lapar. Tak boleh lagi ada cerita korban banjir, seperti di Sibolga, Sumatera Utara yang berebut makanan di minimarket. Sebelumnya diberitakan “menjarah”.
Jangan lagi ada penjabat yang dengan enteng bicara, ”
Banjir Sumatera
cuma besar di media sosial”. Korban banjir di Sumatera memanggil. Panggilan mereka darurat, terkait nyawa yang tak ada “penggantinya di toko”.
Pemerintah pusat punya duit kok. Dana makan bergizi gratis (MBG) tidak seluruhnya terserap tahun ini. Untuk program ini Badan Gizi Nasional (BGN) pernah minta dana tambahan hingga berjumlah Rp 171 triliun.
Dari dana teralokasi tahun ini, bisa dikembalikan ke kas negara jika tak sanggup diserap. Pemerintah harus tahu mana yang lebih darurat dan mana yang harus ditangguhkan.
Ini bukan masa normal. Bertindak
business as usual
tidak cukup. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa harus lentur. Menurut dia, saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih memiliki lebih dari Rp 500 miliar dana siap pakai. Apakah itu cukup?
Keadaan dan situasi lapangan yang berbicara. Satu yang pasti, anggaran penanganan bencana justru turun pada RAPBN 2026 menjadi Rp 491 miliar. Padahal di APBN 2025 masih Rp 2,01 triliun (
CNBCIndonesia.com
, 1/12/2025).
Negara ini berada di lintasan “cincin api Pasifik”. Indonesia rentan dengan gempa bumi. Pada 2004 silam, negeri kita telah berpengalaman menangani bencana superbesar: Tsunami Aceh dan lalu Nias.
Seyogianya pengalaman itu tidak bikin pemerintah kagok dan gagap lagi. Itu menimpa ujung Sumatera di masa Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kala.
Di masa itu pemerintah terpaksa dan harus rela membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Nias.
Duet militer dan sipil itu juga memobilisasi bantuan internasional karena super dahsyatnya kerusakan akibat tsunami dan gempa bumi saat itu.
Dalam lima tahun BRR bekerja, badan ini menghabiskan Rp 74 triliun untuk merehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias. BRR membangun 134.000 rumah, 3.600 kilometer jalan dan 1.400 gedung sekolah.
Apakah badan semacam BRR ini diperlukan untuk menjawab masalah saat ini?
Menurut saya, iya. Itu merupakan bentuk kehadiran negara. Skala masalah dan kerjanya mungkin tak sebesar di Aceh 2004. Namun ingat, banjir akhir November 2025 ini memorakporandakan tiga provinsi di Sumatera.
Untuk saat ini, yang paling penting adalah segera menetapkan status bencana nasional di Sumatera. Wakil rakyat di DPR jangan hanya menyerahkan urusan ini kepada presiden.
Sebaliknya, DPR harus di depan dalam memberikan saran kepada presiden untuk menyatakan status bencana nasional di Sumatera.
Korban banjir menunggu bantuan, daerah yang aksesnya terputus perlu segera dibuka, kerusakan infrastruktur yang massal harus segera dibangun.
Sementara itu, mulai sekarang layak dikaji ulang keserakahan bangsa ini dalam mengeruk alam. Dalam siaran pers bertajuk “Dari Hulu yang Robek ke Kampung yang Tenggelam: Banjir Sumatera dan Ledakan Izin Ekstraktif”, Jatam mengingatkan hal yang sudah lama tidak didengar.
Mengutip data Kementerian ESDM, Jatam memperlihatkan bahwa Sumatera telah diperlakukan sebagai zona pengorbanan untuk tambang minerba, mineral dan batu bara. Di pulau ini, ada 1.907 wilayah izin usaha pertambangan minerba aktif dengan total luas 2.458.469,09 hektare.
Kepadatan izin ini terkonsentrasi di Bangka Belitung (443 izin), Kepulauan Riau (338), Sumatera Selatan (217), Sumatera Barat (200), Jambi (195), dan Sumatera Utara (170).
Sementara provinsi lain seperti Lampung, Bengkulu, Aceh, dan Riau juga dijejali puluhan hingga ratusan izin di darat maupun laut.
Menurut Jatam, luasan dan sebaran konsesi ini berarti jutaan hektare jaringan hutan, kebun rakyat, dan lahan basah yang dulu berfungsi sebagai penyangga air kini berubah menjadi area galian, infrastruktur tambang, dan jalur angkut, yang melemahkan kemampuan DAS untuk menahan dan mengalirkan air secara perlahan.
Tekanan terhadap ekosistem Sumatera tidak berhenti pada tambang minerba. Sedikitnya 28 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) beroperasi atau dikembangkan di pulau ini, dengan sebaran terbesar di Sumatera Utara sebanyak 16 titik, diikuti Bengkulu (5 PLTA), Sumatera Barat (3), Lampung (2), dan Riau (2).
Negeri ini harus mengkaji ulang tentang pembangunan yang bertumpu pada industri ekstraktif.
Saya ingin ulang lagi pernyataan Bjorn Hettne dalam buku “Teori Pembangunan dan Tiga Dunia” (1990). Di buku ini, ia menyebut pembangunan adalah salah satu gagasan yang tertua dan terkuat dari semua gagasan Barat (baca: Eropa).
Unsur utamanya, kata Hettne, tak lain metafora pertumbuhan. Pembangunan sesuai dengan metafora ini dipahami sebagai organisme, imanen, terarah, kumulatif, dan bertujuan.
Sumatera hari ini adalah kisah pembangunan yang kehilangan arah. Saat alam rusak, cuma soal waktu ia bakal memukul balik manusia.
Bencana Sumatera
bukan semata karena faktor alam, tapi juga karena ulah manusia–kepanjangan tangan dari korporasi–yang serakah.
Sesuatu yang digugat dan tidak dikehendaki oleh Presiden Prabowo ketika berulang-ulang mengucapkan ‘Serakahnomics’ di sejumlah kesempatan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434126/original/006470700_1764915532-Menteri_Koordinator_Pemberdayaan_Masyarakat_Muhaimin_Iskandar_ke_aceh_gayo_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menko Cak Imin Kunjungi Gayo Lues, Janji Maksimalkan Proses Pemulihan Pasca Bencana
Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didampingi Bupati Gayo Lues Suhaidi meninjau Desa Palok, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Aceh pada Kamis (4/12). Desa ini masih terisolir akibat bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Barat, hingga Sumatera Utara.
Cak Imin juga mendistribusikan bantuan logistik sekaligus berdialog dengan masyarakat. Cak Imin memastikan setiap korban terdampak mendapatkan bantuan.
Menurutnya, pemulihan akses ke Gayo Lues menjadi salah satu hal yang diprioritaskan Pemerintah agar distribusi bantuan kepada masyarakat berjalan efektif dan efisien.
“Kita terus lakukan koordinasi dengan BNPB, anggota DPR RI, ada Komisi VIII, BNPB akan terus mengonsolidasikan dan mendorong bantuan agar terus masuk ke sini,” ucap Cak Imin seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (5/12/2025).
Ketua Umum PKB ini berjanji, pemerintah akan terus mencurahkan perhatian pada percepatan penanganan infrastruktur pasca bencana. Terutama jalan yang putus, jalan nasional yang menghubungkan Gayo Lues dengan Medan.
Sebagai informasi, sejak Rabu (3/12/2025) hingga Kamis (4/12/2025) Kemenko PM telah mendistribusikan bantuan ke Gayo Lues dengan menggunakan pesawat udara.
Bantuan yang telah didistribusikan yakni sembako 1,38 ton, mi instan 100 kardus, obat-obatan 20 kg, biskuit 415 kg, selimut 100 lembar hingga satu unit starlink.
-

Wajib Catat! Ini Nomor Darurat Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Jakarta: Tragedi bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sejak akhir November 2025 telah menimbulkan duka mendalam dan kerusakan yang berdampak pada pemukiman warga, akses jalan, hingga aktivitas layanan publik.
Dalam situasi tersebut, akses terhadap layanan darurat menjadi penting agar dapat melaporkan kondisi berbahaya, meminta bantuan evakuasi, maupun memperoleh informasi terkait penanganan bencana di wilayahnya.
Masyarakat bisa menyimpan dan memanfaatkan nomor-nomor darurat bencana. Nomor-nomor ini sangat penting untuk pelaporan, evakuasi, dan permintaan bantuan.
Nomor Darurat Nasional yang Bisa Hubungi- BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana): 117
- Polisi: 110
- SAR/BASARNAS (Pencarian dan Pertolongan): 115
– Pemadam Kebakaran: 113
– Informasi dan perbaikan listrik (PLN): 123
– Sentra Informasi Keracunan BPOM: 1500-533
Nomor ini dapat digunakan untuk kejadian darurat umum, termasuk laporan bencana, evakuasi, dan penyelamatan.
Kontak Darurat Wilayah Aceh
Beberapa layanan darurat di Aceh yang dapat dihubungi:
– BPBD Aceh: (0651) 34783
– BASARNAS Aceh: (0651) 33876
– PMI Aceh: 0852 2315 0090
– BPBD Aceh Besar: 0811 6713 113
– Pusdalops BPBD Aceh Tengah: 0812 6425 7378
– BPBD Aceh Utara: (0645) 31710
– BPBD Pidie: (0653) 7829567
– BPBD Aceh Barat: (0655) 7551413
– BPBD Banda Aceh (WA): 0822 7670 5800
– BPBD Aceh Timur: 0823 2466 8545
– BPBD Aceh Jaya: 0811 6899 113
– Damkar Aceh Jaya: 0811 6792 113
– BPBD Langsa: (0641) 20113113
– BPBD Bireuen: (0644) 323535
– BPBD Gayo Lues: (0642) 21390
– BPBD Aceh Tenggara: (0629) 21741
Kontak Darurat Wilayah Sumatera Barat
– BPBD Sumatera Barat: (0751) 890721
– PMI Sumatera Barat: (0751) 27882
– Damkar Kota Padang: 0811 6606 113
– BPBD Padang Pariaman: 0811 666 2114
– BPBD Pesisir Selatan: 0852 6938 0950
– Damkar Bukittinggi: 0853 5515 7883
Kontak Darurat Wilayah Sumatera Utara
– BASARNAS Medan: 0851 9179 5579
– BPBD Sumut: 0811 622 1733
– BPBD Deli Serdang: 0811 6782 022
– BPBD Medan: 0813 7080 0880
– Damkar Medan: 0811 6566 113
– BPBD Binjai: 0811 6192 611
– BPBD Pematang Siantar: 0822 6277 330
– BPBD Tapanuli Tengah: 0820 9022 022
– BPBD Tapanuli Utara: 0813 7519 4119
– BPBD Sibolga: 0631 21544
– BPBD Tapanuli Selatan: 0811 6217 115
– BPBD Sidempuan: 0813 9241 5449
Nomor-nomor darurat ini bisa membantu masyarakat mendapatkan bantuan lebih cepat saat kondisi mendesak. Simpan nomor-nomor tersebut, bagikan kepada keluarga dan kerabat, dan jangan lupa selalu mengutamakan keselamatan.
(Sheva Asyraful Fali)
Jakarta: Tragedi bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sejak akhir November 2025 telah menimbulkan duka mendalam dan kerusakan yang berdampak pada pemukiman warga, akses jalan, hingga aktivitas layanan publik.
Dalam situasi tersebut, akses terhadap layanan darurat menjadi penting agar dapat melaporkan kondisi berbahaya, meminta bantuan evakuasi, maupun memperoleh informasi terkait penanganan bencana di wilayahnya.
Masyarakat bisa menyimpan dan memanfaatkan nomor-nomor darurat bencana. Nomor-nomor ini sangat penting untuk pelaporan, evakuasi, dan permintaan bantuan.
Nomor Darurat Nasional yang Bisa Hubungi
- BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana): 117- Polisi: 110
- SAR/BASARNAS (Pencarian dan Pertolongan): 115
– Pemadam Kebakaran: 113
– Informasi dan perbaikan listrik (PLN): 123
– Sentra Informasi Keracunan BPOM: 1500-533
Nomor ini dapat digunakan untuk kejadian darurat umum, termasuk laporan bencana, evakuasi, dan penyelamatan.
Kontak Darurat Wilayah Aceh
Beberapa layanan darurat di Aceh yang dapat dihubungi:
– BPBD Aceh: (0651) 34783
– BASARNAS Aceh: (0651) 33876
– PMI Aceh: 0852 2315 0090
– BPBD Aceh Besar: 0811 6713 113
– Pusdalops BPBD Aceh Tengah: 0812 6425 7378
– BPBD Aceh Utara: (0645) 31710
– BPBD Pidie: (0653) 7829567
– BPBD Aceh Barat: (0655) 7551413
– BPBD Banda Aceh (WA): 0822 7670 5800
– BPBD Aceh Timur: 0823 2466 8545
– BPBD Aceh Jaya: 0811 6899 113
– Damkar Aceh Jaya: 0811 6792 113
– BPBD Langsa: (0641) 20113113
– BPBD Bireuen: (0644) 323535
– BPBD Gayo Lues: (0642) 21390
– BPBD Aceh Tenggara: (0629) 21741
Kontak Darurat Wilayah Sumatera Barat
– BPBD Sumatera Barat: (0751) 890721
– PMI Sumatera Barat: (0751) 27882
– Damkar Kota Padang: 0811 6606 113
– BPBD Padang Pariaman: 0811 666 2114
– BPBD Pesisir Selatan: 0852 6938 0950
– Damkar Bukittinggi: 0853 5515 7883
Kontak Darurat Wilayah Sumatera Utara
– BASARNAS Medan: 0851 9179 5579
– BPBD Sumut: 0811 622 1733
– BPBD Deli Serdang: 0811 6782 022
– BPBD Medan: 0813 7080 0880
– Damkar Medan: 0811 6566 113
– BPBD Binjai: 0811 6192 611
– BPBD Pematang Siantar: 0822 6277 330
– BPBD Tapanuli Tengah: 0820 9022 022
– BPBD Tapanuli Utara: 0813 7519 4119
– BPBD Sibolga: 0631 21544
– BPBD Tapanuli Selatan: 0811 6217 115
– BPBD Sidempuan: 0813 9241 5449
Nomor-nomor darurat ini bisa membantu masyarakat mendapatkan bantuan lebih cepat saat kondisi mendesak. Simpan nomor-nomor tersebut, bagikan kepada keluarga dan kerabat, dan jangan lupa selalu mengutamakan keselamatan.
(Sheva Asyraful Fali)
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(RUL)
-
/data/photo/2025/12/01/692d2349c6f1c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Prabowo Teken Keppres Biaya Haji 2026, Ini Besaran yang Dibayar Jemaah Nasional
Prabowo Teken Keppres Biaya Haji 2026, Ini Besaran yang Dibayar Jemaah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Presiden Prabowo Subianto menyetujui Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang dibayar jemaah haji tahun 2026 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34 Tahun 2025.
Beleid tersebut sudah diteken Presiden Prabowo pada 13 November 2025.
“Menetapkan
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
atau
BPIH
Tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi yang bersumber dari
Biaya Perjalanan Ibadah Haji
atau
Bipih
dan Nilai Manfaat,” tulis salinan Keppres, Jumat (5/12/2025).
Dikutip dari salinan Keppres, besaran Bipih akan digunakan untuk biaya penerbangan, sebagian untuk biaya pelayanan akomodasi di Makkah, sebagian untuk biaya pelayanan akomodasi di Madinah, hingga biaya hidup.
Keppres juga merinci nilai manfaat yang diterima.
Besaran nilai manfaat untuk jemaah haji reguler sebesar Rp 6,69 triliun.
Sementara, besaran nilai manfaat untuk jemaah haji khusus sebesar Rp 7,2 miliar.
Berikut ini rincian besaran Bipih jemaah haji reguler yang perlu dibayar jemaah tiap embarkasi:
a. Embarkasi Aceh sebesar Rp 45.109.422
b. Embarkasi Medan sebesar Rp 46.163.512
c. Embarkasi Batam sebesar Rp 54.125.422
d. Embarkasi Padang sebesar Rp 47.869.922
e. Embarkasi Palembang sebesar Rp 54.206.922
f. Embarkasi Jakarta (Pondok Gede, Cipondoh, Bekasi) sebesar Rp 58.542.722
g. Embarkasi Solo sebesar Rp 53.233.422
h. Embarkasi Surabaya sebesar Rp 60.645.422
i. Embarkasi Balikpapan sebesar Rp 55.575.922
j. Embarkasi Banjarmasin sebesar Rp 55.538.922
k. Embarkasi Makassar sebesar Rp 55.893.179
l. Embarkasi Lombok sebesar Rp 54.951.822
m. Embarkasi Kertajati sebesar Rp 58.559.022
n. Embarkasi Yogyakarta sebesar Rp 52.955.422
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433563/original/054089800_1764850508-Menteri_Perumahan_dan_Kawasan_Permukiman__PKP__Maruarar_Sirait.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Bandang Sumatera, Kementerian PKP Siapkan Bantuan Hunian untuk Warga Terdampak
Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Menteri Ara) menegaskan kesiapan penuh Kementerian PKP dalam membantu pemerintah daerah menangani dampak banjir bandang Sumatera.
“Saat ini para Dirjen, mulai dari Dirjen TKPR di Sumatera Utara, Dirjen Perumahan Perdesaan di Aceh, hingga Dirjen Kawasan Permukiman yang baru kembali dari Sumatera Barat, masih bergerak di lapangan untuk memetakan kebutuhan hunian masyarakat terdampak,” ujar dia dalam Rapat bersama Komisi V DPR RI, Kamis, 4 Desember 2025, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat, (5/12/2025).
Menteri Ara menyampaikan, meski penetapan lokasi relokasi merupakan kewenangan pemerintah daerah, Kementerian PKP siap mendampingi dengan dukungan teknis agar keputusan yang diambil aman dan tepat.
“Kami membantu pemda dengan pengalaman teknis kami, memastikan lokasi yang diusulkan aman, dekat sekolah, rumah sakit, pasar, dan akses kerja warga,” ujarnya.
Untuk mempercepat penanganan hunian, Kementerian PKP telah menyiapkan stok Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang dapat langsung dikirim.
“Di Medan sudah standby lebih dari 400 unit, dan di Bandung sekitar 100 unit. Jika diperlukan, kami siap menambah sesuai kebutuhan di lapangan,” tegas Menteri Ara.
Ia menambahkan, koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah akan segera dilakukan sesuai arahan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.
“Kami memastikan semua langkah berjalan cepat dan terkoordinasi, agar masyarakat terdampak segera mendapatkan hunian yang aman dan layak,” ujar dia.
-

Genset PLN dukung layanan perawatan korban di RS Aceh Tamiang
Tanpa itu, banyak tindakan medis yang tidak bisa kami lakukan
Jakarta (ANTARA) – PLN mendukung layanan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muda Sedia, Aceh Tamiang, yang menjadi pusat layanan kesehatan korban bencana, dengan mesin genset yang didatangkan dari Kota Langsa untuk kebutuhan prioritas layanan rumah sakit.
Petugas PLN di lapangan membawa genset berkapasitas 66.000 watt dan lampu-lampu emergency sambil menembus jalur darat berlumpur, tanah amblas, hingga ruas jalan yang terputus untuk menjangkau fasilitas kesehatan dan posko pengungsian.
Direktur Utama RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang Andika Putra, dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menyampaikan apresiasi atas respons PLN dalam situasi darurat tersebut, sehingga lampu di rumah sakit sudah bisa menyala mulai Kamis (4/12).
“Di tengah kondisi yang serba sulit, kehadiran listrik dari PLN adalah penyelamat. Tanpa itu, banyak tindakan medis yang tidak bisa kami lakukan. Kami sangat berterima kasih karena respons cepat ini benar-benar menjaga keselamatan pasien,” ujar Andika.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa dalam situasi darurat, kehadiran listrik menjadi penopang utama bagi layanan publik yang tidak boleh berhenti.
“Atas arahan langsung dari Bapak Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kami prioritaskan rumah sakit harus menyala lebih dulu, karena di sana ada nyawa yang dipertaruhkan. Tim PLN bergerak all out tanpa mengenal waktu, tanpa mengenal batas, menembus medan apa pun agar layanan kritis tetap berjalan,” ujar Darmawan.
Tidak hanya rumah sakit, posko pengungsian di Tamiang Sport Center juga berhasil menyala menggunakan jaringan PLN pada Kamis (4/12), sehingga proses evakuasi, distribusi logistik, hingga pendataan warga dapat berjalan.
Untuk mendukung pasokan air bersih, PLN juga telah mengoperasikan genset 33.000 watt yang dikirim dari Binjai untuk PDAM Aceh Tamiang sehingga kebutuhan air bersih masyarakat telah berhasil dinormalkan pada Kamis (4/12).
Selain itu, untuk mendukung layanan publik dan pemerintahan, PLN juga menyediakan genset 100.000 watt yang saat ini masih dalam proses pengiriman dari Banda Aceh menggunakan KP Wisanggeni milik Polri.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Aceh, Eddi Saputra menegaskan bahwa pemulihan kelistrikan diprioritaskan pada layanan publik.
“Jalan putus, banyak titik terisolir, tapi kami tidak boleh berhenti. Fasilitas vital seperti rumah sakit, posko pengungsian, dan titik pelayanan masyarakat harus mendapatkan listrik terlebih dahulu. Kami berterima kasih kepada TNI dan Polri yang telah membantu mobilisasi peralatan dan berbagai kebutuhan di lapangan,” ujarnya.
Dengan pemulihan jaringan yang terus berlangsung dan dukungan suplai darurat di lapangan, PLN memastikan masyarakat Aceh Tamiang mendapatkan akses listrik dan lampu penerangan untuk melewati masa tanggap darurat ini.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Bos WHO Respons Bencana Banjir Asia Termasuk yang Terjadi di Indonesia
Jakarta –
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti terkait bencana banjir besar yang melanda sejumlah negara Asia, termasuk di Indonesia. Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pihaknya kini berkomunikasi erat dengan pemerintah dan mitra kesehatan di kawasan untuk memastikan dukungan dapat diberikan secara cepat dan tepat.
Dalam pernyataan terbarunya melalui media sosial, Dr Tedros menyebut WHO telah menjalin koordinasi intensif dengan Indonesia, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Negara-negara tersebut terdampak banjir besar yang disebut sebagai salah satu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kami berkomunikasi erat dengan mitra di Indonesia, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia untuk memberikan dukungan yang diperlukan dalam menanggapi banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat badai siklon #Ditwah,” ungkap Dr Tedros, dikutip Jumat (5/12/2025).
WHO saat ini tengah mengerahkan tim tanggap cepat (rapid response teams) ke negara-negara yang telah meminta dukungan. Pihaknya juga memperkuat sistem pengawasan penyakit untuk mencegah terjadinya wabah, serta memastikan layanan kesehatan esensial tetap berjalan di wilayah-wilayah yang terdampak parah.
“Kami sedang mengerahkan tim tanggap cepat ke negara-negara yang telah meminta dukungan, memperkuat pengawasan penyakit, dan mendukung keberlangsungan layanan kesehatan esensial bagi masyarakat terdampak,” tambahnya.
Dr Tedros juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan luas yang ditimbulkan oleh banjir dan longsor di kawasan Asia.
“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kepada masyarakat dan negara-negara yang telah kehilangan orang-orang terkasih dan kehidupan mereka terdampak oleh tragedi ini.”
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memberikan laporan terkini kondisi kesehatan warga terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Berdasarkan data 3 Desember 2025, terdapat tiga keluhan kesehatan yang paling banyak muncul. Berikut datanya dihimpun dari laman Kemenkes:
AcehPenyakit kulit: 238 kasusISPA: 126 kasusDiare: 49 kasusSumatera UtaraPenyakit kulit: 2.824 kasusISPA: 2.436 kasusInfluenza like illness (ILI): 738 kasusSumatera BaratISPA: 181 kasusDemam: 131 kasusDarah tinggi: 103 kasus
Prioritas penanganan kesehatan yang diberikan mulai dari layanan darurat yang mencakup pemeriksaan kesehatan, pemberian obat dasar dan penanganan luka.
Di samping itu juga dilakukan pengendalian penyakit seperti fogging, disinfeksi area tergenang dan pemakaian masker.
Halaman 2 dari 2
(suc/kna)