Mendagri Usulkan Bantuan untuk Daerah Bencana Rp 2 Miliar, Presiden Tingkatkan Jadi Rp 4 Miliar
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengusulkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto agar 52 kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) yang terdampak bencana diberi bantuan masing-masing Rp 2 miliar.
Tito melaporkan bahwa banyak daerah terdampak bencana telah kehabisan anggaran belanja tidak terduga (BTT) menjelang akhir tahun, sehingga tidak lagi memiliki kecukupan dana untuk membiayai pemulihan bencana.
Usulan itu disampaikan Tito dalam forum Arahan Presiden RI
Prabowo
Subianto terkait Penanganan dan Pemulihan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar di Aceh, Minggu (7/12/2025).
“Ada 52 kabupaten dari tiga provinsi yang meminta bantuan,” ujar Tito dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (8/12/2025).
Selain kebutuhan anggaran, dia juga melaporkan perlunya dukungan pemerintah pusat untuk memperbaiki kantor pemerintahan dan fasilitas pelayanan publik yang rusak akibat bencana, mengingat banyak dokumen penting masyarakat tersimpan di dalamnya.
Tito turut meminta agar layanan administrasi seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang berada dalam kewenangan polisi serta sertifikat penting lainnya, dapat dipermudah bagi warga terdampak.
Menanggapi usulan tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto memutuskan untuk melipatgandakan dukungan anggaran menjadi Rp 4 miliar per kabupaten/kota, serta menambah alokasi Rp 20 miliar untuk pemerintah provinsi.
“Mendagri, Anda minta Rp 2 miliar? Saya kasih Rp 4 miliar. Untuk provinsi, saya kasih Rp 20 miliar,” ujar Prabowo.
Prabowo juga meminta
Mendagri Tito
memastikan seluruh kepala daerah tetap berada di wilayahnya dan tidak mengabaikan rakyat yang sedang menghadapi situasi darurat bencana.
“Tolong, Mendagri, bupati yang kabur saat bencana, kalau di tentara namanya desersi,” ucap Prabowo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: Sumatera Utara
-

Model AI Baru Prediksi Risiko Kanker Payudara hingga 5 Tahun ke Depan
Jakarta –
Setiap tahun, sekitar 2,3 juta kasus baru kanker payudara terdeteksi di seluruh dunia. Penyakit ini menyebabkan sekitar 670.000 kematian pada 2022 menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Kanker payudara masih menjadi penyebab kematian akibat kanker paling umum pada perempuan meski ada program skrining mammografi,” ujar Christiane Kuhl, Direktur Departemen Radiologi Diagnostik dan Intervensi di Rumah Sakit Universitas RWTH Aachen.
“Penjelasannya adalah mammografi masih gagal mendeteksi banyak kasus kanker payudara, atau tidak mendeteksinya cukup dini,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa tumor yang tumbuh cepat dan bersifat agresif kerap luput dari deteksi, padahal justru jenis inilah yang paling mematikan bagi banyak perempuan.
Kini, sebuah algoritma baru diyakini bisa merevolusi skrining kanker payudara. Model kecerdasan buatan(AI) ini mampu mengklasifikasikan tingkat risiko seseorang mengembangkan penyakit tersebut dalam lima tahun ke depan hanya dari analisis gambar mammogram.
Dalam sebuah studi, perempuan yang oleh algoritma dinilai memiliki risiko tinggi terbukti jauh lebih mungkin mengembangkan kanker payudara dibanding mereka yang dianggap berisiko normal. “Secara spesifik, perempuan dengan skor AI tinggi memiliki kemungkinan empat kali lebih besar terkena kanker payudara dibanding mereka dengan skor rendah,” ujar Kuhl.
“Dengan model AI yang baru ini, kami bisa memprediksi dengan jauh lebih presisi apakah seorang perempuan akan mengembangkan kanker payudara dalam lima tahun ke depan, bahkan ketika mammogramnya tampak normal dan tidak menunjukkan tanda apa pun,” tambahnya.
Skrining kanker payudara dinilai perlu lebih personal
Di Jerman, semua perempuan berusia 50 sampai 75 tahun mendapat tawaran pemeriksaan mammogram untuk skrining kanker payudara setiap dua tahun. Namun, risiko mengembangkan penyakit ini dan kebutuhan untuk deteksi dini yang efektif bisa sangat berbeda antara satu perempuan dan lainnya.
Kuhl menilai pendekatan seragam seperti ini sudah tidak relevan dan mendorong skrining kanker payudara yang lebih personal, dengan mempertimbangkan perbedaan akurasi mammografi pada tiap orang. Semakin padat jaringan payudara, semakin tinggi risiko terkena kanker, dan semakin rendah akurasi mammografi dalam mendeteksi risikonya. Banyak perempuan bahkan tidak menyadari hal ini, kata Kuhl.
Teknologi MRI dinilai lebih andal dibanding mammografi
Selama beberapa tahun terakhir, perempuan dengan jaringan payudara yang sangat padat dianjurkan menjalani pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) karena teknologi ini lebih mampu mendeteksi kanker payudara pada tahap awal.
MRI merupakan teknik pencitraan medis yang menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio, bukan sinar-X, untuk menghasilkan gambar penampang tubuh yang sangat detail. Meski jauh lebih andal, pemeriksaan ini jauh lebih mahal dibanding mammografi atau USG, yang akurasinya lebih rendah.
Untuk mengidentifikasi perempuan yang perlu menjalani MRI sebagai langkah deteksi dini, Clairity Consortium, yaitu asosiasi internasional yang beranggotakan 46 lembaga riset di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Jerman, mengembangkan model AI bernama Clairity Breast.
Algoritma ini dilatih menggunakan lebih dari 420.000 mammogram dari Eropa, Amerika Selatan, dan Amerika Utara.
Berbeda dengan model risiko kanker payudara tradisional, AI ini tidak memerlukan data riwayat keluarga, faktor genetik, atau gaya hidup. Sistem ini menghitung kemungkinan seseorang mengembangkan kanker payudara hanya dari mammogram, lalu mengelompokkan perempuan ke dalam kategori risiko berdasarkan ambang batas yang sudah ditetapkan.
AI ini tidak hanya mengidentifikasi jumlah jaringan kelenjar payudara, tetapi juga tekstur dan susunannya, yang juga menjadi faktor risiko kanker.
“Hanya sekitar sepuluh persen perempuan yang memiliki jaringan kelenjar yang sangat padat,” kata Kuhl. “Sebagian besar perempuan yang akhirnya mengembangkan kanker payudara dan terlambat terdiagnosis justru memiliki jaringan yang kurang padat.” Yang penting dari teknologi baru ini, menurutnya, adalah kemampuan model AI untuk menentukan dalam hitungan detik apakah seseorang perlu menjalani MRI sebagai deteksi dini atau tidak.
Perlukah skrining kanker payudara dimulai lebih awal?
Di banyak negara, skrining kanker payudara baru dimulai pada usia 50 tahun karena risiko penyakit ini meningkat signifikan seiring bertambahnya usia, dan manfaat skrining pada kelompok ini sudah terbukti. Namun, menurut Kuhl, jika model AI terbukti efektif, perempuan yang lebih muda juga bisa mendapatkan manfaat dari deteksi dini. Meski risikonya lebih rendah dibanding perempuan yang lebih tua, jika terkena, mereka cenderung mengalami tumor yang lebih agresif.
Kuhl menambahkan bahwa mammografi juga lebih bermasalah untuk perempuan muda. “Perempuan muda lebih sering memiliki jaringan kelenjar yang padat, sehingga deteksi dini melalui mammografi menjadi jauh lebih sulit.”
Meski begitu, Kuhl tidak menilai perlu menurunkan batas usia skrining secara umum. “Kalau kita hanya menurunkan usia undangan skrining, kita tidak mengubah masalah dasarnya.” Ia mengusulkan pendekatan dua tahap. “Pertama, mammografi untuk deteksi awal; lalu analisis AI untuk menghitung risiko seseorang dalam lima tahun ke depan.”
Jika algoritma menunjukkan risiko yang sangat tinggi, pemeriksaan MRI perlu ditawarkan kepada perempuan tersebut. “Untuk kelompok ini, mammogram sebenarnya sudah tidak diperlukan lagi,” kata Kuhl.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu
Editor: Melisa Ester Lolindu
(ita/ita)
-

Pasuruan Dapat Kiriman Becak Listrik: Lansia Tukang Becak Jadi Prioritas Bantuan Pemerintah
Pasuruan (beritajatim.com) – Pemerintah pusat kembali menyalurkan bantuan sosial produktif ke Kabupaten Pasuruan dengan menghadirkan armada becak listrik. Program ini menyasar peningkatan kesejahteraan para pengayuh becak agar tetap produktif dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Pemkab Pasuruan menyambut bantuan tersebut dan langsung menyiapkan proses distribusi melalui pendataan penerima. Prioritas diberikan kepada para pengemudi usia lanjut agar mereka mendapatkan keringanan dalam bekerja.
Bupati Pasuruan, M. Rusdi Sutejo menegaskan bahwa fokus utama distribusi adalah lansia pengayuh becak yang masuk kategori desil satu hingga desil empat. “Pembagiannya nanti akan diprioritaskan untuk tukang becak yang usia lansia,” ujarnya.
Setiap becak listrik akan dilengkapi stiker Presiden Prabowo sebagai tanda bahwa bantuan tersebut berasal dari pemerintah pusat. Rusdi menambahkan bahwa penanda itu dilakukan untuk memastikan masyarakat mengetahui asal program bantuan. “Ini nanti akan dilengkapi bantuan becak dari Presiden Prabowo,” tambahnya.
Bantuan ini diharapkan memperluas jangkauan penerima sekaligus menghadirkan moda transportasi ramah lingkungan di wilayah Kabupaten Pasuruan. Pemerintah percaya teknologi tersebut dapat meningkatkan mobilitas sekaligus efisiensi kerja para pengemudi becak.
Rusdi menyebut becak listrik mampu menempuh jarak 40 hingga 45 kilometer menyesuaikan kondisi medan dan kebiasaan berkendara. “Apabila baterai habis, becak tetap bisa dikayuh secara manual seperti becak konvensional,” jelasnya.
Dari sisi fitur keselamatan, becak listrik telah dilengkapi spion, lampu utama, lampu sein, bel, lampu indikator rem, dan rem belakang untuk mendukung keamanan berkendara. Fasilitas tersebut digadang mampu meningkatkan keselamatan pengemudi di jalan raya.
Bupati juga menjelaskan bahwa pengoperasian becak listrik jauh lebih efisien dibanding becak motor berbahan bakar. Penghematan ini diharapkan mengurangi beban biaya harian para pengayuh sehingga pendapatan lebih optimal.
Penyaluran bantuan akan dilakukan secara bertahap setelah proses pendataan penerima selesai oleh dinas teknis. Pemerintah berharap pembagian berjalan tepat sasaran agar manfaat program bisa dirasakan secara maksimal oleh seluruh penerima. (ada/kun)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434790/original/072573100_1764989170-PLN_pulihkan_listrik_di_Sumatera_Utara-6_Desember_2025b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Listrik Sumatera Utara Menyala di Tengah Bencana, dari Sini Sumbernya
Bernadus mengungkapkan, seluruh peralatan tetap berfungsi dan operasional berjalan aman demi menjaga suplai listrik ke masyarakat.
Melalui langkah cepat ini, PLN Indonesia Power menegaskan bahwa menjaga keandalan pasokan listrik Sumatra Utara dan memberikan dukungan bagi masyarakat merupakan dua komitmen yang berjalan beriringan.
Dia mengapresiasi ketangguhan para pegawai yang tetap bertugas di lapangan meski situasi penuh keterbatasan.
“Di saat masyarakat membutuhkan terang, teman-teman di sini memilih tetap berdiri di garis depan. Dalam kondisi banjir sekalipun, mereka memastikan listrik tidak padam. Itu bukan hanya tugas, itu keberanian dan ketulusan untuk melayani,” ujar Bernadus.
Pada kesempatan ini, PLN IP menyalurkan lebih dari 1.000 paket bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terdampak banjir di Sumatra Utara. Bantuan berupa paket sembako, kebutuhan pangan, dan obat-obatan disalurkan melalui koordinasi dengan perangkat daerah agar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan di lapangan.
/data/photo/2025/12/08/69368e6d6666e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5436723/original/035905500_1765183760-Rhoma_Irama_Tabliqh_Akbar_di_halaman_Mesjid_Raya_Baitul_Izzah_Kota_Bengkulu_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2025/08/12/689aaa3335c96.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
