Rugi Rp 8 M dari Penipuan Investasi BBM Oknum TNI AL, Warga di Batam Tak Rela Dengar Kabar Terdakwa Naik Pangkat
Tim Redaksi
BATAM, KOMPAS.com
– Dua warga Kota
Batam
, Kepulauan Riau mengalami kerugian hingga Rp 8 miliar dalam dugaan tindak pidana penipuan dengan modus berinvestasi pada usaha bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan oleh oknum
TNI AL
berinisial ASD.
Hal ini diketahui dari sidang percepatan perkara tindak pidana yang dilakukan
Pengadilan Militer
Tinggi I Medan, Sumatera Utara, yang dilaksanakan di PTUN Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (14/2/2025) lalu.
Proses pengadilan kasus ini dilaksanakan di Batam karena domisili kedua korban.
Hendri, salah satu korban, menjelaskan bahwa penipuan yang dialaminya berawal dari ajakan pelaku untuk berinvestasi.
Namun, hingga beberapa bulan berlalu, korban tidak dapat berkomunikasi kembali dengan pelaku yang kini berstatus terdakwa.
“Terdakwa mengajak para korbannya untuk modal investasi usaha BBM. Namun, usaha yang dilakukan oleh terdakwa sama sekali tidak bisa membuktikan kepada korban sampai hari ini, hingga akhirnya kami melapor dugaan penipuan ini ke pihak Polisi Militer beberapa waktu lalu,” katanya saat ditemui Minggu (16/2/2025) pagi.
Dalam prosesnya, laporan yang dilayangkan oleh kedua warga Batam ini kemudian berlanjut ke ranah sidang militer pertama sebelum dilanjutkan ke Pengadilan Militer yang terlaksana pada Senin (10/2/2025) lalu.
Dalam sidang ini, kuasa hukum terdakwa disebut mengajukan pembelaan berdasarkan surat dakwaan oleh Oditur Militer.
Dalam hal ini, tindakan terdakwa disebut tidak mengarah ke tindak pidana, tetapi ke arah perdata.
Namun, pembelaan terdakwa, menurut Hendri, ditolak oleh Majelis Hakim setelah proses sidang beda pendapat antara Perwira Penyerah Perkara (papera) dengan Oditur Jenderal TNI terkait perkara tersebut.
Dalam sidang beda pendapat tersebut, Putusan Majelis Hakim menyatakan bahwa perbuatan terdakwa ASD diduga merupakan tindak pidana yang harus diperiksa dan diadili di Pengadilan Militer Tinggi I Medan.
“Papera terdakwa berpendapat bahwa perbuatan terdakwa merupakan ranah hukum perdata, sedangkan Oditur Jenderal TNI berpendapat bahwa perbuatan terdakwa diduga merupakan tindak pidana penipuan,” katanya.
Dalam persidangan perdana yang telah berlangsung, korban yang mengalami kerugian mencapai Rp 8 miliar meminta agar terdakwa diberikan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya.
Hendri juga mengatakan bahwa terdakwa yang saat ini menjabat sebagai Pamen Denma Koarmada itu sedang tersandung hukum serta masih menjalani proses persidangan dengan kasus penipuan. Selain itu, terdakwa tersandung kasus hukum lain.
“Bahkan dari informasi yang diterima, terdakwa masih mempunyai perkara yang sama, yaitu kasus dugaan penipuan, dan saat ini masih dalam proses penyidikan oleh Puspomal,” ujarnya.
Saat sedang menjalani proses persidangan, terdakwa pada bulan Februari juga mendapat kehormatan naik jabatan satu tingkat perwira di lingkungan TNI.
Para korban merasa sangat dicederai rasa keadilannya dengan kenyataan tersebut.
Mereka berharap keadilan benar-benar dapat diwujudkan dalam persidangan Pengadilan Militer Tinggi I Medan dengan memberikan hukuman yang setimpal kepada terdakwa agar tidak terjadi kepada orang lain.
“Kita juga mendengar kabar dari media sosial bahwa terdakwa yang sedang tersandung kasus dugaan penipuan mendapatkan kenaikan pangkat setingkat dari pangkat sebelumnya,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: Sumatera Utara
-
/data/photo/2025/02/16/67b14903ce170.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Rugi Rp 8 M dari Penipuan Investasi BBM Oknum TNI AL, Warga di Batam Tak Rela Dengar Kabar Terdakwa Naik Pangkat Regional
-

Avtur Lewat Jalur Pipa Dibobol di Sumbagut, Pertamina Rugi Ratusan Juta
JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan bahwa berdasarkan barang bukti di kepolisian, kerugian akibat pencurian avtur (illegal tapping) di pipa penerimaan Aviation Fuel Terminal (AFT) Kualanamu sekitar Rp400 juta.
“Berdasarkan barang bukti di kepolisian, (kerugian) sekitar Rp400 jutaan,” ucap Area Manager Comm, Rel, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Susanto August Satria ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Sabtu.
Barang bukti yang terdapat di kepolisian adalah 29 baby tank dengan volume avtur sekitar 30 kiloliter (KL).
Akan tetapi, jumlah kerugian secara keseluruhan belum dapat benar-benar dipastikan, sebab Pertamina masih menanti hasil penyidikan dari pihak Polres Deli Serdang, Sumatera Utara.
Salah satu hal yang sedang disidik adalah kapan sindikat tersebut mulai beroperasi.
“Kami masih menunggu hasil penyidikan dari pihak Polres Deli Serdang mengenai waktu beroperasinya (sindikat pencurian avtur),” kata Satria.
Meskipun demikian, Satria memastikan bahwa kegiatan penerimaan dan penyaluran avtur di Kualanamu beroperasi normal dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi.
Ke depannya, lanjut dia, Pertamina akan melakukan evaluasi pengamanan jalur pipa, terutama di wilayah yang berdekatan dengan sempadan pantai.
Sebelumnya, Lantamal I Belawan TNI AL berhasil melakukan penangkapan dan penindakan terhadap pencurian bahan bakar minyak (BBM) jenis avtur bertempat di Pantai Dewi Indah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (11/2/2025).
PT Pertamina Patra Niaga pun mengapresiasi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, Sumatera Utara, yang telah melakukan pengamanan dan penindakan terhadap pencurian avtur (illegal tapping) di pipa penerimaan Aviation Fuel Terminal (AFT) Kualanamu.
Pertamina Patra Niaga juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap distribusi Avtur guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam melaporkan aktivitas mencurigakan atas illegal tapping terkait distribusi dan penyalahgunaan avtur agar keamanan pasokan energi tetap terjaga,” kata Satria.
-

Korlantas Polri Berlakukan One Way Nasional Dalam Operasi Ketupat 2025
loading…
Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho akan menerapkan one way nasional dalam mengendalikan arus mudik dan balik pada Operasi Ketupat 2025 mendatang. Foto.Dok.Korlantas
JAKARTA – Korlantas Polri akan menerapkan sistem one way nasiona l dalam mengendalikan arus mudik dan balik pada Operasi Ketupat 2025 mendatang. Rencana ini diungkapkan Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho dalam kunjungannya di Smart City Yogyakarta, Sabtu 15/2/2025.
Pelaksanaan Operasi Keselamatan yang berlangsung selama 14 hari di seluruh provinsi di Indonesia menjadi landasan awal Korlantas Polri untuk menyiapkan strategi efektif dalam pengaturan manajemen arus mudik dan balik saat pelaksanaan Operasi Ketupat 2025 nanti. Salah satunya adalah pola One Way Nasional dari kilometer 77 hingga kilometer 414.
“Di jalan tol salah satunya adalah ada battelneck dari lajur tiga menjadi dua langkah apa yang harus dia lakukan kemungkinan akan kita lakukan contraflow ketika bangkitan arus cukup tinggi itu ada traffic counting nya kita harus memperlakukan One way Nasional dari kilometer 70 Sampe kilometer 414, “ kata Agus Suryonugroho.
Kakorlantas sudah melakukan sejumlah titik rawan dalam arus lalu lintas pada saat pelaksanaan Operasi Ketupat 2025 nanti.
Di antarannya seperti jalur tol, arteri jalur nasional di pulau Jawa, Sumatera dari lampung hingga Medan dan jalan nasional lainnya di Indonesia akan dikelola lebih komprehensif dibandingkan tahun lalu.
“Ada beberapa konsentrasi yang harus saya persiapkan pertama berkaitan dengan jalan tol jalan tol harus kita kelola dengan baik secara komperhensif, yang kedua kita akan mengelola jalan nasional arteri dan jalan jalan lintas baik itu di jalur tengah selatan sampai di luar Jawa di Medan di Lampung jalan-jalan nasional akan kita kelola,” ungkap Kakorlantas Polri.
Penanganan pemudik pada sektor pelabuhan dan bandara juga menjadi penekanan Kakorlantas untuk diperhatikan dengan baik dari sisi pengelolaan penumpang yang bertujuan untuk membuat masyarakat lebih nyaman dan aman.
-

Dibilang Mirip Parto karena Foto di Android, Ariel Noah: Lucu Dong
Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi Ariel Noah akhirnya menanggapi fotonya yang disebut mirip pelawak Parto. Foto tersebut menjadi perbincangan karena diambil menggunakan ponsel Android.
Dikutip dari video kanal YouTube The Duda Minus One, Minggu (16/2/2025), Ariel mengomentari masalah itu ketika Desta mengomentari masalah foto-foto touring mereka yang kerap diabadikan oleh masyarakat di tempat yang mereka datangi. Ia meminta agar kru The Duda Minus One mengawasi masyarakat yang memotret mereka menggunakan ponsel Android.
“Masyarakat yang moto jangan pakai Android. Itu aja pesan saya,” kata Desta.
Momen di mana Ariel dipotret dan hasilnya dikatakan mirip pelawak Parto. – (Google/-)
Pesan itu langsung dikomentari oleh Ariel.Ia mengatakan mukanya memang agak beda ketika dipotret menggunakan ponsel Android. “Gue juga bingung enggak tahu kenapa,” katanya heran.
“Gue dibilang kayak Mas Parto,” sambungnya lagi.
Uniknya, Ariel mengaku tidak keberatan jika dikatakan mirip pelawak Parto. “Wah bagus dong, lucu berarti,” kata Ariel sambil tertawa terkait kemiripan wajahnya dengan Parto.
Diketahui momen Ariel dianggap mirip Parto terjadi saat rombongan The Duda Minus One yang terdiri dari Ariel, Desta, Raffi Ahmad, dan Gading Marten touring di wilayah Sumatera Utara pada 2024.
Mereka kemudian mendatangi sebuah lokasi wisata di mana ada masyarakat yang kemudian merekam mereka tengah beristirahat. Saat rekaman dan foto dibagikan, banyak masyarakat melihat kemiripan antara Ariel dengan Parto.
-

Kota Kuno yang Hilang Ditemukan di Meksiko Selatan
Jakarta –
Seorang arkeolog mengungkap sebuah kota besar abad ke-15 yang hilang di Meksiko selatan, di sebuah situs yang selama ini dianggap sekadar garnisun tentara.
Guiengola, yang dibangun oleh penduduk asli Zapotec, terletak di selatan negara bagian Oaxaca, sekitar 27 kilometer dari garis pantai Pasifik.
Pedro Guillermo Ramón Celis dari McGill University di Montreal, Kanada, mengungkap luas sebenarnya Guiengola yang tertutup hutan menggunakan teknik pemindaian berbasis laser, dengan terbang di atas lokasi tersebut menggunakan pesawat terbang.
Penelitiannya mengungkapkan bahwa kota berbenteng itu meliputi area seluas 360 hektar dan memiliki lebih dari 1.100 bangunan-termasuk kuil, lapangan bola, dan berbagai lingkungan untuk rakyat jelata dan kaum elit-dan tembok sepanjang 4 kilometer.
“Karena baru berusia antara 500 hingga 600 tahun, kota ini sangat terawat,” kata Ramón Celis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari NewsWeek.
“Anda bisa berjalan di sana di tengah hutan, dan Anda akan menemukan rumah-rumah yang masih berdiri, bisa melihat pintu-pintu, lorong-lorong, pagar yang memisahkannya dari rumah-rumah lainnya,” rincinya.
Pemindaian LiDAR di Guiengola, yang memperlihatkan pusat kota dan upacara (kiri), dipisahkan oleh tembok pertahanan dari area umum kota (kanan). Foto: Pedro Guillermo Ramón Celis
Menurut Ramón Celis, bukti menunjukkan bahwa kota berbenteng itu ditinggalkan tepat sebelum bangsa Spanyol tiba di Meksiko, dan penduduknya pindah ke Tehuantepec, kota kecil tempat keturunan mereka masih tinggal.
Pada akhir abad ke-15, Ramón Celis menuturkan, suku Zapotec berhasil memperoleh kendali hampir total atas Pesisir Pasifik Oaxaca dan berhasil menahan ekspansi agresif suku Mexicas (Kekaisaran Aztec) pada Akhir Pascaklasik.
“Ini sangat luar biasa setelah pengepungan panjang selama tujuh bulan yang dipimpin oleh kaisar Aztec Ahuizotl di Guiengola. Setelah mengamankan wilayah Mesoamerika selatan ini, suku Zapotec tidak perlu lagi mendiami kota ini,” katanya.
Meskipun tinggal di daerah pegunungan memiliki kelebihan, akses terhadap air bersih dan lahan yang lebih subur mungkin lebih penting bagi populasi yang besar, dan lokasi Tehuantepec memiliki kelebihan ini dibandingkan Guiengola.
“Bagaikan kota yang membeku dalam waktu, sebelum transformasi budaya mendalam apa pun yang dibawa oleh kedatangan bangsa Spanyol terjadi,” imbuhnya.
Peta menunjukkan lokasi kota Zapotec di Guiengola pada abad ke-15. Foto: Pedro Guillermo Ramón Celis
Arkeolog tersebut mengatakan bahwa ketertarikannya terhadap kota berbenteng itu sudah muncul sejak ia masih belia.
“Keluarga ibu saya berasal dari wilayah Tehuantepec, yang berjarak sekitar 20 km dari situs tersebut, dan saya ingat mereka membicarakannya saat saya masih kecil. Itulah salah satu alasan saya memilih untuk menekuni arkeologi,” jelas Ramón Celis.
Teknik yang digunakan Ramón Celis untuk memindai kota dikenal sebagai Light Detection and Ranging, atau LiDAR. Mirip dengan sonar berbasis cahaya, teknik ini menggunakan gelombang sinar laser untuk menghasilkan peta topografi medan yang terperinci.
“Meskipun Anda dapat mencapai situs tersebut menggunakan jalan setapak, situs tersebut tertutup oleh kanopi pepohonan,” arkeolog tersebut menjelaskan.
“Sampai sekarang, tidak ada cara bagi siapa pun untuk menemukan seluruh situs tanpa menghabiskan waktu bertahun-tahun berjalan dan mencari di tanah. Kami dapat melakukannya dalam waktu dua jam dengan menggunakan peralatan penginderaan jarak jauh dan pemindaian dari pesawat,” tuturnya.
Berdasarkan pemindaiannya, Ramón Celis memetakan bangunan-bangunan yang tersisa di kota tersebut, dan menyimpulkan bagaimana bangunan tersebut digunakan berdasarkan artefak yang ditemukan di lokasi tertentu.
Hal ini bahkan memungkinkannya untuk menentukan bagaimana kekuasaan didistribusikan di seluruh Guiengola, karena bangunan seperti lapangan bola dan kuil hanya akan digunakan oleh kaum elit.
Ini hanyalah permulaan analisis. Arkeolog berharap bahwa penelitian Guiengola di masa mendatang akan memberikan wawasan baru tentang organisasi sosial dan politik suku Zapotec, yang mungkin dapat menjelaskan hubungan mereka dengan Spanyol.
“Saat ini, saya sedang merencanakan musim lapangan keempat saya dan tim untuk meneliti sekitar 1.170 struktur dalam pemindaian LiDAR, yang akan memakan waktu beberapa tahun,” kata Ramón Celis.
Ia menekankan bahwa pekerjaan ini akan melibatkan penginderaan jarak jauh lebih lanjut ketimban penggalian fisik di lokasi tersebut.
“Ini akan memungkinkan saya memahami seberapa kuat hubungan suku Zapotec dengan tanah air mereka dan sejauh mana mereka mengembangkan identitas mereka sendiri,” tutupnya.
(rns/rns)

/data/photo/2013/06/04/0838554-kemiskinan-dan-kepemimpinan-780x390.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4884695/original/044406500_1720262158-20240706-La_Nina-ANG_5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

