Jakarta, Beritasatu.com – Upaya pemulihan layanan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana di Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar), dan Aceh terus berjalan. Dua provinsi pertama menunjukkan perkembangan signifikan, sementara Aceh masih menghadapi kendala utama berupa pasokan listrik yang belum stabil.
Data Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) pada Rabu (10/12/2025) menunjukkan jumlah menara base transceiver station (BTS) yang terdampak bencana turun menjadi 2.637 unit, dari sebelumnya 3.380 unit pada puncak gangguan 2 Desember 2025. Sebanyak 743 BTS yang telah kembali menyala memungkinkan lebih banyak warga menghubungi keluarga dan mengakses informasi darurat.
Di Sumatera Utara, 9.292 dari 9.612 BTS telah kembali beroperasi atau mencapai tingkat pemulihan 96,67%. Sementara itu, Sumatera Barat mencatat pemulihan 99,20% setelah 3.709 dari 3.739 BTS aktif kembali.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan, pemulihan infrastruktur komunikasi menjadi prioritas dalam penanganan pascabencana. Ia menyebut akses komunikasi krusial untuk proses penyelamatan, distribusi bantuan, hingga pemulihan sosial di lapangan.
“Setiap BTS yang pulih berarti lebih banyak warga bisa memberi kabar dan menerima informasi yang mereka perlukan,” ujar Meutya dalam keterangan di kantor Kemenkomdigi, Jakarta Pusat, Kamis (11/12/2025).
Berbeda dengan dua provinsi lainnya, Aceh masih tertinggal dalam pemulihan jaringan akibat padamnya aliran listrik di banyak lokasi. Dari 3.414 BTS, baru 1.127 unit atau 33,01% yang kembali beroperasi. Sebanyak 2.287 BTS belum dapat aktif karena jaringan listrik yang belum pulih.
Meutya menjelaskan, operator seluler bekerja sama dengan PLN untuk mempercepat pemulihan listrik di daerah terdampak sekaligus memperbaiki infrastruktur BTS yang mengalami kerusakan.
“Pemulihan jaringan di Aceh memang masih terkendala padamnya aliran listrik. Operator seluler, PLN, dan semua pihak terkait tengah bekerja keras saat ini untuk memastikan pasokan listrik kembali normal,” katanya.
Sebagai langkah darurat, pemerintah meningkatkan dukungan teknis berupa penyediaan genset dan perangkat akses internet satelit. Hingga kini, 18 titik akses Satria-1 telah berfungsi, sementara 88 perangkat Starlink telah didistribusikan ke tiga provinsi, yakni Aceh (27 unit), Sumatera Utara (27 unit), dan Sumatera Barat (34 unit).
“Fokus kami memastikan warga dapat berkomunikasi tanpa hambatan,” pungkas Meutya.




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5442093/original/002966600_1765527016-Jembatan_Darurat_di_Aceh.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/12/04/69318ba575e26.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2023/10/26/6539d7574a955.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5283146/original/084058900_1752537468-1000010768.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)