Jenazah Farhan Tiba di Rumah Duka, Tangis Keluarga Pecah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Isak tangis keluarga dan warga sekitar pecah saat jenazah Muhammad Farhan Hamid, pedemo yang hilang dan ditemukan tewas di Gedung ACC Kwitang, tiba di rumah duka di Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (8/11/2025).
Pantauan
Kompas.com
di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB, jenazah almarhum Farhan tiba menggunakan ambulans hitam bertuliskan RS Polri.
Peti jenazah almarhum dipanggul oleh sang kakak, Imrony, bersama beberapa warga melalui gang sempit menuju rumah.
Tangis Imrony pecah saat memanggul peti sang adik. Warga yang memadati gang ikut larut dalam kesedihan, beberapa di antaranya terdengar membacakan selawat.
Awalnya, jenazah direncanakan akan dibawa masuk ke rumah. Namun, karena jalan yang sempit, peti beberapa kali terbentur dinding dan tidak dapat dimasukkan ke dalam rumah.
Seorang warga kemudian mengusulkan agar jenazah langsung dibawa ke masjid terdekat. Usulan itu ditolak oleh Imrony yang menangis sambil memegangi peti.
“Sini dulu, taruh sini dulu,” teriak Imrony.
Peti jenazah akhirnya diletakkan di depan rumah. Tubuh Imrony terlihat lemas dan ia memeluk peti adiknya sambil terus menangis.
“Udah Rony, jangan ditangisi Nak. Kuat Nak, kuat,” ucap beberapa warga.
Tak lama kemudian, jenazah kembali diangkat dan dibawa ke masjid yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah.
Beberapa warga terlihat masuk ke masjid untuk menenangkan keluarga Farhan, sementara lainnya menengok dari pintu masuk dengan wajah sendu.
Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati memastikan dua kerangka yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan.
Kepala Biro Laboratorium dan Dokumen Kesehatan (Karo Labdokkes) Pusdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti menjelaskan, hasil pemeriksaan sekunder terhadap struktur tulang menunjukkan bahwa keduanya berjenis kelamin laki-laki.
“Hasil pemeriksaan DNA dan gigi postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi Reno Syahputra Dewo anak biologis dari bapak Muhammad Yasin,” jelas Sumy Hastry.
Sementara itu, identifikasi terhadap kerangka lainnya dilakukan menggunakan data sekunder berupa perhiasan dan ikat pinggang, serta pemeriksaan DNA dari tulang.
“Hasil pemeriksaan nomor postmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi Muhammad Farhan,” jelasnya.
Polda Metro Jaya menyebut penyelidikan atas insiden kebakaran di Gedung ACC Kwitang masih berlanjut untuk memastikan penyebab pasti dan mengungkap pemicu kerusuhan yang menyebabkan dua korban terperangkap di dalam bangunan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: Sumatera Utara
-
/data/photo/2025/11/08/690ec574d5d0a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Jenazah Farhan Tiba di Rumah Duka, Tangis Keluarga Pecah Megapolitan
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2913249/original/058240300_1568693252-KPK_1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Terungkap Identitas 7 Orang yang Dibawa ke Jakarta dari OTT KPK di Ponorogo
KPK mulai melakukan OTT pada tahun 2025 dengan menjaring anggota DPRD dan pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, yakni pada Maret 2025.
Kedua, pada Juni 2025, OTT terkait dugaan suap proyek pembangunan jalan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumut, dan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Sumut.
Ketiga, OTT selama 7-8 Agustus 2025, di Jakarta; Kendari, Sulawesi Tenggara; dan Makassar, Sulawesi Selatan. OTT tersebut terkait kasus dugaan korupsi proyek pembangunan rumah sakit umum daerah di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.
Keempat, OTT di Jakarta pada 13 Agustus 2025, mengenai dugaan suap terkait dengan kerja sama pengelolaan kawasan hutan.
Kelima, pada 20 Agustus 2025, OTT terkait kasus dugaan pemerasan pengurusan sertifikasi K3 di Kementerian Ketenagakerjaan yang melibatkan Immanuel Ebenezer Gerungan selaku Wakil Menteri Ketenagakerjaan pada saat itu.
Keenam, OTT terhadap Gubernur Riau Abdul Wahid pada 3 November 2025, yakni mengenai dugaan pemerasan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tahun anggaran 2025.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406375/original/019797500_1762568329-1001153786.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Luwu Hilang Misterius di Pegunungan Parembonan, Pencarian Terkendala Medan yang Berat
Liputan6.com, Luwu – Seorang warga Lamasi Hulu, Kecamatan Walenrang Barat, bernama Sondak (40), dilaporkan hilang misterius saat hendak memantau kebunnya di kawasan pegunungan Dusun Parembonan, Desa Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Kamis (6/11/2025). Hingga kini, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian.
Menurut keterangan warga, Sondak berangkat seorang diri pada Kamis pagi. Ia berjalan kaki melewati jalan setapak yang dikelilingi hutan lebat menuju kebunnya. Namun hingga malam tiba, ia tak kunjung kembali ke rumah. Keluarga yang cemas akhirnya meminta bantuan warga untuk mencari, sebelum kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa.
Koordinator Unit Siaga SAR Palopo, Rifman, mengatakan pihaknya menerima laporan dari BPBD Luwu pada Kamis siang. Setelah mendapat arahan dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Makassar, tim SAR segera dikerahkan ke lokasi kejadian.
“Hingga sore kemarin, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian di sekitar area pegunungan,” ujar Rifman, Sabtu (8/11/2025).
Biasanya, Sondak hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk pergi dan kembali dari kebunnya, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah. Karena itu, hilangnya pria tersebut tanpa jejak membuat keluarga dan warga diliputi kecemasan.
Saat pertama kali diketahui hilang, warga sempat melakukan pencarian mandiri dengan peralatan seadanya dan menggunakan penerangan sederhana. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Pencarian kini dilakukan secara gabungan oleh tim SAR, aparat desa, relawan, dan warga setempat. Medan berat dan cuaca yang tidak bersahabat menjadi kendala utama. Kabut tebal dan hujan ringan sempat menghambat langkah tim menuju area yang diduga sebagai jalur terakhir korban terlihat.
“Kemarin, pencarian terpaksa dihentikan sementara karena kondisi cuaca tidak mendukung. Tim akan melanjutkan pencarian hari ini dengan harapan korban dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat,” tambah Rifman.
-
/data/photo/2025/10/31/6904a3d4be0b3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Jejak Hilangnya Reno dan Farhan hingga Ditemukan Tinggal Kerangka di Kwitang Megapolitan
Jejak Hilangnya Reno dan Farhan hingga Ditemukan Tinggal Kerangka di Kwitang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Misteri hilangnya Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan, dua pedemo yang sebelumnya dilaporkan menghilang usai aksi di Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, pada akhir Agustus 2025 lalu akhirnya terungkap.
Reno dan Farhan telah ditemukan, tetapi dalam kondisi tak lagi bernyawa dan sudah menjadi kerangka di gedung bekas kantor Astra Credit Companies (ACC), Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025).
Polisi memastikan bahwa dua kerangka yang ditemukan di Gedung ACC adalah Reno dan Farhan berdasarkan hasil tes DNA.
Pada Jumat 12 September 2025, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat bahwa ada dua orang, yakni Reno dan Farhan, yang belum ditemukan sejak gelombang demonstrasi pada akhir Agustus 2025.
Reno dilaporkan menghilang sejak 30 Agustus 2025 dengan catatan lokasi terakhir di Mako Brimob Kwitang.
Sedangkan Farhan dilaporkan menghilang sejak 31 Agustus 2026 di lokasi terakhirnya yaitu Mako Brimob Kwitang.
Penyelidikan terhadap Reno dan Farhan yang hilang sempat mandek selama dua bulan sampai akhirnya ada dua kerangka manusia ditemukan di lantai dua Gedung ACC Kwitang, pada Kamis (30/10/2025).
Kerangka tersebut ditemukan oleh tim teknisi gedung yang sedang memeriksa konstruksi untuk renovasi pascakebakaran saat demonstrasi pada Agustus 2025.
Kedua jasad sudah tidak dapat dikenali karena sebagian besar tubuhnya hangus. Saat ditemukan, keduanya tertimbun puing plafon yang terbakar.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro turut mengonfirmasi penemuan kerangka tersebut saat petugas melakukan pemeriksaan di lokasi bekas kebakaran.
“Saat ini kami masih melakukan penyelidikan terkait temuan dua kerangka manusia dalam kondisi hangus terbakar,” ujar Susatyo, Jumat (31/10/2025).
Kerangka yang baru ditemukan dua bulan setelah insiden pembakaran itu kemudian dikaitkan dengan catatan KontraS soal dua demonstran yang masih dinyatakan sebagai orang hilang.
Keluarga dari Reno dan Farhan melakukan tes DNA di Laboratorium Forensik Polri untuk membantu proses identifikasi kerangka yang ditemukan.
Sampel DNA dan dua kerangka itu dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk pemeriksaan forensik lebih lanjut.
“Keluarga kedua nama tersebut sudah melakukan uji sampling di Labfor Polri, kita (masih) tunggu hasilnya keluar,” ujar Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Pusat AKBP Roby Saputra saat dikonfirmasi, Sabtu (1/11/2025).
Hampir seminggu kemudian, RS Polri Kramat Jati mengungkapkan bahwa dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang merupakan Reno dan Farhan.
Kepala Biro Laboratorium dan Dokumen Kesehatan (Karo Labdokkes) Pusdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti menjelaskan, hasil pemeriksaan sekunder melalui analisis tulang tengkorak dan panggul menunjukkan bahwa kedua kerangka tersebut berjenis kelamin laki-laki.
“Hasil pemeriksaan DNA dan gigi post-mortem 0080 cocok dengan ante-mortem 002 sehingga teridentifikasi
Reno Syahputra Dewo
anak biologis dari bapak Muahamad Yasin,” ungkap Sumy Hastry di RS Polri Kramat Jati, Jumat (7/11/2025).
Sementara itu, Sumy menyampaikan bahwa identifikasi terhadap kerangka lainnya juga dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa perhiasan kalung dan kepala ikat pinggang, serta pemeriksaan primer DNA dari tulang.
“Hasil pemeriksaan nomer post-mortem 0081 cocok dengan ante-mortem 001 sehingga teridentifikasi
Muhammad Farhan
,” ujarnya.
Hasil tes DNA yang mengungkapkan kerangka yang ditemukan adalah Reno dan Farhan juga semakin diperkuat dengan penyelidikan polisi. Kedua korban sempat terlihat di sekitar Kwitang ketika kerusuhan berlangsung.
Temuan itu berdasarkan rekaman video amatir yang beredar di masyarakat.
Oleh karena itu, polisi memastikan keduanya tidak dipindahkan dari luar ke dalam gedung ACC dan bukan korban pembunuhan.
“Bukan (dibunuh) yang bersangkutan terperangkap di gedung yang terbakar pada saat aksi kerusuhan,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Bhudi Hermanto.
Setelahnya, kedua jenazah diserahkan kepada keluarga dan direncanakan akan dibawa pada Sabtu (8/11/2025) untuk pemakaman.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Saputra menjelaskan, dua jasad korban yang sudah menjadi kerangka tidak ditemukan lantaran kondisinya yang tertimbun puing sisa kebakaran.
Pasca kebakaran, kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pertama pada 2 September 2025 usai pemilik gedung melaporkan insiden kebakaran.
Namun, hasil olah TKP tidak menemukan kerangka kedua korban.
“Kemudian kita sudah cek secara menyeluruh seluruh gedung, namun memang kita tidak melihat dan tidak mencium karena dari di lokasi tersebut itu bercampur dengan puing-puing sisa kebakaran,” ujar Roby, Jumat.
Pada 19 September 2025, tim Labfor juga melakukan olah TKP dan tidak menemukan kerangka korban.
“Tanggal 19 (September) juga ada lagi dari Labfor. Iya karena memang kondisinya kalau kebakaran, kalau daging terbakar itu sama dengan bau kayu terbakar gitu, kalau terbakar yang full menyeluruh,” terang Roby.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Polisi Sebut Kematian Farhan-Reno di Gedung Kwitang Akibat Terbakar, Tidak Ada Tanda Kekerasan
GELORA.CO – Kepolisian memastikan penyebab kematian Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid disebabkan oleh luka bakar, bukan karena kekerasan. Keduanya telah dinyatakan hilang pada demonstrasi akhir Agustus 2025 dan ditemukan kerangkanya di gedung terbakar di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.
Kepala Biro Laboratorium dan Kedokteran Kesehatan (Karo Ladbrokes) Polri, Brigjen Sumy Hastry Purwanti, mengatakan hasil pemeriksaan forensik tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada kerangka kedua korban.
“Dari pemeriksaan, memang ada beberapa tulang yang kita periksa, mulai dari tulang tengkorak, tulang panjang, hingga tulang panggul. Di situ tidak ada tanda kekerasan tumpul seperti bukti cedera atau terjatuh,” ujar Sumy di RS Polri Jakarta, hari ini.
Menurut Sumy, kondisi organ dalam yang tersisa menunjukkan kedua korban meninggal karena insiden terbakar. “Kelihatan kalau dari sisa-sisanya, organ dalamnya terbakar. Sehingga kami bisa menulis sebab kematiannya karena terbakar,” katanya.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa bagian tubuh yang tersisa tidak cukup lengkap untuk menilai kemungkinan adanya kekerasan lain.
“Sisa-sisa organ dalam yang terbakar dengan beberapa tulang tidak signifikan bisa dinilai kekerasannya. Jadi kami juga tidak bisa menulis sebab kematian dua, karena hanya sisa organ dalam yang terbakar,” jelasnya.
Sebelumnya, kepolisian telah mengumumkan hasil tes DNA terhadap dua kerangka manusia yang ditemukan di gedung terbakar di Kwitang pada akhir Agustus lalu.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kedua kerangka tersebut identik dengan DNA keluarga dari dua orang yang hilang, yakni Reno Syahputradewo dan Muhammad Farhan Hamid.
“Kami menerima dua kantong jenazah bernomor 0080 dan 0081. Setelah dilakukan pemeriksaan gigi dan DNA, hasilnya identik dengan sampel keluarga dari dua orang yang sebelumnya dilaporkan hilang,” ungkap Sumy.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2978888/original/058603600_1574829310-20191127-Lowongan-Pekerjaan-Dibuka-di-Job-Fair-Jakarta-TALLO-4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
448 Ribu Orang di Sumut Masih Menganggur
Liputan6.com, Jakarta Jumlah pengangguran di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada Agustus 2025 sebanyak 448 ribu orang, turun 10 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hal tersebut berdadarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut. Penurunan ini membuat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sumut berada di level 5,32 persen, atau menurun 0,28 persen poin dibanding Agustus 2024.
Kepala BPS Sumut, Asim Saputra mengatakan, penurunan pengangguran ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja di Sumut semakin membaik, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang solid.
“Penurunan ini menjadi sinyal positif penyerapan tenaga kerja di Sumut semakin kuat. Meskipun masih ada tantangan, tren ini menunjukkan arah perbaikan,” kata Asim di Medan, Jumat (7/11/2025).
Meski pengangguran menurun, berdasarkan data BPS Sumut, tingkat setengah pengangguran naik menjadi 9,05 persen, atau meningkat 0,34 persen poin dibanding Agustus 2024. Sedangkan tingkat pekerja paruh waktu turun menjadi 24,06 persen, menurun 1,02 persen poin.
Setengah pengangguran adalah mereka yang jam kerjanya di bawah jam kerja normal, yaitu kurang dari 35 jam per minggu, dan masih mencari pekerjaan atau bersedia menerima pekerjaan lain.
“Tingkat S”setengah pengangguran pada Agustus 2025 adalah sebesar 9,05 persen. Hal ini berarti dari 100 penduduk bekerja terdapat sekitar sembilan sampai sepuluh orang yang termasuk Setengah pengangguran,” Asim menjelaskan.
Sementara, pada Agustus 2025, tingkat setengah pengangguran laki-laki sebesar 9,56 persen, sedangkan tingkat setengah pengangguran perempuan sebesar 8,32 persen.
Dibandingkan Agustus 2024, tingkat setengah pengangguran laki-laki mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen poin untuk tingkat setengah pengangguran laki-laki dan 0,18 poin untuk tingkat setengah pengangguran perempuan.
Dari total 11,65 juta penduduk usia kerja, sebanyak 8,42 juta orang termasuk dalam angkatan kerja. Sedangkan 3,23 juta orang tergolong bukan angkatan kerja. Jika dibandingkan Agustus 2024, jumlah angkatan kerja naik 243 ribu orang, sementara jumlah penduduk bekerja meningkat 253 ribu orang.
-

Ini kata polisi mengapa kerangka baru ditemukan di Gedung ACC Kwitang
Jakarta (ANTARA) – Polisi dan tim forensik RS Polri mengungkapkan dua kerangka manusia di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat baru ditemukan rentang waktu hampir dua bulan usai kebakaran gedung karena tak ada kegiatan pembersihan atau pembongkaran di area yang tertimbun puing.
“Kenapa baru ditemukan lama? Karena sejak kebakaran sampai waktu penemuan, tidak ada kegiatan pembersihan atau pembongkaran di area yang tertimbun puing,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat.
Roby memastikan, rentang waktu hampir dua bulan antara kebakaran gedung dan penemuan kerangka bukan karena kelalaian, melainkan kondisi lokasi yang sulit diakses dan tertutup puing sisa kebakaran.
Kebakaran besar yang melanda gedung tersebut terjadi pada 29 Agustus 2025. Dua hari kemudian, tepatnya pada 2 September, pemilik gedung melapor ke kepolisian dan olah tempat kejadian perkara (TKP) langsung dilakukan oleh tim dari Polres Metro Jakarta Pusat.
“Pada tanggal 2 September, kami sudah melakukan olah TKP pertama. Kami memeriksa seluruh area gedung, tetapi tidak menemukan tanda-tanda adanya korban kebakaran,” ujar Roby.
Menurut Robby, saat olah TKP dilakukan, kondisi bangunan sudah hancur. Hampir seluruh bagian gedung hangus terbakar dan di area reruntuhan tidak ada indikasi keberadaan manusia.
“Di lokasi itu hanya terlihat puing-puing sisa kebakaran, seperti rangka besi, kayu, plafon yang jatuh dan material bekas AC. Tidak ada yang menunjukkan bahwa ada korban di sana,” jelas Roby.
Selain itu, karakteristik bau di lokasi kebakaran juga menyulitkan petugas mendeteksi sisa tubuh manusia.
“Kalau kebakaran yang menyeluruh, daging yang terbakar itu aromanya sama seperti kayu terbakar. Jadi, sulit dibedakan,” ucap Roby.
Selain itu, Roby menyebut, pemeriksaan lanjutan sempat dilakukan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri pada 19 September. Namun, hingga saat itu pun tidak ditemukan tanda-tanda korban.
“Petugas keamanan dari pihak gedung juga rutin berpatroli hampir setiap hari, naik ke atas untuk mengecek kondisi bangunan. Tapi karena puingnya menumpuk dan posisinya tidak terlihat, tidak ada yang menyadari ada sesuatu di bawah reruntuhan itu,” kata Roby.
Baru pada 30 Oktober 2024, atau hampir dua bulan setelah kebakaran, pekerja yang sedang menyiapkan renovasi menemukan dua kerangka manusia di antara tumpukan material yang terbakar. Penemuan itu segera dilaporkan ke kepolisian dan menjadi dasar penyelidikan lanjutan.
“Baru setelah mulai dibongkar untuk renovasi, kerangka itu terlihat,” ucap Roby.
Sangat berbahaya
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto menegaskan, kondisi gedung pasca kebakaran memang sangat berbahaya untuk dimasuki.
Hampir seluruh bagian struktur sudah rapuh, sehingga pemilik gedung enggan melakukan aktivitas pembersihan lebih awal.
“Bangunan itu sudah tidak layak digunakan. Saat tim kami masuk, juga harus sangat berhati-hati karena khawatir terjadi reruntuhan. Dan benar saja, dua kerangka manusia yang ditemukan itu tertimbun puing cukup dalam,” jelas Budi.
Proses identifikasi kedua korban ditangani oleh tim forensik RS Polri Kramat Jati. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memastikan identitas dan waktu kematian korban.
Sementara itu, Karo Labdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti menjelaskan, kondisi dua jenazah yang ditemukan sepenuhnya sudah berupa kerangka, dengan sebagian kecil sisa jaringan tubuh yang terbakar.
“Secara tanatologi atau ilmu yang mempelajari waktu kematian, kami melihat jenazah sudah dalam kondisi kerangka dengan sisa jaringan yang hangus. Dalam kondisi lingkungan yang terbakar seperti itu, bau yang muncul di bulan pertama memang menyerupai bau kayu atau material lain yang terbakar,” jelas Hastry.
Namun, setelah memasuki bulan kedua hingga ketiga, barulah muncul aroma khas pembusukan yang menandakan keberadaan sisa tubuh manusia.
“Jadi secara ilmiah, penemuan kerangka ini sesuai dengan proses alami perubahan tubuh pasca kebakaran. Mungkin saat dibersihkan dan dibongkar, muncul bau yang berbeda, lalu diketahui ternyata itu berasal dari tubuh manusia,” kata Hastry.
Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati mengungkapkan dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat, yang sebelumnya dilaporkan hilang saat peristiwa kerusuhan pada akhir Agustus 2025 merupakan Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

DNA 2 Kerangka Manusia di Kantor ACC Cocok dengan Orang Hilang Pascademo di Kwitang
Bisnis.com, JAKARTA — Polisi mengungkapkan dua kerangka manusia yang ditemukan di gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat pascademonstrasi pada Agustus 2025 cocok dengan DNA Reno dan Farhan.
Sebelumnya, M. Farhan Hamid diumumkan hilang sejak 31 Agustus 2025 dan Reno Syahputra Dewo sejak 30 Agustus 2025.
Keduanya dilaporkan hilang dengan lokasi terakhir di Brimob Kwitang, Jakarta Pusat akhir Agustus lalu.
Karo Labdokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti mengatakan berdasarkan uji lab DNA Reno dan Farhan dinyatakan cocok dengan temuan dua kerangka di kantor Astra Credit Companies (ACC), Kwitang, Jakarta Pusat.
“Post mortem cocok dengan ante mortem sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo. Post mortem cocok dengan ante mortem sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid,” kata Sumy di RS Polri, Kramatjati, Jumat (7/11/2025).
Sekadar informasi, dua kerangka manusia itu ditemukan di Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat baru ditemukan pada Kamis (30/10/2025).
Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra membenarkan bahwa gedung tersebut dibakar saat rangkaian demo Agustus 2025.
Menurutnya, alasan dua kerangka manusia itu baru ditemukan karena kondisi jenazah tertumpuk material setelah kebakaran.
Apalagi, gedung tersebut tidak digunakan usai kebakaran.
Dia menambahkan dua kerangka manusia itu baru ditemukan pada saat gedung hendak dibersihkan karena bakal direnovasi pada Kamis (30/10/2025).
“Setelah kebakaran dan tidak dibersihkan atau diperiksa secara detail sampai mau direnovasi tanggal 30 Oktober kemarin [baru ditemukan],” tutur Roby saat dihubungi, Minggu (2/11/2025).

