provinsi: Sumatera Utara

  • Komisi V DPR desak status bencana di Sumatera jadi bencana nasional

    Komisi V DPR desak status bencana di Sumatera jadi bencana nasional

    akni cakupan luasan wilayah terdampak, jumlah korban, tingkat kerusakan sarana prasarana, kerugian harta benda, hingga dampak sosial ekonomi bencana banjir bandang yang melanda

    Jakarta (ANTARA) – Komisi V DPR RI mendesak agar pemerintah meningkatkan status bencana yang terjadi di berbagai titik di Pulau Sumatera bagian utara menjadi berstatus Bencana Nasional.

    Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda menilai situasi kebencanaan yang terjadi saat ini sudah memenuhi lima indikator untuk bisa dinyatakan sebagai bencana nasional.

    “Yakni cakupan luasan wilayah terdampak, jumlah korban, tingkat kerusakan sarana prasarana, kerugian harta benda, hingga dampak sosial ekonomi bencana banjir bandang yang melanda,” kata Huda di Jakarta, Jumat.

    Dia menilai penetapan status bencana nasional itu penting untuk memudahkan proses penanganan dampak banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara bagian utara.

    Dengan penetapan status bencana nasional, maka pemerintah mengerahkan sumber daya nasional: dana, logistik, personel SAR, relawan-serta koordinasi antar-lembaga dan kementerian.

    “Penetapan status bencana nasional ini juga akan memudahkan proses koordinasi dalam proses tanggapan darurat, rehabilitasi, hingga rekonstruksi,” katanya.

    Dari beberapa analisis BMKG, menurut dia, cuaca ekstrem ini masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Situasi itu, kata dia, harus diwaspadai agar bencana hidrometerologi tidak terulang kembali.

    “Kami mendorong agar dilakukan modifikasi cuaca di wilayah-wilayah yang rawan longsor. Langkah ini penting agar bencana dalam skala besar bisa diantisipasi dan diminimalkan,” katanya.

    Dia pun menyampaikan prihatin mendalam atas bencana banjir bandang dan longsor Sumatera bagian utara. Bencana ini menunjukkan kegagalan mengantisipasi bencana hidrometeorologi dalam skala menengah dan besar yang hampir setiap tahun terjadi.

    “Ini tentu menjadi catatan bagaimana kita seharusnya menyiapkan skenario penanggulangan bencana yang lebih komprehensif terutama sistem peringatan dini (early warning) dari BMKG,” katanya.

    Di sisi lain, dia juga mendorong investigasi pemicu bencana tersebut agar bisa dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi dan meminimalkan potensi bencana besar di kemudian hari.

    “Apakah ini murni masalah ekologis atau karena murni cuaca ekstrem,” kata legislator yang bermitra dengan BMKG dan Basarnas itu.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banjir Sumatera, Ini Penjelasan BMKG Terkait Siklon Tropis Senyar dan Koto

    Banjir Sumatera, Ini Penjelasan BMKG Terkait Siklon Tropis Senyar dan Koto

    Liputan6.com, Jakarta Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Pulau Sumatera, mencakup Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar) dipicu oleh Siklon Tropis Senyar dan Siklon Koto.

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, Kepulauan Riau (Kepri) juga bisa terdampak dua siklon ini.

    BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah Kepulauan Riau mewaspadai dampak Siklon Tropis Senyar dan Koto, yang berpotensi terjadi hingga tiga hari ke depan.

    “Dampak dari siklon adalah berkumpulnya awan potensi hujan, angin kencang yang dapat memicu gelombang tinggi dan pohon tumbang,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Ramlan Djambak, Jumat (28/11/2025). Dikutip dari Antara.

    Kemunculan Siklon Tropis Senyar dan Koto ini perlu diwaspadai, karena siklon tropis ini masih terus bergerak, jika pergerakannya menuju Laut China Selatan (letak Provinsi Kepri), dampak serupa bisa dialami Kepri.

    “Kecuali jika pergerakannya baik Siklon Senyar maupun Siklon Koto ke arah Laut China Selatan,” katanya menekankan.

    Fenomena Siklon Tropis Senyar dan Siklon Koto yang terjadi di Selat Malaka ini bisa dibilang sebagai yang pertama dalam sejarah manusia. Karena siklon tidak tumbuh di sepanjang garis Ekuator di mana Indonesia berada.

    Secara fisika, siklon akan melemah atau punah ketika bergerak sekitar Ekuator, apalagi di Laut China Selatan yang tergolong sebagai lautan yang sempit.

    “Laut China Selatan itu kan laut sempit. Biasanya siklon akan tumbuh awalnya di laut lepas, laut luas. Ini malah di laut sempit dan bahkan bergerak ke daratan,” katanya.

    “Artinya perubahan iklim ini sudah nyata. Memang (siklon) ini tidak wajar, tumbuh siklon ini tidak pernah ada siklon itu apalagi di dekat Sumatera,” katanya melanjutkan.

    Walaupun demikian, lanjut dia, dalam lima tahun terakhir cukup banyak sistem siklon yang mendekati Indonesia dan memberikan dampak signifikan seperti terjadi di perairan Bengkulu, dan siklon Cempaka pada tahun 2017 berdampak di Cilacap dan Yogyakarta.

    Adanya kemunculan Siklon Tropis Senyar dan Koto ini, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadi hujan yang disertai angin kencang.

    Kemudian ketinggian gelombang juga berpengaruh, karena gelombang tinggi dipicu angin, semakin kuat angin makan semakin tinggi gelombang.

    “Untuk transportasi laut diwaspadai untuk nelayan, dan segala macam yang beraktivitas di laut lebih diperhatikan gelombang lautnya, akan berbahaya jangan dipaksakan untuk melaut atau belayar,” kata Ramlan.

    “Kemudian juga untuk masyarakat di sekitar pegunungan, pesisir ini berdampak juga jika terjadi hujan lebat berpotensi akan terjadi longsor, banjir ataupun banjir bandang, (potensi) ini bisa diperhatikan,” sambungnya.

    Siklon Tropis Senyar Tidak Umum di Selat Malaka

    BMKG menyebut fenomena Siklon Tropis Senyar tergolong tidak umum terjadi di wilayah Selat Malaka, mengingat posisi Indonesia dekat garis ekuator yang secara teoritis kurang mendukung terbentuknya maupun lintasan siklon tropis.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, bahwa meskipun secara klimatologis wilayah Indonesia bukan jalur umum siklon tropis, dalam lima tahun terakhir cukup banyak sistem siklon yang bergerak mendekati Indonesia dan memberi dampak signifikan, termasuk Siklon Tropis Senyar.

    “Fenomena seperti Siklon Tropis Senyar tidak umum terjadi di perairan Selat Malaka, apalagi jika sampai berdampak pada daratan karena itu BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat,” kata dia.

    Ia menyampaikan bahwa anomali iklim global dan dinamika atmosfer regional dapat meningkatkan peluang terbentuknya sistem tekanan rendah dan bibit siklon yang berevolusi menjadi siklon tropis di wilayah sekitar Indonesia, termasuk yang dekat jalur ekuator.

    BMKG menyebut cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir merupakan dampak dari Siklon Tropis Senyar.

    Siklon Tropis Senyar merupakan Bibit Siklon Tropis 95B yang berkembang sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, tepatnya di Selat Malaka. Dampaknya dalam sepekan terakhir wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dilanda hujan setiap hari hingga memicu bencana banjir bandang disertai tanah longsor dengan dampak kerusakan signifikan di sejumlah kabupaten dan kota.

    Data pengamatan curah hujan dari UPT BMKG, di Sumatera Utara mencatat intensitas hujan berada pada kategori lebat hingga ekstrem dengan durasi yang cukup lama.

    Nilai intensitas tertinggi tercatat di ARG Pakkat sebesar 238,4 mm (25 November 2025), Stamet F.L Tobing 229,7 mm (24 November 2025), ARG Tapanuli 176,4 mm (24 November 2025), Pos Hujan Hapesong, Tapanuli Selatan 149,7 mm (24 November 2025), ARG Teluk Dalam 157,6 mm (24 November 2025), ARG Arse 158,2 mm (25 November 2025), ARG Salak 110 mm (25 November 2025), dan AWS Hinai Langkat 93,8 mm (25 November 2025).

    Siklon Tropis Senyar memberikan dampak peningkatan intensitas dan memicu potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga ekstrem, gelombang tinggi serta angin kencang di wilayah Sumatera Utara.

    Ditambah lagi dengan kondisi kelembapan udara terpantau sangat tinggi sehingga kondisi udara cukup basah yang semakin mendukung potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah Sumatera Utara.

    Berdasarkan faktor global, kondisi IOD negatif diprakirakan masih akan berlangsung hingga bulan Desember 2025. Kondisi tersebut menambah asupan uap air di pantai barat Sumatera Utara.

    Gelombang atmosfer juga terpantau masih aktif di wilayah Sumatera Utara, sehingga turut berpotensi menambah asupan uap air di Sumatera Utara.

    Adapun wilayah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat antara lain di Kabupaten Langkat, Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Simalungun, Samosir, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Humbang Hasundutan, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Kota Gunungsitoli, dan Toba.

  • Medan Dikepung Banjir, Gus Umar Kritik Bobby Nasution: Sejak Wali Kota Tidak Ada yang Dibenahi

    Medan Dikepung Banjir, Gus Umar Kritik Bobby Nasution: Sejak Wali Kota Tidak Ada yang Dibenahi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Salah tokoh Nadhatul Ulama (NU), Umar Sahadat Hasibuan atau Gus Umar menyorot tajam Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution.

    Sorotan ini disampaikannya karena bencana banjir yang saat ini mengepung Kota Medan.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Umar Hasibuan membagikan sorotannya itu.

    Ia menyebut selama Bobby Nasution jadi Wali Kota sebelum menjabat Gubernur, tidak ada yang dibenahi.

    Khususnya untuk menangani potensi banjir yang kapan saja bisa terjadi di Medan.

    “Hei Bobby Nasution kau jadi wali kota Medan gak ada kau benahi banjir di medan,” tulisnya dikutip Jumat (28/11/2025).

    Umar pun menyarankan kepada Bobby Nasution agar lebih membenahi Kota Medan.

    Ini menurutnya hal yang perlu, mengingar banjir yang terjadi di kota tersebut.

    Kalau perlu, katanya, untuk pembenahan ini Umar menyarankan agar Bobby lebih baik memanggil ahli untuk pembenahan.

    “Sekarang daripada kau bangun jalan yang akhirnya Kadismu di-OTT @KPK_RI mending kau benahi kota Medan supaya gak banjir,” tuturnya.

    “Panggil ahli dan kau benahi medan spy gak parah gini banjirnya,” pinta Gus Umar. (Erfyansyah/Fajar)

  • Cerita Petani Binaan Dompet Dhuafa Berjuang Melawan Cuaca Ekstrem

    Cerita Petani Binaan Dompet Dhuafa Berjuang Melawan Cuaca Ekstrem

    Liputan6.com, Jakarta Sumatera Utara sedang dilanda cuaca ekstrem. Hal itupun selain berdampak terhadap banjir, longsor dan musibah lainnya, turut mengancam hasil panen para petani.

    Terang Sinohaji (50) yakni satu dari puluhan petani lainnya turut mencemaskan cuaca ekstrem yang turut terjadi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bukan tanpa sebab, Terang akan mengalami kerugian apabila intensitas hujan cukup tinggi.

    “Cuaca ekstrem ini akan menyebabkan cabai kami gagal panen,” ujar Terang yang merupakan petani binaan Dompet Dhuafa Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025).

    Terang mengaku sudah menjadi petani 1997 usai merantau ke Jakarta hingga Bandung. Terang memutuskan untuk menjadi petani sayuran dan ikut bergabung sebagai petani binaan Dompet Dhuafa pada bidang hortikultura sejak 2017 bersama 10 petani lainnya.

    “Kami diberikan pembinaan tentang pertanian hingga disewakan lahan pertanian,” jelas Terang.

    Menjadi petani tidak semudah membalikkan telapak tangan, petani harus mengetahui kendala dan resiko terhadap sebuah tanaman yang akan ditanam. Selain itu, petani harus mengantisipasi cuaca ekstrem yang akan berdampak terhadap tanaman.

    “Jadi kita dapat menyiasati kondisi cuaca dengan tanaman yang akan ditanam,” ucap Terang.

    Terang mengakui, cuaca ekstrem yang terjadi di Sumatera Utara selama dua minggu, berdampak terhadap para petani. Selain ancaman gagal panen, harga pupuk yang terbilang mahal, turut menjadi perhitungan untung dan rugi petani.

    “Ya pupuk memang mahal, tapi kalau dengan produk yang kualitas bagus dengan harga yang sesuai, itu masih berimbang sebetulnya,” kata Terang.

    Meskipun begitu, lanjut Terang, tidak selamanya harga hasil pertanian yang dijual petani sesuai dengan harapan. Apabila hasil panen petani tinggi, namun daya jual dan pembeli di pasar menurun, maka akan melemahkan harga hasil pertanian.

    “Cuman kan barang dengan harga itu kan, kalau lagi barang numpuk (penurunan daya beli), pasti harga turun, itu sudah biasa itu,” ungkap Terang.

    Selain itu, petani harus berjuang menjaga kualitas hasil pertaniannya di tengah cuaca ekstrem. Belum lagi ancaman hama atau penyakit yang dapat membuat hasil pertanian kurang baik, harus diwaspadai sehingga tidak merugikan petani.

    “Sekarang ini, udah 2 minggu terakhir ini, ekstrem cuaca ini, nggak berhenti-berhenti hujan,” ujar Terang.

    Terang turut memperlihatkan hasil pertaniannya yakni cabai yang mulai terkena penyakit namun tidak merusak inti tanaman. Terang mencegah penyakit tanaman sehingga tidak merusak total tanaman sayurannya.

    “Kami antisipasi itu, kita maksimalkan perawatannya,” kata Terang.

    Pembinaan yang diberikan Dompet Dhuafa Sumatera Utara membantu petani dalam pencapaian hasil panen dan pendistribusian penjualan. Hasil panen petani dijual kepada pemborong untuk dijual ke sejumlah daerah.

    “Kita jual seperti cabai Rp 50 ribu per kilogram, kami sudah mendapatkan untung,” ucap Terang.

    Terang menjelaskan, satu pohon cabai memiliki modal Rp5 ribu dan mampu menghasilkan 200 sampai 300 kilogram selama empat kali panen dalam sebulan. Selain itu, lahan seluas 5 ribu meter yang disewakan Dompet Dhuafa untuk 10 petani.

    “Awalnya disewakan 1.200 meter, sekarang menjadi 2.500 meter. Petaninya dari awalnya 25 sekarang menjadi 10 petani, ada pengurangan karena mereka sudah bisa mandiri,” jelas Terang.

    Terang bersama petani lainnya memanfaatkan lahan yang disewa, ditanami dengan berbagai macam sayuran. Adapun sayuran yang ditanam berupa kol bunga, brokoli, cabai, tomat, buncis, daun seledri dan daun bawang.

    “Kami memanfaatkan lahan dengan ditanami sayuran yang mudah ditanam dan memiliki harga jual yang cukup tinggi,” ucap Terang.

    Sementara, Kepala Cabang Dompet Dhuafa Sumatera Utara, Sulaiman mengatakan, Dompet Dhuafa memiliki program hortikultura, yakni pembinaan dan penyediaan lahan untuk petani. Petani dapat mengembangkan pertanian dan membantu meningkatkan pendapatan petani.

    “Kami juga mengajak para konten creator dan influencer yakni Aiman Ricky melihat langsung pembinaan petani,” ujar Sulaiman.

    Pembinaan dan penyediaan lahan petani berasal dari dana zakat donatur Dompet Dhuafa. Adapun pembinaan salah satunya dilaksanakan di wilayah Kabupaten Karo yang memiliki mata pencaharian sebagai petani.

    “Alhamdulillah para petani mampu mengembangkan pertanian, kami turut memberikan bibit hingga pupuk, dan obat tanaman, kami tinggal mengawasinya saja,” ucap Sulaiman.

    Adapun keuntungan hasil pertanian dapat dinikmati para petani yang tergabung pada pembinaan Dompet Dhuafa. Selain itu, para petani telah memiliki toko yang menjual berbagai kebutuhan pertanian.

    “Petani binaan telah mampu membeli alat hand tractor secara mandiri, petani yang sudah mandiri dapat membuka lahan pertaniannya sendiri,” ungkap Sulaiman.

    Program hortikultura Dompet Dhuafa membantu para petani yang kesulitan mendapatkan lahan dan kebutuhan pertanian. Bahkan, dahulunya para petani harus berhutang untuk mendapatkan kebutuhan pertanian dan menjual hasilnya kepada tengkulak.

    “Kini mereka sudah dapat mandiri dan keberadaan Dompet Dhuafa sangat dirasakan bagi para petani,” pungkas Sulaiman.

  • PLN Fokus Pemulihan Tower Listrik Terdampak Banjir Aceh, Helikopter Dikerahkan

    PLN Fokus Pemulihan Tower Listrik Terdampak Banjir Aceh, Helikopter Dikerahkan

    Bisnis, JAKARTA — PT PLN (Persero) memprioritaskan pemulihan 13 jaringan transmisi listrik di Provinsi Aceh yang mengalami gangguan struktur hingga rubuh akibat banjir dan longsor di wilayah tersebut. 

    Manajer Komunikasi & TJSL PLN IUD Aceh Lukman Hakim mengatakan bahwa laporan per Jumat (28/11/2025) didapati 10 tower transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV di Aceh rubuh akibat terjangan banjir dan longsor dalam beberapa hari terakhir. Sementara sisanya tiga tower mengalami gangguan struktur. Gangguan terjadi di jalur Bireun-Arun, jalur Brandan-Langsa dan jalur Peusangan-Bireun.

    “Kemarin sudah dikirim 4 set tower emergency. Hari ini dua pesawat hercules akan membawa 3 set tower emergency [dari Jakarta ke Aceh],” katanya kepada Bisnis, Jumat (28/11/2025).

    Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tower emergency tersebut akan dikirim ke titik lokasi menggunakan helikopter. Langkah ini ditempuh lantaran akses darat di Aceh lumpuh total. Adapun fokus pemulihan jaringan kelistrikan ikut dibantu oleh ratusan petugas yang berasal dari luar PLN Aceh.

    “Kami mohon doanya dan support agar proses ini bisa berjalan dengan mudah dan lancar,” katanya. 

    Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh, Eddi Saputra menegaskan bahwa percepatan pemulihan merupakan prioritas utama PLN. 

    “Siang ini, satu kloter material tower darurat telah mendarat dengan selamat di Aceh dan akan segera dibawa menuju titik kerusakan menggunakan helikopter untuk mempercepat proses pembangunan tower darurat,” ujar Eddi, Kamis (27/11/2025). 

    Eddi menjelaskan bahwa mobilisasi cepat dan akurat menjadi langkah krusial dalam upaya pemulihan kembali jaringan transmisi utama yang terdampak.

    “Awalnya kami mendata lima tower roboh, namun akibat cuaca ekstrem yang terus berlanjut, jumlahnya bertambah menjadi total dua belas tower yang mengalami kerusakan. Kondisi ini membuat kami harus meningkatkan volume material dan percepatan distribusi ke lokasi,” ujar Eddi, kemarin.

    PLN mengapresiasi dukungan dari TNI Angkatan Udara dan terus berkoordinasi untuk mengirim material pendukung yang dibutuhkan dengan lebih cepat.

    “Kolaborasi dengan TNI AU melalui pengiriman material menggunakan pesawat Hercules sangat membantu, terutama untuk menjangkau lokasi-lokasi yang tidak dapat ditembus lewat darat. Begitu material tiba, tim langsung bergerak mengirimkannya ke titik-titik prioritas untuk pembangunan tower darurat,” jelasnya.

    PLN juga menambah jumlah personel lapangan dari unit tersebar untuk memperkuat pengamanan jaringan, penanganan gangguan, serta percepatan pembangunan struktur sementara. Selain itu, koordinasi intensif dilakukan dengan pemerintah daerah, TNI–Polri, dan BPBD agar seluruh proses pemulihan berjalan aman dan terpadu.

    Prabowo Percepat Penanganan Banjir

    Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan untuk terus mempercepat penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dengan pengiriman sejumlah bantuan logistik menggunakan pesawat TNI maupun pesawat sipil. 

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menekankan bahwa berbagai kebutuhan mendesak seperti tenda, perahu karet, genset, perangkat sinyal komunikasi, hingga makanan siap saji diprioritaskan untuk menjangkau korban di wilayah terdalam.

    Menurutnya, sejak hari pertama bencana pada 25 November, Presiden Ke-8 RI itu telah memerintahkan jajarannya untuk bergerak cepat. “Beberapa hari lalu sampai hari ini bantuan terus menuju ke sana,” kata Teddy.

    Teddy menjelaskan bahwa pengiriman bantuan besar-besaran pada Jumat (28/11) merupakan tindak lanjut dari arahan langsung Kepala negara. 

    Dia mengatakan empat pesawat telah diterbangkan sejak pukul 07.30 WIB.

    “Telah diberangkatkan empat pesawat atas instruksi langsung Bapak Presiden (Prabowo Subianto) tadi malam kepada seluruh jajaran. Tiga pesawat Hercules, kemudian satu pesawat A400 yang awal bulan ini tiba di tanah air untuk terbang ke tiga provinsi terdampak bencana,” ujar Teddy.

    Keempat pesawat tersebut dijadwalkan mendarat di tiga titik: Padang di Sumatera Barat, Bandara Silangit di Tapanuli, Sumatera Utara, serta Banda Aceh dan Lhokseumawe di Aceh Utara. Logistik seperti 150 unit tenda, 64 perahu karet, genset listrik, dan 100 perangkat komunikasi dikirimkan guna mempercepat pemulihan akses di wilayah-wilayah terdampak.

    “Agar komunikasi bisa dimulai kembali,” tambahnya.

    Sementara itu, dukungan kesehatan juga menjadi fokus. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan TNI mengirimkan dokter, perawat, dan obat-obatan sebagai bagian dari tim medis yang dikerahkan ke lapangan.

    “Yang penting semua bantuan segera terbang ke lokasi, sampai daerah terdalam,” kata Teddy.

    Di sisi lain, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyoroti pentingnya peralatan untuk membuka akses di area yang terisolasi.

    Pratikno menyebut alat komunikasi, perahu karet, dan genset sebagai unsur vital dalam tanggap darurat.

    “Itu hal-hal yang sangat diperlukan supaya pekerjaan-pekerjaan tanggap darurat ini semakin efisien,” ujar Pratikno di Lanud Halim Perdanakusuma.

    Pratikno juga menambahkan bahwa tim Kementerian Pekerjaan Umum telah dikerahkan untuk mengatasi akses yang terputus akibat longsor. “Jadi, kami fokus pada tanggap darurat,” katanya.

  • Respons Cepat Tentukan Keselamatan Warga

    Respons Cepat Tentukan Keselamatan Warga

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemerintah bergerak cepat menangani rangkaian bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. 

    Menurut Puan, negara harus memastikan keselamatan warga dan percepatan penyaluran bantuan bagi daerah terdampak.

    “Perlu operasi tanggap darurat yang berjalan sigap mulai dari evakuasi warga, pencarian dan penyelamatan (SAR), hingga percepatan penyaluran bantuan bagi daerah yang terisolasi,” kata Puan dalam pernyataannya, Jumat (28/11/2025).

    Bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Pulau Sumatera telah menyebabkan korban jiwa, puluhan ribu warga mengungsi, hingga kerusakan infrastruktur seperti sekolah dan pemukiman. Sejumlah akses jalan nasional dan provinsi juga terputus sehingga menghambat proses bantuan.

    Puan menekankan agar korban tidak menunggu bantuan terlalu lama. Ia meminta distribusi logistik, layanan kesehatan, air bersih, serta perlindungan kelompok rentan dipastikan berjalan tanpa hambatan.

    “Kecepatan respons sangat menentukan keselamatan warga dan mencegah keadaan menjadi lebih buruk,” tegas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

    Mantan Menko PMK tersebut juga menyoroti pentingnya percepatan pembukaan akses jalan dan jembatan yang rusak. 

    “Karena pemulihan jalan dan jembatan bukan sekadar urusan infrastruktur, tetapi menyangkut akses pendidikan, aktivitas ekonomi harian warga, distribusi pangan, hingga mobilitas tenaga kesehatan di saat krisis,” tuturnya.

     

  • Wamen ESDM Minta PLN-Pertamina Jamin Pasokan Energi di Sumut dan Aceh Usai Bencana Banjir hingga Longsor

    Wamen ESDM Minta PLN-Pertamina Jamin Pasokan Energi di Sumut dan Aceh Usai Bencana Banjir hingga Longsor

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung meminta listrik dan bahan bakar minyak (BBM) terjamin di wilayah terdampak banjir dan longsor Sumatera Utara serta Aceh. Meski diakuinya ada kendala soal listrik dan jalur distribusi BBM.

    Yuliot meminta kelistrikan bisa dijamin oleh PT PLN (Persero), serta PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan BBM dan LPG ke wilayah bencana. Menyusul bencana banjir dan longsor di Sumut, Aceh, hingga Riau.

    “Yang pertama, kelistrikan. Itu untuk daerah yang terdampak, itu kelistrikannya harus dipastikan aman, dan juga bagaimana penyaluran kalau ada kondisi yang menyebabkan sebagian infrastrukturnya yang terganggu. Jadi itu harus segera dipulihkan oleh teman-teman PLN,” kata Yuliot, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

    PLN sudah mengirimkan material tower dari Jakarta ke Aceh. Tercatat, ada 12 tower listrik PLN yang rusak. Penyedia tenaga listrik darurat juga telah disalurkan ke fasilitas penting seperti rumah sakit dan musala.

    Yuliot juga meminta Pertamina memastikan pasokan BBM di wilayah terdampak bencana. Apalagi dengan adanya jalur distribusi yang terhambat longsor hingga jembatan putus.

    “Itu ketersediaan BBM, ini banyak jalan yang longsor, banyak jembatan yang putus juga. Jadi kita juga memastikan untuk SPBU yang ada, ini yang bisa dilayani itu akan tetap didistribusikan oleh teman-teman yang ada di Pertamina Patra Niaga,” pintanya.

  • Dampak Banjir Sumatera Utara, Pelajar di Deli Serdang Belajar Online

    Dampak Banjir Sumatera Utara, Pelajar di Deli Serdang Belajar Online

    Liputan6.com, Jakarta Banjir melanda sejumlah kabupaten kota di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), salah satunya di Kabupaten Deli Serdang. Sama seperti Kota Medan, banjir melanda Deli Serdang pada Kamis (27/11/2025). Hingga Jumat (28/11/2025), banjir yang merendam Deli Serdang mulai surut.

    Kabupaten Deli Serdang berbatasan tepat dengan Kota Medan. Informasi diperoleh Liputan6.com, sebanyak 108.955 warga Deli Serdang terdampak banjir yang disebabkan oleh Siklon Tropis Senyar.

    Berdasarkan data terkini, dari 13 kecamatan yang terdampak, jumlah tertinggi tercatat di Kecamatan Sunggal, sebanyak 44.012 jiwa.

    Banjir yang melanda Deli Serdang cukup menghambat aktivitas masyarakat. Salah satunya di bidang pendidikan.

    Plt Kadis Pendidikan Deli Serdang Samsuar Sinaga, mengeluarkan edaran agar proses belajar mengajar di sekolah dialihkan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Belajar dari Rumah (BDR).

    “Hal ini penting dilakukan jika kondisi lingkungan sekolah mengganggu dan membahayakan kesehatan maupun keamanan siswa, guru, dan warga sekolah,” kata Samsuar.

    Seorang Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM), Bintang, mengaku dirinya mendapat imbauan untuk belajar daring.

    Imbauan tersebut, kata Bintang, diperoleh dari sekolahnya yang berada di Jalan Bakul, Sunggal, akibat cuaca yang kurang baik serta masih adanya sejumlah daerah di Medan dan Deli Serdang yang terendam banjir.

    “Dapat info dari sekolah untuk belajar dari rumah (daring). Belum tahu sampai kapan, tunggu info lanjutan dari sekolah,” kaya Bintang, yang tinggal bersama orang tuanya di Jalan Mesjid, Dusun I Aman Damai, Deli Serdang.

    Diakui Bintang, pada Kamis (27/11/2025) kemarin akses dari rumahnya menuju sekolah memang terendam banjir, tepatnya di kawasan Simpang Kampung Lalang.

    Air yang merendam kawasan itu akibat meluapnya Sungai Belawan yang membelah perbatasan Kota Medan dengan Kabupaten Deli Serdang.

    “Apalagi semalam hujan seharian, terus banjir, memang gak bisa dilintasi. Dapat imbauan dari sekolah, belajar daring, jadi saya enggal ke sekolah, belajarnya dari rumah, sampai hari ini, sudah dua hari,” ungkapnya.

    Sementara, Ayu, selaku orang tua atas nama Cikal, yang anaknya bersekolah di RA Hajjah Fauziah Binjai, juga mendapatkan instruksi dari sekolah untuk libur.

    Menurut Ayu, warga Jalan Kalirejo, Sunggal, Deli Serdang, instruksi itu didapat dari Grup WhatsApp sekolah terkait cuaca yang melanda Sumut. Apalagi banjir turut melanda Deli Serdang.

    “Sudah dua hari (diliburkan). Belum tahu sampai kapan. Soalnya enggak hanya di Medan dan Deli Serdang, Binjai juga banjir, kan. Jadi, banyak teman-teman anak saya yang rumahnya kebanjiran,” sebutnya.

    Terkait kondisi tersebut, Bupati Deli Serdang, Asri Ludin Tambunan, memerintahkan seluruh jajaran bergerak cepat menerima aduan dan mengevakuasi warga.

    “Seluruh pihak sudah dikerahkan untuk evakuasi masyarakat terdampak. Posko pengungsian, layanan kesehatan, dan dapur umum terus didirikan,” ujarnya.

    Seluruh fasilitas kesehatan, baik rumah sakit daerah maupun Puskesmas, siaga penuh dan siap menampung warga yang membutuhkan perawatan.

    “Semuanya harus bergerak, berdampak, dan zero korban jiwa. Tidak ada Puskesmas atau layanan kesehatan yang menolak pasien,” tegas Bupati.

    Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deli Serdang, total ada 96 titik banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter hingga lebih dari 1 meter.

    Dari jumlah itu, 22 titik kategori terparah dengan ketinggian air di atas 1 meter, meliputi Percut Sei Tuan, Sunggal, Hamparan Perak, Patumbak, dan Tanjung Morawa.

    Kepala BPBD Deli Serdang, Mukti Ali Harahap, menyampaikan, petugas di lapangan terus melakukan evakuasi. Terutama warga yang masih di dalam rumahnya.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfostan), Anwar Sadat Siregar, menambahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang telah membuka kanal untuk mempercepat respons dari masyarakat.

    “Layanan 112 untuk kebutuhan darurat. Ada 60 aduan yang masuk. Selain itu layanan di nomor 082374141678 juga digunakan,” tandasnya.

  • Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Bencana ini melanda berbagai wilayah di Pulau Sumatera, mencakup Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Sumatera Utara, daerah terdampak meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Nias, Kota Gunung Sitoli, Langkat, Kota Medan, Padangsidempuan, dan Serdang Bedagai. Sementara itu, di Sumatera Barat, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukittinggi, Kota Solok, Padang Panjang, Limapuluh Kota, dan Pasaman turut merasakan dampaknya. Di Aceh, bencana terjadi di Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.

    Kondisi geografis yang beragam, mulai dari lereng perbukitan yang rawan longsor hingga dataran rendah dan pesisir yang rentan banjir, memperparah dampak bencana. Banyak permukiman warga yang berada di bantaran sungai atau kaki bukit menjadi sasaran utama terjangan air dan material longsor. Gangguan jaringan telekomunikasi dan akses jalan yang terputus membuat beberapa daerah terisolasi, menyulitkan upaya evakuasi dan penyaluran bantuan.

  • Presiden Prabowo Kerahkan A400 dan 3 Hercules untuk Kirim Bantuan Darurat Siklon Tropis Senyar di Sumatera

    Presiden Prabowo Kerahkan A400 dan 3 Hercules untuk Kirim Bantuan Darurat Siklon Tropis Senyar di Sumatera

    Jakarta (beritajatim.com) – Pemerintah mengerahkan peralatan bantuan untuk mengirimkan berbagai kebutuhan logistik bagi para korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, setelah Siklon Tropis Senyar melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Sesuai instruksi Presiden RI Prabowo Subianto, TNI mengoperasikan tiga pesawat Hercules dan satu pesawat angkut berbadan besar terbaru, Airbus A400, untuk mendistribusikan bantuan darurat pada Jumat (28/11/2025).

    Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengatakan bahwa Presiden Prabowo telah menginstruksikan koordinasi intensif sejak malam sebelumnya guna memastikan seluruh bantuan mendesak dapat diberangkatkan tepat waktu.

    “Sejak hari pertama terjadinya bencana, Bapak Presiden sudah perintahkan kepada kami, tim PMK, langsung bergerak dibantu TNI, Polri, Pemda aktif. Dan untuk tanggap darurat itu, tenda-tenda pengungsian, terus makanan dengan segala kebutuhan sehari-hari sudah dikirim,” ujarnya di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

    Menurut Pratikno, bantuan yang dikirim hari ini merupakan kebutuhan paling mendesak di lapangan. Ia menyebut alat komunikasi, perahu karet, hingga genset listrik sebagai logistik penting untuk membuka akses dan mempercepat penanganan di wilayah terdampak. “Itu hal-hal yang sangat diperlukan supaya pekerjaan-pekerjaan tanggap darurat ini semakin efisien,” ucapnya.

    Ia menambahkan, tim dari Kementerian Pekerjaan Umum juga telah bergerak untuk membuka akses ke sejumlah titik yang terputus akibat tanah longsor. “Jadi, kami fokus pada tanggap darurat,” katanya.

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa empat pesawat militer diberangkatkan pada pukul 07.30 WIB, terdiri atas tiga unit Hercules dan satu pesawat A400 yang baru tiba awal bulan ini. Pesawat-pesawat tersebut diterbangkan menuju tiga provinsi terdampak: Sumatera Barat melalui Bandara Minangkabau, Sumatera Utara melalui Bandara Silangit di Tapanuli, serta Aceh melalui Bandara Banda Aceh dan Lhokseumawe.

    “Jadi sejak hari pertama, tanggal 25 November, Bapak Presiden sudah langsung menginstruksikan kepada Bapak Menko PMK untuk mengoordinir secara langsung terkait penanganan bencana. Dan beberapa hari lalu, sampai dengan hari ini juga bantuan terus menuju ke sana,” ujar Teddy.

    Bantuan yang diberangkatkan disesuaikan dengan kebutuhan vital di lokasi, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak, dan lansia. Logistik utama yang dikirim antara lain sekitar 150 unit tenda pengungsian, 64 perahu karet, 100 perangkat alat komunikasi untuk pemulihan sinyal dan koordinasi, serta sejumlah genset untuk kebutuhan listrik darurat.

    “Kemudian juga bahan makanan siap saji, kemudian tim medis dari TNI, kemudian juga dari Kementerian Kesehatan. Tim medis terdiri dari dokter dan perawat serta bantuan obat-obatan,” kata Teddy.

    Ia menegaskan bahwa pengiriman bantuan hari ini bukan yang pertama. Sejak hari pertama bencana pada 25 November, Presiden Prabowo telah menginstruksikan jajarannya untuk mempercepat respons di seluruh wilayah terdampak.

    “Beberapa hari lalu sampai hari ini bantuan terus menuju ke sana,” ucapnya.

    Sejumlah peralatan penting lainnya juga dikirimkan, antara lain 150 tenda tambahan, 64 perahu karet, sejumlah alat bantu listrik, serta 100 perangkat sinyal untuk memastikan komunikasi di wilayah terdampak dapat segera dipulihkan. “Agar komunikasi bisa dimulai kembali,” tutur Teddy. [hen/beq]