provinsi: Sumatera Utara

  • Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar

    Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar

    Medan

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memimpin langsung rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi dampak banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Rapat tersebut berlangsung di Balai Monitoring (Balmon) Medan, Senin (1/12/2025). Menkomdigi didampingi Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Utama Bakti Komdigi Fadhilah Mathar.

    Berdasarkan pantau detikINET yang berada di lokasi, ada pimpinan penyelenggara telekomunikasi, yakni Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys, dan Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.

    “Kami ingin sampaikan bahwa sejak dari awal, fokus dari Kementerian Komdigi bersama-sama dengan para operator adalah satu, yaitu mempercepat pemulihan akses telekomunikasi di seluruh wilayah terdampak, agar masyarakat dapat menghubungi keluarganya, menerima informasi resmi, dan juga mengakses layanan-layanan darurat,” ujar Meutya saat membuka rapat koordinasi.

    Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar. Foto: Agus Tri Haryanto

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memantau bahwa akibat banjir dan tanah longsor di tiga provinsi Sumatera ini, telah memutuskan akses telekomunikasi, termasuk sinyal internet.

    Berdasarkan data per tanggal 25 November, kerusakan jumlah base transceiver station (BTS) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat secara total mencapai 1.310 BTS.

    “Lalu, di tanggal 28 November naik ke 2.400-an. Lalu tim pemerintah maupun juga operator seluler berhasil menghidupkan kembali sampai 707 titik BTS, namun demikian karena ada gangguan listrik di hari berikutnya ini juga ada tambahan BTS yang terdampak,” tutur Meutya.

    Situasi tersebut yang kini sedang diatasi Komdigi bersama operator seluler agar dapat menghidupkan kembali akses telekomunikasi di wilayah yang terdampak bencana.

    “Pada prinsipnya, per hari ini kita masih memiliki tantangan-tantangan yang insya Allah dengan kerja bersama, maka dari itu kita perlu melakukan rakor, ini bisa kita lakukan percepatan-percepatan,” ucapnya menambahkan.

    (agt/fyk)

  • Cucun: Bantuan logistik DPR ke bencana Sumatera sebanyak 15 ton

    Cucun: Bantuan logistik DPR ke bencana Sumatera sebanyak 15 ton

    prioritas utama saat ini adalah membuka akses jalan. Tanpa akses yang terbuka, distribusi logistik, bahan pokok, serta BBM tidak dapat menjangkau kabupaten yang terisolir. Pimpinan DPR telah meminta Kementerian PUPR untuk mengerahkan seluruh perangka

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurizal mengungkapkan bahwa bantuan logistik yang dikirimkan oleh DPR RI untuk membantu masyarakat terdampak bencana di berbagai titik di Pulau Sumatera yakni sebanyak 15 ton.

    “Koordinasi antara pemerintah daerah dengan BNPB menjadi kunci agar proses bantuan berjalan tepat sasaran,” kata Cucun dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Bantuan logistik itu secara resmi diserahterimakan oleh Pimpinan DPR RI untuk dikirimkan menggunakan pesawat kargo dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (30/11). Setibanya di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, bantuan tersebut mulai didistribusikan ke pusat-pusat pengungsian.

    Cucun yang juga meninjau langsung ke lokasi bencana, menekankan pentingnya tahapan yang dilakukan oleh BNPB, mulai dari pendataan kerusakan, skema bantuan kontrakan sementara bagi warga yang kehilangan rumah, hingga opsi relokasi jika wilayah terdampak sudah tidak aman untuk ditempati kembali.

    Dia menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah membuka akses jalan. Tanpa akses yang terbuka, menurut dia, distribusi logistik, bahan pokok, serta BBM tidak dapat menjangkau kabupaten yang terisolir.

    “Pimpinan DPR telah meminta Kementerian PUPR untuk mengerahkan seluruh perangkatnya agar akses jalan segera terbuka. Ini sangat mendesak,” kata dia.

    Ia juga memberikan apresiasi kepada TNI dan Polri yang sejak awal bergerak cepat membantu warga, termasuk membuka jalur-jalur yang tertutup material longsor.

    “TNI dan Polri memiliki kekuatan sampai tingkat desa. Kami berharap dukungan dua lembaga ini terus dimaksimalkan untuk membantu membuka akses ke wilayah-wilayah yang masih terisolasi,” katanya.

    Dia pun menyampaikan rasa duka dan keprihatinan mendalam atas bencana yang menimpa masyarakat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, serta berharap bantuan dari DPR RI dapat meringankan beban para korban.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BLT Kesra 2025 Kirim Langsung ke Pengungsian di Aceh, Sumut dan Sumbar

    BLT Kesra 2025 Kirim Langsung ke Pengungsian di Aceh, Sumut dan Sumbar

    Kepedulian publik terhadap korban banjir dan longsor sangat tinggi. Untuk mendukung kelancaran distribusi bantuan, PT Pos Indonesia (Persero) membuka layanan pengiriman bantuan gratis ke wilayah terdampak di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, berlaku hingga 8 Desember 2025.

    Plt Direktur Business Kurir dan Logistik Pos Indonesia, Prasabri Pesti, menyampaikan bahwa masyarakat dapat mengirim bantuan dari KCU Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Bantuan kemudian akan disalurkan ke Posko BPBD di daerah terdampak.

    “Paket bantuan dapat dikirimkan dari Kantor Cabang Utama di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Bantuan akan diteruskan ke Posko BPBD di Sumut, Aceh, dan Sumbar,” ujar Prasabri.

    Untuk informasi lebih lanjut terkait pengiriman bantuan ini Pos Indonesia menyediakan call center WA 085121380099 (Dodo).

    Prasabri menekankan bahwa layanan ini diberikan agar bantuan masyarakat tersampaikan dengan aman dan tepat sasaran.

    “Kami melihat simpati masyarakat sangat kuat terhadap bencana yang terjadi. Oleh karena itu, Pos Indonesia memfasilitasi pengiriman bantuan dari individu, komunitas, maupun organisasi. Seluruh barang bantuan akan disampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebelum didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Untuk pengiriman ini, Pos Indonesia membebaskan biaya kirim,” kata Prasabri.

     

  • Banjir Surut, PSI Binjai Fokus Pemulihan Rumah Warga

    Banjir Surut, PSI Binjai Fokus Pemulihan Rumah Warga

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Binjai, Hasanul Jihadi atau Jiji mengatakan, penanganan pascabanjir di wilayahnya kini memasuki fase pemulihan. Sejak akhir pekan, tim PSI bersama warga dan pemerintah daerah melakukan pembersihan massal di permukiman yang terdampak banjir.

    “Kami dari hari Sabtu dan Minggu membersihkan warga, banjir sudah surut beda dengan Langkat dan Medan yang masih banjir. Kita sudah menutup dapur umum. Semalam kita gotong royong massal dan pemda, kolaborasi membersihkan warga,” katanya, Senin (1/12/2025).

    Dia menyebutkan, sebagian besar aktivitas masyarakat di Binjai Sumatra Utara sudah kembali normal. Namun, PSI tetap mengoperasikan sejumlah titik posko kecil untuk membantu warga yang rumahnya rusak akibat banjir bandang.

    “Kita saat ini masih ada 5 posko kecil, untuk membantu warga yang mungkin rumahnya hancur. Karena kita ketahui masih banyak rumah semi permanen milik warga. Dan akibat banjir kemarin, rumah warga hancur, sekarang warga masih ada yang mengungsi,” ujarnya.

    Sejak hari pertama banjir, Jiji mengungkapkan, koordinasi antara pemerintah daerah dan relawan PSI berjalan cepat. PSI mendirikan dapur umum di titik terdampak untuk memenuhi kebutuhan makan warga.

     

  • IDAI Laporkan 4 Anak Meninggal Akibat Banjir di Sumatera Barat

    IDAI Laporkan 4 Anak Meninggal Akibat Banjir di Sumatera Barat

    Jakarta

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat dr Asrawati, SpA, Subsp TKPS (K) mengatakan pihaknya mencatat ada 4 anak-anak yang meninggal dunia dalam bencana alam banjir bandang dan longsor.

    Melalui data yang dikumpulkan hingga 28 November 2025, keempat anak itu teridentifikasi dari Padang (2 anak), Pasaman Barat (1), dan belum teridentifikasi satu anak.

    “Kami tentu berharap tidak ada lagi korban anak dalam bencana ini. Namun, fakta di lapangan mengungkapkan, banyak anak dan ibu terisolasi, membuat mereka sulit mendapatkan bantuan,” ungkap dr Asrawati dalam konferensi pers daring IDAI, Senin (1/12/2025).

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mendorong pemerintah untuk mengambil langkah tegas dalam bencana alam ini, seperti menetapkan sebagai bencana nasional.

    “Ini saya kira sudah cukup besar dampaknya. Mudah-mudahan pemerintah bisa memasukkan ini sebagai bencana nasional ya,” ujar dr Piprim.

    Menurut dr Piprim, rangkaian banjir yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berlangsung bersamaan dengan bencana lain seperti erupsi abu vulkanik Semeru, sehingga memunculkan dampak yang lebih luas pada layanan kesehatan, terutama untuk anak-anak.

    “Kami dari IDAI menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah banjir yang melanda Aceh, Sumut, Sumbar, sebelumnya juga ada erupsi abu vulkanik Semeru,” kata dr Piprim.

    Ia menegaskan anak-anak menjadi kelompok paling rentan terhadap situasi darurat ini karena mudah mengalami trauma, ketakutan, serta meningkatnya risiko penyakit menular di pengungsian.

    “Pastikan anak-anak dapat air bersih, sanitasi, makanan bergizi,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Desak Penetapan Bencana Nasional, Nicho Silalahi: Hutan Kami Hilang karena Ijin Penguasa

    Desak Penetapan Bencana Nasional, Nicho Silalahi: Hutan Kami Hilang karena Ijin Penguasa

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Pegiat media sosial, Nicho Silalahi ikut bersuara soal tragedi bencana alam yang terjadi di Sumatera.

    Lewat unggahan di media sosial X pribadinya, Nicho Silalahi mengaku prihatin dengan bencana yang terjadi ini.

    Ia menyebut bencana alam ini sudah banyak memakan korban dan mendesak ini dijadikan Bencana Nasional.

    Jika nantinya hal itu tidak dilakukan, maka menurut Nicho langkah baiknya menurutnya adalah lepas dari republik.

    “Jika banjir Sumatera yang telah memakan korban Ratusan Jiwa Melayang Bukan Bencana Nasional maka ijinkan kami Lepas Dari Republik Ini,” tulisnya dikutip Senin (1/12/2025).

    Soal alasannya terjadi bencana alam menurutnya adalah hutan yang dibabat habis.

    Pembabatan hutan ini tentu dilakukan karena mendapatkan ijin dari para penguasa.

    “Padahal Hutan kami hilang akibat dari ijin dan konsesi yang dikeluarkan para BABI yang berkuasa di Pemerintahan Pusat,” sebutnya.

    “sehingga saudara kami yang harus menanggung akibatnya dari kebiadaban para BABI itu.!,” terangnya.

    Sebelumnya, bencana alam menimpa beberapa daerah di Indonesia khususnya di wilayah Sumatera.

    Mulai dari bencana alam seperti banjir hingga longsor menimpa beberapa daerah tersebut.

    Daerah yang terdampak diantaranya ada, wilayah Aceh (Langkat), Sumatra Utara (Medan, Sibolga, Tapanuli), Sumatra Barat dan wilayah lain

    Dari bencana yang terjadi ini, juga ada korban jiwa yang berjatuhan.

    (Erfyansyah/fajar)

  • 442 Orang Meninggal, 402 Hilang

    442 Orang Meninggal, 402 Hilang

    Jakarta: Banjir di Sumatra, tepatnya Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, menelan ratusan korban. Hingga Minggu, 30 November 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 442 orang meninggal dunia dan 402 jiwa masih dinyatakan hilang.
     
    Adapun kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., menyampaikan sebanyak 217 jiwa meninggal dunia karena banjir di Sumatra Utara.
     
    “Korban jiwa untuk Sumatra Utara 217 yang meninggal dunia kemudian 209 yang masih hilang,” ungkap Suharyanto.
     
    Pengungsi tersebar di beberapa titik, antara lain 3.600 jiwa di Tapanuli Utara, 1.659 jiwa di Tapanuli Tengah, 4.661 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 1.378 jiwa di Mandailing Natal.
     
    Sementara itu, akses darat di beberapa kabupaten masih terputus akibat longsor dan kerusakan jembatan, seperti di jalan Tarutung–Sibolga, Tapanuli Utara, serta sejumlah desa di Parmonanagan dan Adiankoting.
     
    “Untuk Tarutung-Sibolga ini masih normalisasi. Yang bisa ditembus alat berat ini 40 kilometer,” kata Suharyanto.

     

     
    Korban Banjir di Aceh dan Sumatra Barat
    Di Provinsi Aceh, tercatat 96 jiwa meninggal dunia dan 75 jiwa hilang, tersebar di Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, Gayo Lues, Subulussalam, dan Nagan Raya.
     
    Jumlah pengungsi mencapai 62.000 KK di berbagai kabupaten/kota.
     
    “Aceh korban jiwa meninggal dunia menjadi 96, hilang 75 jiwa. Ini ada di 11 kabupaten/kota,” jelas Suharyanto.
     
    Sedangkan di Sumatera Barat, tercatat 129 jiwa meninggal dunia, 118 hilang, dan 16 luka-luka. Korban tersebar di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Solok, Kota Solok, dan Pesisir Selatan.
     
    Suharyanto mengungkapkan total pengungsi mencapai 11.820 KK atau 77.918 jiwa, dengan konsentrasi terbesar di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.

     

    Jakarta: Banjir di Sumatra, tepatnya Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, menelan ratusan korban. Hingga Minggu, 30 November 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 442 orang meninggal dunia dan 402 jiwa masih dinyatakan hilang.
     
    Adapun kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M., menyampaikan sebanyak 217 jiwa meninggal dunia karena banjir di Sumatra Utara.
     
    “Korban jiwa untuk Sumatra Utara 217 yang meninggal dunia kemudian 209 yang masih hilang,” ungkap Suharyanto.
     
    Pengungsi tersebar di beberapa titik, antara lain 3.600 jiwa di Tapanuli Utara, 1.659 jiwa di Tapanuli Tengah, 4.661 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 1.378 jiwa di Mandailing Natal.
     
    Sementara itu, akses darat di beberapa kabupaten masih terputus akibat longsor dan kerusakan jembatan, seperti di jalan Tarutung–Sibolga, Tapanuli Utara, serta sejumlah desa di Parmonanagan dan Adiankoting.
     
    “Untuk Tarutung-Sibolga ini masih normalisasi. Yang bisa ditembus alat berat ini 40 kilometer,” kata Suharyanto.
     
     

     

    Korban Banjir di Aceh dan Sumatra Barat

    Di Provinsi Aceh, tercatat 96 jiwa meninggal dunia dan 75 jiwa hilang, tersebar di Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, Gayo Lues, Subulussalam, dan Nagan Raya.
     
    Jumlah pengungsi mencapai 62.000 KK di berbagai kabupaten/kota.
     
    “Aceh korban jiwa meninggal dunia menjadi 96, hilang 75 jiwa. Ini ada di 11 kabupaten/kota,” jelas Suharyanto.
     
    Sedangkan di Sumatera Barat, tercatat 129 jiwa meninggal dunia, 118 hilang, dan 16 luka-luka. Korban tersebar di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Solok, Kota Solok, dan Pesisir Selatan.
     
    Suharyanto mengungkapkan total pengungsi mencapai 11.820 KK atau 77.918 jiwa, dengan konsentrasi terbesar di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.
     
     

    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Polda Metro Jaya serahkan bantuan bagi korban bencana di Sumatera

    Polda Metro Jaya serahkan bantuan bagi korban bencana di Sumatera

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya Peduli menyerahkan bantuan kepada korban bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

    “Penyaluran ini sebagai wujud empati solidaritas dan kepedulian Polri, khususnya Polda Metro Jaya untuk membantu saudara kita yang mengalami musibah,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin.

    Budi menjelaskan bantuan kemanusiaan ini didistribusikan secara bertahap yang akan bekerja sama dengan Polda dan Pemerintah setempat agar pendistribusiannya tertib, cepat dan tepat sasaran.

    Adapun bantuan yang diserahkan itu berupa beras sebanyak 350 karung atau 17.500 kg, 5.000 karton mi instan, 2.500 karton minyak, 1.250 karung atau 62.500 kg gula, selimut 1.250 kodi, sarung 1.250 kodi, air mineral 2.500 karton, popok sebanyak 250 karton, biskuit 1.250 karton, susu 2.500 karton, lilin 125 karton, teh 5.000 karton dan kopi 2.500 karton.

    Sejumlah bantuan Polda Metro Jaya bagi bencana alam di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat di Mapolda Metro Jaya, Senin (1/12/2025). ANTARA/Ilham Kausar

    Menurut dia, Polri hadir bukan hanya dalam tugas pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dan penegakan hukum, tetapi juga melakukan tanggung jawab moral dalam sisi kemanusiaan.

    “Beliau (Kapolda Metro Jaya) berharap bantuan ini dapat memberikan manfaat, dan dapat mengurangi beban masyarakat yang terdampak musibah bencana,” ucapnya.

    Polda Metro Jaya tidak hanya sekedar memberikan pelayanan, perlindungan, pengayoman dan tapi juga memberikan bantuan kepada masyarakat, mengajak seluruh elemen untuk terus menguatkan semangat gotong royong dan kepedulian bersama.

    Sementara untuk prosedur pengiriman bantuan, tambah dia, bantuan tersebut akan dibawa menuju kargo Bandara Soekarno-Hatta dan selanjutnya akan dikirim melalui pesawat.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo Geleng Kepala Dengar Bupati di Aceh Bilang ‘Presiden Seumur Hidup’

    Prabowo Geleng Kepala Dengar Bupati di Aceh Bilang ‘Presiden Seumur Hidup’

    Aceh Tenggara

    Presiden Prabowo Subianto mengunjungi posko pengungsian Desa Bambel Baru, Bukit Tusam, Aceh Tenggara, Aceh. Prabowo sempat geleng kepala saat mendengar ucapan Bupati Aceh Tenggara Muhammad Salim Fakhry di hadapan para pengungsi.

    Hal itu terjadi saat kunjungan Prabowo di posko pengungsian akibat bencana di Aceh Tenggara, Senin (1/12/2025). Bupati Salim mengatakan kehadiran Prabowo mengobati luka warganya yang mengalami bencana banjir.

    “Bapak Presiden beberapa waktu lalu kami tertimpa musibah banjir bandang. Ada beberapa mungkin laporan kami nanti melalui tertulis Bapak Presiden, intinya kehadiran bapak sebagai pemimpin negara mengobati hati rakyat khususnya hati rakyat Aceh Tenggara, yang dulu setia memilih Bapak Presiden dalam pemilu,” kata Salim.

    Salim mengatakan rakyatnya mendukung pemerintahan Prabowo. Dia meminta Prabowo memberikan atensi kepada rakyatnya.

    “Kami tidak sia-sia mendukung Bapak, hari ini Bapak adalah tokoh kami, dengan kehadiran bapak inilah jeritan masyarakat kita pengungsi di berbagai kecamatan, khususnya hari ini di desa Bambel Baru,” katanya.

    Salim mendadak mengatakan kalau bisa Prabowo menjadi Presiden seumur hidup. Dia meminta warga yang menjadi korban banjir untuk bertepuk tangan.

    “Ayo, tepuk tangan untuk bapak presiden. Kalau kita cinta kepada Bapak Presiden, angkat tanganmu semua, tidak ada presiden seperti beliau, menyapa rakyat. Insyaallah kami ada video yang dibuat, Pak Presiden, kalau bisa Bapak Prabowo menjadi presiden seumur hidup,” ujarnya.

    Prabowo langsung menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Salim. Dia langsung menunjukkan gestur tidak lewat tangannya di hadapan korban pengungsi.

    Sebelumnya, Prabowo lebih dulu meninjau lokasi pengungsian bencana di Lapangan GOR Pandan, Jalan Dr Fl Tobing, Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut. Setelah itu, Prabowo mendatangi lokasi pengungsian di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh.

    Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan wilayah bencana yakni Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)

  • Berdampak Besar, Ketua IDAI Harap Banjir Sumatera Ditetapkan Jadi Bencana Nasional

    Berdampak Besar, Ketua IDAI Harap Banjir Sumatera Ditetapkan Jadi Bencana Nasional

    Jakarta

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerukan perhatian lebih besar terhadap dampak banjir besar yang melanda berbagai wilayah di Sumatera. Ketua Umum IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), berharap pemerintah menetapkan kejadian ini sebagai bencana nasional.

    “Ini saya kira sudah cukup besar dampaknya. Mudah-mudahan pemerintah bisa memasukkan ini sebagai bencana nasional ya,” ujarnya.

    Menurut dr Piprim, rangkaian banjir yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berlangsung bersamaan dengan bencana lain seperti erupsi abu vulkanik Semeru, sehingga memunculkan dampak yang lebih luas pada layanan kesehatan, terutama untuk anak-anak.

    “Kami dari IDAI menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah banjir yang melanda Aceh, Sumut, Sumbar, sebelumnya juga ada erupsi abu vulkanik Semeru,” kata dr Piprim.

    Ia menegaskan anak-anak menjadi kelompok paling rentan terhadap situasi darurat ini karena mudah mengalami trauma, ketakutan, serta meningkatnya risiko penyakit menular di pengungsian.

    Prioritas Utama Air Bersih, Imunisasi, dan ASI

    IDAI menekankan bahwa anak-anak yang berada di pengungsian sangat rentan terserang penyakit seperti ISPA, penyakit kulit, diare, leptospirosis, dan bahkan potensi penyebaran campak.

    “Pastikan anak-anak dapat air bersih, sanitasi, makanan bergizi,” tegas dr Piprim.

    Ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan imunisasi di wilayah terdampak, serta dukungan penuh untuk ibu menyusui agar bayi tetap mendapat ASI eksklusif meskipun dalam kondisi darurat.

    Anak-anak jadi korban

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat dr Asrawati, Sp.A, Subsp TKPS (K) mengungkapkan, sebanyak empat anak meninggal dunia dalam musibah banjir bandang Sumbar. Data ini dikumpulkan hingga 28 November 2025.

    Menurut data IDAI Sumbar, keempat anak itu teridentifikasi dari Padang (2 anak), Pasaman Barat (1), dan belum teridentifikasi satu anak.

    Selain itu, di lokasi berbeda, Wakil Ketua IDAI Sumatera Utara, Dr dr Eka Airlangga, menjelaskan bahwa di posko-posko pengungsian, penyakit yang berkaitan dengan air bersih masih menjadi keluhan terbanyak pada anak-anak. Kasus diare serta berbagai infeksi atau luka pada kulit mendominasi, terutama akibat sanitasi yang kurang memadai dan kondisi lingkungan yang serba terbatas.

    Untuk wilayah Aceh, Ketua IDAI Cabang Aceh Dr dr Raihan, Sp A, Subsp Inf P T(K) menjelaskan bahwa pendataan masih terus berlangsung karena akses ke sejumlah daerah terdampak belum sepenuhnya terbuka.

    Hingga saat ini, tim medis baru dapat menjangkau wilayah Pidie Jaya, sementara sejumlah kawasan lain masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)