provinsi: SUMATERA SELATAN

  • Dua Penyidik KPK Bakal jadi Saksi di Sidang Sekjen PDIP Hasto Hari Ini

    Dua Penyidik KPK Bakal jadi Saksi di Sidang Sekjen PDIP Hasto Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Jaksa penuntut umum (JPU) bakal menghadirkan dua saksi dalam sidang lanjutan perkara suap dan perintangan terdakwa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

    Jaksa KPK, Wawan Yunarwanto mengatakan dua saksi itu ada penyidik KPK yakni Rossa Purbo Bekti dan Rizka Anungnata.

    “Saksi hari ini Rossa Purbo Bekti dan Rizka Anungnata,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (9/5/2025).

    Adapun, Rossa dan Rizka merupakan penyidik KPK yang mengusut perkara Hasto Kristiyanto. Namun, Rizka sudah tidak lagi aktif di lembaga antirasuah tersebut.

    Diberitakan sebelumnya, Hasto didakwa telah melakukan perintangan penyidikan kasus suap penetapan anggota DPR 2019–2024.

    Perbuatan merintangi proses hukum itu di antaranya memerintahkan Harun Masiku melalui Nur Hasan untuk merendam telepon genggam dalam air setelah tim KPK melakukan tangkap tangan terhadap anggota KPU 2017–2022, Wahyu Setiawan.

    Selain itu, Hasto juga diduga telah memberikan suap SGD 57.350 atau sekitar Rp600 juta kepada Wahyu. Tujuannya, agar Wahyu bersama dengan Agustina Tio Fridelina bisa menyetujui permohonan pergantian antarwaktu (PAW) DPR 2019-2024 caleg terpilih Dapil Sumatera Selatan I dari Riezky Aprilia diganti dengan Harun Masiku.

  • Pengakuan Pembunuh Ibu dan Anak di Rejang Lebong, Ungkap Motif Hingga Jual Motor Korban Untuk Kabur – Halaman all

    Pengakuan Pembunuh Ibu dan Anak di Rejang Lebong, Ungkap Motif Hingga Jual Motor Korban Untuk Kabur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – GU (44) ditetapkan menjadi tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di sebuah rumah kontrakan, Kelurahan Kesambe Baru, Kecamatan Curup Timur, Rejang Lebong, Bengkulu.

    GU membunuh Euis Setia (42) dan Gaidah Marwa Wijaya (14).

    Pelaku merupakan suami siri korban Euis sekaligus ayah tiri dari korban Gaidah.

    Jasad korban diketahui ditemukan pada Jumat (2/5/2025) dan peristiwa pembunuhan terjadi Rabu (30/4/2025).

    GU ditangkap polisi saat dalam pelarian di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat (Jabar), Rabu (7/5/2025) pagi.

    Pelaku Mengaku Bunuh Korban Karena Kesal

    GU membunuh istrinya Euis Setia dan anak tirinya Gaidah Marwa Wijaya karena kesal.

    Sebelum membunuh keduanya, GU sempat terlibat keributan atau cekcok dengan istrinya pada Rabu (30/4/2025) pagi.

    Karena saat pertengkaran yang terjadi saat itu, ada perkataan korban yang memicu emosi pelaku meledak. 

    “Kesal pak,” ucap pelaku. 

    Setelah keributan itu, GU pergi sambil mengunci pintu rumah.

    Itulah terakhir kalinya GU terlihat, sebelum akhirnya menghilang.

    Diketahui GU membunuh istri dan anak tirinya menggunakan senjata tajam jenis parang.

    Senjata tersebut pun ditemukan di lokasi kejadian dan kini disita polisi.

    Dugaan tersebut seiring dengan sejumlah luka pada tubuh kedua korban.

    Euis mengalami luka sayatan di tangan kanan bagian dalam dan luka di leher, sementara Gaida Marwa Wijaya menderita luka senjata tajam di lehernya.

    Jual Motor Korban Untuk Modal Kabur

    Pelaku saat pergi meninggalkan lokasi kejadian, membawa sepeda motor milik korban.

    Pelaku mengaku telah menjual sepeda motor milik korban di sebuah tempat di wilayah Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan.

    Namun, belum diketahui pasti berapa harga sepeda motor tersebut saat dijual.

    “Motor dijual, Pak, di daerah Rupit,” ucap GU.

    Hasil penjualan sepeda motor itulah yang kemudian digunakan pelaku sebagai modal untuk melarikan diri.

    Saat pergi meninggalkan rumah kontrakan usai membunuh kedua korban, GU diketahui tetangganya membawa sepeda motor milik korban.

    Polres Rejang Lebong saat ini telah menetapkan Gu sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap istri siri dan anak tirinya.

    “Iya (tersangka), sudah ada pengakuannya juga,” ujar Kapolres Rejang Lebong, AKBP Florentus Situngkir kepada TribunBengkulu.com, Kamis (8/5/2025).

    Penetapan tersangka dilakukan setelah Gu mengakui perbuatannya. 

    Setelah melakukan aksi keji tersebut, Gu melarikan diri dan kabur hingga ke Karawang, Jawa Barat.

    (Tribunbengkulu.com/ Rizki Wahyudi)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Modus Pelarian Gu Setelah Habisi Istri Siri dan Anak Tiri di RL Bengkulu, Bawa Motor Korban ke Rupit

  • Begini Antisipasi Pertamina Amankan Stok Avtur untuk Penerbangan Haji

    Begini Antisipasi Pertamina Amankan Stok Avtur untuk Penerbangan Haji

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga menyiapkan 95.700 kiloliter (kL) avtur khusus untuk penerbangan haji 2025 di 13 bandara embarkasi haji seluruh Indonesia.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, avtur disiapkan untuk mengantisipasi kebutuhan penerbangan haji selama dua fase operasional di keberangkatan pada 2 Mei – 1 Juni dan kepulangan 10 Juni – 11 Juli 2025.

    “Per 5 Mei kemarin telah terserap 10% atau sekitar 9.570 kL avtur oleh para maskapai haji,” kata Heppy melalui keterangan resmi, Kamis (8/5/2025).

    Selain memastikan ketersediaan stok dan sarana prasarana, Pertamina Patra Niaga juga akan bersiaga 24 jam selama masa pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci.

    Heppy mengatakan, lebih dari 150 armada pengisian dan ratusan tenaga kerja bersertifikasi telah dikerahkan untuk memastikan pelayanan maksimal selama periode operasional haji. Seluruh proses juga didukung sistem after-sales 24/7 untuk memastikan kelancaran di setiap titik.

    “Dengan segala kesiapan ini, kami berharap para jemaah haji tidak terkendala pada proses keberangkatan dan kepulangan sehingga bisa menjalankan ibadah haji dengan tenang,” katanya.

    Tahun ini, penerbangan haji dilayani oleh Garuda Indonesia, Saudia Airlines, dan Lion Air, melalui 13 bandara, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Batam, Palembang, Jakarta, Kertajati, Solo, Surabaya, Lombok, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.

    Mulai tahun ini, pemerintah meresmikan terminal khusus penerbangan haji di Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangerang, Banten. Peresmian itu dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, Minggu (4/5/2025).

    Terminal tersebut diproyeksikan mampu melayani hingga 94 juta jemaah setiap tahunnya.

    “Kami bangga fasilitas ini bagus, modern, nyaman luas dan kemampuan kapasitas ini cukup membanggakan dilaporkan mencapai 94 juta kapasitas per tahun,” ujar Prabowo.

  • Komisi XIII: Kerusuhan Lapas Beliti darurat reformasi pemasyarakatan

    Komisi XIII: Kerusuhan Lapas Beliti darurat reformasi pemasyarakatan

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Dewi Asmara menilai kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika Muara Beliti, Sumatera Selatan, Sumatera Selatan, Kamis (8/5) pagi, menandakan situasi darurat sistem pemasyarakatan di tanah air untuk dilakukan reformasi total.

    “Ini adalah bagian dari pola kegagalan struktural sistem pemasyarakatan kita. Situasinya sudah darurat, dan butuh langkah luar biasa,” kata Dewi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Sebab, kata dia, kejadian tersebut tidaklah berdiri sendiri dan bukan sekadar kelalaian operasional semata.

    Dia lantas membeberkan sejumlah insiden kerusuhan di Lapas yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

    Diantaranya, insiden kaburnya lebih dari 40 narapidana dari Lapas Kutacane, Aceh; narapidana pesta miras dan narkoba di Rutan Sialang Bungkuk, Pekanbaru; seorang narapidana korupsi tertangkap makan di luar lapas tanpa izin.

    Kemudian, dugaan pungutan liar (pungli) jual beli kamar dan peredaran narkoba di Lapas Sampit, Kalimantan Tengah; hingga insiden narapidana meninggal dunia akibat keracunan miras oplosan Lapas Kelas Bukittinggi, Sumatera Barat.

    Untuk itu, dia menyebut Komisi XIII DPR RI mendesak dilakukannya audit menyeluruh terhadap tata kelola semua lapas dan rumah tahanan (rutan).

    Komisi XIII DPR RI, lanjut dia, juga meminta dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap pimpinan pemasyarakatan di pusat dan daerah.

    “Pemberhentian tidak hormat bagi petugas yang terbukti lalai atau terlibat pelanggaran,” ujarnya.

    Termasuk, tambah dia, pembentukan tim pengawas independen untuk menilai ulang fungsi pengawasan internal di Ditjen Pemasyarakatan.

    “Penjara bukan tempat memperparah kriminalitas. Jika napi justru makin liar di balik jeruji, maka kita sedang membiarkan bom waktu yang bisa meledak kapan saja,” tuturnya.

    Terakhir, dia pun menegaskan komitmen Komisi XIII DPR RI yang akan terus menjalankan fungsi pengawasan secara maksimal guna memastikan pembenahan sistem pemasyarakatan dilakukan secara serius, menyeluruh, dan tidak berhenti pada pencopotan jabatan semata.

    Sebelumnya, Lapas Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, dilaporkan terjadi kerusuhan pada hari Kamis (8/5) sekira pukul 09.00 WIB.

    Kasat Reskrim Polres Musi Rawas, Sumatera Selatan Iptu Ryan Tiantoro Putra menyebutkan sebanyak 500 personel gabungan dikerahkan untuk melakukan pengamanan setelah terjadi kericuhan di Lapas Narkoba Muara Beliti.

    Dia mengatakan situasi telah berangsur kondusif, dan pengamanan ketat tetap diberlakukan di sekitar area lapas untuk memastikan stabilitas keamanan.

    Adapun Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas) Agus Andrianto mengatakan kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkotika Muara Beliti terjadi karena adanya perlawanan dari oknum narapidana saat petugas merazia barang-barang terlarang.

    “Razia terhadap potensi adanya barang terlarang, termasuk gawai dan narkoba, adalah langkah-langkah preventif dan juga progresif yang gencar dilakukan jajaran kami,” kata Agus dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ini Sejumlah Fasilitas yang Rusak Akibat Kerusuhan di Lapas Muara Beliti, Polisi Cari Provokator – Halaman all

    Ini Sejumlah Fasilitas yang Rusak Akibat Kerusuhan di Lapas Muara Beliti, Polisi Cari Provokator – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MUSI RAWAS –  Sejumlah fasilitas di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan (Sumsel) rusak akibat kerusuhan narapidana (tahanan) pada Kamis (8/5/2025) pagi.

    Fasilitas yang rusak di Lapas Narkotika Muara Beliti antara lain pembatas blok kamar, pembatas blok halaman utama, gazebo di bagian depan, pintu pemeriksaan, atau pintu masuk di setiap luar masuk pengunjung.

    Selain itu para narapidana melakukan aksi vandalisme dengan membakar alat musik yang disimpan di tengah lapangan dan melemparkan batu hingga kaca sejumlah ruangan pecah.

    “Alat band tersebut dibakar oleh napi di tengah lapangan, kemudian kaca ruangan juga pecah karena dilempar batu,” ungkap Kepala Lapas Narkotika Muara Beliti, Ronald Heru Praptama, kepada wartawan pada Kamis (8/5/2025).

    Walau demikian, situasi di Lapas sudah terkendali dan kondusif.

    Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah warga binaan serta petugas tampak mulai membersihkan sisa-sisa kerusuhan.

    Meski sempat mencekam, tidak ada korban jiwa maupun korban luka berat dalam insiden tersebut.

    Namun, beberapa petugas lapas sempat mengalami trauma karena tertahan di dalam saat kerusuhan terjadi.

    Polisi cari provokator

    Polres Musi Rawas melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Lapas Narkotika Muara Beliti.

    Kasat Reskrim Polres Musi Rawas Iptu Ryan Tiantoro Putra mengatakan, olah TKP yang mereka gelar tersebut hendak mencari narapidana yang diduga menjadi provokator kericuhan.

    “Kami sudah melakukan olah TKP, saat ini alhamdulillah sudah kondusif,” kata Ryan lewat pesan singkat, Kamis (8/5/2025).

    Ryan mengungkapkan, kerusuhan tersebut berhasil dikendalikan setelah tim gabungan turun ke lokasi. Situasi yang semula napi mengamuk berhasil diredam oleh petugas. Dari hasil penyelidikan awal, penyebab kericuhan itu dipicu penolakan dari napi terhadap razia yang digelar oleh pihak lapas.

    “Informasinya dipicu razia rutin, warga binaan menolak adanya razia itu,” ujarnya.

    Dipicu razia handphone

    Kerusunan narapidan tersebut bermula dari razia ponsel atau handphone pada pada Kamis (8/5/2025) pagi.

    Ronald Heru Praptama mengatakan petugas sebelumnya menemukan 54 unit handphone saat melakukan razia di blok banggau pada Rabu (7/5/2025) malam sekira pukul 19.00 Wib.

    Karena kecurigaan masih ada handphone yang dimiliki para tahanan, petugas melanjutkan razia pada besok paginya.

    “Setelah apel sekira pukul 08.00 WIB, petugas kembali melakukan razia, karena diindikasikan masih banyak handphone di kamar bawah,” kata Kalapas, Kamis (8/5/2025).

    Kemudian, petugas pun membagi waktu melakukan razia di blok angsa dan sisa kamar di blok banggau.

    Untuk di blok angsa sendiri ada 8 kamar sedangkan di blog banggau hanya 4 kamar.

    “Kemudian di kamar 8 yang dipimpin oleh KPLP terjadi kericuhan. Jadi razia di blok banggau kami hentikan. Kami berusaha menenangkan itu,” lanjut Kalapas.

    Hanya saja upaya tersebut, tidak berhasil, kemudian petugas pun memilih mundur.

     Selain itu, pihaknya menghubungi pihak Polres, Kodim dan Brimob membantu penanganan masalah di Lapas.

    Kalapas mengaku tidak tahu jumlah napi yang melakukan perlawanan.

    Namun, untuk jumlah napi yang ada di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti sampai hari ini sebanyak 1.069 orang.

    “Tidak ada korban jiwa ataupun korban luka dalam kericuhan ini. Termasuk juga penahan yang kabur tidak ada sejauh ini,” tegas Kalapas.

    Ditambahkan Kalapas, hanya saja akibat kericuhan tersebut banyak fasilitas di Lapas Narkotika yang rusak, seperti pagar pembatas di kamar blok dan juga pagar di lapangan.

    “Termasuk juga kaca jendela yang pecah dan beberapa ruang juga rusak, seperti P2U,” tutup Kalapas. (Tribun Sumsel/Berbagai sumber)

     

  • Ricuh Lapas Narkotika Muara Beliti, Kaca Pecah-Perabotan Rusak!

    Ricuh Lapas Narkotika Muara Beliti, Kaca Pecah-Perabotan Rusak!

    Kerusuhan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Narkotika Muara Beliti di Jalinsum Km 19, Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Kamis (8/5). Kaca jendela hingga fasilitas lain di lapas rusak berat akibat kericuhan tersebut.

  • Kerusuhan di Lapas Narkoba Musi Rawas Sumsel, Kaca-Sejumlah Fasilitas Rusak

    Kerusuhan di Lapas Narkoba Musi Rawas Sumsel, Kaca-Sejumlah Fasilitas Rusak

    Jakarta

    Kerusuhan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Musi Rawas. Kaca hingga fasilitas lapas rusak.

    Dilansir detikSumbagsel, kerusuhan tersebut terjadi di Lapas Kelas II-A Narkotika Muara Beliti di Jalinsum Km 19, Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan, pada Kamis (8/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.

    Pantauan detikSumbagsel, pihak kepolisian, TNI, dan Brimob masih bersiaga di area lapas. Terlihat juga mobil Barracuda, water cannon, dan ambulans berada di area lapas. Terlihat kaca jendela serta fasilitas lain di lapas rusak berat akibat kericuhan tersebut.

    Salah satu saksi mata, yakni Ustaz Abdul Somad, mengatakan sempat tertahan di dalam lapas kurang lebih setengah jam. Ia mengaku sebelumnya sempat memberikan ceramah kepada para tahanan sebelum kerusuhan terjadi.

    “Tidak tahu pasti apa penyebabnya, waktu mau ngasih ceramah di dalam masjid Lapas, tiba-tiba ada gumpalan asap di area lapangan lapas dan langsung terjadi keributan,” katanya dilansir detikSumbagsel, Kamis (8/5/2025).

    Sementara itu, Kapolres Musi Rawas AKBP Agung Adhitya Prananta menegaskan tidak ada petugas ataupun warga disandera akibat kerusuhan tersebut.

    (rdp/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ini Sejumlah Fasilitas yang Rusak Akibat Kerusuhan di Lapas Muara Beliti, Polisi Cari Provokator – Halaman all

    BREAKING NEWS Kerusuhan Lapas Muara Beliti Saat UAS Ceramah, Sejumlah Fasilitas Hancur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MUSI RAWAS – Kerusuhan hebat terjadi di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, pada Kamis pagi (8/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. 

    Insiden ini mengejutkan publik karena terjadi saat Ustaz Abdul Somad (UAS) tengah memberikan ceramah rohani kepada para narapidana di dalam kompleks lapas.

    Menurut kesaksian UAS, suasana awalnya kondusif ketika ia hendak menyampaikan siraman rohani di masjid lapas. Namun secara tiba-tiba muncul asap pekat dan kericuhan pun pecah.

    “Saya tidak tahu pasti penyebabnya. Saat akan memberikan siraman rohani di masjid dalam Lapas, tiba-tiba muncul asap dan suasana langsung ricuh,” ujar UAS yang sempat tertahan selama 30 menit di lokasi.

    Kerusuhan menyebabkan sejumlah fasilitas lapas mengalami kerusakan parah. 

    Kaca-kaca jendela pecah, beberapa bagian dalam bangunan terlihat berantakan, dan sejumlah benda dilaporkan terbakar. Asap tebal membumbung dari dalam lapas, menandakan skala kerusuhan yang cukup serius.

    Petugas Lapas sempat kewalahan menghadapi situasi.

    Sekitar pukul 11.30 WIB, aparat gabungan dari Polri dan TNI dikerahkan ke lokasi. Kendaraan taktis milik Brimob, mobil water cannon dari Polres Lubuklinggau, dan ambulans turut hadir untuk mengendalikan situasi.

    Beberapa kali petugas menembakkan gas air mata dan menyemprotkan air ke arah narapidana yang bertindak anarkis, termasuk melempar batu dan membakar sejumlah fasilitas.

    Kapolres Musi Rawas menyatakan bahwa situasi berhasil dikendalikan menjelang siang hari, namun kerusakan cukup signifikan terjadi di beberapa blok lapas.

    Hingga saat ini, penyebab pasti kerusuhan masih dalam penyelidikan. Pihak kepolisian menduga ada provokator dari dalam yang memicu kekacauan. Proses identifikasi para pelaku dan penghitungan kerugian tengah berlangsung.

    Sementara itu, UAS sudah dipastikan dalam kondisi aman dan telah meninggalkan lokasi usai situasi dinyatakan kondusif.

  • Duel Berdarah di Empat Lawang Sumsel, Paizal Ditemukan Tewas di Kebun Sawit, Pelaku Ditangkap – Halaman all

    Duel Berdarah di Empat Lawang Sumsel, Paizal Ditemukan Tewas di Kebun Sawit, Pelaku Ditangkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Andi Nopriansyah (30), kini mendekam di penjara setelah terungkap sebagai pelaku pembunuhan Paizal.

    Mayat Paizal ditemukan di kebun sawit di Empat Lawang, Rabu (30/4/2025).

    Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, Iptu Adam Rahman, menjelaskan korban tewas akibat terlibat duel dengan pelaku menggunakan senjata tajam.

    Menurut Iptu Adam, motif pembunuhan ini berawal dari tuduhan pelaku yang menyebut korban telah mencuri barang-barang miliknya di pondok kebun.

    “Untuk motif, tersangka menuduh korban telah mencuri barang-barang miliknya di pondok kebunnya, sedangkan modusnya pelaku berpura-pura mengajak korban ke Kafe Talang Dua Belas,” kata Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, Iptu Adam Rahman, Rabu (7/5/2025).

    Namun, pelaku kemudian membelokkan motornya ke jalan kecil dekat pabrik pecah batu, tempat di mana mayat korban ditemukan.

    Setelah tiba di lokasi sepi, Andi memberhentikan sepeda motor dan meminta Paizal untuk mengakui pencurian tersebut.

    Ketika korban marah dan mengeluarkan senjata tajam, pelaku juga membawa senjata dan terjadi perkelahian.

    “Korban marah dan tidak terima atas perkataan tersangka lalu mengeluarkan senjata tajam. Pelaku saat itu juga membawa senjata tajam dan saling serang. Lalu pada saat korban terjatuh tersangka pun dengan membabi buta membacok korban,” ujarnya.

    Paizal yang terluka parah kemudian diseret ke kebun sawit oleh Andi dan ditinggalkan.

    Keesokan harinya, mayatnya ditemukan oleh warga yang hendak ke kebun.

    Mayat tersebut dalam keadaan mengenakan baju cokelat dan celana hitam, dengan banyak luka dan darah di sekujur tubuhnya. 

    Setelah penyelidikan, identitas korban akhirnya terungkap.

    Korban adalah Paizal, warga Kabupaten Lahat.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Amankan sidang Hasto, polisi kerahkan 833 personel di PN Jakpus

    Amankan sidang Hasto, polisi kerahkan 833 personel di PN Jakpus

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 833 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan jalannya sidang kasus tindak pidana korupsi dengan terdakwa Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis.

    “Kami ingin memastikan bahwa kehadiran polisi bukan untuk menakuti, tapi untuk memberikan rasa aman,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Kamis.

    Ia mengatakan bahwa tim gabungan itu berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, dan Polsek jajaran.

    Susatyo menegaskan bahwa seluruh personel pengamanan tidak dibekali dengan senjata api maupun senjata tajam untuk menjaga suasana tetap kondusif dan tidak menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat.

    Sidang yang digelar hari ini diperkirakan akan dihadiri massa dari dua kelompok berbeda, baik yang mendukung maupun yang menolak terdakwa.

    Oleh karena itu, petugas telah disebar di tiga ring pengamanan, masing-masing mencakup ruang sidang, halaman, serta area kolam utara dan selatan untuk memisahkan kedua kelompok massa.

    “Kami sudah antisipasi titik-titik rawan gesekan. Massa pro dan kontra kami tempatkan di lokasi berbeda agar tidak terjadi konflik. Petugas juga sudah mendapatkan pengarahan untuk bersikap netral, tenang, dan tidak mudah terprovokasi,” kata dia.

    Pengamanan ini juga melibatkan negosiator Polwan dan tim pengendali massa, serta mengutamakan komunikasi dalam menghadapi potensi gangguan.

    “Kami tekankan kepada anggota, tugas utama adalah melayani dan melindungi masyarakat. Tidak boleh arogan, tidak boleh terpancing emosi. Ini bukan hanya soal pengamanan, tapi soal menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian,” kata Susatyo.

    Dalam kasus dugaan perintangan penyidikan dan pemberian suap, Hasto didakwa menghalangi atau merintangi penyidikan perkara korupsi, yang menyeret Harun Masiku sebagai tersangka pada rentang waktu 2019-2024.

    Hasto diduga menghalangi penyidikan dengan cara memerintahkan Harun, melalui penjaga Rumah Aspirasi, Nur Hasan, untuk merendam telepon genggam milik Harun ke dalam air setelah kejadian tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2017-2022 Wahyu Setiawan.

    Tak hanya ponsel milik Harun Masiku, Hasto juga disebutkan memerintahkan ajudannya, Kusnadi, untuk menenggelamkan telepon genggam sebagai antisipasi upaya paksa oleh penyidik KPK.

    Selain menghalangi penyidikan, Hasto juga didakwa bersama-sama dengan advokat Donny Tri Istiqomah, mantan terpidana kasus Harun Masiku, Saeful Bahri, dan Harun Masiku memberikan uang sejumlah 57.350 dolar Singapura atau setara Rp600 juta kepada Wahyu pada rentang waktu 2019-2020.

    Uang diduga diberikan dengan tujuan agar Wahyu mengupayakan KPU untuk menyetujui permohonan pergantian antarwaktu (PAW) calon legislatif terpilih asal daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan (Sumsel) I atas nama anggota DPR periode 2019—2024 Riezky Aprilia kepada Harun Masiku.

    Dengan demikian, Hasto terancam pidana yang diatur dalam Pasal 21 dan Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 13 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 65 ayat (1) dan Pasal 55 ayat (1) Ke-1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025