provinsi: SUMATERA BARAT

  • Menkes Atur Penempatan 300 Dokter Internship di Daerah Bencana, Aceh Prioritas

    Menkes Atur Penempatan 300 Dokter Internship di Daerah Bencana, Aceh Prioritas

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengambil langkah cepat untuk mengatasi krisis layanan kesehatan di Aceh yang terdampak bencana banjir dengan mengerahkan ratusan dokter magang. Fokus penempatan awal di Aceh diprioritaskan mengingat sekitar 300 Puskesmas mengalami kerusakan, dengan 50 di antaranya masih terisolasi total.

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengemukakan bahwa Kemenkes akan menempatkan sekitar 300 dokter internship yang baru menyelesaikan studi untuk melayani korban bencana. Para dokter ini akan disebar ke berbagai lokasi, khususnya yang dekat dengan pusat pengungsian.

    Tantangan terbesar yang dihadapi Kemenkes saat ini adalah masalah logistik dan aksesibilitas. Menkes Budi mengungkapkan bahwa meskipun upaya penempatan sudah diatur, kendala masih besar di lapangan.

    “Kita akan taruh di sana [Aceh], memang masalahnya kan belum semua [terbuka aksesnya], masih ada tiga kota yang kemarin baru buka, di Gayo Luwes, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Takengon yang belum tersambung jalan daratnya, sehingga agak susah,” kata Menkes di Jakarta dikutip dari ANTARA, Senin (8/12/2025).

    Penempatan ratusan dokter magang ini mendesak karena adanya peningkatan kasus penyakit pascabencana. Berdasarkan laporan, terdapat banyak kasus penyakit kulit, diare, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di lokasi pengungsian.

    “Kebutuhan dokter-dokter itu, terutama di puskesmas-puskesmas yang dekat dengan pusat-pusat pengungsian, dipastikan harus ada. Sebenarnya bukan hanya dokter, melainkan alat kesehatan juga obat-obatannya,” tegas Menkes Budi.

    Gerak cepat benahi rumah sakit

    Selain penanganan penyakit menular, Kemenkes juga memprioritaskan pasien dengan kebutuhan darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit yang terdampak harus segera difungsikan, disusul ruang operasi dan pelayanan cuci darah, karena keterlambatan penanganan pada pasien gagal ginjal kronis dapat berbahaya.

    Meskipun layanan di Sumatera Barat dan Sumatera Utara dilaporkan sudah beroperasi normal, Aceh masih menghadapi kendala serius. Dari total 18 rumah sakit yang terdampak, enam unit masih belum beroperasi penuh.

    “Yang masih sangat ketinggalan itu yang di Aceh Tamiang. Nah, itu diharapkan mulai besok instalasi gawat darurat (IGD)-nya sudah bergerak karena kita prioritasnya IGD-nya dulu,” jelas Menkes.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Menkes Sebut RS di 6 Kabupaten/Kota di Aceh Masih Terkendala”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • 6
                    
                        Bertambah Lagi Korban Jiwa Banjir Sumatera
                        Nasional

    6 Bertambah Lagi Korban Jiwa Banjir Sumatera Nasional

    Bertambah Lagi Korban Jiwa Banjir Sumatera
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data terbaru mengenai bertambahnya jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Sejak hari pertama peristiwa kelam itu terjadi, setiap harinya,
    Tim SAR
    gabungan berusaha mencari para korban hilang yang masih tertimbun tanah.
    Pada Senin (8/12/2025) sore, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menuturkan bahwa sebanyak 40 jenazah telah ditemukan.
    Dengan demikian, total korban meninggal dunia dari sebelumnya 921 orang ditambah 40 jenazah yang ditemukan menjadi 961 jiwa.
    “Pada hari ini (Senin), per pukul 16.00 WIB sekali lagi Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, empati dan simpati yang sangat mendalam bagi saudara-saudara kita, keluarga korban. Tim gabungan menemukan 40 jenazah,” kata Abdul, dalam konferensi pers virtual, Senin.
    Korban meninggal dunia paling banyak ditemukan di Provinsi Aceh, yang bertambah sebanyak 23 jiwa, dari 366 menjadi 389 jiwa.
    “Untuk Sumatera Utara, dari 329 jasad yang sudah ditemukan per kemarin, hari ini bertambah 9, menjadi 338 jiwa meninggal dunia,” tutur Abdul.
    Sementara itu, untuk korban meninggal dunia di Sumatera Barat juga bertambah delapan jiwa, sehingga dari 226 jiwa menjadi 234 jiwa.
    Abdul menegaskan bahwa 293
    korban jiwa
    yang masih hilang akan terus dicari dengan upaya semaksimal dan seoptimal mungkin.
    “Tentu saja, tim gabungan di lapangan akan terus melakukan upaya semaksimal mungkin, seoptimal mungkin, seefektif mungkin, agar jumlah korban yang saat ini masih hilang bisa kita minimalkan, bisa kita reduksi sedikit mungkin,” kata Abdul.
    Abdul mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah mengunjungi beberapa titik, khususnya di Bireuen, lokasi di mana terputusnya satu akses jembatan penting yang menghubungkan antara Bireuen dan Aceh Utara.
    “Bapak Presiden juga sudah langsung memimpin Rapat Kabinet Terbatas percepatan pemulihan pascabencana banjir dan longsor di tiga provinsi ini,” kata Abdul.
    Kepala Negara menunjuk KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak untuk memimpin satgas perbaikan jembatan di Aceh pasca banjir dan longsor.
    “Karena ini sangat penting, Bapak Presiden melihat sendiri kondisi jembatan dan langsung memerintahkan Bapak Kasad untuk menjadi Dansatgas Pemulihan Jembatan,” ucap dia.
    Abdul menyebut, beberapa jembatan menjadi urat nadi penghubung di Lintas Timur dan dari Lintas Timur ke daerah Tengah akan dibangun Jembatan Bailey.
    “Saat ini sedang berproses, supaya alur
    distribusi logistik
    bisa makin cepat dan efisien,” ucap dia.
    Selain itu, juga akan ada pengerahan atau mobilisasi tenaga-tenaga kesehatan ke tempat-tempat kawasan terdampak.
    “Ini tentu saja menjadi tugas kami di Posko Utama untuk tetap mengoptimalkan distribusi logistik permakanan ataupun non-permakanan agar saudara-saudara kita yang saat ini masih di pengungsian bisa terpenuhi kebutuhan dasar permakanan dan non-permakanannya,” imbuh dia.
    Abdul menuturkan, distribusi logistik melalui udara biasanya batas penerbangan ditutup pada pukul 05.00 atau 06.00 sore waktu setempat.
    “Kami juga melakukan distribusi logistik saat ini karena akses jalan alternatif juga sudah dibersihkan oleh Tim Terpadu. Sehingga distribusi logistik menggunakan jalur darat dengan menggunakan truk,” ucap dia.
    Ia menyebut, penggunaan truk untuk distribusi logistik sudah bisa dilewati ke enam lokasi, yakni Bireuen, Pidie Jaya (ada 2 lokasi), Pidie, Aceh Timur, dan Aceh Utara.
    “Tentu saja, dengan penambahan suplai dari jalur darat ini, jumlah tonase bantuan yang kami bisa salurkan akan lebih besar dan secara otomatis akan lebih menjangkau titik-titik pengungsian,” tutur dia.
    Untuk Sumatera Barat, logistik yang terdistribusi via udara sebanyak 10 sortie penerbangan yang disalurkan langsung ke lokasi terdampak.
    “Ada yang di-
    dropping
    ke Posko Kabupaten, tetapi 70 persen dari 6 sortie itu langsung di-
    dropping
    ke titik (terdampak), tidak mampir dulu di Posko Kabupaten untuk mempercepat distribusi,” ujar dia.
    Salurkan bantuan Anda untuk korban banjir Sumatera lewat tautan donasi ini: https://kmp.im/BencanaSumatera
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI kemarin, UMP 2026 hingga bantuan bencana Sumatera

    DKI kemarin, UMP 2026 hingga bantuan bencana Sumatera

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa mewarnai Jakarta pada Senin (8/12), mulai dari pembahasan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta 2026 yang hampir selesai hingga bantuan bagi korban bencana di Sumatera.

    Berikut lima berita pilihan yang menarik untuk disimak kembali:

    Pramono sebut pembahasan UMP 2026 hampir final

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan pembahasan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta pada 2026 sudah hampir final.

    “Jadi pembahasan sudah hampir final, dan dalam minggu ini kami akan merapatkan secara khusus untuk segera difinalkan,” kata Pramono di Jakarta Utara, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    DKI beri bantuan ketiga untuk korban bencana Sumatera

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah memberikan bantuan ketiga untuk warga terdampak bencana banjir dan tanah longsor yang di sejumlah wilayah Sumatera.

    “Walaupun Jakarta juga ada persoalan rob dan sebagainya, tetapi untuk hal yang berkaitan dengan kejadian bencana yang terjadi di Aceh, kemudian di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, pemerintah Jakarta hadir. Hanya memang kami bukan yang kemudian ketika mengirim bantuan, harus kami yang ambil di permukaan,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo di Jakarta Utara, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    DKI siap lakukan inspeksi untuk cegah perdagangan anjing dikonsumsi

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta siap melakukan inspeksi ke pasar, rumah makan, dan lokasi penjualan hewan sebagai upaya mencegah perdagangan hewan penular rabies (HPR) terutama anjing dan kucing untuk dikonsumsi secara terselubung.

    “Ketika dilaksanakan pengawasan dan pengendalian, dilakukan inspeksi ke pasar, rumah makan yang masih menjual (anjing untuk dikonsumsi), dan lokasi penjualan hewan untuk mencegah perdagangan terselubung,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok dalam seminar “Sosialisasi Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2025 tentang Pengendalian HPR” di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pramono: Banjir rob yang terjadi di Jakarta akibat supermoon

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menjelaskan banjir rob yang terjadi beberapa hari lalu di sejumlah wilayah Jakarta, khususnya Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu akibat fenomena supermoon atau purnama perige.

    “Kemarin memang rob yang terjadi karena bulan supermoon. Jadi, supermoon itu bulan penuh,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Jakarta Utara, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    LH Jaksel bantu pemakaman sopir truk yang meninggal akibat kelelahan

    Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Selatan membantu pemakaman sopir truk berinisial W yang meninggal akibat kelelahan setelah mengantre terlalu lama untuk membongkar muatan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang pada Jumat (5/12).

    “Sudin LH Jaksel sangat berduka atas gugurnya petugas kami, setelah kejadian tersebut kami langsung melakukan pengurusan jenazah untuk almarhum. Dari sejak kejadian, pemakaman sampai dengan pasca pemakaman,” kata Kepala Sudin LH Jakarta Selatan Dedy Setiono saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bupati Aceh Selatan Mangkir dari Pemeriksaan Itjen Kemendagri

    Bupati Aceh Selatan Mangkir dari Pemeriksaan Itjen Kemendagri

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Bupati Aceh Selatan Mirwan MS mangkir dari pemeriksaan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagr) di Kantor Inspektorat Aceh pada Senin (8/12/2025). Mirwan belum terlihat hadir di lokasi hingga pukul 18.56 WIB.

    Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, membenarkan informasi tersebut. “Info terakhir yang kami terima, Bupati Aceh Selatan diperiksa di Kantor Inspektorat Aceh oleh Itjen Kemendagri,” ujarnya di Banda Aceh.

    Muhammad MTA mengaku belum menerima perkembangan terbaru terkait pemeriksaan itu. Ia juga menyinggung Mirwan menjalani ibadah umrah di tengah masa penanganan bencana banjir yang melanda wilayah Aceh Selatan.

    Informasi yang beredar menyebutkan Mirwan MS sebelumnya menyatakan tidak sanggup menangani bencana banjir bandang dan longsor yang menimpa sejumlah daerah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

    Namun, pada 2 Desember 2025, Mirwan bersama istrinya justru berangkat umrah. Kepergiannya memicu kritik karena wilayahnya masih berada dalam kondisi tanggap darurat.

    Situasi semakin memanas setelah Gubernur Aceh Muzakir Manaf pada 5 Desember 2025 menegaskan tidak pernah memberikan izin kepada Mirwan MS untuk melaksanakan umrah selama masa darurat bencana di Aceh Selatan.

    Tak hanya itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra turut mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan Mirwan MS dari jabatannya sebagai ketua DPC Gerindra Aceh Selatan.

    Pemeriksaan oleh Itjen Kemendagri menjadi bagian dari klarifikasi atas rangkaian keputusan Mirwan yang dinilai bertentangan dengan kewajibannya sebagai kepala daerah, terutama ketika wilayahnya tengah membutuhkan penanganan cepat dan kehadiran pemimpin.

  • Korban Meninggal Bertambah 23 Jadi 389 Orang

    Korban Meninggal Bertambah 23 Jadi 389 Orang

    Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyetujui turunnya anggaran sebesar Rp 60 juta per rumah untuk membantu para korban terdampak mengganti atau memperbaiki hunian mereka yang rusak akibat bencana banjir dan longsor di Sumatra. Hal itu dibahas dalam rapat koordinasi bencana di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Minggu, 7 Desember 2025 malam.

    Prabowo menerima langsung laporan mengenai pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) yang diperuntukkan kepada para pengungsi banjir bandang dan longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    “Per hari ini, Bapak Presiden, rumah masyarakat yang rusak itu sampai 37.546 rumah baik yang rusak berat — rusak berat ini termasuk yang hilang kena sapu banjir — kemudian rusak sedang, dan rusak ringan,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kepada Presiden Prabowo saat rapat. 

    Suharyanto menyebut, data tersebut belum final lantaran pendataan masih terus dilakukan oleh BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Rencananya, huntara untuk para pengungsi akan dibangun oleh anggota TNI dan Polri yang tergabung dalam satuan tugas (satgas) penanggulangan bencana. 

    Sementara untuk pembangunan hunian tetap diserahkan kepada Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.

    “Kemudian yang tidak pindah, karena mungkin banjirnya, dampaknya tidak terlalu besar bagi keluarga itu sehingga tidak harus pindah, tetapi rumahnya rusak, kami perbaiki oleh satgas BNPB,” kata Suharyanto.

    Adapun terkait anggaran perbaikan sebesar Rp 60 juta per rumah merupakan angka yang diajukan langsung BNPB kepada Prabowo.

    “Ini hunian tetap anggaran Rp 60 juta cukup?,” tanya Prabowo ke Suharyanto. 

    “Selama ini cukup, tetapi kalau memang Bapak Presiden ingin menambahkan kami lebih senang,” jawab Suharyanto.

    “Rp 60 juta karena tidak relokasi, Bapak. Nanti penerima bisa nambah dengan uangnya sendiri. Mungkin punya keluarga di kampung, punya anak yang punya gaji mau nambah, bisa. Tetapi, (kami) tidak (memberikannya) dalam bentuk uang, karena khawatir kalau bentuk uang jadi yang lain,” sambungnya.

    “Oke, mungkin tentunya kita hitung kenaikan harga ya, inflasi, dan sebagainya,” sahut Prabowo.

    Kemudian, untuk huntara anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 30 juta per rumah. Hunian tersebut akan dibangun dengan ukuran 36 meter persegi, lengkap dengan fasilitas kamar, sarana MCK, dan ruangan lainnya.

  • 10
                    
                        Kengerian di Puskesmas Koto Alam: Orang Berlumpur Berdatangan, Mayat Pun Jua
                        Regional

    10 Kengerian di Puskesmas Koto Alam: Orang Berlumpur Berdatangan, Mayat Pun Jua Regional

    Kengerian di Puskesmas Koto Alam: Orang Berlumpur Berdatangan, Mayat Pun Jua
    Tim Redaksi

    AGAM, KOMPAS.com
     – Malam itu mencekam. Hujan turun deras. Orang-orang berlumuran lumpur berdatangan. Mayat-mayat digeletakkan di lorong-lorong puskesmas.
    “Tolong, Bu. Tolong, Bu,” teriak keluarga pasien terdengar dari arah depan.
    Mereka yang luka-luka datang. Ada yang luka parah di kepala. Ada yang luka di dagu. Bahkan, ada yang patah tulang. Semua diantar oleh keluarga dan sanak saudaranya.
    Luka-luka menganga yang terkena lumpur dibersihkan dengan cairan Natrium klorida (NaCl). Luka kemudian dijahit.
    Mereka menghabiskan malam di luar dan dalam puskesmas. Semua berdoa supaya situasi baik-baik saja.
    Fetri merupakan salah satu
    bidan
    di
    Puskesmas Koto Alam
    . Pada hari banjir bandang terjadi, Fetri dan rekannya, Husma (39) sebagai perawat, bertugas shift siang di puskesmas. Jam kerjanya dimulai pukul 13.30 hingga pukul 20.30 WIB.
    Jelang banjir maut itu datang, teleponnya berdering.
    “Ada gelondongan kayu besar, ada kejadian kah, Bu?” tanya seseorang dari daerah Alahan Anggang, tak jauh dari Jorong Subarang Aia di Nagari Salareh Aia Timur, Palembayan, Agam,
    Sumatera Barat
    .
    Awalnya, Fetri menjawab tak ada yang terjadi. Lima menit setelahnya, suara gemuruh terdengar di telinga Fetri. Kengerian dimulai.
    Saat itu, ada beberapa pasien yang dirawat di Puskesmas Koto Alam. Mereka ketakutan. Fetri berusaha menenangkannya.
    Fetri bertanya, “Ada apa?”
    “Air naik,” jawab orang-orang yang panik.
    Pikirannya langsung mengarah ke keluarganya. Ia langsung mengeluarkan dan memacu motornya ke arah rumahnya di Jorong Koto Alam, sekitar dua kilometer dari puskesmas.
    “Pergilah saya ke tempat kejadian di atas naik motor. Sampai di sana, galodo (banjir bandang) itu sudah ada. Batu, kayu sudah bergelimpangan. Rumah orang sudah bergelimpangan di jalan,” kenang Fetri saat ditemui di Puskesmas Koto Alam, Senin (7/12/2025) sore.
    Ia memutar balik dan kembali ke arah puskesmas. Dahlia rekannya, ternyata juga khawatir dan mengecek kondisinya keluarganya.
    Saat itu, listrik putus. Aliran listrik di puskesmas langsung berganti mode darurat menggunakan genset.
    Mereka yang sakit langsung memenuhi ranjang-ranjang di IGD puskesmas. Lantai-lantai baik di dalam maupun puskesmas difungsikan sebagai tempat pasien tidur dengan beralaskan tikar. Mereka dirawat dengan berselimut seadanya.
    Puskesmas Koto Alam pun berfungsi layaknya kamar mayat. Tak hanya korban selamat, mayat-mayat korban banjir bandang pun dievakuasi ke puskesmas.
    Saat itu, Yusuf sudah selesai bertugas dan kembali ke rumah kontrakannya. Namun, kabar banjir bandang membuatnya kembali ke kantornya.
    Yusuf bergabung dan membantu Fetri dan Dahlia menangani korban-korban yang terus berdatangan. Ia melakukan apa yang ia bisa lakukan meskipun bukan berlatar belakang paramedis.
    “Waktu itu korban pertama itu cedera cukup parah di kepala. Saya tindakan juga enggak bisa. Saya cuma bisa WhatsApp dokter, kirim foto, terus tanya harus bagaimana, dan bantu Bu Fetri dan Bu Dahlia,” katanya
    Fetri sebetulnya berdinas hanya sampai pukul 20.30 WIB. Namun, bidan penggantinya, Popy Veronica (28) asal Jorong Silungkang, Nagari Tigo Koto Silungkang, Palembayan sedang berhalangan kerja karena akses jalan dari rumahnya menuju puskemas terputus karena longsor.
    “Saya dinas sore sebetulnya cuma sampai pukul 20.30 WIB karena
    enggak
    ada yang masuk lagi, saya lanjut sampai hari besok,” lanjut Fetri.
    “Yang parah-parah itu 20 pasien yang tercatat. Selebihnya itu, kami enggak mampu lagi catat (pasien yang datang). Sampai jam 4 subuh, kami enggak tak berhenti. Mayat-mayat datang sekitar Isya sampai Subuh,” katanya.
    Mereka para korban yang selamat dari banjir bandang tentu berlumuran lumpur. Atas kuasa Tuhan, mereka bisa selamat. Mereka berjuang untuk berjalan di medan berlumpur yang merendam hingga satu meter lebih. 
    Fetri, Dahlia, Vetriani, dan Yusuf saling bekerjasama untuk menangani pasien. Fetri dan Dahlia bertugas secara medis seperti membersihkan luka, menjahit luka robek, dan lainnya. Vetriani dan Yusuf berkoordinasi untuk mendapatkan panduan medis dari tiga dokter Puskesmas Koto Alam secara jarak jauh lewat Whatsapp.
    “Kami foto (kondisi pasien), cari sinyal ke depan. Kalau memang luka, hentikan pendarahan dulu, kami pasang infus. SOP-nya seperti itu,” tambah Fetri.
    Yusuf bercerita, ia harus mencari sinyal ke seberang puskesmas sekitar 50 meter dekat area pepohonan. Sinyal telekomunikasi pun terbatas. Sementara itu, korban-korban terus meminta tolong untuk ditangani.
    “Saya sebagai bidan harus menolong pasien. Tapi insya Allah, pasien dan keluarga pasien, kami bisa tolong sedikit. Pokoknya ada ruang, bisa masuk.
    “Mereka ada yang digotong, naik motor. Pokoknya malam itu ngeri di puskesmas. Di IGD puskesmas penuh korban sama mayat. Sampai tengah malam, pagi terus datang mayatnya sekitar ada 20 orang,” kenang Yusuf.
    “Waktu itu sehabis mayat dievakuasi, mereka taruhnya di puskesmas. Kan waktu itu belum ada posko apapun. Jadi warga tahunya ke puskesmas. itu korban datang dari Salareh Aia Timur dan Salareh Aia Induk,” tambah Yusuf.
    Banyak orang juga datang ke puskesmas juga untuk mencari keluarganya. Tak adanya air karena listrik terputus, mereka hanya bisa membersihkan wajahnya yang tertutup lumpur dengan air mineral atau air galon demi bisa mengenalinya.
    Pasien-pasien yang luka berat baru bisa dirujuk ke rumah sakit pada hari Sabtu (29/12/2025). Akses di Palembayan yang sempat terisolir baru bisa terbuka.
    Hal itu pun berdampak kepada pelayanan. Tim paramedis Puskesmas Koto Alam seperti Poppy bahkan sejak tanggal 24 November tak bisa bertugas.
    Yelmita sebagai penanggung jawab utama Puskesmas Koto Alam pun juga terjebak. Ia bercerita, dirinya bahkan baru bisa ke puskesmas pada Sabtu (29/12/2025) pagi.
    “Kami sampaikan adalah tim paramedis di puskesmas. Kami diseberangkan dengan eskavator lewat simpang jembatan sampai daerah tak terkena lumpur,” kata Yelmita saat ditemui di Puskesmas Koto Alam, Senin (7/12/2025) siang.
    Pada saat puskesmas terisolir, pasien-pasien memenuhi ruang rawat inap dan lorong-lorongnya. Yelmita menyebutkan, mayat-mayat juga memenuhi lorong-lorong poli puskesmas.
    “Pada hari Sabtu, kami rujuk pasien yang cedera ke rumah sakit, otomatis masih ada mayat dari tim SAR. Kami pindahkan ke depan IGD. Tidak lagi di poli. Kami sterilkan poli,” tambah Yelmita.
    Popy yang rumahnya sekitar 10 kilometer dari puskesmas, tak bisa bekerja karena banyaknya titik longsor di jalan. Ia rutin mengabarkan kondisinya di grup Whatsapp Puskesmas Koto Alam.
    “Awalnya tanggal 24 November 2025, saya kabari enggak bisa masuk malam karena ada longsor. Longsor tutup jalan. Hujan deras. Itu kabari lewat grup, saya cari sinyal jalan kaki ke arah bukit karena mati listrik,” kata Popy.
    Pada saat akses ke puskesmas terputus, tiga perempuan dan seorang pria itulah yang berjibaku menangani para pasien dan mayat-mayat.
    Ia pun berterima kasih atas pengabdian mereka yang berjibaku selama akses ke puskesmas terputus. Profesi paramedis adalah profesi yang telah mereka pilih dan ada beban tugas serta tanggung jawab di pundaknya.
    “Kami ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya, sebesar-sebesarnya. Kalau tak ada mereka, entah bagaimana nasib masyarakat kami. karena apa? setelah kejadian, semua yang luka-luka dibawa ke sini. Tahunya orang cuma tahu puskemas. Enggak ada yang lain,” ujar Yelmita.
    Popy yang seharusnya bertugas tiga jam setelah banjir bandang, mengaku pasti bakal kesulitan berada di posisi Fetri dan rekan-rekannya.
    Ia baru bisa mengetahui kondisi puskesmas pada Jumat (28/12/2025) pagi lewat grup Whatsapp lantaran susahnya sinyal di daerahnya.
    “Saya pasti bakal kesulitan banyak pasien kalau dinas malam itu. Secara mental, siap enggak siap harus siap tugas. Mungkin saya bisa nangis ya kalau ada di posisi itu,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wilayah yang Akan Dihantam Gelombang Tinggi Hari Ini 9 Desember 2025

    Wilayah yang Akan Dihantam Gelombang Tinggi Hari Ini 9 Desember 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut tinggi di sejumlah perairan Indonesia pada Selasa (9/12/2025), mulai pukul 07.00 WIB.

    BMKG menyebutkan, gelombang laut diperkirakan dapat mencapai 4 meter. Kondisi ini dipengaruhi oleh pola angin di wilayah utara yang bertiup dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 4-25 knot.

    Sementara itu, di wilayah selatan, angin bergerak dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan 6–25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna utara, Laut Jawa bagian barat, dan Laut Arafuru bagian timur.

    BMKG mencatat terdapat empat wilayah perairan dengan potensi gelombang 2,5–4 meter, di antaranya Laut Natuna utara, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, dan Samudra Hindia barat Bengkulu.

    BMKG mengimbau masyarakat pesisir, nelayan, serta operator transportasi laut agar tetap waspada. Gelombang tinggi berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran dan aktivitas di laut.

  • Pemprov Sumbar Perpanjang Masa Tanggap Darurat Bencana Selama 14 Hari

    Pemprov Sumbar Perpanjang Masa Tanggap Darurat Bencana Selama 14 Hari

    Jakarta

    Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) memperpanjang masa status tanggap darurat bencana banjir bandang selama 14 hari. Keputusan tersebut diambil setelah rapat koordinasi menyeluruh bersama seluruh pihak terkait.

    “Masih ada korban hilang yang belum ditemukan, serta pendataan kerusakan dan kerugian masih terus berjalan. Karena itu, masa tanggap darurat kita perpanjang agar penanganan bisa lebih maksimal dan menyeluruh. (Perpanjangan) 14 hari, sampai 22 Desember mendatang,” kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, dalam keterangan tertulis yang diterima, seperti dilansir detikSumut, Senin (8/12/2025).

    Berdasarkan rekapitulasi data sementara yang terbaru pada Dashboard Satu Data Bencana Sumbar, per Senin (8/12) pukul 18.00 WIB, bencana itu berdampak pada 16 kabupaten kota. Tercatat 24.049 orang mengungsi, 113 orang luka-luka, 95 orang hilang, dan 234 orang meninggal dunia.

    Mahyeldi menyebut dari total 16 daerah terdampak, terdapat tiga daerah tanpa korban jiwa dan luka, yaitu Kota Payakumbuh, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Limapuluh Kota.

    Ia juga menyoroti kondisi kritis di Kabupaten Agam yang mencatat jumlah korban tertinggi, saat ini sebahagian masyarakat yang sudah pulang ke rumah juga kembali mengungsi, akibat kembali turunnya hujan dengan intensitas sedang di daerah tersebut.

    Baca selengkapnya di sini

    (lir/lir)

  • Dua Hari Menembus Longsor, Perjuangan Masuk Sungai Batang yang Terisolir Banjir Bandang

    Dua Hari Menembus Longsor, Perjuangan Masuk Sungai Batang yang Terisolir Banjir Bandang

    Liputan6.com, Jakarta – Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, merupakan salah satu wilayah di Sumatera Barat yang rusak parah akibat banjir bandang.

    BPBD Agam mencatat 10 orang meninggal dunia akibat banjir yang membawa material batu-batu dan kayu besar. Selain itu juga ratusan orang lainnya masih mengungsi.

    Pada Sabtu (6/12/2025), jurnalis Liputan6.com bergabung dengan tim warga bantu warga yang menyalurkan bantuan melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, untuk masuk ke Nagari Sungai Batang.

    Butuh dua hari menembus medan hingga bisa sampai ke lokasi ini. Bantuan untuk warga baru bisa sampai pada tanggal 7 Desember 2025.

    Di hari pertama perjalanan terkendala karena hujan deras yang mengguyur, menyebabkan daerah Bayur Maninjau dilanda banjir yang bercampur lumpur dan bebatuan.

    Kemudian di titik selanjutnya juga terjadi longsor. Bantuan yang semula akan dikirim melalui jalan darat kemudian disambung dengan perahu nelayan, dibatalkan. Tim sempat terjebak di wilayah Koto Kaciak, Maninjau.

    Kemudian setelah mendapat masukan dari sejumlah warga setempat, perjalanan menuju Sungai Batang akhirnya dialihkan melalui jalan darat melewati Tanjung Sani, yang sebelumnya juga dilanda longsor.

    Longsor di daerah ini sebelumnya yang membuat Nagari Sungai Batang terisolir sehingga bantuan harus dikirim dengan kapal nelayan.

    Namun beruntung pada tanggal 7 Desember 2025, material sudah dibersihkan meski masih sangat riskan ketika hujan deras mengguyur.

    Perjalanan melalui rute ini membutuhkan waktu yang lebih panjang dibanding jalur biasanya menuju Sungai Batang, sejumlah titik longsor juga memperlambat laju kendaraan.

    Pada 7 Desember siang, rombongan warga bantu warga tiba di Sungai Batang, tanah kelahiran Buya Hamka.

    Ketika masuk lebih dalam, Danau Maninjau yang biasanya dapat dilihat sebegitu indah dari lokasi ini dengan hamparan persawahan, kini menyisakan kepiluan. Material sisa-sisa banjir bandang terlihat jelas, bebatuan dan kayu-kayu besar menimbun lahan pertanian dan rumah warga.

    Warga bantu warga membawa bantuan bahan pokok, pakaian anak-anak, pakaian dalam dan selimut untuk para pengungsi di tiga jorong (dusun) di Nagari Sungai Batang.

    Selain itu, di dalam tim ini juga terdapat paramedis yang memeriksa kesehatan para pengungsi.

    Warga Masih Mengungsi

    Ratusan warga masih bertahan di pengungsian. Mereka seperti hidup dengan jam kondisi darurat: pagi pulang ke rumah sebentar, malam kembali mengungsi.

    “Saat siang kami pulang, kalau hujan kami balik ke pengungsian. Kalau hujan, banjir lagi,” kata warga bernama Eva Susanti (55).

    Eva menyebut kebutuhan utama mereka kini bukan sekadar bantuan makanan. “Kami butuh cangkul membersihkan rumah, kebutuhan perempuan dan popok anak,” ujarnya.

    Alat berat jug sangat dibutuhkan untuk mengalihkan aliran air dari hulu agar banjir tidak kembali setiap hujan turun. “Ini sudah sembilan hari, tiap hujan masih banjir,” ujar warga lain.

  • Dua Hari Menembus Longsor, Perjuangan Masuk Sungai Batang yang Terisolir Banjir Bandang

    Dua Hari Menembus Longsor, Perjuangan Masuk Sungai Batang yang Terisolir Banjir Bandang

    Liputan6.com, Jakarta – Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, merupakan salah satu wilayah di Sumatera Barat yang rusak parah akibat banjir bandang.

    BPBD Agam mencatat 10 orang meninggal dunia akibat banjir yang membawa material batu-batu dan kayu besar. Selain itu juga ratusan orang lainnya masih mengungsi.

    Pada Sabtu (6/12/2025), jurnalis Liputan6.com bergabung dengan tim warga bantu warga yang menyalurkan bantuan melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, untuk masuk ke Nagari Sungai Batang.

    Butuh dua hari menembus medan hingga bisa sampai ke lokasi ini. Bantuan untuk warga baru bisa sampai pada tanggal 7 Desember 2025.

    Di hari pertama perjalanan terkendala karena hujan deras yang mengguyur, menyebabkan daerah Bayur Maninjau dilanda banjir yang bercampur lumpur dan bebatuan.

    Kemudian di titik selanjutnya juga terjadi longsor. Bantuan yang semula akan dikirim melalui jalan darat kemudian disambung dengan perahu nelayan, dibatalkan. Tim sempat terjebak di wilayah Koto Kaciak, Maninjau.

    Kemudian setelah mendapat masukan dari sejumlah warga setempat, perjalanan menuju Sungai Batang akhirnya dialihkan melalui jalan darat melewati Tanjung Sani, yang sebelumnya juga dilanda longsor.

    Longsor di daerah ini sebelumnya yang membuat Nagari Sungai Batang terisolir sehingga bantuan harus dikirim dengan kapal nelayan.

    Namun beruntung pada tanggal 7 Desember 2025, material sudah dibersihkan meski masih sangat riskan ketika hujan deras mengguyur.

    Perjalanan melalui rute ini membutuhkan waktu yang lebih panjang dibanding jalur biasanya menuju Sungai Batang, sejumlah titik longsor juga memperlambat laju kendaraan.

    Pada 7 Desember siang, rombongan warga bantu warga tiba di Sungai Batang, tanah kelahiran Buya Hamka.

    Ketika masuk lebih dalam, Danau Maninjau yang biasanya dapat dilihat sebegitu indah dari lokasi ini dengan hamparan persawahan, kini menyisakan kepiluan. Material sisa-sisa banjir bandang terlihat jelas, bebatuan dan kayu-kayu besar menimbun lahan pertanian dan rumah warga.

    Warga bantu warga membawa bantuan bahan pokok, pakaian anak-anak, pakaian dalam dan selimut untuk para pengungsi di tiga jorong (dusun) di Nagari Sungai Batang.

    Selain itu, di dalam tim ini juga terdapat paramedis yang memeriksa kesehatan para pengungsi.

    Warga Masih Mengungsi

    Ratusan warga masih bertahan di pengungsian. Mereka seperti hidup dengan jam kondisi darurat: pagi pulang ke rumah sebentar, malam kembali mengungsi.

    “Saat siang kami pulang, kalau hujan kami balik ke pengungsian. Kalau hujan, banjir lagi,” kata warga bernama Eva Susanti (55).

    Eva menyebut kebutuhan utama mereka kini bukan sekadar bantuan makanan. “Kami butuh cangkul membersihkan rumah, kebutuhan perempuan dan popok anak,” ujarnya.

    Alat berat jug sangat dibutuhkan untuk mengalihkan aliran air dari hulu agar banjir tidak kembali setiap hujan turun. “Ini sudah sembilan hari, tiap hujan masih banjir,” ujar warga lain.