provinsi: SUMATERA BARAT

  • Melody in Harmony: Asah bakat seni

    Melody in Harmony: Asah bakat seni

    Berkolaborasi mementaskan berbagai keterampilan seni dengan mengangkat kekayaan budaya Indonesia di atas panggung “Melody in Harmony”. (foto: ist)

    Tingkatkan kolaborasi, tumbuhkan cinta budaya Indonesia pada Gen Z

    Melody in Harmony: Asah bakat seni
    Dalam Negeri   
    Widodo   
    Selasa, 29 Oktober 2024 – 14:27 WIB

    Elshinta.com – Jakarta – Sebanyak 1.050 peserta didik SLTAK PENABUR Jakarta, SMAK PENABUR Paledang, dan SMAK PENABUR Serang berkolaborasi mementaskan berbagai keterampilan seni dengan mengangkat kekayaan budaya Indonesia di atas panggung “Melody in Harmony”. 

    Event ini, merupakan pementasan akbar yang digelar SLTAK PENABUR Jakarta menggabungkan musik ansambel, olah vokal, seni tari, seni peran, serta seni rupa.

    Dengan tajuk “Mosaik Cinta”, pagelaran ini mengangkat cerita rakyat dari ujung barat hingga timur nusantara. Mulai dari “Legenda Putri Hijau” dari Sumatera Utara, “Malin Kundang” dari Sumatera Barat, “Jaka Tarub dari Jawa Barat, “Cindelaras” dari Jawa Tengah, “Batu Menangis dari Kalimantan Barat, “Ikan Duyung” dari Sulawesi Tengah, hingga “Cendrawasih” dari Papua Barat.

    Kegiatan seni yang menjadi sarana mengekspresikan kreativitas bagi Gen Z ini, tentunya, proses menciptakan karya seni yang inovatif memerlukan komunikasi, kolaborasi, serta ide-ide kritis yang membangun. 

    Hal tersebut sejalan dengan keterampilan yang merupakan bagian dari pembelajaran abad 21, yaitu Communication, Critical Thinking, Creativity, dan Collaboration ( 4C ) juga diterapkan secara berkesinambungan oleh BPK PENABUR Jakarta termasuk kepada Gen Z, khususnya peserta didik di 16 sekolah SLTAK PENABUR Jakarta, juga SMAK PENABUR Paledang  dan SMAK PENABUR Serang.

    “Penerapan pembelajaran abad 21 diterapkan dalam semua lini kegiatan, baik pembelajaran, intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Termasuk juga pengembangan minat dalam seni musik, seni tari, seni peran, olah vokal, dan seni rupa,” ujar Enche Gunawan, Kepala Jenjang SLTAK PENABUR Jakarta, Selasa (29/10/2024) usai pagelaran Melody in Harmony di SLTAK Penabur Jakarta.

    Sebagai gelaran hasil penanaman keterampilan 4C itu, 1.050 peserta didik SLTAK PENABUR Jakarta, SMAK PENABUR Paledang, dan SMAK PENABUR Serang berkolaborasi mementaskan berbagai keterampilan seni dengan mengangkat kekayaan budaya Indonesia di atas panggung “Melody in Harmony”. 

    “Melody in Harmony” merupakan pementasan akbar yang digelar SLTAK PENABUR Jakarta menggabungkan musik ansambel, olah vokal, seni tari, seni peran, serta seni rupa. Dengan tajuk “Mosaik Cinta”, pagelaran ini mengangkat cerita rakyat dari ujung barat hingga timur nusantara.

    Mulai dari “Legenda Putri Hijau” dari Sumatera Utara, “Malin Kundang” dari Sumatera Barat, “Jaka Tarub dari Jawa Barat, “Cindelaras” dari Jawa Tengah, “Batu Menangis dari Kalimantan Barat, “Ikan Duyung” dari Sulawesi Tengah, hingga “Cendrawasih” dari Papua Barat.

    Kegiatan ini sekaligus merayakan momen Peringatan Sumpah Pemuda  pada tahun 2024 yang mengusung tema “Maju Bersama Indonesia Raya”. 

    Tema tersebut memiliki pesan kuat tentang sinergi dan kolaborasi antar kaum muda, sehingga diharapkan setiap peserta didik SLTAK PENABUR Jakarta, juga SMAK PENABUR Paledang dan SMAK PENABUR Serang dapat menjadi generasi muda Indonesia yang siap berkolaborasi untuk memajukan bangsa.

    Dengan keanekaragaman seni yang ditampilkan oleh ratusan pelajar ini, “Melody in Harmony” berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai “Pagelaran budaya multi cabang oleh pelajar terbanyak”. 

    Disiplin menjadi kunci penampilan memukau

    Sharla Gracia Budianto, peserta didik SMAK 4 PENABUR dan Michelle Alicia, peserta didik SMAK PENABUR Kota Tangerang merasa senang dan bangga dapat mengambil bagian dalam pagelaran akbar ini dan tampil berkolaborasi dengan teman-teman dari berbagai sekolah.

    Sharla bersama 14 rekan sesama siswa SMAK 4 PENABUR, dengan aktif dan antusias mempersiapkan diri untuk pagelaran ini. Sharla tergabung ke dalam tim orkestra sebagai pemain biola sedangkan beberapa rekannya tergabung ke dalam tim seni peran “Malin Kundang”.

    Sharla senang berkesempatan berkolaborasi bersama teman-teman baru dari SLTAK PENABUR lainnya, “Seiring seringnya latihan bersama membuat kami semakin akrab. Dalam latihan pun diperlukan adaptasi lebih karena masing-masing dari kami memiliki gaya bermain musik yang berbeda, supaya dapat menghasilkan melodi yang harmonis.” tuturnya.

    “Tantangan dalam mempersiapkan diri adalah tentang bagaimana membagi waktu antara belajar, kepanitiaan, dan latihan. Untuk itu, saya berusaha mengatasinya dengan mengatur jadwal lebih rapi, disiplin diri, menentukan skala prioritas, serta menyisakan waktu kosong untuk belajar dan latihan. Menyusun jadwal yang jelas menjadi kunci agar semuanya berjalan dengan baik.” jelas Sharla yang tengah mengemban tugas sebagai panitia cup di sekolahnya.

    Pengalaman lain datang dari Michelle, penari dan pemeran rakyat dalam cerita “Jaka Tarub” yang juga aktif dalam kepengurusan OSIS SMAK PENABUR Kota Tangerang, “Saya mengatur jadwal dan menetapkan skala prioritas agar tidak tertinggal dengan kegiatan pembelajaran di kelas, serta dapat tetap aktif dalam kepengurusan OSIS juga latihan persiapan “Melody in Harmony”, ujarnya.

    Menguatkan  profil siswa BEST

    Sejalan dengan misi BPK PENABUR, “Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai Kristiani”, pagelaran “Melody in Harmony” bertujuan mengoptimalkan potensi seni peserta didik SLTAK PENABUR.

    “Setiap peserta didik yang adalah Gen Z, merupakan pribadi yang unik dan memiliki talenta berbeda-beda, sehingga kegiatan ini menjadi bentuk penghargaan PENABUR kepada setiap talenta tersebut. Sikap saling menghargai, kerja sama antar individu, disiplin, dan ketekunan terasah, sehingga teraktualisasi profil BEST siswa BPK PENABUR,” tutur Enche. 

    Be Tough, tangguh dan disiplin dalam berlatih. Excel Worldwide, menguasai bidang seni yang ditekuni. Share with Society, berbagi ilmu dan berkolaborasi antar individu. Trust in God, tekun berdoa dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal, mulai proses persiapan hingga tampil di atas panggung.

    Enche berharap setelah terlibat dalam pagelaran “Melody in Harmony”, para peserta didik semakin mengenal dan mencintai kebudayaan Indonesia, baik musik, tari-tarian, lagu, seni rupa, hingga cerita rakyat yang melegenda di kalangan masyarakat.

    “Terlebih lagi, biarlah mereka mempersembahkan yang terbaik dihadapan Tuhan,” tutup Enche.

    Terbuka untuk umum

    Pagelaran “Melody in Harmony” dihelat pada Selasa, 29 Oktober 2024 dan terbuka bagi masyarakat yang ingin menyaksikan. Pagelaran ini akan dipentaskan sebanyak dua kali, sesi pertama Pukul 10.00 – 12.30 WIB dan sesi kedua Pukul 14.00 – 16.30 WIB. Berlokasi di  Gedung Serba Guna Kompleks PENABUR Harapan Indah, Jalan Harapan Indah Boulevard Kav. 21, Medan Satria, Bekasi. 

    Berikut daftar selengkapnya 16 SLTAK PENABUR Jakarta yang terlibat dalam pagelaran “Melody in Harmony”, SMAK 1 PENABUR, SMAK 2 PENABUR, SMAK 3 PENABUR, SMAK 4 PENABUR, SMAK 5 PENABUR, SMAK 6 PENABUR, SMAK 7 PENABUR, SMAK PENABUR Gading Serpong, SMAK PENABUR Kota Tangerang, SMAK PENABUR Bintaro Jaya, SMAK PENABUR Harapan Indah, SMAK PENABUR Kota Wisata, SMAK PENABUR Summarecon Bekasi, SMAK PENABUR Kota Jababeka, SMAK Tirtamarta – BPK PENABUR, dan SMK Farmasi PENABUR. SMAK PENABUR Paledang serta SMAK PENABUR Serang turut berpartisipasi dalam kegiatan akbar ini. (Dd)

    Sumber : Sumber Lain

  • Ayah Bejat di Surabaya Rudapaksa 2 Anak Kandungnya Bertahun-tahun

    Ayah Bejat di Surabaya Rudapaksa 2 Anak Kandungnya Bertahun-tahun

     

    Liputan6.com, Surabaya – Seorang ayah berinisial ED (49) di Surabaya tega merudapaksa putri kandungnya sendiri bertahun-tahun dari 2021 hingga 2024. Polisi akhirnya menangkap ayah bejat pelaku pencabulan itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

    “Tersangka melakukan aksinya sejak tahun 2021 hingga tahun 2024, saat korban masih duduk di bangku sekolah,” ujar Kasubdit IV/TP Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Ali Purnomo di Mapolda Jatim, Selasa (29/10/2024).

    Aksi bejat tersangka ED, terbongkar saat korban sudah tidak tahan dengan perlakuan tersangka. Sehingga ia melaporkan ED ke Polda Jatim pada Rabu, 9 Oktober 2024.

    “Karena pelapor tidak tahan dengan perlakuan tersangka yang sering memukul pelapor dan korban, maka pada tanggal 09 Oktober 2024, pelapor datang ke SPKT Polda Jatim untuk melaporkan kejadian yang dialami oleh korban,” ucap Ali.

    Ali mengatakan, modus operandi tersangka ED berawal pada September 2021, tersangka menyuruh korban untuk memijatnya di ruang tamu.

    “Kejadian ini terus berlanjut setiap seminggu sekali, saat tersangka pulang dari bekerja di luar pulau tepatnya di Sulawesi, dan terjadi dari bulan September 2021 hingga September 2024,” ujar Ali.

    Adapun kronologinya, pada 2003 tersangka dan ibu korban merupakan suami istri dan tinggal di Pekanbaru Provinsi Riau. Kemudian dalam pernikahan mereka di karuniai 7 orang anak dan pada 2015 ibu korban meninggal dunia.

    Diketahui, anak pertama sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Dua orang anak tersangka lainnya diasuh oleh kerabat yang tinggal di Sumatera Barat, dan empat anak lainnya di asuh oleh tersangka.

    Pada 2018, tersangka dan keempat orang anaknya pindah domisili ke Surabaya. Di Surabaya tersangka bekerja sebagai sopir dan pulang ke rumahnya empat hari sekali.

    Sejak pindah ke Surabaya tersangka sering memukul dan memarahi ke empat anaknya jika tidak mengikuti kemauan tersangka.

    “Pelapor merupakan anak kedua dari tersangka, yang usianya saat ini 18 tahun juga merupakan pelajar kelas XII SMA, dan korban satunya merupakan anak ketiga dari tersangka yang berusia 17 tahun juga merupakan pelajar kelas XI SMA,” katanya.

    Sekitar 2021, kata Ali, pada saat pelapor berusia 15 tahun, tersangka melakukan pencabulan terhadap pelapor dengan cara tersangka masuk ke dalam kamar mandi saat pelapor sedang mandi.

    Sekitar September 2021 hingga September 2024, dalam keadaan sepi, tersangka juga sering masuk ke kamar tidur sang anak. 

     

  • Ragam Pilihan Hotel di Padang untuk Liburan dan Bisnis

    Ragam Pilihan Hotel di Padang untuk Liburan dan Bisnis

    Liputan6.com, Padang – Kota Padang, Sumatera Barat bukan hanya terkenal dengan kuliner khasnya, tetapi juga dengan destinasi wisatanya yang memikat.

    Mulai dari pantai yang eksotis hingga pegunungan yang hijau, Padang memiliki beragam pilihan untuk wisatawan. Untuk menikmati semua pesonanya, Anda tentu membutuhkan penginapan yang nyaman.

    Kota ini memiliki pilihan hotel yang bervariasi, mulai dari kelas ekonomi hingga hotel berbintang. Berikut adalah rekomendasi hotel di Padang yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan:

    1. Grand Zuri Hotel Padang

    Alamat: Jl. M. Thamrin No. 27, Padang Barat, Kota Padang

    Grand Zuri Hotel Padang merupakan hotel berbintang 4 yang memiliki lokasi strategis di pusat kota. Hotel ini menawarkan kamar-kamar yang modern, dilengkapi dengan fasilitas seperti kolam renang, pusat kebugaran, dan spa.

    Hotel ini cocok untuk wisatawan yang ingin beristirahat dengan nyaman sambil tetap dekat dengan berbagai tempat wisata di Padang.

    2. Mercure Padang Hotel

    Alamat: Jl. Purus IV No.8, Purus, Padang Barat, Kota Padang.

    Mercure Padang Hotel adalah hotel berbintang 4 yang terletak dekat dengan Pantai Padang. Hotel ini menawarkan pemandangan laut yang indah dan dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti kolam renang, spa, dan pusat kebugaran.

    Interiornya yang modern serta layanan yang profesional menjadikannya pilihan favorit bagi wisatawan maupun pebisnis

    3. Pangeran Beach Hotel

    Alamat: Jl. Ir. H. Juanda No.79, Flamboyan Baru, Padang Barat, Kota Padang.

    Terletak langsung di tepi pantai, Pangeran Beach Hotel adalah pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan laut dari dekat.

    Hotel ini memiliki akses mudah ke Pantai Padang, sehingga cocok untuk yang ingin berjalan-jalan di tepi pantai. Pangeran Beach Hotel juga menawarkan kamar yang nyaman dengan balkon pribadi serta layanan yang ramah.

    4. Hotel Ibis Padang

    Alamat: Jl. Taman Siswa No.1A, Belakang Tangsi, Padang Barat, Kota Padang.

    Hotel Ibis Padang adalah hotel berkelas internasional yang menawarkan akomodasi modern dengan harga yang terjangkau. Dengan lokasi strategis, hotel ini dekat dengan pantai dan pusat kota, cocok untuk wisatawan maupun pebisnis.

    Interior hotel didesain minimalis namun nyaman, dengan fasilitas yang memadai.

    6. Rocky Plaza Hotel Padang

    Alamat: Jl. Permindo No.40, Padang Barat, Kota Padang.

    Terletak di kawasan pusat perbelanjaan, menjadikannya pilihan yang ideal bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi pasar dan pusat belanja di Padang.

    Hotel ini menawarkan kamar-kamar yang nyaman, kolam renang, dan restoran dengan hidangan lokal dan internasional.

     

    Kisah SMK Komputama Pesahangan Dekatkan Teknologi ke Pegunungan Cilacap

  • Pakar sarankan pemerintah terapkan SRI guna wujudkan swasembada pangan

    Pakar sarankan pemerintah terapkan SRI guna wujudkan swasembada pangan

    Padang (ANTARA) – Pakar sekaligus guru besar dari Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar) Prof Musliar Kasim menyarankan pemerintahan yang baru menerapkan system of rice intensification (SRI) untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.

    “Salah satu solusi untuk mewujudkan swasembada pangan ialah dengan menerapkan system of rice intensification,” kata dia di Padang, Minggu.

    Dia mengatakan hal tersebut menanggapi pidato Presiden Prabowo usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Jakarta yang bertekad menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    Menurut dia, metode SRI dapat meningkatkan produksi padi dua kali lipat jika dibandingkan tanpa penerapan cara tersebut.

    Oleh karena itu, cita-cita Prabowo yang menginginkan Indonesia swasembada pangan bahkan menjadi lumbung pangan dunia dapat terwujud jika menerapkan konsep SRI.

    Baca juga: Mentan sebut pertanian Merauke langkah menuju lumbung pangan dunia

    Merujuk karya ilmiah yang ditulis Prof Musliar Kasim bersama Nalwida Rozen, SRI merupakan sistem budi daya tanaman padi yang diadopsi dari Madagaskar. SRI merupakan sistem tanam padi dengan umur bibit muda yang memiliki kelebihan terbentuknya anakan berlipat ganda sehingga hasil pertanian meningkat.

    Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bidang Pendidikan (2011–2014) itu menggarisbawahi untuk mewujudkan ketahanan pangan atau lumbung pangan dunia, maka setidaknya membutuhkan waktu lima hingga 10 tahun, terutama untuk pembukaan lokasi baru.

    “Kalau pembukaan lahan baru maka produksinya belum bisa maksimal termasuk jika kita ingin membuka sawah baru. Butuh waktu lima hingga 10 tahun agar bisa berproduksi normal,” kata dia.

    Khusus di Ranah Minang, Prof Musliar menilai pengembangan padi dan jagung masih tergolong memungkinkan sebagai penopang swasembada pangan nasional. Kedua tanaman itu bisa digarap di Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Solok, dan daerah pesisir.

    Pada kesempatan itu, mantan Rektor Unand tersebut juga mendorong pemerintahan Prabowo-Gibran berani dan tegas terhadap oknum-oknum yang selama ini bermain di sektor impor karena merugikan petani maupun negara.

    “Yang bermain itu importir. Mereka menginginkan kita ini minus terus sehingga mereka untung. Jadi, ini yang harus ditangani,” ujarnya.

    Baca juga: Prabowo sebut Indonesia tiga tahun lagi jadi lumbung pangan dunia
    Baca juga: Mentan sebut Indonesia harus bersiap jadi lumbung pangan dunia

    Pewarta: Muhammad Zulfikar
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Anyang rawan kuliner khas Seberang Padang yang wajib dicoba

    Anyang rawan kuliner khas Seberang Padang yang wajib dicoba

    ANTARA – Anyang atau urap merupakan makanan yang terbuat dari parutan kelapa dicampur aneka bumbu masakan, dengan kondimen aneka sayuran. Namun di daerah Seberang Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, anyang atau urap tersebut bukan dicampur aneka sayuran, melainkan tulang rawan sapi sehingga memiliki cita rasa yang unik, dan selalu dicari penikmat kuliner di Padang. (Melani Friati/Andi Bagasela/Nabila Anisya Charisty)

  • Pemkot Yogyakarta minta masyarakat tak percaya janji lulus CPNS

    Pemkot Yogyakarta minta masyarakat tak percaya janji lulus CPNS

    Jangan pernah percaya kalau ada orang yang menjanjikan diterima sebagai CPNS.Yogyakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Yogyakarta meminta masyarakat tak tergiur dengan tawaran orang atau oknum tak bertanggung jawab yang menjanjikan bisa meloloskan tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) dengan membayar sejumlah uang.

    Kepala Badan Kepegawaian dan Pembangunan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Kota Yogyakarta Dedi Budiono dalam keterangannya di Yogyakarta, Sabtu, menegaskan bahwa seleksi CPNS tidak dipungut biaya atau membayar sejumlah uang.

    “Seleksi CPNS ini bukan hanya masalah tidak bayar. Hasil ujian bisa langsung dipantau di lokasi. Jangan pernah percaya kalau ada orang yang menjanjikan diterima sebagai CPNS. Ini sangat tidak mungkin,” kata Dedi.

    Dedi menuturkan bahwa pada tahun 2024 Pemkot Yogyakarta membuka lowongan CPNS untuk 10 formasi yang tersebar di dinas pariwisata, UPT logam, sekretariat daerah, dinas kebudayaan, dinas kesehatan, dan UPT pusat bisnis.

    BKPSDM Kota Yogyakarta mencatat jumlah pelamar yang mendaftar CPNS Pemkot Yogyakarta pada tahun 2024 sebanyak 797 orang, dan 607 orang di antaranya memenuhi syarat atau lolos seleksi administrasi.

    Ditegaskan pula bahwa seleksi CPNS secara transparan dan hasil tes bisa langsung dipantau.

    Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Pemkot Yogyakarta pada tahun 2024 mulai 24 Oktober hingga 13 November mendatang yang tersebar di sembilan lokasi di berbagai daerah.

    Selain CPNS, kata Dedi, Pemkot Yogyakarta juga membuka lowongan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) untuk 140 formasi.

    Kepala BPKSDM Kota Yogyakarta ini mengatakan bahwa 10 formasi CPNS dan 140 formasi PPPK mampu menutup kebutuhan pegawai Pemkot Yogyakarta yang setiap tahun ada pensiun.

    “Yang pensiun tahun ini sebanyak 130 orang. Itu bisa ditutup dari CPNS 10 formasi plus PPPK 140 formasi. Jadi, menutup kekurangan pensiun itu,” ucap Dedi.

    Baca juga: 31.069 pelamar CPNS Kemenkumham ikuti SKD CAT di Surabaya
    Baca juga: Kemenkumham Sumbar mulai gelar tes SKD bagi 23.000 CPNS hari ini

    Pewarta: Luqman Hakim
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • 3 Hari Terjebak Longsor di India, 4 Orang Berhasil Diselamatkan

    3 Hari Terjebak Longsor di India, 4 Orang Berhasil Diselamatkan

    New Delhi

    Empat orang berhasil diselamatkan sekitar tiga hari setelah tanah longsor mematikan melanda negara bagian Kerala di India. Operasi pencarian korban dipercepat oleh otoritas New Delhi setelah jembatan utama dibangun kembali untuk membantu mengangkut alat berat ke area terdampak.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/8/2024), hujan deras yang mengguyur Kerala, yang terletak di pesisir selatan India dan menjadi salah satu tujuan wisata populer, telah menyebabkan tanah longsor di area perbukitan distrik Wayanad pada Selasa (30/7) waktu setempat.

    Tanah longsor itu mengirimkan aliran air yang disertai lumpur dan bebatuan berukuran besar yang menerjang area bagian bawah bukit setempat, yang mengubur atau menyapu orang-orang hingga tewas saat mereka tidur.

    Otoritas setempat melaporkan bahwa sedikitnya 195 orang tewas dan hampir 200 orang lainnya masih hilang akibat longsor tersebut. Laporan media lokal Asianet TV menyebut korban tewas mencapai 292 orang.

    Bencana alam ini tercatat sebagai yang terburuk di Kerala sejak banjir mematikan tahun 2018 lalu.

    Dalam upaya pencarian yang terus berlanjut, personel militer India yang turut dikerahkan membantu operasi pada Jumat (2/8) berhasil menemukan empat orang dalam keadaan masih hidup di dalam rumah yang ada di area terpencil yang terdampak longsor.

    “Mereka tidak tertimbun, mereka hanya berada di area terpencil,” tutur komandan tinggi militer India, VT Mathew, saat berbicara kepada Reuters.

    Dia menambahkan bahwa salah satu dari empat orang yang diselamatkan itu dalam kondisi luka-luka.

    Upaya penyelamatan awalnya terhambat setelah area Mundakkai, yang terdampak paling parah, terputus dari kota terdekat Cooralmala karena jembatan utama yeng menghubungkan kedua wilayah itu tersapu longsor.

    Kendaraan-kendaraan berat kemudian dikerahkan untuk membangun kembali jembatan sepanjang 58 meter yang rusak tersebut, dengan melibatkan para insinyur militer.

    Militer India, dalam membantu upaya pencarian, juga mengerahkan drone dengan teknologi earth-sensing untuk mencari jenazah korban yang tertimbun lumpur di area-area terdampak.

    Sementara tim penyelamat mengerahkan pasukan tambahan, termasuk ahli renang, untuk fokus pada Sungai Chaliyar dan tepian sungai di mana kemungkinan besar menjadi lokasi mayat korban terjebak.

    Para pakar setempat, dalam pernyataan terpisah, menyebut Kerala diguyur hujan lebat dalam dua pekan terakhir yang membuat tanah di area itu melunak, sebelum hujan yang sangat deras mengguyur pada Senin (29/7) dan memicu tanah longsor.

    Menurut otoritas setempat, hampir 1.600 orang diselamatkan dari desa-desa yang ada di lereng bukit serta area perkebunan teh dan kapulaga selama dua hari terakhir. Nyaris 350 bangunan rusak akibat longsor di area terdampak.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 39 Polisi Diperiksa, Polda Sumbar Sebut Afif Maulana Tewas Bukan karena Dianiaya

    39 Polisi Diperiksa, Polda Sumbar Sebut Afif Maulana Tewas Bukan karena Dianiaya

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

    TRIBUNNEWS.COM, SUMBAR – Polda Sumatra Barat masih melakukan penyelidikan terkait tewasnya Afif Maulana (13), seorang siswa SMP yang diduga dianiaya polisi di Kota Padang, Sumatra Barat.

    Sejauh ini, total sudah ada 39 anggota polisi yang diperiksa Bidang Propam Polda Sumatra Barat yang mengikuti patroli saat itu.

    “Iya Propam sedang memeriksa anggota polri yang ikut kegiatan patroli. Sampai saat ini sudah 39 anggota,” kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Dwi Sulistyawan saat dihubungi, Kamis (27/6/2024).

    Dari hasil penyelidikan sementara, kata Dwi, pihaknya belum menemukan adanya indikasi jika korban tewas karena disiksa.

    “Sampai saat ini hasil penyelidikan masih menyimpulkan bahwa korban meninggal bukan karena disiksa,” ucapnya.

    Adapun penyebab tewasnya korban disebut Dwi, karena melompat dari jembatan Kuranji. Namun hal ini masih dilakukan pendalaman.

    “Karena meloncat dari atas jembatan. (Hasil penyelidikan sejauh ini) Polresta Padang dan Polda Sumbar,” tuturnya.

    Sebelumnya, dikutip dari TribunPadang.com, seorang siswa SMP berusia 13 tahun, Afif Maulana (AM), ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6/2024) siang.

    Berdasarkan investigasi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota polisi yang sedang patroli.

    Berdasarkan hasil investigasi LBH, kami melihat almarhum menjadi korban penyiksaan oleh kepolisian diduga dilakukan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar,” kata Direktur LBH Padang Indira Suryani, Kamis, (20/6/ 2024).

    Indira menjelaskan, berdasarkan keterangan teman korban berinisial A, pada Minggu (9/6/2024) sekira pukul 04.00 WIB, saat itu A sedang berboncengan dengan AM dengan sepeda motor di jembatan aliran Batang Kuranji By Pass.

    Kemudian, pada saat bersamaan korban AM dan A sedang mengendarai motor dihampiri polisi yang berpatroli.

    Foto Afif Maulana (13). Siswa SMP itu ditemukan tewas dengan penuh luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Padang, Minggu (9/6/2024) diduga akibat disiksa polisi. (kolase foto TribunPadang.com/ist)

    “Pada saat itu polisi menendang kendaraan korban AM terpelanting ke pinggir jalan. Pada saat terpelanting korban AM berjarak sekitar dua meter dari korban A,” tuturnya.

    Indira mengatakan, pada saat itu korban A ditangkap, diamankan dan sempat melihat korban AM dikerumuni oleh polisi, namun keduanya terpisah.

    “Saat ditangkap polisi, korban A melihat korban AM sempat berdiri dan dikelilingi oleh anggota kepolisian yang memegang rotan. Hingga saat itu, korban A tidak pernah lagi melihat korban AM,” katanya.

    Direktur LBH Padang bilang, di hari yang sama pada siang hari jenazah AM mengapung ditemukan di Batang Kuranji. Kondisi AM saat itu ditemukan penuh luka lebam.

    Setelahnya, jenazah korban diautopsi dan keluarga korban menerima fotocopy sertifikat kematian Nomor: SK / 34 / VI / 2024 / Rumkit dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.

    “Keluarga korban sempat diberitahu oleh polisi AM meninggal akibat tulang rusuk patah 6 buah dan robek di bagian paru-paru,” kata Indira.

    Atas peristiwa tersebut, ayah kandung dari korban AM membuat laporan ke Polresta Padang, dengan laporan Nomor : LP/B/409/VI/2024/SPKT/POLRESTA PADANG/POLDA SUMATERA BARAT.

    Kapolda Sumbar Cari Penuding

    Alhasil kini Polda Sumbar mencari orang yang memviralkan informasi tersebut

    Dilansir dari Kompas.id, hal itu diungkapkan oleh Kepala Polda Sumbar, Inspektur Jenderal Suhartoyo, pada Minggu (23/6/2024).

    Menurut Suhartoyo, pihaknya tengah mencari orang yang memviralkan kasus AM yang tewas diduga dianiaya oknum polisi.

    Suhartoyo mengaku, pihak kepolisian merasa menjadi korban pengadilan oleh pers dari viralnya berita tersebut.

    Ia juga mengatakan bahwa informasi soal kasus tersebut merusak citra institusi kepolisian.

    “Polisi dituduh telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Tidak ada saksi dan bukti sama sekali. Dalam penyelidikan terhadap 18 pemuda yang diamankan (ditangkap), tidak ada yang namanya Afif Maulana,” kata Suharyanto.

  • LBH Padang Sebut Keluarga Afif Maulana Belum Dapat Informasi Penyebab Kematian Siswa SMP itu

    LBH Padang Sebut Keluarga Afif Maulana Belum Dapat Informasi Penyebab Kematian Siswa SMP itu

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pihak keluarga Afif Maulana (13) disebut belum mendapatkan informasi terkait penyebab kematian siswa SMP Padang itu.

    Afif sebelumnya dinyatakan tewas diduga dianiaya oknum Sabhara Polda Sumatra Barat.

    Koordinator Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menyebutkan, pada saat RS Bhayangkara membawa jenazah Afif ke rumah duka, keluarga hanya ditunjukkan secarik kertas yang berisi dua poin keterangan.

    “Sebelumnya secara lengkap belum mengetahui bahwa hasil yang diberikan ke keluarga itu hanya secarik kertas, yang didalamnya termuat, satu kematian tidak wajar, kedua penyebab belum ditentukan,” kata Diki saat dikonfirmasi, Kamis (27/6/2024).

    Bahkan sebelumnya Diki juga menjelaskan, pihak keluarga tidak diizinkan untuk memandikan jenazah Afif setelah proses autopsi selesai dilakukan.

    Kata Diki pihak keluarga hanya diizinkan untuk melihat wajah Afif ketika jenazah tersebut dibawa ke kediaman keluarga di Padang.

    “Tapi sayangnya pihak keluarga tidak boleh memandikan jenazah di rumah dan hanya boleh melihat wajahnya saja,” kata Diki.

    Padahal jika menganut kebiasaan masyarakat di Padang, seseorang yang sudah meninggal harus dimandikan terlebih duahulu di rumah duka, baru kemudian dikebumikan.

    “Nah ini hanya boleh melihat wajahnya saja,” jelasnya.

    Lebih lanjut dijelaskan Diki bahwa keluarga kala itu mendapat larangan memandikan jenazah Afif dari RS Bhayangkara selaku pihak yang melakukan autopsi jasad siswa SMP tersebut.

    Selain itu pihak RS Bhayangkara juga tak memberi penjelasan mengapa jenazah Afif dilarang dimandikan di rumah.

    “Ini setelah kami proses dan tanpa alasan yang kuat juga sebenarnya (kenapa tidak boleh memandikan jenazah) dan keluarga tidak pernah melihat badan dan lain-lainnya gitu,” ujarnya.

    Ajukan Perlindungan ke LPSK

    Terkait kasus ini sebelumnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mengajukan permohonan perlindungan untuk 6 orang terkait kasus tewasnya Afif Maulana (13) diduga dianiaya polisi ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

    Koordinator Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menjelaskan, ke enam orang tersebut merupakan keluarga Afif dan beberapa saksi terkait peristiwa itu.

    “Kami akan mengajukan ada beberapa, ada 6 orang,” kata Diki kepada wartawan di Kantor LPSK, Jakarta Timur, Rabu (26/6/2024).

    Sejatinya lanjut Diki, terdapat 18 orang yang berstatus sebagai saksi dan korban dalam peristiwa tewasnya Afif.

    Akan tetapi lantaran pihaknya terbentur kelengkapan identitas mereka maka LBH kata Diki baru bisa mengajukan beberapa orang dari total 18 saksi tersebut.

    “Karena keperluan identitas ya, yang selebihnya identitasnya belum kami follow up bagaimana nantinya untuk mempercepat ini,” jelasnya.

    Selain itu tujuan pihaknya mengajukan perlindungan ini lantaran disebut Diki pihak keluarga merasa ketakutan imbas tewasnya Afif Maulana.

    Kejanggalan muncul dari kasus Afif Maulana alias AM (13) yang tewas diduga disiksa oleh oknum polisi di Padang. (Tribunnews)

    Meski begitu Diki belum bisa memastikan ketakutan seperti apa yang dirasakan keluarga perihal kasus tersebut.

    “Tapi kami belum bisa mendalami ketakutan seperti apa, apakah ada ancaman dibalik itu. Ini LPSK perlu turun untuk mengamankan dan biar informasi ini bisa lebih jelas,” pungkasnya

    Awal Mula Kasus

    Sebelumnya, dikutip dari TribunPadang.com, seorang siswa SMP berusia 13 tahun, Afif Maulana (AM), ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6/2024) siang.

    Berdasarkan investigasi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota polisi yang sedang patroli.

    Berdasarkan hasil investigasi LBH, kami melihat almarhum menjadi korban penyiksaan oleh kepolisian diduga dilakukan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar,” kata Direktur LBH Padang Indira Suryani, Kamis, (20/6/ 2024).

    Indira menjelaskan, berdasarkan keterangan teman korban berinisial A, pada Minggu (9/6/2024) sekira pukul 04.00 WIB, saat itu A sedang berboncengan dengan AM dengan sepeda motor di jembatan aliran Batang Kuranji By Pass.

    Kemudian, pada saat bersamaan korban AM dan A sedang mengendarai motor dihampiri polisi yang berpatroli.

    “Pada saat itu polisi menendang kendaraan korban AM terpelanting ke pinggir jalan. Pada saat terpelanting korban AM berjarak sekitar dua meter dari korban A,” tuturnya.

    Indira mengatakan, pada saat itu korban A ditangkap, diamankan dan sempat melihat korban AM dikerumuni oleh polisi, namun keduanya terpisah

    “Saat ditangkap polisi, korban A melihat korban AM sempat berdiri dan dikelilingi oleh anggota kepolisian yang memegang rotan. Hingga saat itu, korban A tidak pernah lagi melihat korban AM,” katanya.

    Direktur LBH Padang bilang, di hari yang sama pada siang hari jenazah AM mengapung ditemukan di Batang Kuranji. Kondisi AM saat itu ditemukan penuh luka lebam.

    Setelahnya, jenazah korban diautopsi dan keluarga korban menerima fotocopy sertifikat kematian Nomor: SK / 34 / VI / 2024 / Rumkit dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.

    “Keluarga korban sempat diberitahu oleh polisi AM meninggal akibat tulang rusuk patah 6 buah dan robek di bagian paru-paru,” kata Indira.

    Atas peristiwa tersebut, ayah kandung dari korban AM membuat laporan ke Polresta Padang, dengan laporan Nomor : LP/B/409/VI/2024/SPKT/POLRESTA PADANG/POLDA SUMATERA BARAT.

    Di samping itu, Indira menjelaskan berdasarkan temuan LBH, masih ada tujuh korban lagi dan lima diantaranya masih anak-anak.

    Kata dia, korban diduga mendapatkan penyiksaan dari polisi dan saat ini dalam proses pengobatan mandiri.

    “Pengakuan mereka ada yang disetrum, ada perutnya disulut rokok, kepalanya memar, lalu ada bolong di bagian pinggangnya,” tuturnya.

    Ia mengatakan, berdasarkan satu keterangan korban, mereka dipaksa berciuman sesama jenis.

    “Selain penyiksaan juga terdapat kekerasan seksual. Kami cukup kaget mendengar keterangan korban, tidak hanya fisik tetapi juga melakukan kekerasan seksual,” sebutnya

    “Ketika kami bertemu korban dan keluarganya mereka sangat ketakutan atas situasi tersebut,” tuturnya.

    LBH Padang meminta polisi mengusut tuntas kasus tersebut tanpa ada yang ditutup-tutupi.

    “Kami meminta kepada Kepolisian Daerah Sumatera Barat memproses hukum semua anggotanya yang melakukan penyiksaan terhadap anak dan dewasa dalam tragedi jembatan Kuranji Kota Padang dengan menggunakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan KUHP untuk kasus yang menimpa orang dewasa,” pungkasnya.

  • 3 Kemungkinan Penyebab Kematian Afif Maulana Versi Kompolnas dan Polisi, Saksi Mata Masih Dicari

    3 Kemungkinan Penyebab Kematian Afif Maulana Versi Kompolnas dan Polisi, Saksi Mata Masih Dicari

    TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto mengungkap beberapa kemungkinan penyebab kematian Afif Maulana, pelajar SMP yang ditemukan tak bernyawa di bawah Jembatan Kuranji, Minggu (9/6/2024) lalu.

    Hal itu diungkapkan Benny Mamoto berdasarkan hasil cek TKP di lokasi ditemukannya jenazah Afif Maulana, Kamis (27/6/2024) sekitar pukul 03.00 dinihari.

    Kedatangan Ketua Kompolnas disesuaikan dengan perkiraan waktu saat terjadinya pembubaran belasan orang yang diduga akan melakukan tawuran pada Minggu (9/6/2024) dini hari.

    “Beberapa kemungkinan apakah dia terpeleset jatuh ketika mau lompat ke sebelah, ataupun memang sengaja melarikan diri ke sungai, tapi tidak mengira bahwa sungai itu tidak ada airnya atau kering, sehingga jatuhnya ke batu,” jelas Benny Mamoto dikutip dari TribunPadang.com.

    Namun Benny Mamoto belum bisa memberikan kesimpulan awal terkait kasus kematian Afif sebelum mendapatkan pemaparan secara menyeluruh dari berbagai pihak.

    Dia mengatakan sudah ada beberapa hasil diskusi yang nanti akan ditindaklanjuti.

    Menurut Benny, untuk gambaran awal peristiwa, setidaknya dengan mendatangi TKP, sudah diketahui dimana Afif dengan A terjatuh.

    “Lalu jaraknya berapa, ketika mereka bicara kedengaran atau tidak, itu tadi tergambar bahwa apa yang diomongin korban (Afif) ke A kedengaran karena tidak terlalu jauh, kemudian cahaya, penerangan, kemudian situasi jarak antara jalan yang berlubang bisa tergambar di situ,” ungkapnya.

    Benny menuturkan akan memintai para saksi, utamanya A sebagai saksi kunci.

    Ia menegaskan, Kompolnas bersama Polda Sumbar dalam hal ini ingin membuka seterang-terangnya peristiwa ini, yaitu tentang apa yang sesungguhnya terjadi, hingga untuk menjawab simpang siurnya isu yang beredar.

    “Kan ketika isu beredar tidak berangkat dari fakta yang bisa dibuktikan, ini kan membuat bingung publik. Makanya kami ingin berangkat dari fakta dulu, barulah nanti mana-mana yang ada kesesuaian dan mana yang tidak,” pungkasnya.

    Afrinaldi (36, kanan) dan Anggun (32) berfoto dengan potret almarhum putra sulung mereka yang masih duduk di bangku SMP, Afif Maulana (13), di kantor LBH Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (20/6/2024). Siswa SMP itu ditemukan tewas dengan penuh luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Padang, Minggu (9/6/2024), dan diduga akibat disiksa polisi. (Dok. LBH Padang/Ist)

    Dugaan Penyebab Kematian Afif versi Polisi

    Sementara itu pihak kepolisian menduga Afif Maulana masuk dalam rombongan yang akan melakukan tawuran pada, Minggu (9/6/2024) dinihari.

    Korban diduga meloncat ke bawah Jembatan Kuranji dan ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Namun, pihak keluarga menduga anaknya tidak terlibat tawuran.

    Menurut pihak keluarga, Afif meninggal dunia akibat dianiaya anggota kepolisian.

    Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, mengaku sudah memeriksa 39 anggota Polri terkait hal tersebut.

    Menurutnya, pada saat pengamanan, sebanyak 18 orang dan barang bukti berupa senjata tajam dibawa ke Polsek Kuranji.

    Namun tidak terdapat Afif Maulana.

    Afif diduga terjun dari Jembatan Kuranji, Padang.

    Ia menyebutkan, untuk saksi yang melihat Afif Maulana terjun dari atas Jembatan Kuranji belum ada.

    “Untuk saksi mata sampai saat ini masih dicari, silakan masyarakat yang melihat dan siap untuk menjadi saksi mata kalau Afif Maulana meloncat silakan datang ke Polda Sumbar,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

    Pihaknya saat ini berkonsentrasi untuk mengungkap kasus kematian Afif Maulana.

    Sampai saat ini pihak kepolisian baru menemukan saksi kunci bernama Adit.

    “Oleh karena itu, Bapak Kapolda secara tegas kepada yang melihat agar melaporkannya kepada kami. Kita bicara data dan tidak bisa berandai-andai,” ujarnya.

    CCTV Tak Berfungsi Maksimal

    Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan menjelaskan, di Polsek Kuranji ada terdapat kamera CCTV, akan tetapi CCTV tersebut tidak berfungsi maksimal.

    “Jadi rekamannya itu, tidak menyimpan,” ujar Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

    Selain itu, untuk CCTV di kawasan Jembatan Kuranji juga tidak ada.

    Kamera CCTV hanya terdapat di Cafe Uje BP, namun hanya menyorot ke parkiran.

    Keluarga Tuntut Keadilan

    Keluarga Afif Maulana menghadiri aksi hari tanpa penyiksaan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (26/6/2024) sore.

    Tampak hadir ibu, ayah, adik, nenek dan beberapa keluarga Afif lainnya.

    Adik laki-laki Afif tampak memegang foto kakaknya di antara massa aksi lainnya.

    Keluarga almarhum Afif lainnya juga memegang sejumlah kertas tuntutan yang bertuliskan “Kami keluarga AM membantah anak kami melompat dari Jembatan Kuranji”, “OTW Keadilan”, “Anak Kami ‘AM’ anak berprestasi bukan anak anarki”.

    Ada juga kertas dengan narasi “Pak Kapolri, Kapolda, tolong berikan keadilan pada alm Afif Maulana dan keluarga”, “Berikan kami kepastian hasil otopsi ‘AM’”.

    Ayah Afif, Afrinaldi (36) juga ikut berorasi meminta keadilan bagi anaknya.

    “Saya ayah Afif, dan kami keluarga datang ke sini untuk meminta keadilan untuk anak kami yang telah mati disiksa dan dianiaya dan diletakkan di bawah jembatan, kami tidak terima perlakuan ini,” kata Afrinaldi.

    Ia menuturkan, keluarga juga tak terima pernyataan Kapolda yang mengatakan Afif terjun dari atas jembatan Kuranji.

    “Bukti-bukti yang ada di badan anak saya menunjukkan luka-luka lebam bekas penganiayaan. Kenapa Kapolda hanya menerima kesaksian dari A? Padahal banyak kesaksian dari yang lain,” katanya.

    Afrinaldi mengatakan, keluarga Afif terus berjuang untuk mendapatkan keadilan.

    “Saya mohon kepada Pak Kapolri, Kapolda untuk mengusut kasus anak saya ini sampai tuntas dan secara transparan, dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Kami meminta agar hasil visum dan autopsi dibuka secara terbuka kepada kami keluarga,” ujar Afrinaldi.

    Ibu Afif, Anggun (32) saat aksi juga memohon kepada Kapolri dan Kapolda Sumbar untuk mengusut tuntas kasus anaknya. Ia meminta pelaku dihukum mati dan dipecat.

    “Pak Kapolri, Kapolda tolong tuntaskan kasus cucu saya, saya memohon, saya tak terima anak saya melompat dari jembatan,” ujar nenek Afif yang juga hadir di aksi yang bertepatan dengan hari anti penyiksaan.

    “Saya meminta bantu keadilan untuk Abang saya, tolong dihukum mati seberat-beratnya, dan dipecat, terima kasih bapak Kapolri,” tambah adik Afif.

    Aksi hari anti penyiksaan diikuti oleh puluhan aktivis yang mengenakan pakaian serba hitam.

    Di saat aksi, massa juga membawa atribut aksi berupa replika mayat yang dikafani sebagai lambang solidaritas untuk Afif.

    Selain berorasi, massa juga melakukan aksi teatrikal solidaritas untuk almarhum Afif. Sejumlah spanduk juga dipasang di pagar Mapolda Sumbar.

    Massa aksi belum beranjak dari Mapolda Sumbar hingga jelang malam.

    Mereka tetap berorasi dan meminta Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono turun menemui keluarga Afif.

    “Minta maaf di depan keluarga korban. Mana Kapolda? Turun, jangan hanya mengucapkan belasungkawa di televisi, turun segera minta maaf langsung ke keluarga korban,” kata Direktur LBH Padang Indira Suryani saat berorasi.

    Polda Sumbar Diminta Fokus Penanganan Kasus Kematian Afif

    Koordinator Divisi Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menanggapi pernyataan Polda Sumbar yang ingin mencari orang viralkan tewasnya Afif Maulana.

    Menurut kuasa hukum Afif Maulana ini, seharusnya Polda Sumbar fokus pada penyelesaian kasus. Bukan malah mencari pembenaran.

    “Ini kayanya sedikit salah ya Polda Sumbar. Kenapa? Harusnya Polda Sumbar harus fokus penanganan kasus bukan mencari pembenaran atau hal yang lain,” kata Diki kepada awak media di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

    Diki menilai Polda Sumbar tak serius dalam menanggapi kasus tewasnya Afif Maulana.

    “Dan hemat kami bahwa Polda Sumbar tidak serius dalam penanganan kasus ini. Dan malah mencari tumbal dibalik ini,” tegasnya.

    Diki juga menuding hal itu menjadi bentuk intervensi menutup kasus tersebut.

    “Iya salah satu bentuk menutup secara perlahan dalam kasus ini,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial bocah bernama Afif Maulana alias AM (13) di Padang tewas diduga dianiaya sejumlah oknum polisi.

    Viralnya kasus itu pun dinilai Polda Sumatra Barat (Sumbar) merusak citra institusi kepolisian.

    Alhasil kini Polda Sumbar mencari orang yang memviralkan informasi tersebut

    Dilansir dari Kompas.id, Kepala Polda Sumbar, Inspektur Jenderal Suhartoyo, Minggu (23/6/2024) mengatakan pihaknya tengah mencari orang yang memviralkan kasus AM yang tewas diduga dianiaya oknum polisi.

    Suhartoyo mengaku, pihak kepolisian merasa menjadi korban pengadilan oleh pers dari viralnya berita tersebut.

    Ia juga mengatakan bahwa informasi soal kasus tersebut merusak citra institusi kepolisian.

    “Polisi dituduh telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Tidak ada saksi dan bukti sama sekali. Dalam penyelidikan terhadap 18 pemuda yang diamankan (ditangkap), tidak ada yang namanya Afif Maulana,” kata Suharyanto.

    Sumber: (TribunPadang.com) (Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha/wik)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Setelah Cek TKP, Ketua Kompolnas Ungkap Beberapa Kemungkinan Penyebab Tewasnya Afif Maulana