provinsi: SUMATERA BARAT

  • 5 Fakta Sosok AKP Ulil Ryanto Anshari, Tewas karena Insiden Polisi Tembak Polisi, Ahli Jinakkan Bom

    5 Fakta Sosok AKP Ulil Ryanto Anshari, Tewas karena Insiden Polisi Tembak Polisi, Ahli Jinakkan Bom

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah beberapa fakta mengenai sosok AKP Ulil Ryanto Anshari. 

    Ia merupakan korban meninggal dunia atas insiden polisi tembak polisi di Sumatera Barat (Sumbar).

    AKP Ulil Ryanto Anshari ditembak oleh seniornya, Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar pada Jumat 22 November 2024 dini hari. 

    AKP Ulil Ryanto Anshari sendiri diketahui memegang jabatan sebagai Kasat Reskrim Polres Solok Selatan.

    Semasa bertugas sebagai polisi, AKP Ulil Ryanto Anshari diketahui memiliki karier yang moncer. 

    Berikut beberapa fakta tentang sosok AKP Ulil Ryanto Anshari.

    1.Kelahiran Makassar

    Dikutip dari berbagai sumber, AKP Ryanto Ulil Anshari berumur 34 tahun merupakan perwira kelahiran Makassar pada 12 Agustus 1990. 

    Korban merupakan lulusan Akademi Polisi tahun 2012 silam. 

    AKP Ryanto menduduki jabatan sebagai Kasat Reskrim Polres Solok Selatan baru 11 bulan 29 hari.

    2.Ahli Jinakkan Bom

    Siapa sangka, AKP Ulil Ryanto Ansharii ahli dalam menjinakkan bom.

    Sebelum bertugas di Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Ansharii pernah memiliki tugas bagus di Gegana Brimob Polda Jateng yakni Kepala Unit Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Jateng dan Kepala Sub Detasemen Wanteror Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jateng.

    AKP Ulil Ryanto Ansharii juga pernah menjadi Komandan Peleton penampungan bintara remaja.

    Berbagai penugasan dan jabatan pernah diemban olehnya yakni sebagai Kapolsek Madukara di Banjarnegara. 

    Lalu pada 14 April 2022, ia dipromosikan menjadi Kasat Resnarkoba Polres Magelang Polda Jawa Tengah.

    Diketahui Kejadian nahas terjadi di Mapolres Solok Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Jum’at, 22 November 2024.

    Korban AKP Ulil Ryanto Ansharii sempat menjalani perawatan usai ditembak di bagian kepala, nahas lantaran tembakan mengenai organ vitalnya membuat nyawanya tak bisa diselamatkan. 

    3.Sosok yang baik di mata keluarga dan teman

    AKP Ulil Ryanto Ansharii juga dikenal baik di mata keluarga dan temannya.

    Hal itu disampaikan paman almarhum, Purnawirawan AKBP Joni Mangin, saat ditemui di rumah duka Kompleks Antang Jaya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Jumat (22/11/2024)

    “Anak ini (almarhum AKP Ulil Ryanto Anshari) sangat baik,” katanya

    Anak kedua dari tiga bersaudara ini dikenal sangat peduli dengan keluarganya.  

    Ibu AKP Ulil Riyanto Anshari ungkap cuhatan putranya ingin mundur dari kepolisian. Korban polisi tembak polisi di Solok Selatan, Sumatera Barat.  (Kolase Istimewa/TribunJatim.com)

    Dia anak laki-laki sendiri di keluarganya dan tulang punggung keluarga.

    Almarhum juga, kata dia, dikenal baik bergaul.

    “Sangat peduli dengan keluarga, familiar bergaulnya juga baik,” ucapnya

    Kabar duka diterima keluarga pada subuh tadi.

    Dikatakan, pihak keluarga menerima informasi kabar duka itu dari Kapolsek Panakkukang yang merupakan letting almarhum di Akpol angkatan 2012.

    Sontak keluarga, terkhusus ibunya kaget menerima kabar duka itu.

    4.Taat ibadah

    Terpisah Ketua Majelis GPIB Jemaat Efrata Padang, Salmon Leatemia, mengenal AKP Ulil Ryanto Ansharii sebagai jemaah yang baik, ramah, dan tekun beribadah.

    Ulil Ryanto Anshari merupakan salah satu jemaah di GPIB Efrata Padang di Jalan Bagindo Aziz Chan nomor 19, Kota Padang.

    “Kami biasa memanggil Bang Ulil, beliau jemaah di GPIB Padang di Jalan Bagindo Aziz Chan nomor 19, beliau bertugas di Solok Selatan,” kata Salmon Leatemia, Jumat (22/11/2024) di sela-sela pelepasan upacara jenazah di halaman RS Bhayangkara Padang.

    Salmon Leatemia berkenalan dengan Ulil sejak setahun terakhir.

    Meskipun bertugas di Kabupaten Solok Selatan, Salmon Leatemia mengatakan Ulil Ryanto Anshari tekun beribadah.

    “Kalau tidak ada tugas yang menyita waktu, maka beliau akan menyempatkan hadir di GPIB Padang,” katanya.

    5.Kronologi insiden polisi tembak polisi

    Kasus ini terjadi setelah Sat Reskrim Polres Solok Selatan mengungkap dan menangkap pelaku tambang galian C, tambang ilegal.

    Awalnya AKP Ulil Ryanyo mendapat telepon dari AKP Dadang terkait penangkapan terhadap pelaku tambang galian C yang dilakukan timnya.

    Saat itu, pelaku yang diamankan sedang dalam perjalanan ke Mapolres dan sesampainya di ruang Reskrim Polres Solok Selatan, penyidik pun melakukan pemeriksaan.

    Lantas di tengah pemeriksaan terdengar suara tembakan dari luar ruangan.

    Lantas dilaporkan terlihat Kasat Reskrim AKP Ulil Ryanto tergeletak dengan luka tembakan.

    Sementara itu Kabag Ops yang diduga sebagai pelaku terlihat pergi meninggalkan Mapolres dengan mobil dinas Polri.

    Mengutip TribunPadang.com, Kasatreskrim AKP Ulil Ryanto mengalami luka di bagian kepala.

    Ada dua luka yakni di bagian pelipis dan pipi kanan.

    Kabag Ops AKP Dadang Iskandar diduga menembak AKP Ulil Ryanto menggunakan senjata api pendek jenis pistol. 

    Barang bukti tersebut sudah diamankan bersamaan dengan beberapa selongsong peluru.

    Sementara, korban dibawa ke puskesmas terdekat, lalu dirujuk ke RS Bhayangkara, Padang, Sumbar.

    Namun, nyawa korban tak tertolong.

    Korban rencananya akan dibawa ke Makassar, Sulsel untuk dimakamkan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

    Berita Viral lainnya

  • Kapolres Solok Ada di Rumah saat Ditembaki AKP Dadang Iskandar 6 Kali, Kaca-kaca Pecah Jadi Saksi

    Kapolres Solok Ada di Rumah saat Ditembaki AKP Dadang Iskandar 6 Kali, Kaca-kaca Pecah Jadi Saksi

    TRIBUNJAKARTA.COM – Misteri enam selongsong peluru dari pistol jenis HS milik Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar di rumah dinas Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti akhirnya terjawab.

    Ternyata setelah menembak mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar, AKP Dadang menembaki rumah dinas AKPB Arief Mukti.

    Hal itu dikatakan Dirkrimum Polda Sumbar Kombes Pol Andry Kurniawan saat jumpa pers di Mapolda Sumbar, Sabtu (23/11/2024) siang.

    “Kalau kita melihat jumlah lubang ada sembilan, dua di korban, kemudian tujuh di rumah Kapolres,” kata Andry.

    Beberapa kaca kamar di rumah dinas tersebut berlubang akibat peluru itu.

    Adapun di rumah dinas kapolres hanya enam selongsong peluru yang ditemukan.

    Andry mengatakan, di rumah dinas kapolres itu, pihaknya menemukan lima proyektil, sementara satu lainnya sudah berupa serpihan.

    Ia menjelaskan, rumah dinas kapolres lebih kurang 20 hingga 25 meter dari Mapolres Solok Selatan.

    Saat kejadian, posisi kapolres sedang berada di dalam rumah. Arief Mukti dipastikan tidak terkena tembakan.

    Dirkrimum juga mengatakan, saat itu Arief Mukti tidak bertemu dengan Dadang.

    Saat ditanya soal motif Dadang juga menembak ke rumah Kapolres, Andry menyebut pihaknya masih mendalami.

    “(Motif) itu yang sedang di dalami. Pemeriksaan masih berjalan,” imbuhnya.

    Sebelumnya diberitakan, kasus polisi tembak polisi terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat, sekitar pukul 00.43 WIB, Jumat (22/11/2024). 

    AKP Dadang Iskandar dua kali menembak AKP Ulil di bagian wajah dalam jarak dekat. 

  • 2 Bibit Siklon Tropis Intai Wilayah RI, BMKG Minta Siaga Ancaman Ini

    2 Bibit Siklon Tropis Intai Wilayah RI, BMKG Minta Siaga Ancaman Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya dua bibit siklon tropis dekat pulau Sumatra. Ini memberikan potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat di kawasan.

    Dari laporan BMKG, Sabtu (23/11/2024), pukul 07.00 WIB, Bibit siklon tropis 96S terpantau di Sumudera Hindia sebelar barat daya Sumatra, dengan pusaran sirkulasi sekitar 9.9 derajat lintang selatan dan 99.2 derajat bujur timur dengan kecepatan angin maksimum 20 knots atau 37 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 1.008 hPa.

    “Secara umum potensi bibit siklon tropis 96S menjadi siklon tropis dalam 24 – 72 jam adalah rendah-sedang, sementara lebih dari 72 jam dapat menjadi sedang. Bibit siklon tropis 96S diperkirakan dalam 24 – 48 jam cenderung stationary kemudian bergerak perlahan ke arah selatan – barat daya,” tulis laporan itu.

    Sedangkan bibit siklon tropis 99B terpantau berada di Samudera Hindia sebelah barat Aceh, dengan pusat sirkulasi 4.5 derajat lintang selatan dan 91.9 derajat bujur timur. Dengan kecepatan angin maksimum 15 knots atau 28 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 1006 hPa.

    Perkiraan bibit siklon tropis ini menjadi siklon tropis juga rendah – sedang dalam kurun waktu 24 – 72 jam. Namun di atas 72 jam berpotensi sedang.

    “Bibit siklon tropis 99 B dalam 24 – 48 jam cenderung bergerak perlahan ke arah barat,” tulis dalam penjelasan BMKG.

    Meski kemungkinan menjadi siklon rendah – sedang, namun dampak tidak langsung adanya bibit siklon ini menciptakan hujan intensitas sedang hingga lebat. Khususnya pada kawasan Aceh, pesisir Sumatra Utara, pesisir barat Bengkulu, hingga Lampung.

    Adapun gelombang laut tinggi diperkirakan dengan tingkatan sedang atau 1.25 – 2.5 meter di beberapa wilayah. Seperti perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, Selat Malaka bagian utara, Samudera Hindia barat Aceh, perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian utara, perairan selatan Jawa, Samudera Hindia selatan Jawa.

    Sedangkan gelombang yang tinggi yang menciptakan tinggi ombak 2.5 – 4.0 meter atau rough sea, di Perairan barat Kepulauan Nias hingga Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano, Samudera Hindia barat Mentawai hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan.

    Foto: Dampak tidak langsung bibit tropis 96S dan 99B. (BMKG)
    Dampak tidak langsung bibit tropis 96S dan 99B. (BMKG)

    (dce)

  • 3 Fakta ‘Bukit Emas’ Berkaitan Polisi Tembak Polisi, AKP Ulil Tangkap Penambang Ilegal Sebelum Tewas

    3 Fakta ‘Bukit Emas’ Berkaitan Polisi Tembak Polisi, AKP Ulil Tangkap Penambang Ilegal Sebelum Tewas

    TRIBUNJATIM.COM – Penyebab insiden maut polisi tembak polisi di Sumatera Barat pada Jumat (22/11/2024) menggegerkan publik.

    AKP Ulil Ryanto Anshari yang merupakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan ditembak mati oleh seniornya, AKP Dadang Iskandar, Kabag Ops.

    Kini alasan AKP Dadang Iskandar tembak mati, AKP Ulil Ryanto Anshari diduga ada kaitannya dengan tambang emas Solok Selatan yang dijuluki sebagai bukit emas.

    Sebab diketahui, insiden bermula ketika AKP Ulil Ryanyo menerima panggilan telepon dari AKP Dadang Iskandar terkait penangkapan pelaku tambang galian C ilegal. 

    AKP Ryanto Ulil menangkap salah satu pengusaha tambang ilegal dan membawanya ke Polres Solok Selatan.

    Saat pelaku tiba di Mapolres, tim penyidik langsung melakukan pemeriksaan di ruang Reskrim.

    Di tengah proses pemeriksaan, terdengar suara tembakan dari luar ruangan. 

    Ketika dicek, AKP Ulil ditemukan tergeletak dengan luka tembak di kepala, tepatnya di bagian pelipis dan pipi kanan. 

    Sementara itu, AKP Dadang terlihat meninggalkan Mapolres menggunakan mobil dinas Polri.

    Setelah kejadian tersebut, anggota Polres Solok Selatan segera membawa AKP Ryanto Ulil ke Puskesmas Lubuk Gadang di Kecamatan Sangir, namun sayangnya nyawanya tidak tertolong.

    Sontak, insiden polisi tembak polisi ini diduga berkaitan dengan pengusaha tambang ilegal yang sebelumnya ditangkap.

    Fakta mengenai tambang emas Solok Selatan ini pun kini jadi sorotan.

    1.Surga Pertambangan

    Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, menduga AKP Dadang Iskandar melindungi aktivitas tambang ilegal.

    Diketahui Solok Selatan merupakan surga pertambangan.

    Bahkan, harta karun tersembunyi di daerah Solok Selatan seluas 28.840 hektar menjadi incaran negara lain.

    Karena itu Solok Selatan dijuluki ‘Bukit Emas’ karena kekayaan alamnya yang melimpah, terutama dalam bentuk emas yang hampir selalu ditemukan di setiap bukit di wilayah Solok Selatan.

    Sejarah mencatat bahwa aktivitas penambangan emas pertama kali dimulai oleh pemerintahan Belanda di wilayah ini.

    Harta karun yang tersebar luas di Solok Selatan menjadi sasaran ambisi bagi para pemburu harta, baik dari tingkat lokal maupun internasional, termasuk dari China dan bahkan dari luar Sumatera Barat.

    Lokasi tambang emas ternama di Solok Selatan berada di kawasan Jorong Jujutan Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Solok Selatan, Sumatera Barat.

    Fakta Tambang Emas Solok Selatan, Pemicu AKP Dadang Tembak AKP Ryanto, Hasilkan 30 Kg Emas Per Bulan (IST)

    2.30 Kg Emas Setiap Bulan

    Menariknya, kabar telah tersebar bahwa China juga turut serta dalam aktivitas penambangan di area ini, dengan fokus pada penggalian harta karun berupa emas murni. 

    Diperkirakan, setiap bulannya mereka mampu menghasilkan hingga 30 Kg emas, memberikan kontribusi yang signifikan bagi produksi emas di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

    Di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, berbagai metode digunakan untuk mengeksplorasi harta karun yang kaya akan emas murni.

    Mulai dari teknik tradisional seperti manjae (mendulang) hingga penggunaan mesin modern seperti mendompeng (mesin PK), kapal, dan alat berat.

    Tambang emas ilegal di Solok Selatan juga marak. Selain emas para penambang ilegal juga mengeruk material dari dasar Sungai Batang Hari.

    Kapal-kapal kecil beratap terpal di pinggir Sungai Batang Hari juga sering terlihat guna mengangkut material yang diambil dari dasar sungai.

    Berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup(Walhi) Sumatera Barat. aktivitas penambangan emas di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat tersebar di beberapa titik diantaranya di sepanjang aliran Sungai Batang Hari, Sungai Batang Bangko serta di Tambang Pamong dan Panggualan di Kecamatan Sangir.

    Hasil investigasi Walhi pada tahun 2019, sedikitnya terdapat 28 titik tambang emas ilegal di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan 22 di antaranya sudah tidak aktif dan ditinggalkan begitu saja tanpa adanya upaya reklamasi.

     Sedangkan enam titik lainnya di aliran Sungai Batang Bangko masih aktif.

    3.Tak Tersentuh Hukum

    Ilustrasi tambang emas ilegal. (SAVE SANGIHE ISLAND (SSI) via BBC Indonesia)

    Tambang emas ilegal di Sumatera Barat menurut Walhi tidak pernah tersentuh hukum.

    Hal tersebut dapat dilihat secara gamblang dengan maraknya aktivitas tambang.

    Bahkan lokasinya ada di pinggir jalan nasional.

    Selain itu, ketika ada penangkapan oleh aparat terhadap pelaku tambang di Sumatera Barat yang ditangkap itu hanya pekerja di lapangan. Tidak ada pelaku atau pemiliknya yang ditangkap.

    Bahkan imbas dari aktivitas tambang ilegal tersebut pada 18 April 2020 terjadi bencana tanah longsor di Ranah Pantai Cermin,  Kecamatan Sangir Batang Hari.

    Kemudian terjadi tanah longsor lagi pada 11 Januari 2021 sebanyak enam penambang tertimbun longsor di lokasi tambang emas di Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari. Saat itu empat orang dinyatakan meninggal dunia dan dua orang lainnya selamat.

    Di lokasi yang sama, Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari sebanyak delapan orang meninggal akibat longsor di lubang tambang emas ilegal pada 10 Mei 2021.

    Selanjutnya 21 Agustus 2022, sebanyak tiga orang penambang tewas tertimbun bekas galian tambang emas di Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari.

    Terbaru, pada 30 Oktober 2023 seorang penambang emas tewas tertimbun longsoran di lokasi tambang Kimbahan Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari.

    Berita Viral lainnya

  • Ini Curhatan AKP Ulil  ke Ibunda Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang Iskandar, Seperti Orang Tertekan

    Ini Curhatan AKP Ulil ke Ibunda Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang Iskandar, Seperti Orang Tertekan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Terkuak curhatan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar sebelum ditembak mati oleh rekannya sendiri, Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar. 

    Curhatan AKP Ulil diungkap oleh ibundanya, Christina Yun Abubakar.

    Christina menyebut tiga bulan sebelum tewas dibunuh, AKP Ulil pernah meneleponnya.

    Kala itu, AKP Ulil bercerita kalau dirinya ingin berhenti menjadi polisi.

    “Dia pernah bilang sama saya, kalau tidak salah tiga bulan yang lalu saat dia menelepon. Katanya, ‘Mama, saya mau tanya. Seandainya saya keluar dari polisi, apa Mama mengizinkan?’” ujar Christina saat ditemui di rumah duka di Kompleks Antang Jaya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (22/11/2024) malam. 

    Christina mengaku meminta anaknya untuk mempertimbangkan keputusan tersebut. 

    “Saya bilang ‘Jangan keluar dari polisi. Itu masa depanmu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu’. Kami bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, tapi (Ulil) bisa lulus. Jadi, syukuri apa yang Tuhan berikan,” ungkapnya. 

    Mendengar jawaban ibunya, AKP Ulil hanya mengatakan terima kasih. 

    “Dia juga bilang nanti akan cerita,” kata Christina. 

    Christina mengatakan, sebulan setelah percakapan telepon tersebut, AKP Ulil sempat berkunjung ke Makassar dan terlihat galau. 

    Namun, saat berada di rumah, AKP Ulil tak banyak bercerita. 

    Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya. 

    Selama berada di Makassar, Christina sempat dirawat di rumah sakit. 

    Karena itu, AKP Ulil menunda kepulangannya ke Solok Selatan untuk menjaga ibunya. 

    Setelah kembali ke Solok Selatan, AKP Ulil tetap sering berkomunikasi dengan sang ibu melalui panggilan video. 

    Saat itu Christina melihat AKP Ulil seperti tertekan. 

    Namun, Christina tak ingin mendesak. Ia hanya berpesan agar anaknya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. 

    ”Saya bilang, apa pun masalahnya, datang sama Tuhan. Berdoa, minta kekuatan, karena hanya Tuhan yang mampu tolong kita. Saya juga bilang bahwa saya akan selalu ada,” kata Christina. 

    Sebelumnya diberitakan, kasus polisi tembak polisi terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat, sekitar pukul 00.43 WIB, Jumat (22/11/2024). 

    AKP Dadang Iskandar dua kali menembak AKP Ulil di bagian wajah dalam jarak dekat. 

    Setelah menembak AKP Ulil, AKP Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat. 

    Dirreskrimum Polda Sumatra Barat Kombes Pol Andri Kurniawan menjelaskan motif AKP Dadang Iskandar, menembak mati AKP Ryanto Ulil Anshar.

    Dia mengatakan, AKP Dadang tidak senang AKP Ulil menangkap rekannya yang diduga pengusaha tambang ilegal. 

    “Berdasarkan pemeriksaan terhadap tersangka terkait dengan motif yang bersangkutan lakukan adalah rasa tidak senang, dimana rekanan pelaku ini dilakukan penegakan hukum oleh korban di Polres Solok Selatan, sehingga ketika yang bersangkutan mencoba meminta tolong, kemudian tidak ada respons. Selanjutnya yang bersangkutan melakukan penembakan,” kata Andri dikutip dari KompasTV, Sabtu (23/11/2024). 

    “Ya, ini akan kita dalami kembali (penambang ilegal). Itu sementara keterangan dari tersangka yang kita dapatkan, tentu kami penyidik akan terus mendalami,” ujarnya. 

    Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal berlapis, yaitu pembunuhan berencana Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338, subsider Pasa 351.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dadang Iskandar Juga Ingin Bunuh Kapolres Solok Selatan setelah Tembak Rekan Sesama Polisi

    Dadang Iskandar Juga Ingin Bunuh Kapolres Solok Selatan setelah Tembak Rekan Sesama Polisi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabag Ops AKP Dadang Iskandar diduga ingin membunuh Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti dengan memberondong tembakan ke rumah dinas kapolres. Aksi ini dilakukan AKP Dadang, setelah menembak mati rekannya sesama polisi, Kasatreskrim Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar.   

    Dugaan AKP Dadang Iskandar ingin membunuh kapolres Solok Selatan terungkap dari hasil olah tempat kejadian perkara tim Inafis Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Barat. Mereka menemukan sejumlah selongsong peluru di lokasi.

    Dadang Iskandar menembak kepala Kompol Ryanto di parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11/2024) dini hari. 

    Setelah menghabisi Ryanto, Dadang kemudian memberondong tembakan ke arah rumah dinas kapolres yang berjarak sekitar 25 meter dari Mapolres Solok Selatan. Saat itu AKBP Arief Mukti sedang berada dalam rumah dinasnya, tetapi ia selamat.  

    Direskrimum Polda Sumbar Kombes Pol Andri Kurniawan mengatakan, saat olah TKP, tim Inafis Polda Sumbar menemukan enam selongsong peluru di dalam rumah dinas kapolres Solok Selatan. 

    Selongsong itu jenisnya sama dengan yang ditemukan di parkiran Mapolres Solok Selatan, lokasi penembakan Ryanto.

    Selongsong peluru yang ditemukan itu berasal dari senjata yang digunakan Dadang Iskandar saat tembak Kompol Ryanto, rekannya sesama polisi.

    “Totalnya ada enam selongsong peluru yang sudah ditemukan dan tim akan terus mendalaminya dalam pelaksanaan olah TKP lanjutan hari ini,” ujar Andri.

    Tim Inafis juga menemukan tujuh lubang bekas tembakan di rumah dinas kapolres Solok Selatan.

    “Tujuh bekas tembakan itu berasal dari satu arah dan tidak ada dari arah yang berlawanan. Itu membuktikan tidak ada aksi tembak-menembak,” kata Andri.

    Menurutnya, jika dibandingkan dengan selongsong peluru yang ditemukan, maka masih berkurang satu selongsong dari total isi peluru di dalam magasin serta bekas tembakan yang ditemukan.

    “Tim sedang mendalami soal itu dan masih melakukan olah TKP lanjutan, semoga ini bisa terungkap,” katanya.

    Penyidik Polda Sumbar juga mengungkapkan, penembakan dilakukan Dadang Iskandar terkait dengan penangkapan pelaku tambang ilegal galian C yang dilakukan tim Satreskrim Polres Solok Selatan.

  • AKP Ryanto Ulil Minta Izin Berhenti Jadi Polisi Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 November 2024

    AKP Ryanto Ulil Minta Izin Berhenti Jadi Polisi Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang Regional 23 November 2024

    AKP Ryanto Ulil Minta Izin Berhenti Jadi Polisi Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang
    Editor
    KOMPAS.com –
     Christina Yun Abubakar, ibunda Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshari, mengungkapkan bahwa anaknya sempat meminta izin untuk berhenti menjadi anggota Polri.
    Permintaan itu disampaikan Ryanto Ulil tiga bulan sebelum ia tewas ditembak rekannya, Kabag Ops Polres Solok Selatan,
    AKP Dadang Iskandar
    .
    “Dia pernah bilang sama saya, kalau tidak salah tiga bulan yang lalu saat dia menelepon. Katanya, ‘Mama, saya mau tanya. Seandainya saya keluar dari polisi, apa Mama mengizinkan?’” ujar Christina saat ditemui di rumah duka di Kompleks Antang Jaya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (22/11/2024) malam.
    Christina mengaku meminta anaknya untuk mempertimbangkan keputusan tersebut.
    “Saya bilang jangan keluar dari polisi. Itu masa depanmu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Kami bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, tapi (Ulil) bisa lulus. Jadi, syukuri apa yang Tuhan berikan,” ungkapnya.
    Mendengar jawaban ibunya, Ulil hanya mengatakan terima kasih. “Dia juga bilang nanti akan cerita,” kata Christina.
    Christina mengatakan, sebulan setelah percakapan telepon tersebut, Ulil sempat berkunjung ke Makassar dan terlihat galau.
    Namun, saat berada di rumah, Ulil tak banyak bercerita. Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya.
    Selama berada di Makassar, Christina sempat dirawat di rumah sakit. Karena itu, Ulil menunda kepulangannya ke Solok Selatan untuk menjaga ibunya.
    Setelah kembali ke Solok Selatan, Ulil tetap sering berkomunikasi dengan sang ibu melalui panggilan video.
    Saat itu Christina melihat Ulil seperti tertekan. Namun, Christina tak ingin mendesak. Ia hanya berpesan agar anaknya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
    ”Saya bilang, apa pun masalahnya, datang sama Tuhan. Berdoa, minta kekuatan, karena hanya Tuhan yang mampu tolong kita. Saya juga bilang bahwa saya akan selalu ada,” kata Christina.
    Sebelumnya diberitakan, kasus
    polisi tembak polisi
    terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat, sekitar pukul 00.43 WIB, Jumat (22/11/2024).
    Kabag Ops Polres Solok Selatan
    Akp Dadang Iskandar
    dua kali menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshari di bagian wajah dalam jarak dekat.
    Kasus polisi tembak polisi itu terjadi di parkiran Mapolres Solok Selatan.
    Usai menembak Ulil, Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat.
    Dadang menembak Ulil karena tak senang rekannya yang diduga penambang ilegal ditangkap.
    Dari hasil penyidikan juga diketahui, usai menembak mati Ryanto Ulil, Dadang menembaki rumah dinas Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti. Motif penembakan rumah dinas Arief masih didalami.
    Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal berlapis, yaitu pembunuhan berencana Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338, subsider Pasa 351.
     
    Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul:Tiga Bulan Sebelum Tewas, Ryanto Ulil Pernah Minta Izin Ingin Berhenti Jadi Polisi
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • AKP Ryanto Ulil Minta Izin Berhenti Jadi Polisi Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 November 2024

    Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kompolnas: Bahan Evaluasi untuk Polri ke Depan Regional 23 November 2024

    Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kompolnas: Bahan Evaluasi untuk Polri ke Depan
    Editor
    KOMPAS.com
    – Peristiwa tragis terjadi di Polres
    Solok Selatan
    , Sumatera Barat, pada Kamis (23/11/2024), ketika Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Solok Selatan,
    AKP Dadang Iskandar
    menembak mati Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim), AKP Ulil Riyanto Anshar diduga terkait tambang ilegal. Insiden ini mengejutkan institusi Polri dan memicu perhatian publik.
    Menanggapi kejadian tersebut, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (
    Kompolnas
    ), Ghufron Mabruri, mengecam keras tindakan pelaku.
    “Kami sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh pelaku yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban, yang pada saat itu tengah menjalankan tugas. Pelaku harus diproses hukum dan diberi sanksi yang tegas sesuai dengan perbuatannya,” tegas Ghufron kepada
    Kompas.com
    via sambungan telepon saat dimintai komentar terkait kasus tersebut, Sabtu (23/11/2024).
    Ghufron juga mengapresiasi langkah cepat yang diambil Polri dalam menangani kasus ini.
    “Kami mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh Polri dalam menangani peristiwa tersebut, mengingat hal ini dapat mencoreng citra Polri di mata publik. Pesan Kapolri sangat jelas, bahwa pelaku harus ditindak tegas dan tidak boleh ada toleransi,” tambahnya.
    Lebih lanjut, Ghufron memastikan bahwa Kompolnas akan memantau penanganan kasus ini secara ketat.
    “Kompolnas sesuai dengan tugas dan fungsinya akan terus memonitor dan mengawasi proses penanganan kasus ini hingga tuntas. Kami meminta penanganannya harus benar-benar akuntabel dan transparan,” ujarnya.
    Selain itu, Ghufron menekankan pentingnya evaluasi di internal Polri untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
    “Peristiwa yang terjadi di Polres Solok Selatan akan didalami oleh Kompolnas sebagai bahan arahan bijak bagi Polri ke depan. Jangan sampai kejadian serupa terulang, sehingga harus ada evaluasi dan koreksi,” tegasnya.
    Kasus ini menjadi sorotan nasional dan menambah tantangan bagi Polri dalam menjaga citranya sebagai penegak hukum yang profesional.
     
    Saat ini, pelaku telah diamankan dan sudah dinyatakan sebagai tersangka serta dijerat pasal pembunuhan berencana.
    “Penyidik menjerat pelaku dengan pasal berlapis mulai dari pembunuhan berencana pasal 340 KUHP, kemudian subsider 338 dan subsider lagi 351,” ujar Dirreskrimum Polda Sumbar Andry Kurniawan didampingi Kabid Humas Polda Sumbar Dwi Sulistyawan saat jumpa pers, Sabtu (23/11/2024).
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lindungi Rekannya Penambang Ilegal, Alasan AKP Dadang Tembak Mati AKP Ryanto Ulil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 November 2024

    Lindungi Rekannya Penambang Ilegal, Alasan AKP Dadang Tembak Mati AKP Ryanto Ulil Regional 23 November 2024

    Lindungi Rekannya Penambang Ilegal, Alasan AKP Dadang Tembak Mati AKP Ryanto Ulil
    Editor
    KOMPAS.com – 
    Dirreskrimum Polda Sumatra Barat Kombes Pol Andri Kurniawan menjelaskan motif Kabag Ops
    Polres Solok Selatan
    ,
    AKP Dadang Iskandar
    , menembak mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
    AKP Ryanto Ulil Anshar
    , Jumat (22/11/2024).
    Dia mengatakan, Dadang tidak senang Ulil menangkap rekannya yang diduga pengusaha tambang ilegal.
    “Berdasarkan pemeriksaan terhadap tersangka terkait dengan motif yang bersangkutan lakukan adalah rasa tidak senang, d mana rekanan pelaku ini dilakukan penegakan hukum oleh korban di Polres Solok Selatan, sehingga ketika yang bersangkutan mencoba meminta tolong, kemudian tidak ada respons. Selanjutnya yang bersangkutan melakukan penembakan,” kata Andri dikutip dari
    KompasTV
    , Sabtu (23/11/2024).
    “Ya, ini akan kita dalami kembali (penambang ilegal). Itu sementara keterangan dari tersangka yang kita dapatkan, tentu kami penyidik akan terus mendalami,” ujarnya.
    Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan, dia telah telah memerintahkan pengusutan kasus ini secara menyeluruh, baik dari aspek etik maupun pidana.
    “Pak Kapolda sudah melaporkan kepada saya terkait peristiwa yang terjadi, dan saya minta untuk mendalami motifnya. Namun, yang jelas saya sudah perintahkan agar kasus itu diproses tuntas terhadap pelakunya. Oknum pelaku dari institusi agar ditindak tegas, apakah itu proses etik maupun pidananya,” ujar Kapolri dalam pernyataannya, Jumat (22/11/2024).
    Kapolri juga menyoroti pentingnya mendalami motif di balik kasus ini.
    Menurutnya, jika motif yang ditemukan mencederai institusi, pelaku harus diberikan tindakan tegas tanpa pandang bulu.
    Sebelumnya diberitakan, kasus
    polisi tembak polisi
    terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat, sekitar pukul 00.43 WIB, Jumat (22/11/2024).
    Kabag Ops Polres Solok Selatan
    Akp Dadang Iskandar
    dua kali menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshari di bagian wajah dalam jarak dekat.
    Kasus polisi tembak polisi itu terjadi di parkiran Mapolres Solok Selatan.
    Usai menembak Ulil, Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat.
    Dari hasil penyidikan, usai menembak mati Ryanto Ulil, Dadang menembaki rumah dinas
    Kapolres Solok Selatan
    AKBP Arief Mukti. Motif penembakan rumah dinas Arief masih didalami.
    Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal berlapis, yaitu pembunuhan berencana Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338, subsider Pasa 351.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Naikkan Pangkat AKP Ryanto Ulil Jadi Kompol Anumerta Usai Ditembak AKP Dadang

    Kapolri Naikkan Pangkat AKP Ryanto Ulil Jadi Kompol Anumerta Usai Ditembak AKP Dadang

    Jakarta, Beritasatu.com – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menaikkan pangkat AKP Ryanto Ulil Anshar menjadi kompol anumerta, setelah kasatreskrim Polres Solok Selatan itu tewas ditembak oleh Kabag Ops AKP Dadang Iskandar.

    Kapolri menaikkan pangkat AKP Ryanto Ulil menjadi kompol anumerta atau setingkat lebih tinggi dari sebelumnya, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada korban. Kompol Anumerta Ryanto Ulil mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) karena dinyatakan gugur dalam melaksanakan tugas.

    ” Bapak kapolri memberikan KPLB pada korban yang gugur saat bertugas,” kata Irwasum Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Sabtu (23/11/2024).

    Polri menyatakan berduka atas penembakan yang menewaskan Kasatreskrim Polres Solok Selatan Ryanto Ulil Anshari. 

    Kenaikan pangkat luar biasa Kompol Anumerta Ryanto Ulil berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor Kep/1926/XI/2024 tentang Kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta bagi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. 

    Keputusan itu diteken Kabag Pangkat Biro Pembinaan Karier Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri Kombes Fadly Samad atas nama kapolri.

    Ryanto Ulil Anshar tewas ditembak AKP Dadang Iskandar di parkiran Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat pada Jumat (22/11/2024) dini hari. Peluru dari senjata api AKP Dadang mengenai pelipis dan pipi kanan korban hingga tewas di tempat.

    Kapolri memastikan penyidikan kasus penembakan itu akan dilakukan transparan. Ia telah memberikan arahan kepada jajarannya untuk menindak tegas pelaku tanpa melihat pangkat yang melekat.

    “Apalagi kalau kemudian motifnya ternyata dilakukan terhadap hal-hal yang selama ini kita anggap menciderai institusi. Jadi saya minta siapapun, apapun pangkatnya, tindak tegas secara kode etik,” kata kapolri.

    Divisi Propam Mabes Polri telah mengerahkan tim untuk mengusut perbuatan pelanggaran etik AKP Dadang Iskandar. Kapolri mengatakan pengusutan secara pidana juga beriringan sedang dilakukan.

    “Propam sedang kita turunkan, yang jelas kalau hal-hal yang sifatnya bisa diproses dengan hal-hal yang bersifat etik, ini secara umum ya, ini akan kita lakukan dan tentunya semuanya bisa berjalan dengan baik. Namun terhadap pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi saya minta tindak tegas,” ujar kapolri.