provinsi: SULAWESI UTARA

  • Jelang Kedatangan Rafale, Teknisi Pesawat TNI AU Dikirim ke Perancis untuk Dilatih
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 September 2025

    Jelang Kedatangan Rafale, Teknisi Pesawat TNI AU Dikirim ke Perancis untuk Dilatih Nasional 27 September 2025

    Jelang Kedatangan Rafale, Teknisi Pesawat TNI AU Dikirim ke Perancis untuk Dilatih
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Tonny Harjono mengatakan, tidak hanya empat penerbang tempur TNI Angkatan Udara (AU) yang dilatih langsung di Perancis untuk menerbangkan pesawat jet Rafale.
    Tetapi, menurut KSAU, juga ada teknisi yang dibekali pelatihan langsung terkait pesawat yang dibeli Indonesia untuk memperkuat pertahanan udara tersebut.
    “Ya jadi semua sudah termasuk dalam kontrak, jadi dalam pembelian pesawat itu ada pelatihan. Tidak hanya pilot yang dilatih di sana tapi juga teknisi,” kata Tonny saat ditemui di Lapangan Aldinor, Jakarta Selatan, Sabtu (27/9/2025).
    Selain mengirim penerbang dan teknisi, Tonny juga menyebut, sedang disiapkan infrastruktur untuk kedatangan pesawat Rafale di dalam negeri.
    Pesawat jet Rafale tersebut rencana awal akan ditempatkan di Pekanbaru, Riau.
    “Minggu lalu, saya sudah ngecek ke sana dan semua
    on progress,
    bagus. Insya Allah kita awal tahun depan siap untuk menerima kedatangan Rafale,” ujarnya.
    KSAU juga menjelaskan, setelah empat penerbang Letkol Pnb Binggi Nobel, Mayor Pnb Eri Nasrul Mahlidar, Mayor Pnb Arie Prasetyo, dan Mayor Pnb Yusuf Atmaraga berhasil tebang solo, akan ada pelatihan untuk penerbang lainnya.
    “Nanti akan ada lagi, karena kan cukup banyak kita beli pesawat. Sudah ada kontraknya, jadi pertama empat, nanti di dalam negeri juga dilaksanakan (pelatihan juga), dan nanti ada juga yang dilatih berikutnya di luar negeri,” katanya.
    Sebagai informasi, Indonesia dan Dassault Aviation membuka peluang penambahan pesanan jet tempur Rafale di luar kontrak awal yang diteken pada 2022.
    Sebelumnya, kontrak tersebut mencakup pembelian 42 unit Rafale dengan nilai mencapai 8,1 miliar dollar AS, atau setara dengan sekitar Rp 132 triliun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolda Riau Pimpin Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III di Pekanbaru

    Kapolda Riau Pimpin Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III di Pekanbaru

    Liputan6.com, Jakarta – Polda Riau bersama unsur Forkopimda dan berbagai pemangku kepentingan melaksanakan Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III Tahun 2025.

    Panen raya kali ini dilaksanakan di Komplek Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura, Jalan Kaharuddin Nasution, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Sabtu (27/9/2025).

    Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menyampaikan, panen kali ini merupakan bagian dari program strategis mendukung swasembada pangan nasional, khususnya di Provinsi Riau.

    Dari total lahan jagung seluas 479,93 hektar yang dikelola Polda Riau sepanjang kuartal ketiga, sebanyak 127,68 hektar berhasil dipanen.

    Di lokasi panen raya kali ini, sekitar 1,5 hektar menghasilkan 2 ton jagung, sementara total panen serentak di berbagai kabupaten/kota mencapai 18 ton.

    Herry menjelaskan, kegiatan panen ini adalah untuk memperkuat fondasi ketahanan pangan masyarakat, khususnya di Provinsi Riau.

    “Polda Riau bersama TNI, pemerintah daerah, dan instansi terkait akan terus mengawal agar harga pembelian pemerintah (HPP) tetap terjaga sesuai dengan ketentuan Badan Pangan Nasional,” jelas Irjen Herry.

     

  • BGN Sebut Sejumlah SPPG yang Lalai Telah Ditutup Sementara

    BGN Sebut Sejumlah SPPG yang Lalai Telah Ditutup Sementara

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang menegaskan dapur yang terbukti lalai akan segera ditutup sementara, bahkan dinonaktifkan jika pelanggaran berulang.

    “Sudah ada dapur yang kami nonaktifkan, bahkan kami beri surat peringatan keras. Kalau kejadian terulang, langsung dikeluarkan dari program,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

    Menurutnya, ketegasan ini penting karena status penyelenggara program MBG kini sudah setara calon pegawai negeri (PPK).

    “Mereka harus komit dengan SOP. Tidak adil kalau ada yang bekerja asal-asalan, sementara banyak orang lain ingin ikut program ini dengan serius,” imbuh Nanik.

    Termasuk menanggapi adanya trauma anak akibat kasus keracunan, BGN memastikan pendampingan terus dilakukan oleh koordinator wilayah.

    “Kami minta tim di kabupaten terus mendekati dan mengajak anak-anak berbicara, supaya semangat mereka kembali. Prinsipnya anak-anak ini senang sekali dengan makanan, jadi mudah-mudahan setelah investigasi selesai, program bisa berjalan lagi,” tandas Nanik.

    Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 70 kasus insiden keracunan atau keamanan pangan terjadi di Indonesia sejak Januari hingga 25 September 2025.

    Berdasarkan bagan yang diterima Bisnis, total sebanyak 5.914 penerima manfaat program pangan dilaporkan terdampak sepanjang periode tersebut.

    Data resmi BGN menunjukkan kasus tersebar di tiga wilayah. Wilayah II (Jawa) mencatat kasus terbanyak dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang, disusul Wilayah I (Sumatra) sebanyak 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak, serta Wilayah III (NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dengan 20 kasus melibatkan 997 orang.

    Kasus juga menunjukkan tren peningkatan tajam pada Agustus dan September. Bila pada Januari hanya ada 94 korban dari 4 kasus, angka melonjak drastis menjadi 1.988 orang terdampak pada Agustus (9 kasus) dan 2.210 orang pada September (44 kasus).

    Lima daerah dengan jumlah korban terbesar adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467 orang), Kabupaten Bandung Barat (411 orang), Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (339 orang), serta Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta (305 orang).

    BGN mengidentifikasi sejumlah penyebab utama insiden, antara lain bakteri E. Coli yang berasal dari air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus dari tempe dan bakso; Salmonella dari ayam, telur, dan sayur; serta Bacillus cereus dari mie. Selain itu, kontaminasi air juga memicu penyebaran Coliform, Klebsiella, Proteus, dan timbal (Pb).

  • Perintah Bahlil ke Dirjen Perbatasan RI-Filipina Harus Ada Listrik: Saya Tak Mau Tahu!

    Perintah Bahlil ke Dirjen Perbatasan RI-Filipina Harus Ada Listrik: Saya Tak Mau Tahu!

    L

    OlehLiputanenamDiperbaharui 29 Okt 2025, 16:45 WIB

    Diterbitkan 29 Okt 2025, 12:54 WIB

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan daerah di Sulawesi Utara perbatasan dengan Filipina tidak dialiri listrik. Bahlil memerintakan Dirjen Ketenagalistrikan tahun depan daerah tersebut harus sudah teraliri listrik.

    “Saya tidak mau tahu caranya bagaimana Pak Dirjen, tahun depan saya datang ke sini untuk meresmikan itu desa yang tidak ada listrik. Harus semua dinyalakan,” tegas Bahlil, Rabu (29/10).

  • Dialami Santri di Riau, Kenali Gejala Awal Cacar Monyet yang Perlu Diwaspadai

    Dialami Santri di Riau, Kenali Gejala Awal Cacar Monyet yang Perlu Diwaspadai

    JAKARTA – Belakangan masyarakat Riau, khususnya di Kabupaten Kepulauan Meranti, sempat dihebohkan isu warga terjangkit cacar monyet (mpox/monkeypox). Seorang santri berinisial BS mengalami demam, muncul bintik merah yang berkembang menjadi lesi, lalu meninggal dunia pada 20 September 2025.

    Namun, hasil uji laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan dua warga Meranti yang sebelumnya diduga terinfeksi negatif mpox.

    Dinas Kesehatan setempat juga langsung melakukan langkah pencegahan, mulai dari penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin, hingga penyelidikan epidemiologi di pondok pesantren.

    Lantas apa Itu mpox?

    Dilansir dari laman Cleveland Clinic, Mpox atau cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Gejalanya mirip cacar, meski biasanya lebih ringan.

    Gejala yang Perlu Diwaspadai

    – Demam, menggigil, dan nyeri otot.

    – Kelenjar getah bening bengkak.

    – Ruam atau luka pada kulit, bisa mulai dari wajah lalu menyebar ke tubuh, termasuk area genital.

    Cara Penularan

    – Kontak langsung dengan luka penderita.

    – Cairan tubuh atau benda yang terkontaminasi.

    – Kontak erat seperti ciuman, pelukan, atau hubungan seksual.

    – Dari hewan terinfeksi ke manusia.

    Meski bisa menyerang siapa saja, risiko lebih tinggi pada:

    – Anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.

    – Penderita penyakit kulit tertentu seperti eksim.

    Pengobatan dan Pencegahan

    Belum ada obat khusus untuk mpox. Sebagian besar pasien sembuh sendiri dalam 2–4 minggu. Pada kasus berat, dokter dapat memberikan obat antivirus tertentu.

    Pencegahan bisa dilakukan dengan:

    – Menjaga kebersihan diri.

    – Menghindari kontak dengan penderita.

    – Tidak berbagi barang pribadi.

    – Vaksinasi untuk kelompok berisiko tinggi.

  • Bocah 5 Tahun di Kampar Tewas Tenggelam Usai Diajak Teman Mandi di Bekas Kolam Ikan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 September 2025

    Bocah 5 Tahun di Kampar Tewas Tenggelam Usai Diajak Teman Mandi di Bekas Kolam Ikan Regional 26 September 2025

    Bocah 5 Tahun di Kampar Tewas Tenggelam Usai Diajak Teman Mandi di Bekas Kolam Ikan
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Muhammad Raziq Ramadhan (5) tewas tenggelam di bekas kolam ikan di lahan kosong Jalan Kamboja, Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/6/2025) namun baru dilaporkan ke polisi setelah korban dimakamkan.
    Kapolres Kampar AKBP Boby Putra Ramadhan Sebayang menjelaskan, awalnya korban dikira tenggelam di bekas galian C. Namun setelah pengecekan di lapangan, ternyata lokasi tersebut merupakan bekas kolam ikan yang tidak terawat.
    “Setelah saya cek sama anggota ke lokasi kejadian, ternyata bukan bekas galian C, tetapi bekas kolam ikan,” kata Boby saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi kejadian, Jumat (26/9/2025) malam.
    Boby menyebut, polisi sudah meminta keterangan pemilik lahan. Pemilik membenarkan bahwa lokasi itu dulunya kolam ikan yang sudah lama terbengkalai. Polisi juga telah melakukan olah TKP dan memasang garis polisi, kemudian melayat ke rumah keluarga korban.
    “Kami keluarga besar Polres Kampar turut berduka cita atas meninggalnya korban. Kepada keluarga korban, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan,” ujar Boby.
    Ayah korban, Wira Saputra (38), menceritakan anak ketiganya itu diajak dua teman sebaya untuk mandi ke kolam. Namun, hanya Raziq yang turun ke air karena dua temannya mengurungkan niat.
    “Anak saya sama kawan-kawannya sudah buka baju untuk mandi. Tapi dua kawannya tidak jadi mandi dan bilang airnya dangkal. Jadi anak saya sendiri yang masuk ke kolam,” ucap Wira.
    Wira mengatakan, putranya belum bisa berenang. Awalnya hanya bermain di pinggir, lalu bergerak ke tengah hingga tenggelam. Dua temannya langsung meminta pertolongan warga. Setelah satu jam pencarian, korban ditemukan sudah meninggal dunia di dasar kolam.
    “Anak saya ditemukan di dasar kolam dengan posisi telungkup,” kata Wira.
    Ia mengaku sudah mengetahui keberadaan kolam itu sejak enam tahun lalu, tetapi tidak tahu siapa pemiliknya. Wira berharap kolam itu segera ditutup agar tidak menimbulkan korban lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mahasiswi 20 Tahun Dapat Duit Rp 1 Miliar usai Beli Yamaha Fazzio

    Mahasiswi 20 Tahun Dapat Duit Rp 1 Miliar usai Beli Yamaha Fazzio

    Jakarta

    Siapa sangka di umur yang masih muda, Pasma Wati (20) bisa menjadi miliarder. Semua itu berawal dari keputusan sederhana, membeli motor Yamaha.

    Pasma Wati, Gen Z Miliarder Yamaha 2024 asal Pekanbaru yang berhasil mengubah hidup keluarganya setelah mempercayakan Yamaha Fazzio sebagai motor andalannya.

    Dia merupakan pemenang program miliarder Yamaha 2024. Wanita asal Pekanbaru ini mendapatkan uang satu miliar tanpa dipotong pajak.

    “Terkejut pastinya. Terharu juga,” kenang Pasma Wati di ICE BSD City, Kamis (25/9/2025).

    Dia juga membagikan kondisi kehidupan keluarganya setelah menjadi seorang miliarder bersama Yamaha.

    “Saya membeli kebun, umrah bersama keluarga, mobil, dan emas,” kata Pasma.

    Dalam kesempatan yang sama turut hadir Sartinah, Ibu Rumah Tangga pengguna Yamaha Mio M3 asal Poso yang berhasil menjadi Miliarder Yamaha. Program miliarder Yamaha ini akan kembali bergulir pada tahun 2026.

    “Program ini adalah bentuk komitmen kami untuk memberikan benefit lebih kepada konsumen loyal. Adapun, program
    ini bukan sekadar ajang bagi-bagi hadiah. Namun melalui program ini, kami melihat bahwa ada dampak sosial nyata yang dapat dirasakan oleh para konsumen kami, yang akhirnya mampu membuat kualitas hidup dan kehidupan mereka menjadi lebih baik. Kami harap, kesempatan baik ini dapat semakin menumbuhkan minat masyarakat dalam menjadikan Yamaha sebagai teman andalan berkendara yang Semakin Di Depan!” ujar Hendri Kartono, Asst. General Manager Sales PT Yamaha Indonesia Motor Mfg.

    (riar/dry)

  • Investigasi Keracunan MBG, BGN Sebut Pemilik Dapur dan SPPG Bisa Dipidana

    Investigasi Keracunan MBG, BGN Sebut Pemilik Dapur dan SPPG Bisa Dipidana

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) sedang melakukan investigasi bersama Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Kasus ini juga bisa ditangani secara pidana agar tidak ada kasus berulang.

    Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang menegaskan bahwa investigasi harus dilakukan dari berbagai sisi untuk memastikan penyebab kasus. Sebab, dia tidak ingin kasus keracunan MBG semakin banyak di Indonesia.

    “Saya minta BIN turun sekarang. Karena dari kepolisian juga sudah turun. Jadi ada penyelidikan bersama,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jumat (26/9/2025).

    Lebih lanjut, Nanik menegaskan bahwa kasus ini berpotensi dipidanakan apabila ditemukan unsur kriminal.

    “Kalau ada unsur-unsur pidana, kita pidanakan. Siapapun itu kita pidanakan. Misalnya dari sampel ditemukan racun yang tidak ada kaitannya dengan bahan makanan. Ya, kita pidanakan. Baik itu pemilik dapur, maupun SPPG-nya, atau yang terlibat di dapur itu,” tegasnya.

    Selain langkah hukum, BGN juga menekankan evaluasi internal melalui perbaikan standar operasional prosedur (SOP) dalam pelaksanaan MBG. Hal ini dilakukan agar program yang menyasar jutaan penerima manfaat tetap berjalan aman dan kredibel.

    “Dari SOP kami melakukan perbaikan. Jadi semua hal akan dilihat dari berbagai sisi, supaya kasus serupa tidak terulang,” tandas Nanik.

    Korban Keracunan MBG Tembus 5000 Orang

    Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 70 kasus lokasi keracunan MBG sejak Januari hingga 25 September 2025. 

    Berdasarkan bagan yang diterima Bisnis, total sebanyak 5.914 penerima MBG yang menjadi korban. Korban tersebut terdiri dari anak sekolah dan ibu hamil.

    Dilansir dari data resmi BGN menunjukkan kasus tersebar di tiga wilayah. Wilayah II (Jawa) mencatat kasus terbanyak dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang, disusul Wilayah I (Sumatra) sebanyak 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak, serta Wilayah III (NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dengan 20 kasus melibatkan 997 orang.

    Kasus juga menunjukkan tren peningkatan tajam pada Agustus dan September. Bila pada Januari hanya ada 94 korban dari 4 kasus, angka melonjak drastis menjadi 1.988 orang terdampak pada Agustus (9 kasus) dan 2.210 orang pada September (44 kasus).

    Lima daerah dengan jumlah korban terbesar adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467 orang), Kabupaten Bandung Barat (411 orang), Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (339 orang), serta Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta (305 orang).

  • Keracunan MBG, Terjadi di 70 Lokasi dan 5.914 Korban

    Keracunan MBG, Terjadi di 70 Lokasi dan 5.914 Korban

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 70 kasus lokasi keracunan MBG sejak Januari hingga 25 September 2025. 

    Berdasarkan bagan yang diterima Bisnis, total sebanyak 5.914 penerima MBG yang menjadi korban. Korban tersebut terdiri dari anak sekolah dan ibu hamil.

    Dilansir dari data resmi BGN menunjukkan kasus tersebar di tiga wilayah. Wilayah II (Jawa) mencatat kasus terbanyak dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang, disusul Wilayah I (Sumatra) sebanyak 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak, serta Wilayah III (NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua, dengan 20 kasus melibatkan 997 orang.

    Kasus juga menunjukkan tren peningkatan tajam pada Agustus dan September. Bila pada Januari hanya ada 94 korban dari 4 kasus, angka melonjak drastis menjadi 1.988 orang terdampak pada Agustus (9 kasus) dan 2.210 orang pada September (44 kasus).

    Lima daerah dengan jumlah korban terbesar adalah Kota Bandar Lampung (503 orang), Kabupaten Lebong, Bengkulu (467 orang), Kabupaten Bandung Barat (411 orang), Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (339 orang), serta Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta (305 orang).

    BGN mengidentifikasi sejumlah penyebab utama insiden, antara lain bakteri E. Coli yang berasal dari air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus dari tempe dan bakso; Salmonella dari ayam, telur, dan sayur; serta Bacillus cereus dari mie. Selain itu, kontaminasi air juga memicu penyebaran Coliform, Klebsiella, Proteus, dan timbal (Pb).

    Lonjakan kasus keracunan ini menyoroti lemahnya pengawasan keamanan pangan di berbagai daerah. 

    Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang berkomitmen memperketat pengawasan dan memastikan korban mendapatkan penanganan serta pembiayaan pengobatan.

    “Untuk segera, kami memberikan batas waktu satu bulan untuk melengkapi SLHS, sertifikat halal, dan penggunaan air layak pakai dalam waktu satu bulan,” tandas Nanik.

  • Tabung Harmoni Hijau Polda Riau Jadi Tempat Pembibitan Pohon hingga Ternak

    Tabung Harmoni Hijau Polda Riau Jadi Tempat Pembibitan Pohon hingga Ternak

    Pekanbaru

    Polda Riau memiliki sebuah program ‘Tabung Harmoni Hijau’, sebuah program yang tidak hanya menjadi tempat pelatihan untuk pembibitan pohon. Tabung Harmoni Hijau ini juga menjadi tempat untuk personel polisi dan masyarakat untuk mengembangkan kewirausahaan dengan berkebun dan mengembangkan peternakan.

    Program ini menegaskan bahwa Polda Riau tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga gencar melakukan restorasi lingkungan melalui program Green Policing. Direktur Pembinaan Masyarakat (Dirbinmas) Polda Riau, Eko Budhi Purwono, menjelaskan bahwa program ini diimplementasikan melalui inisiasi Bank Pohon, sebuah pusat belajar komprehensif.

    “Ini tempat di mana kita belajar membibit pohon, perikanan, peternakan. Rencana kita kembangkan ayam dan kambing,” ujar Kombes Eko di Rumbai, Pekanbaru, Jumat (26/9/2025).

    Pada Jumat (26/9/2025) pagi tadi, Dirbinmas Polda Riau Kombes Eko Budhi Purwono mengajak sejumlah wartawan Riau berkunjung ke Tabung Harmoni Hijau. (Foto: dok. Polda Riau)

    Ia menjelaskan, tujuan utama dari program ini adalah mengajak masyarakat dan anggota kepolisian untuk bersama-sama menghijaukan kembali Riau dan melakukan restorasi lahan yang tersisa.

    Pada Jumat (26/9/2025) pagi tadi, Dirbinmas Polda Riau Kombes Eko Budhi Purwono mengajak sejumlah wartawan Riau berkunjung ke Tabung Harmoni Hijau. Kombes Eko juga memberikan bibit pohon kepada wartawan untuk ditanam di rumah masing-masing.

    Tabung Harmoni Hijau Polda Riau jadi tempat pembibitan dan pengembangan wirausaha. Tempat ini dibuka untuk anggota polisi dan juga masyarakat. (Foto: dok. Polda Riau)

    Program yang berada di bawah Direktorat Binmas ini dirancang untuk memberikan manfaat ganda, tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk kesejahteraan. Eko Budhi menuturkan bahwa Bank Pohon berfungsi sebagai pusat pembelajaran mulai dari pembibitan hingga pengembangan peternakan.

    Dirbinmas juga menyoroti keberhasilan upaya Polda Riau dalam menekan masalah Karhutla, yang sejalan dengan semangat Green Policing. Ia menegaskan, Bank Pohon membuktikan bahwa lahan yang ada, meskipun bukan milik Polda, dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pembibitan, peternakan, dan mendukung kemandirian pangan.

    (mei/dhn)