ANTARA – Pemerintah Kota Palembang melakukan uji coba pembukaan menara Ampera bagi masyarakat yang nantinya akan menjadi wisata baru di ibu kota Sumatera Selatan. Penjabat Wali Kota Palembang Cheka Virgowansyah pada Rabu (22/1) menyebut bahwa uji coba dilakukan pada publik untuk mendapat lebih banyak evaluasi sebelum resmi dibuka.(Winda Tri Agustina/Fahrul Marwansyah/Ludmila Yusufin Diah Nastiti)
provinsi: SULAWESI UTARA
-

Sosok Kekasih Bripda Faras Batal Menikah, Tatapan Kosong karena sang Polisi Ditikam Bandar Narkoba – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Tita (22), adalah orang spesial bagi Bripda Faras Nabhan Atallah anggota Satresnarkoba Polres Lahat.
Bripda Faras menjadi korban meninggal karena ditikam saat penggerebekan bandar narkoba di Tanjung Sakti Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan.
Sementara kepada wartawan, sang kekasih mengungkap cerita sebelum Bripda Faras menjemput maut.
Tita mengetahui kabar tersebut dari teman satu letting almarhum.
Keduanya tidak bertemu sekitar 12 hari lamanya.
“Dapat kabar dari kawan satu lettingnya sekitar jam setengah 4 tadi kalau Ayas kena tusuk sajam saat penggerebekan,” ujar Tita saat dijumpai, Rabu (22/1/2025), dikutip dari TribunSumsel.com.
Tita mengungkap almarhum pernah bercerita tentang rencana menikah.
Rencana pernikahan kedua bisa diwujudkan jika Tita telah lulus kuliah.
“Ada rencana menikah, tapi menunggu saya lulus kuliah dan sama-sama sukses,” katanya.
Tita menyebut terakhir kali ia bertemu dengan almarhum ialah sekitar tanggal 10 Januari 2025.
Saat pertemuan terakhir itu, Tita sudah melihat gelagat yang aneh dari Faras.
“Tatapannya kosong, dan dia juga agak tertutup di media sosial,” katanya.
Selain itu ada sebuah pesan dari almarhum ke Tita yang diingatnya.
“Dia bilang kamu bisa sendiri jangan manja,” katanya.
Bripda Faras Nabhan Atallah, anggota Polres Lahat, tewas saat melakukan penggerebakan narkoba di Lahat.
Sementara rekannya, Brigpol Didit Prasetyo dan Bripka Kunto Wibisono, masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Diketahui, Bripda Faras Nabhan Atallah saat ini berusia 23 tahun.
Orang tua Bripda Faras Nabhan Atallah tinggal di perumahan Villa Gardena 4, Jalan Jepang, Kelurahan Alang-alang Lebar, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang.
Pantauan di lokasi, suasana duka menyelimuti kediaman keluarga almarhum di Palembang, Rabu siang.
Sejumlah tetangga, kerabat hingga kolega ayah almarhum yang juga anggota polisi terlihat sudah berada di rumah duka sambil menunggu kedatangan jenazah Bripda Faras yang masih dalam perjalanan dari Lahat menuju ke Palembang.
“Jenazah belum sampai, kemungkinan siang atau sore ini. Habis salat Ashar mau dimakamkan,” ujar Ahmad Fauzi ayah kandung almarhum, dengan mulut bergetar.
Namun, keluarga belum bisa dimintai keterangan mengenai kabar duka tersebut.
Rencananya, jenazah Bripda Faras akan dimakamkan di TPU Kebun Bunga, Sukarami, Palembang.
Selain Bripda Faras, dua personel lainnya mengalami luka serius dan masih menjalani perawatan di RSUD Lahat.
Sementara, terduga pelaku penikaman diketahui sudah diamankan dan saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polres Lahat.
Kronologi
Dari informasi yang dihimpun, Bripda Faras meninggal saat melakukan penangkapan dua tersangka bandar ganja yakni Ebi (27) dan Lindi Fernandes (20), di simpang tiga PUMU, Kecamatan Tanjung Sakti PUMU, Lahat, Sumsel.
Sebelumnya polisi sering mendapat laporan bahwa pelaku diduga sering menjadikan rumahnya tempat transaksi narkotika jenis Ganja.
Mendapat informasi tersebut, Kasat Resnarkoba Polres Lahat memerintahkan anggotanya untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan terkait tindak pidana narkotika jenis ganja tersebut.
Saat anggota melakukan penggerebekan di kediaman Ebi, Ebi yang saat itu kebetulan membuka pintu rupanya telah menyiapkan sebilah parang.
Saat pintu pintu terbuka langsung mengibaskan parangnya ke tiga anggota tersebut secara membabi buta.
Usai lakukan penyerangan, Ebi langsung melarikan diri melalui pintu belakang, sambil memegang parang di tangan kanannya.
Secara spontan, satu anggota yang terluka langsung menembakkan pistolnya ke kaki betis kiri Ebi, hingga buatnya tersungkur.
Kejadian itu jelas buat warga sekitar jadi heboh. Meski terluka, anggota yang lakukan penggerebekan itu langsung menangkan Ebi, dan lakukan penggeledahan di rumahnya.
Alhasil, polisi menemukan satu bulan tas ransel berwarna cokelat berisi 1.2 kilogram ganja kering siap edar, yang telah dibungkus per paketan.
“Ya memang ada anggota kita yang meninggal dalam tugas. Tiga anggota menjadi korban, satu anggota meninggal saat lakukan penangkapan pelaku narkoba. Untuk pelakunya telah diamankan,” terang Kapolres Lahat AKBP God Parlasro Sinaga SIK, melalui Kasubsi Humas, Aiptu Lispono, Rabu.
Dari kejadian itu, polisi bukan hanya berhasil menangkap Ebi, Lidi yang jadi rekan Ebi juga berhasil diamankan.
Untuk korban almarhum Bripda Faras sudah diserahkan ke pihak keluarga, sedangkan dua anggota lain yang terluka, tengah dalam perawatan medis di RS Besemah, Kota Pagaralam.
Setelah petugas berhasil melumpuhkan pelaku dan Lindi Fernandes petugas polisi melakukan penggeledahan dan pemeriksaan terhadap rumah milik terduga pelaku.
Dari penggeledahan, didapatkan barang bukti berupa satu buah tas ransel warna cokelat berisi daun kering diduga narkotika jenis ganja berat brutto 1020 gr (seribu dua puluh gram) dan pelaku EBI mengakui barang bukti tersebut adalah miliknya.
“Selanjutnya kedua pelaku dan barang bukti dibawa ke Sat Narkoba Polres Lahat untuk pemeriksaan lebih lanjut, ” Sampainya.
Brigpol Didit Prasetyo dan Bripka Kunto Wibisono masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat serangan parang yang dilayangkan Ebi, bandar narkoba saat penggerebekan.
Saat ini keduanya masih mendapat perawatan di RSUD Besemah Pagar Alam akibat kibasan senjata tajam jenis pisau yang dilayangkan pelaku.
Brigpol Didit Prasetyo mengalami luka pada bagian lengan dan bawah ketiak, sedangkan Bripka Kunto Wibisono alami luka pada bagian pantat.
“Keduanya masih dirawat di RSUD Besemah. Sejauh ini keduanya sadar meski masih menahan rasa sakit akibat luka,” terang Kapolres Lahat, AKBP God Parlasro Sinaga SIK, melalui Kasubsi Humas, Aiptu Lispono, Rabu (22/1/2025).
Adapun suasana duka menyelimuti upacara pelepasan jenazah personel Polres Lahat, Bripda Faras Nabhan Attalah.
Upacara pelepasan jenazah sendiri bertindak sebagai Inspektur upacara Wakapolres Lahat, Kompol Ishandi Saputra, SH, S. I. K., M.IK, Perwira Upacara Kabag Sdm Polres Lahat Kompol Sutrisman, S.H.,M.M dan komandan upacara IPDA Noprianto serta diikuti oleh seluruh personil Polres Lahat dan Bhayangkari Polres Lahat.
Setelah pelepasan jenazah personil Polres Lahat Bripda Faras Nabhan Attalah dibawa ke rumah duka yang berada di Kota Palembang dengan menggunakan R4 Dinas (Ambulance).
Bripda Faras Nahbah Atallahsendiri wafat saat menjalankan tugas sebagai anggota Satnarkoba Lahat.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Berencana Menikahinya, Kekasih Ungkap Pesan Terakhir Bripda Faras Nabhan Atallah Sebelum Tewas
Penulis: andyka wijaya -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4699959/original/040571100_1703731798-cuaca_ekstrem.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gelombang Kelvin Mampir di Sulut, Apa Dampaknya Sepekan ke Depan?
Liputan6.com, Manado – Dalam 7 hari ke depan, sejumlah daerah di Provinsi Sulut diprediksi bakal dilanda cuaca ekstrem. Salah satu pemicunya adalah karena daerah di ujung utara Sulawesi itu dilewati Gelombang Kelvin.
“Peringatan dini 7 harian Provinsi Sulut ini berlaku sejak Senin 20 Januari hingga Minggu 26 Januari 2025,” ungkap Koordinator Bidang Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Astrid Y Lasut pada, Minggu (19/1/2025) malam.
Astrid memaparkan, wilayah Sulut dilewati oleh Gelombang Kelvin yang berkontribusi dalam proses pembentukan awan-awan hujan dan konvektif. Gelombang Low Frequency bergerak melewati wilayah Sulut mempengaruhi kondisi labilitas udara, sehingga mendukung aktivitas konvektif akibat udara yang bersifat labil.
“Anomali OLR bernilai negatif menunjukan banyaknya tutupan awan di wilayah Sulut,” tuturnya.
Nilai anomali SST di rentang 0.5 – 3.1 °C menunjukkan penambahan massa uap air di sekitarLaut Sulawesi, Teluk Tomini, dan Laut Maluku.Terdapat daerah potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulut akibat adanya belokan angin (shearline) dan konvergensi.
“Waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah Sulut,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, pada Senin (20/1/2025), potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang terjadi di Manado, Tomohon, Kotamobagu, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan. Selanjutnya juga di Minahasa Tenggara, Bolmong, Bolmong Utara, dan Bolmong Selatan.
“Pada Selasa 21 Januari 2025, kondisi serupa terjadi di Manado, Bitung, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bolmong, Bolmong Utara, Bolmong Selatan, Sitaro, Sangihe, dan Talaud,” papar Astrid.
Selanjutnya pada, Rabu (22/1/2025), kondisi serupa berpotensi terjadi di Manado, Bitung, Tomohon, Kotamobagu, Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara. Selanjutnya di Bolmong, Bolmong Timur, Bolmong Selatan, Sitaro, dan Sangihe.
“Untuk Kamis 23 Januari 2025, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang terjadi di seluruh daerah 15 kabupaten dan kota di Sulut,” ujarnya.
Hari berikutnya, daerah Bitung, Minahasa, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Bolmong, Bolmong Utara, Bolmong Selatan, Bolmong Timur, dan Sitaro yang diprediksi bakal dilanda cuaca ektrem.
Selanjutnya pada, Sabtu (25/1/2025), seluruh wilayah Sulut diprediksi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
“Pada Minggu 26 Januari 2025, kondisi yang sama diprediksi terjadi di Manado, Bitung, Tomohon, Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bolmong, Bolmong Utara, Bolmong Timur, Bolmong Selatan, dan Sitaro,” papar Astrid.
Heboh Hujan Es di Gumelar dan Pekuncen Banyumas
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5100573/original/099738400_1737289596-WhatsApp_Image_2025-01-19_at_20.16.47.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sentilan Iwan Fals saat Konser di Manado: Apa Bunaken Masih Bersih?
Liputan6.com, Manado – Musisi legendaris Indonesia Iwan Fals tampil memukau di hadapan puluhan ribu warga Manado dalam konsernya yang digelar, Sabtu (18/1/2025), di Lapangan KONI Sario, Kota Manado, Sulut.
Iwan Fals masih menjadi magnet bagi penggemar musik tanah air, termasuk di Sulut. Ini terlihat dari konsernya yang dipadati puluhan ribu penggemarnya yang datang dari berbagai daerah di Sulut, bahkan Gorontalo.
“Ini bukti Iwan Fals dikagumi pencinta musik dari berbagai generasi,” ujar Mikael Labaro, warga Kecamatan Malalayang, Kota Manado yang datang bersama rekan-rekannya, Rio Luntungan dan Meikel Pontolondo.
Pantauan Liputan6.com di lokasi konser, penggemar yang datang memang dari berbagai generasi. Mulai dari yang berusia di atas 50-an tahun, hingga kalangan Anak Baru Gede (ABG).
“Saya kepingin lagi ke Bunaken, apa Bunaken masih bersih? Tahun 2019 saya pernah ditraktir teman menyelam di sana,” tutur musisi berusia 64 tahun yang lagu-lagunya sarat dengan kritik sosial dan pelestarian lingkungan itu saat menyapa warga Manado.
Iwan Fals kemudian mengajak warga Manado untuk bersama menjaga kelestarian alam, menjaga hutan dan laut. Dia juga berpesan pada anak-anak muda untuk terus berkarya demi kelestarian lingkungan.
“Mari kita jaga laut. Anak-anak muda, OI (Orang Indonesia), jangan berhenti berkarya menjaga lingkungan,” tuturnya.
Meski sempat diguyur hujan, konser yang dimulai sekitar pukul 20.30 Wita itu, tetap semarak. Iwan Fals memulai dengan lagu-lagu bertema lingkungan, dilanjutkan dengan kritik sosial, hingga bertema asmara.
Lagu-lagu andalannya seperti Ujung Aspal Pondok Gede, Aku Bukan Pilihan, Mata Indah Bola Pingpong, dan Pesawat Tempur, mampu menghipnotis warga untuk tetap bertahan hingga pukul 22.30 Wita saat konser usai.
Detik-Detik 7 Bocah Terseret Ombak Ganas Pantai Suwuk Kebumen, 2 Hilang




/data/photo/2024/10/20/67152012db462.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

