provinsi: SULAWESI UTARA

  • Tikam Polisi dan Warga Hingga Tewas di Rohil, MK Diringkus Polda Riau

    Tikam Polisi dan Warga Hingga Tewas di Rohil, MK Diringkus Polda Riau

    RIAU – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau meringkus MK, pelaku penikaman seorang polisi dan dua warga di Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) hingga menyebabkan dua orang tewas termasuk satu aparat.

    Dirreskrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan mengatakan, kepolisian telah memeriksa tujuh saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pisau dengan gagang kayu serta pakaian korban.

    “Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi serta mengamankan pisau yang diduga digunakan dalam insiden ini. Korban yang meninggal dunia juga telah menjalani autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Pekanbaru,” Asep saat rilis kasus di Pekanbaru, Antara, Minggu, 30 Maret. 

    Korban meninggal dunia adalah Bripka Lestari Candra, yang mengalami luka tusuk di dada kanan, serta Herman yang mengalami luka di bagian ulu hati. Sementara itu, DS mengalami luka tusuk di punggung bawah dan kini dirawat intensif di rumah sakit.

    Dia menjelaskan kejadian pada Sabtu lalu bermula dari pertikaian disebabkan teguran cara berkendara. Ketika itu korban dan beberapa saksi memasuki perumahan dengan tiga sepeda motor.

    “Saat melewati pos penjagaan, kendaraan yang dikendarai H melaju cukup kencang dan mendapat teguran dari tersangka MK yang sedang berjaga. Namun, teguran itu justru memicu cekcok antara mereka,” terang Kombes Asep.

    Setelah sempat dilerai, tersangka kembali ke pos. Namun, korban mendatangi pos penjagaan lagi hingga pertengkaran terus berlanjut dan berujung aksi penusukan.

    “Dalam insiden ini, tersangka menggunakan pisau sepanjang 30 cm untuk menyerang korban. Polisi yang meninggal dunia merupakan anggota Kepolisian Sektor Sinaboi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas,” jelasnya.

    Akibat perbuatannya, MK kini disangkakan atas Pasal 340 Jo Pasal 338 Subsider 351 KUHP dan masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

  • Cerita Warga Manado Pertama Kali Salat Id di Masjid Istiqlal: Ramai Banget

    Cerita Warga Manado Pertama Kali Salat Id di Masjid Istiqlal: Ramai Banget

    Jakarta

    Jemaah memadati Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1446 Hijriah. Tak hanya dari Jakarta, jemaah yang datang juga berasal dari luar kota.

    Najwa Mojo (23) dan Naula Mojo (21) yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara. Salat Id di Masjd Istiqlal merupakan pengalaman pertama Najwa dan adiknya. Najwa telah bersiap ke Masjid Istiqlal untuk salat Id sejak pukul 05.00 WIB.

    “Kita anak rantau, jadi kita dari Manado, Sulawesi Utara. Kita baru sampai (Masjid Istiqlal), OTW-nya dari Jakarta Timur jam 05.15, sekitar jam segitu,” kata Najwa di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025).

    “Ya baru pertama kali kita, alhamdulillah kita berkesempatan Lebaran di sini, jadi sekalian kita salat di Istiqlal,” ucapnya.

    Naula mengatakan suasana di Masjid Istiqlal sangat ramai. Menurutnya hal itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan pengalaman salat Id di kampung halamannnya.

    “Wah ramai banget sih, alhamdulillah, saya biasanya kalau di Manado salat di masjid deket rumah aja, jadi kaya kalau salat di sini seramai ini ternyata, alhamdulillah dapat suasana baru,” ucapnya.

    “Saya dari Kemayoran, setiap salat Id selalu di Istiqlal. Karena di sini lebih beragam yang datang lebih banyak dari mana-mana, kalau di masjid sekitar ya orang sekitaran aja, jadi interaksinya lebih luas,” ucap Didik.

    Didik merasa salat Id di Masjid Istiqlal tahun ini terasa lebih tertib dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari antrean jemaah saat memasuki area masjid.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kronologis Anggota Polisi dan Satu Warga Sipil Tewas Ditikam Keamanan Karaoke di Rohil Riau – Halaman all

    Kronologis Anggota Polisi dan Satu Warga Sipil Tewas Ditikam Keamanan Karaoke di Rohil Riau – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU –  Seorang anggota polisi bernama Bripka Lestari Candra (39) di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau tewas ditikam di tempat hiburan malam (THM), Sabtu (29/3/2025) malam.

    Bripka Lestari diketahui bertugas di Polsek Sinaboi. Selain Lestari, satu warga sipil bernama Herman (30) juga tewas akibat menjadi korban penikaman.

    Keduanya sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.

    Selain korban tewas, satu orang lainnya yakni Dedi (49), mengalami luka serius akibat ditikam.

    Pelaku yang merupakan orang keamanan setempat, pria berinisial MK (39), disebut menggunakan senjata tajam menyerang ketiga korban.

    Informasi dihimpun kejadian berada di tempat karaoke bernama See You di Jalan Utama I, Komplek Buh Me He (BMH), Kelurahan Bagan Barat, Bagansiapiapi, sekitar pukul 21.00 WIB.

    Padahal, tempat hiburan diharuskan tutup selama bulan Ramadan.

    Namun karena diduga kurang pengawasan, tempat hiburan tersebut masih saja buka hingga akhirnya terjadi peristiwa berdarah.

    Kasat Reskrim Polres Rohil, AKP Putu Adi Juniwinata, saat dikonfirmasi menyebut, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut.

    “Pelaku diamankan di Polda Riau. Untuk motif sedang dilakukan pendalaman. Apabila sudah terang nanti dilakukan rilis. Untuk meninggal di THM itu tidak benar,” katanya kepada Tribun, Sabtu (30/3/2025) pagi.

    Polisi dalami motif pelaku

    Polisi masih mendalami motif petugas keamanan terlibat perkelahian dengan anggota polisi dan warga tersebut.

    Pelaku ini sudah diamankan oleh Polda Riau.

    Kasat Reskrim Polres Rohil, AKP Putu Adi Juniwinata, saat dikonfirmasi menyebut, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut.

    “Pelaku diamankan di Polda Riau. Untuk motif sedang dilakukan pendalaman. Apabila sudah terang nanti dilakukan rilis. Untuk meninggal di THM itu tidak benar,” katanya kepada Tribun, Sabtu (30/3/2025) pagi.

    Keterangan saksi

    Berdasarkan keterangan saksi Sayuti (55) warga Jalan Poros Sungai Nyamuk Kecamatan Sinaboi yang ikut rombongan ke lokasi, kejadian bermula dari para korban dan saksi pergi ke tempat karaoke.

    Mereka berangkat dari sebuah kedai tuak di Jalan Danau Biru Kepenghuluan Bagan Jawa Kecamatan Bangko sekitar pukul 20.30 WIB.

    Saat Bripka Lestari Candra bersama korban lainnya dan saksi Lili (28) tiba di tempat karaoke tersebut, mereka ditegur penjaga gerbang  tempat karaoke tersebut.

    MK menegur karena Rinto menggunakan kendaraan roda dua dengan knalpot brong dengan mengatakan pelan-pelan bawa motor.

    Mendengar pernyataan pelaku tersebut, antara para korban dan pelaku sempat terjadi perkelahian namun akhirnya berhenti karena dilerai oleh saksi Lili. 

    Selanjutnya saksi Lili duduk di parkiran menunggu Bripka Candra Lestari dan korban lainnya yang menjumpai pelaku di Pos Penjagaan pintu masuk komplek. 

    Kemudian ia  mendapat kabar dari orang yang tidak diketahui jika Bripka Candra Lestari beserta 2 korban lainnya mengalami penikaman dan sudah dilarikan ke RSUD Pratomo Bagansiapiapi.

    Pasca kejadian, massa mendatangi lokasi hiburan malam tersebut.  

    Polsek Bangko yang berjaga menutup pagar dan melarang warga memasuki area Tempat Kejadian Perkara (TKP) demi mengendalikan situasi.

     

    Penulis: Rizky Armanda

    dan

    Polisi Dalami Motif Pelaku Penikaman Anggota Polisi dan Dua Warga Sipil di Rohil

    dan

    DETIK-DETIK Anggota Polisi dan Satu Warga Tewas Ditikam Penjaga Tempat Karaoke di Rohil

  • 10 Pati Polri Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 2, Nomor 4 Jebolan Akpol 1989

    10 Pati Polri Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 2, Nomor 4 Jebolan Akpol 1989

    loading…

    Sebanyak 38 Perwira Tinggi (Pati) Polri naik pangkat, sepuluh orang di antaranya naik pangkat menjadi Jenderal Bintang 2. Foto/Dok Polri

    JAKARTA – Sebanyak 38 Perwira Tinggi (Pati) Polri naik pangkat . Sepuluh orang di antaranya naik pangkat menjadi Jenderal Bintang 2 atau Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol).

    Upacara Korps Rapor Kenaikan Pangkat Pat) Polri tersebut digelar di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Minggu, 30 Maret 2025. Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memimpin langsung upacara tersebut.

    Kenaikan pangkat itu berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor STR/8/8/III/KEP/2025 tertanggal 27 Maret 2025. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Sandi Nugroho menjelaskan, kenaikan pangkat ini bukan sekadar penyegaran struktural, tetapi bentuk apresiasi institusi terhadap dedikasi dan kinerja para Pati Polri.

    “Kenaikan pangkat bukan hanya soal jabatan atau struktur, tetapi tentang kepercayaan dan tanggung jawab yang semakin besar. Kami berharap seluruh Pati yang hari ini menerima kenaikan pangkat dapat terus menginspirasi dan memperkuat semangat pengabdian kepada bangsa dan negara,” kata Sandi.

    Upacara ini juga menjadi bagian dari pembinaan personel Polri dalam rangka menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks, serta untuk mendukung terwujudnya Polri yang presisi, profesional, dan humanis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    10 Pati Polri Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 2:

    1. Irjen Pol Edfrie R. Maith, S.I.K.

    Dia menjabat Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Kementerian Dalam Negeri. Pria kelahiran Desa Papakelan, Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, 1973 ini merupakan jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1995.

  • Perayaan Idulfitri 2025 di Sulut, BMKG Prediksi Terjadi Cuaca Ekstrem

    Perayaan Idulfitri 2025 di Sulut, BMKG Prediksi Terjadi Cuaca Ekstrem

    Liputan6.com, Manado – Umat Islam merayakan Idulfitri pada, Senin (31/3/2025). Sementara itu, pihak BMKG Sulut memprediksi bahwa cuaca ekstrem bakal terjadi hingga perayaan Hari Raya Lebaran tersebut.

    Perayaan Idulftiri ini bakal diawali dengan salat id yang tersebar di 152 titik di 11 kecamatan yang ada di Kota Manado. Sedangkan Gubernur Sulut Yulius Selvanus diagendakan akan hadir di Lapangan Sparta Tikala Manado yang merupakan salah satu lokasi salat id.

    “Gubernur akan hadir di Lapangan Sparta Tikala Manado pada Senin pagi,” ungkap pihak protokoler Setdaprov Sulut, Minggu (30/3/2025) malam.

    Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan di Sulut.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 31 Maret 2025,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Astrid Lasut.

    Dia mengatakan hingga periode tersebut diperkirakan cuaca ekstrem dapat terjadi di beberapa daerah hingga sebagian besar wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Sulut.

    Karena itu dia berharap warga tetap waspada dan berhati-hati apabila melakukan aktivitas saat cuaca ekstrem, karena dapat menyebabkan banjir, tanah longsor ataupun pohon tumbang.

    “BMKG berharap warga mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang,” kata Astrid.

    Dia mengatakan, pada 31 Maret 2025, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Kabupaten Minahasa, Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud.

     

    Ngeri, Detik-detik Puting Beliung Memporakporandakan SPBU Ambarawa

  • Ronjok Sayak, Tradisi Masyarakat Bengkulu dalam Meyambut Idulfitri

    Ronjok Sayak, Tradisi Masyarakat Bengkulu dalam Meyambut Idulfitri

    Liputan6.com, Bengkulu – Ronjok sayak adalah tradisi Lebaran yang berkembang di Bengkulu. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Serawai.

    Suku Serawai adalah suku bangsa terbesar kedua di Bengkulu. Mereka sebagian besar mendiiami Kabupaten Bengkulu Selatan, yaitu Kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna, dan Seginim.

    Adapun ronjok sayak biasanya dilaksanakan saat malam takbiran. Ini adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk setinggi satu meter.

    Hal ini sesuai dengan nama sayak yang digunakan pada tradisi ini yang berarti batok kelapa. Kemeriahan ronjok sayak dalam menyambut Idulfitri setara dengan pawai obor, pesta kembang api, maupun festival lainnya.

    Tradisi membakar batok kelapa ini dikenal dengan nama bakar gunung api. Beberapa orang melaksanakannya saat malam takbiran, tetapi versi lain mengatakan bahwa tradisi ini juga dilakukan pada tanggal ke-27 Ramadan.

    Hampir setiap halaman rumah di Bengkulu membakar gunung batok ini. Tak hanya satu, ada juga yang membakar lebih dari satu gunung batok.

    Masing-masing masyarakat bersiap membakar gunung batok di halaman rumahnya. Lalu setelah isya, mereka mulai membakarnya secara serentak.

    Meski kemeriahannya mirip dengan pesta kembang api, tetapi ronjok sayak tak dilakukan dengan sorak sorai dan tawa kebahagiaan. Ronjok Sayak justru dilaksanakan dengan penuh khidmat.

    Selama pembakaran gunungan batok, mereka akan memanjatkan doa-doa. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat suku Serawai yang menganggap aktivitas membakar gunung batok sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.

    Mereka juga percaya bahwa ronjok sayak bisa menjadi penghubung doa-doa yang dikirimkan untuk arwah keluarga dan leluhur yang telah tiada. Tradisi yang sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalu ini masih dilestarikan hingga sekarang.

    Penulis: Resla

  • Kuku si Pembunuh Polisi di Rokan Hilir Diringkus

    Kuku si Pembunuh Polisi di Rokan Hilir Diringkus

    Pekanbaru, Beritasatu.com – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau menangkap Marselinus Kuku (39) alias MK, pembunuh seorang anggota polisi dan dua orang lainnya di Rokan Hilir (Rohil), Minggu (30/3/2025). Kuku, si pembunuh polisi dalam waktu dekat.

    Kuku ditangkap seusai menghabisi nyawa seorang polisi berpangkat bripka yang berdinas di Polsek Sinaboi, Polres Rohil. Peristiwa berdarah ini terjadi pada Sabtu (29/3/2025) sekitar pukul 21.00 WIB. Akibat aksi penikaman itu, Bripka Lestari Candra alias LC tewas bersimbah darah bersama satu warga lainnya inisial H. Satu korban lainnya, Dedi, dalam kondisi kritis dan dirawat di RSUD Pratomo Bagansiapiapi, Rohil.

    Kabid Humas Polda Riau Kombes Anom Karobianto mengungkapkan, ketiga korban mengalami luka tusuk benda tajam di bagian dada, perut, dan punggung.

    “Korban meninggal dunia atas nama LC mengalami luka tusuk di dada sebelah kanan dan atas nama H mengalami luka tusuk di bagian ulu hati. Satu lagi atas nama DS mengalami luka tusuk di bagian punggung bawah,” kata Kombes Anom.

    Dijelaskan Anom, peristiwa ini dipicu karena kesalahpahaman antara pelaku Kuku dengan korban. Korban saat itu datang ke perumahan Bun Me He (BMH).

    “Saat itu korban ditegur oleh tersangka yang merupakan sekuriti di perumahan itu karena melintas agak kencang. Sempat terjadi kesalahpahaman akibat ditegur tersebut. Seusai memarkirkan kendaraan bermotor mereka, para korban dikejar oleh pelaku dan menegurnya. Sempat terjadi cekcok dan akirnya dilerai oleh saksi,” tutur Anom.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Kombes Asep Darmawan menambahkan, setelah dilerai, pelaku kembali ke pos sekuriti dan mengambil belati di dalam jok motornya dan langsung menikam ketiga korban.

    “Pelaku mengambil pisau yang ada di jok sepeda motornya dan mengejar para korban. Sehingga menyebabkan dua orang meninggal dunia, salah satunya anggota Polri LC dan H. Satu korban lainnya DS saat ini masih dirawat si rumah sakit,” pungkas Asep.

    Untuk mengungkap kasus ini, polisi telah memeriksa tujuh orang saksi dan menetapkan Kuku sebagai tersangka. Kuku, pembunuh polisi di Rokan Hilir, kini ditahan di Mapolda Riau dan dijerat Pasal 340 atau Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat (3) dan (2) KUHP dengan ancaman maksimal seumur hidup.

    Menurut keterangan saksi, Sayuti dan Lili, sebelum kejadian, ketiga korban sedang duduk di salah satu kedai tuak di Jalan Danau Biru, Kepenghuluan Bagan Jawa Pesisir.

    Sayuti bersama dengan rekannya Bripka Ali Asman Daulay, anggota Polsek Sinaboi, meninggalkan korban lain menuju Karaoke See You di kompleks Perumahan Walet Ahe.

    Beberapa saat berselang, ketiga korban menuju kompleks Walet Ahe di Jalan Utama, Kelurahan Bagan Barat, Kecamatan Bangko. Sesampainya di pintu gerbang kompleks tersebut, saksi Lili yang dibonceng oleh Bripka Candra Lestari memarkir kendaraan di Blok B parkiran karaoke See You.

    Kemudian, korban didatangi oleh pelaku yang tidak terima karena suara motor korban yang bising. Akibatnya terjadi cekcok dan perkelahian di pos jaga kompleks. Bripka Candra Lestari beserta dua korban lainnya ditikam dan dilarikan ke RSUD Pratomo Bagansiapiapi.

    Setelah dirawat di RSUD Pratomo, nyawa Bripka Lestari Candra dan rekannya H tidak tertolong. Bripka Lestari Candea meninggal dunia dengan luka tusuk di dada sebelah kanan. Rekannya, Rinto meninggal dunia dengan luka tusuk di bagian ulu hati. Dalam waktu tidak lama, polisi berhasil menangkap Kuku, pembunuh polisi di Rokan Hilir. 

  • Pawai Obor dan Takbiran: Tradisi Keagamaan dan Kemanusiaan yang Mempererat Ikatan Sosial

    Pawai Obor dan Takbiran: Tradisi Keagamaan dan Kemanusiaan yang Mempererat Ikatan Sosial

    Pawai obor dan takbiran adalah dua tradisi untuk merayakan semangat Idulfitri, sebuah hari kemenangan bagi umat Islam. Meskipun keduanya merupakan kegiatan yang penuh dengan nilai keagamaan, esensi keduanya tidak hanya terletak pada sisi religiusnya saja, melainkan juga pada kekuatan kemanusiaan yang terkandung dalam kebersamaan, rasa syukur, dan semangat saling mendukung. 

    Pawai obor dan takbiran bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga sebuah cara bagi masyarakat untuk mempererat tali persaudaraan dan menunjukkan kebahagiaan mereka sebagai umat manusia yang saling peduli dan menghargai satu sama lain. Takbir secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang telah di serap dalam bahasa Indonesia yang berarti seruan atau ucapan Allahu Akbar ‘Allah Mahabesar”. Sedangkan Takbiran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pujian kepada Allah Swt. dengan menyerukan takbir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

    وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

    Artinya : “….Hendaklah kamu mencukupkan bilangannnya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah: 185).

    Rasulullah bersabda:

    عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ إِذاَ غَداَ إِلىَ الْمُصَلَّى يَوْمَ اْلعِيْدِ كَبَّرَ فَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيْرِ، وَفِيْ رِوَايَةٍ كاَنَ يَغْدُوْ إِلى الْمُصَلَّى يَوْمِ اْلفِطْرِ إِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى يَوْمَ اْلعَيْدِ ثُمَّ يُكَبِّرُ بِالْمُصَلَّى حَتَّى إِذَا جَلَسَ اْلإِمَامُ تَرَكَ التَّكْبِيْرَ. [رواه الشافعي في مسنده جـ 1 : 153، حديث رقم 444 و 445]

     

    Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tanah lapang di pagi hari Id, beliau bertakbir dengan mengeraskan suara takbirnya. Dalam Riwayat lain (dikatakan): Beliau apabila pergi ke tempat salat pada hari Idulfitri ketika matahari terbit, beliau bertakbir hingga sampai ke tempat salat pada hari Id, kemudian ditempat salat itu beliau bertakbir pula, sehingga apabila Imam telah duduk, beliau berhenti bertakbir. (HR. asy-Syafi’I dalam al-Musnad, I:153 , hadis no. 444 dan 445)

    Kedua dalil tersebut diatas mengemukakan bahwa keputusan yang berisi anjuran untuk memperbanyak takbir dalam rangka menyambut hari raya Idulfitri yang dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Idulfitri adalah dengan memperhatikan perintah Allah dalam Surah al-Baqarah ayat 185, yaitu untuk bertakbir setelah sempurna bilangan puasa pada bulan Ramadhan. Dalam ayat tersebut tidak secara tegas menyatakan bahwa takbir dimulai setelah matahari terbenam sebagai tanda telah sempunya puasa di bulan Ramadhan.

    Ilustrasi pawai obor menyambut Lebaran. – (AP/Tatan Syuflana)Makna di Balik Pawai Obor

    Kegiatan pawai obor dilakukan di malam menjelang hari raya Idulfitri, dengan cara masyarakat berjalan bersama membawa obor atau lentera yang menyala. Dilihat dari sisi religiusitas, pawai obor melambangkan kemenangan, cahaya yang menerangi jalan hidup setelah melewati perjalanan panjang selama bulan Ramadan yang penuh dengan ibadah. Apabila dilihat dari perspektif kemanusiaan, pawai obor juga mencerminkan kebersamaan dalam menghadapi tantangan hidup.

    Obor yang dibawa oleh masyarakat peserta pawai adalah memiliki esensi dan nilai-nilai serta simbol penerangan bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam kehidupan sosial. Setiap individu yang ikut serta dalam pawai ini memiliki peran penting dalam menerangi hati dan pikiran sesama, memperlihatkan rasa saling peduli dan menghargai. 

    Meskipun obor yang dibawa adalah kecil, ketika digabungkan bersama-sama, dapat menciptakan cahaya yang besar yang dapat menerangi lingkungan, hal tersebut mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, kita tidak sendirian. Dalam menghadapi berbagai tantangan kita tidak sendiri akan tetapi saling mendukung untuk meraih kemenangan.

    Pawai obor bukan hanya tentang merayakan perjalanan bersama untuk menerangi jalan, tetapi juga kegiatan ini mempertemukan orang-orang dari berbagai latar belakang, usia, dan status sosial. Dari anak-anak yang berlari ceria dengan obor di tangan, hingga orang dewasa yang ikut serta, semuanya berada dalam satu tujuan yang sama yaitu merayakan kemenangan atas perjuangan spiritual selama sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan.

    Pawai obor merupakan simbol kebersamaan yang mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan ini, kebersamaan adalah kunci untuk menghadapi segala tantangan. Tidak ada yang lebih indah daripada berbagi perjalanan dengan orang lain, merayakan kemenangan bersama, dan saling mendukung dalam mewujudkan harapan-harapan kehidupan yang lebih baik.

    Makna Takbiran dalam Kehidupan Sosial

    Takbiran adalah bentuk ungkapan syukur umat Islam atas kemenangan yang diperoleh setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Kumadang takbir pada saat malam Idulfitri terdengar di seluruh penjuru negeri, dan setiap takbir membawa makna yang mendalam bagi setiap individu meskipun diucapkan dengan bahasa yang sama.

    Takbiran bukan hanya sekadar ungkapan keagamaan, namun juga berfungsi sebagai simbol kebersamaan umat manusia dalam merayakan suatu kemenangan yang lebih besar yaitu kemenangan atas hawa nafsu dan tantangan hidup. Takbiran adalah suara yang menghubungkan hati dan jiwa setiap umat Islam, membangkitkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Suara takbir yang terdengar di jalanan, rumah dan masjid-masjid adalah perwujudan rasa syukur bersama, merayakan hidup dan keberagaman.

    Melalui takbiran, kita diajak untuk mengingat bahwa hidup ini adalah tentang saling berbagi dan mendukung. Takbir yang dikumandangkan tidak hanya mengingatkan umat Islam akan kewajiban mereka kepada Allah, akan  tetapi juga mengingatkan semua bahwa manusia hidup dalam komunitas yang saling bergantung. Saling berbagi menguatkan , saling berbagi dalam setiap kesulitan, dan juga bersama-sama merayakan kemenangan adalah esensi sejati dari takbiran.

    Takbiran tidak hanya dalam bentuk ucapan namun juga sering dilaksanakan dalam bentuk pawai. Pawai takbiran merupakan manifestasi kegembiraan masyarakat untuk menunjukkan rasa syukur mereka untuk merayakan kemenangan. Di kota-kota besar, pawai takbiran diiringi dengan kendaraan hias, lampu-lampu yang berkilauan, serta gemerlapnya suara takbir. Di desa-desa, meskipun lebih sederhana, pawai takbiran tetap menyatukan masyarakat dalam suasana kekeluargaan.

    Pawai takbiran bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan bentuk perayaan kebersamaan yang membawa kedamaian. Dalam pawai ini, masyarakat melupakan perbedaan dan menyatu dalam kebahagiaan yang tulus, menyadari bahwa dalam perayaan ini, tidak ada tempat untuk permusuhan atau ketegangan. Takbiran mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam kedamaian, memperkuat tali persaudaraan, dan saling mendukung satu sama lain.

    Ratusan warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) tetap antusias mengikuti acara pawai obor. – (Beritasatu.com/Harison)Pawai Obor dan Takbiran dalam Perspektif Kemanusiaan

    Pawai obor dan takbiran bagi anak-anak, adalah kesempatan untuk belajar tentang nilai kemanusiaan, menghargai perbedaan, berbagi kebahagiaan dengan sesama, dan menghormati tradisi. Anak-anak belajar merayakan kemenangan tidak hanya sebagai individu, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar untuk hidup dalam kebersamaan.

    Lebih dari itu, pawai obor dan takbiran mengajarkan kita semua untuk tidak melupakan akar budaya kita dan bagaimana tradisi tersebut menghubungkan kita dengan sesama. Dalam dunia yang semakin sibuk dan terfragmentasi ini, tradisi semacam pawai obor dan takbiran dapat mengingatkan kita untuk kembali pada esensi manusiawi tentang pentinnya hidup dalam kebersamaan, saling menghargai dan saling mendukung.

    Pawai obor dan takbiran, menjadi contoh konkret dari solidaritas sosial yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat melihat bagaimana setiap individu dalam masyarakat, tanpa memandang latar belakang, mampu berpartisipasi dalam merayakan kemenangan. 

    Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa kebersamaan tidak hanya terwujud dalam perayaan besar, tetapi juga dalam setiap langkah yang kita ambil untuk saling mendukung dan menghargai sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Dalam dunia yang sering kali terpecah belah, pawai obor dan takbiran menjadi pengingat bahwa kita semua, sebagai umat manusia, memiliki tanggung jawab untuk hidup dalam harmoni dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan hidup ini.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Sosok Abdul Rafi Aziz, Taruna Akpol yang Viral Jadi Imam Salat Tarawih di Riau, Hafiz Quran 30 Juz – Halaman all

    Sosok Abdul Rafi Aziz, Taruna Akpol yang Viral Jadi Imam Salat Tarawih di Riau, Hafiz Quran 30 Juz – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU – Ajun Brigadir Taruna Abdul Rafi Aziz, seorang taruna dari Akademi Kepolisian (Akpol) viral di media sosial.

    Dalam video TikTok yang beredar, Abdul Rafi Aziz menjadi imam salat tarawih di sebuah masjid pada alam terakhir Ramadhan 1446 Hijriah.

    Dalam video yang diunggah akun @arsosoero terlihat Abdul Rafi Aziz mengenakan seragam Taruna Akpol saat menjadi imam salat.

    Ia terdengar menggunakan langgam Jiharkah saat menjadi imam salat.

    Dalam video juga terdengar taruna Akpol tersebut membaca surat An Nasr setelah membaca Al Fatihah.

    Puluhan komentar positif menghiasi laman komentar di akun TikTok tersebut.

    Sosok Abdul Rafi Aziz

    Penelusuran Tribunpekanbaru.com, Ajun Brigadir Taruna Abdul Rafi Aziz ternyata menjadi imam salat Isya dan Tarawih pada malam ke 29 Ramadan 1446 Hijriyah.

    Dirinya menjadi imam salat Isya dan tarawih di Masjid Paripurna Al Fajar, Kelurahan Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau.

    Abdul Rafi Aziz merupakan masuk menjadi taruna Akpol pada 2024.

    Sebelum menjadi Taruna Akpol, Abdul Rafi Aziz lulus dari SMA Islam Terpadu Al Itihad Kota Pekanbaru Riau.

    Ia juga menamatkan SMP di Pesantren Daarul Quran Yusuf Mansyur di Cipondo, Kota Tangerang, Banten.

    Istimewanya, Taruna Akpol yang masih tingkat satu ini ternyata seorang Hafiz Alquran.

    “Alhamdulillah Hafiz Alquran 30 juz,” ujar Aziz saat berbincang dengan Tribunpekanbaru.com, Minggu (30/3/2025).

    Dirinya menyebut bahwa Polri tidak hanya di lapangan harus bisa menjadi pimpinan saat bertugas.

    Namun, juga saat beribadah. Sehingga, ia berkesempatan menjadi imam salat di sela libur Idul Fitri.

    “Semoga menjadi nilai tambah dan berkah,” ucapnya.

    Taruna Akpol Angkatan 59 ini menyebut dirinya tidak cuma menjalani tugas kehumasan para Taruna Akpol.

    Ia juga mendapatkan tugas agar bisa membaur dengan masyarakat dan berkomunikasi dengan baik di tengah masyarakat.

    “Sehingga nanti pada saat bertugas sudah bisa melaksanakan tugas sebagai polisi yang mengayomi, melayani, menegakkan hukum, dan menjadi pelindung bagi masyarakat di mana pun berada,” ungkap Taruna Akpol asal pengiriman Polda Riau tersebut.

    Penulis: Fernando

  • Prakiraan Cuaca BMKG Idul Fitri 1446  H, Senin 31 Maret 2025, Jawa Tengah-Jawa Timur Potensi Hujan – Halaman all

    Prakiraan Cuaca BMKG Idul Fitri 1446  H, Senin 31 Maret 2025, Jawa Tengah-Jawa Timur Potensi Hujan – Halaman all

    Berikut ini potensi hujan BMKG periode Idul Fitri 1446 H pada Senin, 31 Maret 2025, beberapa lokasi di Indonesia berpotensi hujan lebat.

    Tayang: Minggu, 30 Maret 2025 16:20 WIB

    pexels

    HUJAN LEBAT BESOK – Berikut ini potensi hujan BMKG periode Idul Fitri 1446 H pada Senin, 31 Maret 2025. Beberapa lokasi di Indonesia berpotensi hujan lebat. 

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah daerah berpotensi diguyur hujan periode Idul Fitri 1446 Hijriah, Senin, 31 Maret 2025, menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Dikutip dari meteo.bmkg.go.id, berikut daerah yang perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

    Prakiraan Cuaca Senin, 31 Maret 2025

    Hujan dengan intensitas ringan berpotensi terjadi di wilayah:

    Riau

    Banten

    DKI Jakarta

    DI Yogyakarta

    Hujan dengan intensitas sedang berpotensi terjadi di wilayah:

    Aceh
    Sumatera Barat
    Jambi
    Kepulauan Riau
    Sumatera Selatan
    Bengkulu
    Lampung
    Jawa Barat
    Jawa Tengah
    Jawa Timur
    Bali
    Nusa Tenggara Barat
    Nusa Teggara Timur
    Kalimantan Barat
    Kalimantan Tengah
    Kalimanatan Selatan
    Kalimantan Timur
    Kalimantan Utara
    Sulawesi Utara
    Gorontalo
    Sulawesi Tengah
    Sulawesi Selatan
    Sulawesi Tenggara
    Maluku Utara
    Maluku
    Papua Barat
    Papua

    Hujan dengan intensitas lebat berpotensi terjadi di wilayah:

    Hujan dengan intensitas sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah:

    Hujan dengan intensitas ekstrem berpotensi terjadi di wilayah: 

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini