Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai di Riau
Tim Redaksi
PEKANBARU, KOMPAS.com
– Warga
Desa Koto Tibun
,
Kecamatan Kampar
, Kabupaten Kampar, Riau, dihebohkan dengan penemuan mayat di pinggir sungai, Minggu (4/5/2025).
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Kampar, AKP Gian Wiatma Jonimandala, mengatakan,
mayat pria
itu ditemukan
tanpa identitas
.
“Korban ditemukan tanpa identitas. Saat ini korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Pekanbaru untuk dilakukan otopsi,” kata Gian kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar, kata dia, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Dugaan sementara, korban tewas karena tenggelam di sungai kecil tersebut.
Adapun ciri-ciri korban, mengenakan baju T-shirt kaus warna hitam lengan pendek dan celana panjang sobek warna abu-abu.
Namun, wajah korban tak dapat dikenali karena sudah tinggal tengkorak. Anggota tubuhnya juga sudah membengkak.
Penemuan mayat ini berawal dari seorang wanita bernama Herlina Wati yang sedang mencuci pakaian dan mencium bau busuk, Sabtu (3/5/2025) sore.
Saksi tersebut mencari sumber bau. Dari kejauhan, ia melihat bangkai, namun dikira bangkai binatang.
Saksi tidak dapat melihat dengan jelas karena hari sudah mau malam. Ia pun pulang ke rumahnya.
“Keesokannya, saksi kembali ke lokasi dan melihat mayat korban mengapung di pinggir sungai dengan posisi telentang,” kata Gian.
Setelah itu, Herlina langsung pulang ke rumah untuk memberitahukan hal tersebut kepada keluarganya dan kepala desa.
Kepala desa kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Desa Koto Tibun, Aiptu Afri Rahman, dan pihak Polsek Kampar.
Menurut keterangan warga Desa Koto Tibun, korban diduga bukan warga setempat.
“Warga sekitar lokasi kejadian tidak ada yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Diduga korban merupakan orang luar yang sedang melakukan aktivitas memancing di areal penemuan mayat tersebut,” ucap Gian.
Petugas kepolisian mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga agar melapor ke kantor polisi terdekat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: SULAWESI UTARA
-
/data/photo/2025/05/04/68175b3e113a3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seminggu Bahan Bakar Habis, Kapal Pulo Tello Stop Layanan ke Pulau Enggano Regional 4 Mei 2025
Seminggu Bahan Bakar Habis, Kapal Pulo Tello Stop Layanan ke Pulau Enggano
Tim Redaksi
BENGKULU, KOMPAS.com
– Terhitung sejak 27 April hingga 4 Mei 2025, Kapal Ferry Pulo Tello yang melayani pelayaran Bengkulu-
Pulau Enggano
berhenti beroperasi karena
stok bahan bakar
habis.
Kepala Supervisi PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Bengkulu, Radmiadi, saat dikonfirmasi melalui telepon membenarkan terhentinya layanan kapal ke Pulau Enggano.
“Terakhir kami melayani pelayaran ke Pulau Enggano tanggal 26 April, 27 April ke Bengkulu sampai sekarang tidak beroperasi karena kebutuhan bahan bakar menipis,” ucap Radmiadi, Minggu (4/5/2025).
Menipisnya stok bahan bakar disebabkan kapal milik Pertamina yang menyuplai bahan bakar tidak mampu sandar ke Pelabuhan Pulau Baai akibat pendangkalan alur pelabuhan.
Saat ini,
kapal Pulo Tello
melabuhkan jangkar di tengah laut karena tidak bisa masuk ke dalam pelabuhan akibat pendangkalan alur.
“Kami sebenarnya menyesalkan kondisi ini, sangat sedih tak bisa melayani masyarakat Enggano,” ungkapnya.
Selain kondisi bahan bakar yang menipis, ia juga mengkhawatirkan keberadaan
Kapal Pulo Tello
yang lepas jangkar di tengah laut karena berisiko bila cuaca buruk atau badai, kapal akan terdampar.
“Kapal kami di luar alur itu juga berbahaya, apalagi misal cuaca tidak baik atau pas badai bisa risiko kapal kita yang terdampar,” ucapnya.
Ia mengatakan, kebutuhan bahan bakar akhirnya diangkut melalui jalur darat dengan menggunakan jeriken kecil karena membawa drum sulit dilakukan menggunakan kapal kecil menuju ke tengah laut tempat kapal Pulo Tello melepas jangkar.
Sebelumnya, Pulo Tello dibantu Kapal Marore-322 milik Bakamla RI dalam melayani angkutan penumpang ke Pulau Enggano.
Namun, saat ini, Marore-322 juga sudah kembali ke Lampung.
Hingga kini, 4.000 jiwa warga Pulau Enggano mengandalkan kapal nelayan untuk ke Kota Bengkulu membawa penumpang dan hasil bumi.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah petani di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, membuang pisang ke laut akibat terisolasinya pulau disebabkan macetnya transportasi laut karena
pendangkalan Pelabuhan
Pulau Baai, Bengkulu, Sabtu (3/5/2025).
“Para petani pisang kebingungan hasil pisang tak bisa diangkut, maka mereka buang ke laut, tepatnya di Pelabuhan Kahyapu, Pulau Enggano,” kata Kepala Desa Kaana, Alamudin, saat dihubungi melalui telepon, Minggu (4/5/2025).
Menurut Alamudin, sejak alur pelabuhan Pulau Baai di Kota Bengkulu dangkal, itu menyebabkan kapal pengangkut penumpang dan hasil bumi menjadi tersendat.
Hasil bumi seperti pisang dan ikan tak dapat dijual.
Sementara itu, kapal Pertamina yang menyuplai BBM juga tak bisa merapat ke Pelabuhan Pulau Baai.
Pertamina mengirimkan suplai BBM melalui darat sehingga tak mampu menyuplai kebutuhan bahan bakar untuk kapal yang melepas jangkar di tengah laut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Aditya Arya Pratama, Anak Petani di Sulawesi Utara Lulus TNI AL 2025, 4 Kali Gagal Tes – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Aditya Arya Pratama Mangeke, seorang anak petani asal Sitaro, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, berhasil lulus seleksi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) 2025.
Pengumuman kelulusan ini disampaikan pada Sabtu (3/5/2025), dan menjadi momen spesial bagi keluarga dan masyarakat setempat.
Aditya, yang lahir di Kampung Beong, Kecamatan Siau Tengah, adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Isteny Ronald Mangeke dan Irmawati.
Ayahnya, Ronald, merupakan seorang petani yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Perjalanan Aditya untuk mencapai impiannya tidaklah mudah.
“Ini yang keempat kali Adit mengikuti tes. Setiap gagal, sebagai orang tua saya mengingatkan Adit untuk pantang menyerah,” ungkap Irmawati, sang ibu.
Meskipun berasal dari keluarga sederhana, tekad Aditya untuk menjadi seorang TNI tidak pernah pudar.
Aditya menempuh pendidikan di SD Maranatha Beong, SMP Negeri 2 Siau Barat, dan SMA Negeri 1 Siau Timur.
Setelah lulus SMA, ia fokus mempersiapkan diri untuk tes TNI AL.
Pengumuman kelulusan TNI AL ini bertepatan dengan waktu yang spesial, hanya 26 hari sebelum hari ulang tahun Aditya pada 29 Mei 2025.
“Tak ada kado yang lebih membahagiakan daripada bangga melihat anak kami sukses meraih apa yang diimpikannya selama ini, kiranya kedepan anak saya Adit lebih sukses di masah karirnya” ucap Ronald, ayah Adit.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3113934/original/076832200_1588046595-shutterstock_1061000525.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Es Manado Mejenakult, Paduan Kesegaran Tropis dan Probiotik Dalam Satu Sajian Kekinian
Kehadiran Yakult juga menjadikan minuman ini lebih dari sekadar pelepas dahaga ia juga berfungsi sebagai minuman kesehatan yang mendukung sistem pencernaan berkat kandungan Lactobacillus casei Shirota strain di dalamnya.
Inilah yang menjadikan Es Mejenakult sebagai sajian kekinian yang tidak hanya enak, tetapi juga fungsional dan cocok bagi gaya hidup modern yang semakin peduli terhadap asupan sehat.
Es Mejenakult kini banyak dijajakan di berbagai kedai dan lapak kaki lima di Manado serta beberapa kota lainnya, khususnya pada sore hingga malam hari ketika udara mulai sejuk dan orang-orang mencari sesuatu yang menyegarkan namun tidak terlalu berat.
Minuman ini dengan cepat mendapat tempat di hati masyarakat karena kepraktisannya tidak membutuhkan bahan yang rumit namun mampu memberikan kenikmatan yang luar biasa.
Banyak juga pelaku usaha kuliner yang mencoba memodifikasi es ini dengan menambahkan topping lain seperti potongan buah naga, biji selasih, atau bahkan sirup markisa khas Sulawesi Utara untuk menambah aroma dan rasa lokal yang lebih kuat.
Beberapa bahkan menyajikannya dalam bentuk es blender yang lebih halus dan creamy, cocok dijadikan minuman santai saat berkumpul bersama keluarga atau teman.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Es Mejenakult bukan hanya sekadar tren sesaat, tetapi telah menjadi bagian dari perkembangan kuliner lokal yang dinamis, berani memadukan unsur tradisional dan modern dalam satu sajian yang tetap mempertahankan esensi kesegaran khas daerah tropis.
Penulis: Belvana Fasya Saad
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5206429/original/067952700_1746166346-WhatsApp_Image_2022-02-05_at_11.03.17.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Air Terjun Kadadima, Surga Tiga Aliran di Sangihe yang Tersembunyi
Liputan6.com, Gorontalo – Kalian Pernah ke Sulawesi Sutara (Sulut)? cobalah singgah ke Destinasi wisata alam Air Terjun di Desa Laine, Kecamatan Manganitu Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Di tempat ini ada destinasi yang menawarkan pengalaman unik bagi pelancong yang ingin menikmati keindahan tiga air terjun sekaligus dalam satu lokasi.
Namanya air terjun Kadadima, salah satu air terjun legendaris di Sulawesi Utara dan menjadi kebanggaan warga Sangihe.
Lokasinya yang hanya berjarak sekitar 25 menit perjalanan darat dari pusat kecamatan, membuat akses menuju lokasi relatif mudah.
Dari Desa Laine, wisatawan dapat mencapai lokasi dengan berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit ke arah timur.
Keunikan Air Terjun Kadadima terletak pada keberadaan tiga aliran air terjun yang berdiri berdampingan: Nahepese, Elong, dan Matei. Ketiganya berasal dari satu sumber sungai yang sama namun memiliki karakteristik yang berbeda.
“Nahepese memiliki struktur sempit dan dangkal, Elong dikenal dengan kejernihan airnya, sementara Matei memiliki ketinggian tebing yang menjadikannya terlihat menjulang dan tegas,” ujar Agung, warga setempat yang sering memandu wisatawan.
Nama-nama air terjun tersebut sudah digunakan sejak lama oleh masyarakat lokal dan memiliki makna tersendiri dalam budaya setempat.
Pemandangan Alam yang Masih Asri
Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disambut pemandangan hutan tropis dengan pepohonan rindang yang menjadi habitat berbagai spesies burung endemik Sulawesi. Embun dari percikan air terjun membuat udara di sekitar terasa sejuk dan segar.
“Kalau datang pagi hari, suasananya sangat menenangkan. Gemericik air dan kicauan burung membuat pengalaman di sini benar-benar berbeda,” kata Wardoyo Dingkol, wisatawan asal Gorontalo.
Meski memiliki potensi wisata alam yang besar, kawasan Air Terjun Kadadima belum terlalu ramai dikunjungi wisatawan. Warga menduga minimnya fasilitas penunjang seperti jalur trekking yang layak atau area istirahat menjadi salah satu penyebabnya.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan pelaku pariwisata dapat lebih memperhatikan kawasan ini agar potensi wisata Air Terjun Kadadima bisa dikembangkan secara berkelanjutan tanpa merusak keaslian alamnya.
Dengan daya tarik tiga air terjun alami dalam satu lokasi, Air Terjun Kadadima berpotensi menjadi ikon wisata alam unggulan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, khususnya bagi pencinta alam dan petualangan.
Di saat Majelis Hakim MK menyampaikan putusannya terkait sengketa Pilpres 2024. Presiden Jokowi justru sedang sibuk kunjungan kerja ke Gorontalo. Salah satu kegiatannya yakni mengikuti panen raya jagung di Kabupaten Boalemo.
/data/photo/2025/05/04/6817584d9f19a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5207108/original/037370400_1746181370-IMG_20250502_170700.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4488734/original/021677000_1688359055-hujan.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2022/03/23/623aa480b625e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)