provinsi: SULAWESI UTARA

  • Cerita Lestari Kopi Bengkulu kini tak lagi sendiri dan tembus dunia

    Cerita Lestari Kopi Bengkulu kini tak lagi sendiri dan tembus dunia

    Kalau tidak ada Bank Indonesia, mungkin saya masih menggoreng kopi seperti dulu

    Bengkulu (ANTARA) – Dalam dingin senja bergerimis di kaki Bukit Barisan Desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Supriyadi menyuguhkan kopi hasil produksinya dengan sepiring jagung, kacang dan ubi rebus hangat, saat kami berkunjung ke rumah produksi kopi miliknya.

    “Alhamdulillah saya bertemu orang baik, Bank Indonesia membantu saya tumbuh sampai masuk ke pasar dunia, setelah sebelumnya nyaris bangkrut,” kata Pemilik UMKM Bengkulu, Lestari Kopi Supriyadi (55) menceritakan kisahnya berjuang menjadi pengusaha kopi yang kini produknya telah masuk pasar dunia.

    Supriyadi mulai mengisahkan perjuangannya yang tidak mudah menjadi pengusaha kopi; bagaimana ia awalnya bermimpi, berjuang, terpuruk dan bangkit kembali dari titik nol sebagai UMKM kopi yang kini dikenal di Bengkulu bahkan pasar dunia.

    Ia memulai perjalanannya pada 2012, Supriyadi tak memiliki apa-apa, tidak ada pekerjaan kala itu, dia pun memutuskan memulai usaha kecil-kecilan untuk memenuhi nafkah dengan berjualan kerupuk dan marning (makanan olahan biji jagung goreng). Namun usahanya tersebut menemui kegagalan.

    Tak patah arang, Supriyadi melihat potensi sekitar lingkungan tempat tinggalnya, di sana menjadi sentra pertanian kopi, topografi dan cuaca membuat Kecamatan Sindang Dataran yang berada di perbukitan sangat cocok untuk perkebunan kopi.

    Supriyadi melihat peluang mengolah produksi kopi petani setempat menjadi bubuk untuk dijual ke warung-warung, ia mencoba mengolah biji kopi jadi bubuk. Belajar sendiri dengan keterbatasan wawasan dan alat yang seadanya, Supriyadi memulai usahanya.

    Karena keterbatasan wawasan dan keilmuan dirinya bahkan sempat salah teknik, alih-alih memanggang, pada awal usahanya Supriyadi malah menggoreng biji kopi.

    Bulan-bulan pertama, kopi bubuk buatannya hanya laku Rp14.000. Tak putus asa, Supriyadi pun mengemas ulang produk dan menitipkan ke warung-warung sekitar dengan pesan sederhana, “Kalau laku, baru dibayar. Kalau tidak, biar diminum sendiri sama pemilik warung.”

    Baru di tahun kedua dan ketiga usaha yang belakangan dia namakan Lestari Kopi mulai tumbuh untuk pasar terbatas, baru warung-warung sekitar. Belum sempat tumbuh jadi UMKM berdaya, ujian malah datang pada 2016, seluruh peralatan produksi dan stok kopi Supriyadi raib digondol pencuri.

    Usahanya nyaris berhenti total, Supriyadi harus memulai dari nol kembali. Kemudian, titik terang datang, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu memutuskan untuk membina Lestari Kopi agar dapat bertumbuh menjadi UMKM yang mampu berbuat di pasar domestik maupun internasional.

    Editor: Dadan Ramdani
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hujan ringan diprakirakan guyur RI bertepatan dengan Idul Adha

    Hujan ringan diprakirakan guyur RI bertepatan dengan Idul Adha

    logo BMKG

    Hujan ringan diprakirakan guyur RI bertepatan dengan Idul Adha
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 06 Juni 2025 – 07:53 WIB

    Elshinta.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan mengguyur sebagian besar wilayah RI bertepatan dengan perayaan Idul Adha, Jumat, untuk itu masyarakat yang menjalankan Shalat Idul Adha diimbau menyediakan payung. Prakirawan BMKG Ranti Kurniati pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta menyampaikan di Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan berkabut di wilayah Padang serta berawan tebal di Banda Aceh.

    “Hujan ringan diprakirakan terjadi di Medan dan Pekanbaru, serta waspadai hujan petir yang dapat terjadi di wilayah Tanjung Pinang,” katanya.

    Cuaca berawan tebal berpotensi terjadi di Palembang, sedangkan hujan ringan diprakirakan terjadi di Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung.

    “Waspadai hujan petir yang berpotensi terjadi di wilayah Jambi,” ujar dia.

    Di Pulau Jawa, udara kabut berpotensi terjadi di Kota Surabaya, sedangkan Kota Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta berpotensi hujan ringan.

    “Kota Serang diprediksi hujan dengan intensitas sedang, serta waspadai hujan yang dapat disertai dengan petir di wilayah Bandung,” ucapnya.

    Di Bali dan Nusa Tenggara, cuaca berawan berpotensi terjadi di Denpasar dan Kupang, sedangkan Mataram diprakirakan berawan tebal. Di Pulau Kalimantan, cuaca diprakirakan berawan di Kota Palangkaraya dan Banjarmasin, sedangkan Kota Samarinda berpotensi berawan tebal.

    “Hujan ringan diprediksi terjadi di Pontianak, dan waspadai hujan petir yang dapat terjadi di wilayah Tanjung Selor,” kataya.

    Di Pulau Sulawesi, kabut berpotensi terjadi di Kota Palu, berawan tebal di Makassar dan Manado, serta hujan ringan di wilayah Mamuju, Kendari, dan Gorontalo. Di wilayah Indonesia bagian timur, cuaca berawan tebal berpotensi terjadi di wilayah Ternate, sedangkan Kota Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayawijaya, Jayapura, dan Merauke diprakirakan hujan dengan intensitas ringan.

    Masyarakat juga diminta waspada potensi gelombang 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Samudera Hindia selatan Banten, hingga Jawa Barat.

    Sumber : Antara

  • Polda Sulut partisipasi dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025

    Polda Sulut partisipasi dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025

    Sumber foto: Franky Pangkey/elshinta.com.

    Polda Sulut partisipasi dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 05 Juni 2025 – 20:57 WIB

    Elshinta.com – Polda Sulawesi Utara (Sulut) dan jajaran turut berpartisipasi dalam Apel Bersama dan Aksi Bersih Sampah Plastik pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, yang bertemakan `Hentikan Polusi Plastik`, Kamis (5/6). 

    Yaitu dengan mengerahkan ratusan personel gabungan kepolisian untuk mengikuti apel tersebut, di Pantai Karangria, Kecamatan Tuminting, Kota Manado. 

    Apel Bersama dan Aksi Bersih Sampah Plastik ini dipimpin oleh Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus. Turut dihadiri oleh Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Harry Langie bersama Forkopimda atau yang mewakili dan tamu undangan lainnya. 

    Pada apel tersebut, Gubernur Sulut membacakan sambutan tertulis Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq. 

    Usai membacakan sambutan, Gubernur Sulut menyerahkan peralatan kebersihan secara simbolis kepada perwakilan peserta apel. 

    Selanjutnya, Gubernur Sulut bersama Forkopimda, tamu undangan dan juga seluruh peserta di antaranya terdiri dari personel TNI, Polri, PNS, masyarakat, dan lainnya, membersihkan sampah-sampah di pesisir Pantai Karangria. 

    Gubernur Sulut mengatakan, masyarakat diajak meningkatkan kesadaran dan kepedulian untuk menjaga kelestarian lingkungan. 

    “Masyarakat harus sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya sampah plastik, baik itu di sungai, laut maupun di darat. Kita harus membuang sampah pada tempatnya. Selanjutnya, pemerintah daerah akan bertugas untuk mengangkut ke TPA,” kata Gubernur di sela-sela kegiatan. 

    Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 ini, Gubernur juga mengajak seluruh masyarakat Sulut, terutama Gen Z, untuk berpartisipasi dan menggelorakan kepedulian terhadap lingkungan. 

    “Saya ingin mereka, melalui media sosial agar mempromosikan, mengajak teman-teman lainnya dan juga masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Jaga bumi, dan bumi akan menjaga kita,” pungkas Gubernur Sulut seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Franky Pangkey, Kamis (5/6). 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Sapi Limousin Seharga Rp 99 Juta dari Presiden Prabowo Disalurkan ke Bengkulu, Tak Semua Dapat Dagingnya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Juni 2025

    Sapi Limousin Seharga Rp 99 Juta dari Presiden Prabowo Disalurkan ke Bengkulu, Tak Semua Dapat Dagingnya Regional 5 Juni 2025

    Sapi Limousin Seharga Rp 99 Juta dari Presiden Prabowo Disalurkan ke Bengkulu, Tak Semua Dapat Dagingnya
    Tim Redaksi
    BENGKULU, KOMPAS.com
    – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyerahkan bantuan hewan kurban sebanyak 11 ekor sapi kepada warga Provinsi Bengkulu. Sapi-sapi tersebut disalurkan secara merata ke sembilan kabupaten dan satu kota di Bengkulu.
    Penyerahan dilakukan pada Kamis (5/6/2025), salah satunya bertempat di Masjid Raya Baitul Izzah, Kota Bengkulu.
    Gubernur Bengkulu Helmi Hasan
    menerima langsung sapi bantuan tersebut.
    Salah satu sapi yang diserahkan merupakan jenis Limousin dengan berat mencapai 1,1 ton. Sapi tersebut dibeli dengan harga Rp 99,45 juta dari Sigit Budiyono, peternak di Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan.
    Gubernur Helmi menyampaikan bahwa pemotongan hewan kurban akan dilaksanakan pada Sabtu (7/6/2025).
    “Alhamdulillah, sudah kita terima sapi kurban dari Bapak Presiden. Ini akan kita bagikan kepada masyarakat pada hari Sabtu. Kuponnya akan dibagikan oleh panitia. Memang tidak semua masyarakat bisa mendapatkannya, tetapi Insya Allah berkahnya bisa dirasakan bersama,” kata Helmi, Kamis (5/6/2025).
    Selain sapi dari Presiden, panitia kurban Masjid Raya Baitul Izzah juga menerima satu ekor sapi dari Gubernur Bengkulu.
    Helmi turut mengajak masyarakat serta Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menunaikan shalat Idul Adha di Masjid Raya Baitul Izzah.
    “Untuk salat Id besok, saya sudah tanya panitia, pelaksanaannya dimulai pukul 06.45 WIB. Jadi jangan telat ya, Adik-Sanak,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Enggano Terpenjara Tanpa Suara, Negara Bungkam Saat Masyarakat Adat Teriak Minta Tolong
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Juni 2025

    Enggano Terpenjara Tanpa Suara, Negara Bungkam Saat Masyarakat Adat Teriak Minta Tolong Regional 5 Juni 2025

    Enggano Terpenjara Tanpa Suara, Negara Bungkam Saat Masyarakat Adat Teriak Minta Tolong
    Tim Redaksi
    BENGKULU, KOMPAS.com
    – Ratusan masyarakat adat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu menggelar unjuk rasa di Simpang Lima, Kota Bengkulu, Kamis (5/6/2025). Mereka menyoroti kondisi terisolasinya masyarakat adat Enggano akibat lumpuhnya Pelabuhan Pulau Baai sejak tiga bulan terakhir.
    Agus Setiawan, masyarakat adat dari Kabupaten Kaur, menegaskan bahwa
    Pulau Enggano
    bukanlah pulau kosong dan mempertanyakan lambannya respons pemerintah terhadap kondisi warga yang terisolasi.
    “Pulau Enggano bukan pulau kosong, kenapa negara, pemerintah sangat lamban dalam merespon jeritan masyarakat adat di Enggano yang telah terisolasi sejak tiga bulan ini,” ujar Agus.
    Dia menjelaskan bahwa lumpuhnya Pelabuhan Pulau Baai sangat berdampak pada kehidupan masyarakat adat Enggano. Warga sakit sulit dirujuk ke fasilitas kesehatan, hasil bumi tidak dapat dijual, dan perekonomian semakin memburuk sementara perhatian pemerintah tidak terlihat.
    “Lumpuhnya Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu akibatkan tiga bulan masyarakat adat Enggano terisolasi. Warga sakit tak dapat dirujuk, hasil bumi tak terjual, perekonomian semakin memburuk sementara negara dan pemerintah seperti tak melihat,” kata Agus.
    Deftri, peserta aksi lainnya, menambahkan bahwa pelayanan publik di Pulau Enggano terhambat akibat putusnya jalur transportasi. Ia menilai pemerintah abai terhadap masyarakat adat di sana.
    “Negara abai di Enggano akibatkan tiga bulan masyarakat adat Enggano terisolasi,” ujarnya.
    Dalam orasinya, Deftri menuntut tiga kebijakan penting. Pertama, meminta Presiden Prabowo Subianto segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan dan Pengakuan Masyarakat Adat tahun ini.
    “Belasan tahun ribuan masyarakat adat menunggu disahkannya RUU MA. Namun tidak pernah disahkan, kondisi Enggano merupakan dampak buruk dari tidak adanya UU untuk masyarakat adat,” tegas Deftri.
    Kedua, Deftri meminta Gubernur Bengkulu Helmi Hasan membentuk mitigasi dan kebijakan yang mengakui, melindungi, serta memberdayakan masyarakat adat di Bengkulu agar peristiwa terisolasinya Enggano tidak terulang.
    Ketiga, mereka meminta Pemerintah Daerah Bengkulu Utara menetapkan Raperda pengakuan dan perlindungan masyarakat adat Enggano.
    “Belasan tahun masyarakat adat menemui pemerintah tapi tak satupun yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat adat dalam hal undang-undang,” ujarnya.
    Ali Akbar, peserta lain, menilai bahwa contoh pengelolaan pemerintahan di Enggano menunjukkan ketidakbecusan bupati dan gubernur. Ia menegaskan bahwa rakyat adalah pemilik negara dan semestinya dilayani, bukan dibiarkan mengemis belas kasihan.
    “Ini satu contoh tidak becusnya mereka. Rakyat pemilik negara ini, mereka harus melayani rakyat. Bukan kita yang mengemis seperti warga Enggano yang memohon belas kasihan,” ucap Ali Akbar.
    Dia juga menyoroti ketimpangan antara kewajiban rakyat membayar pajak dengan pelayanan negara saat masyarakat mengalami kesulitan.
    “Isolasi sama dengan memenjarakan. Selanjutnya masyarakat minta tolong pada pemerintah, padahal sejatinya rakyat dilayani. Masa rakyat harus minta tolong. Tugas rakyat ini minta dilayani. Apapun kita punya dipungutin pajak, sawah, kendaraan, semua dipungutin. Setelah dipungutin, saat Enggano terisolasi lalu kita minta tolong. Ini cara bernegara yang sesat,” pekiknya dalam orasi.
    Selain berorasi, ratusan masyarakat adat bersama mahasiswa menggelar ritual adat dengan memakan nasi kuning dan gulai ayam panggang sebagai bentuk doa agar warga Enggano tetap sabar dan tabah.
    “Ritual adat merupakan bentuk doa agar warga Enggano dalam keadaan sabar dan tabah,” kata Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Walkot Pekanbaru Dinobatkan Jadi Anggota Kehormatan HMI

    Walkot Pekanbaru Dinobatkan Jadi Anggota Kehormatan HMI

    Pekanbaru

    Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke XXXIV yang digelar di Kota Pekanbaru berjalan sukses. Agung Nugroho sebagai Wali Kota pun dinobatkan menjadi Anggota Kehormatan.

    Pada kongres yang digelar, Handy Muharam Nataprawira akhirnya menjadi Ketua Umum HMI. Penobatan Agung Nugroho tak terlepas dukungan yang diberikan kepada organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada tahun 1947 silam.

    Penobatan ditandai dengan pemasangan medali (Gordon HMI) dan muts atau peci warna hijau putih khas HMI. Resmi, Agung Nugroho kini menjadi bagian dari organisasi HMI Badko Sumbagatera Gopin.

    “Pak Wali Kota Agung Nugroho banyak membantu dalam kelancaran dan kesuksesan kongres. Atas dasar hal tersebut, sudah layak beliau kami apresiasi dan berikan gelar anggota kehormatan,” ujar Ketua HMI Badko Sumbagatera, Gopinda Aditya Putra.

    Agung Nugroho yang didapuk jadi anggota kehormatan mengucap terima kasih atas penghargaan tersebut. Ia meminta maaf jika dalam penyambutan ada kekurangan dan kealpaan.

    “Alhamdulillah kongres berjalan lancar. Ini bisa menjadi contoh organisasi lainnya dalam pelaksanaan kongres. Saya merasa terhormat jadi saksi lahirnya keputusan-keputusan penting HMI,” kata Agung usai penobatan.

    “Insyaallah, Kota Pekanbaru selalu siap menerima dan menjadi tuan rumah yang ramah akan kongres-kongres nasional. Prinsipnya kita siap berkolaborasi untuk membangun Kota Bertuah,” kata Agung.

    Bagi Agung, keberadaan kader HMI sangat berdampak positif. Apalagi, banyak tokoh-tokoh nasional yang lahir dari kader-kader HMI secara nasional.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Anggaran Kurang, KKP Pakai Cara Ini buat Awasi Kapal Maling Ikan

    Anggaran Kurang, KKP Pakai Cara Ini buat Awasi Kapal Maling Ikan

    Jakarta

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menempuh upaya baru untuk memperketat pengawasan dalam kapal tangkap ikan ilegal di tengah anggaran yang kecil. Salah satunya, KKP akan memanfaatkan teknologi drone.

    Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya wilayah perlautan Indonesia tetap harus dilindungi meskipun anggaran KKP berkurang. Pagu efektif anggaran KKP tahun 2025 yang bersumber dari APBN sebesar Rp 4,84 triliun. Namun setelah adanya efisiensi sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja Dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025, maka pagu efektif KKP tahun 2025 sebesar Rp 3,58 triliun.

    “Laut kita harus dilindungi kalau jam operasinya kurang dan sebetulnya kita mulai berpikir ke depan untuk bagaimana pos PSDKP itu ada di tempat-tempat strategis mereka selalu stand by tidak harus berputar,” kata Trenggono dalam acara International Day for IUU Fishing, di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (5/6/2025).

    Menurut pria yang akrab disapa Trenggono, ada beberapa pos tim pengawas Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDK) yang dapat menyerap. Kemudian, akan dibangun drone yang beroperasi selama 24 jam.

    Trenggono menjelaskan saat ini sudah teknologi drone yang bisa 24 jam beroperasi dengan jangkauan yang panjang.

    “Jadi kalau itu kita pasang, dia berputar, mengawasin begitu. Lalu kemudian bisa memberikan signal kita tidak terjadi pelanggaran dan kemudian kapal bisa dari titik yang terdekat bisa langsung masuk. Ini akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan kapal harus terus 24 jam berputar di laut lebih efisien,” terang Trenggono.

    Lebih lanjut, Trenggono menjelaskan ada beberapa wilayah perlautan yang paling sering kapal asing masuk, yakni di wilayah utara yang berbatasan dengan Selat Malaka, Laut Natuna, hingga Maluku Utara.

    “Lalu Laut Natuna, itu yang paling sering dari negara tetangga yang masuk juga ke wilayah Indonesia. Lalu kemudian Sulawesi Utara, Maluku Utara itu berbatasan dengan Filipina. Nah itu yang paling rawan karena paling sering sekali kita melakukan penangkapan-penangkapan di situ,” imbuh dia.

    Tonton juga Video: Misi Mengembalikan Kejayaan Perikanan Indonesia

    (rea/rrd)

  • BRIN Bantah Heatwave Sebagai Penyebab Cuaca Panas di RI

    BRIN Bantah Heatwave Sebagai Penyebab Cuaca Panas di RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan cuaca panas ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia bukanlah fenomena gelombang panas atau heatwave, melainkan hot spell. 

    Hal ini disampaikan oleh Peneliti Bidang Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN, Erma Yulihastin, berdasarkan hasil kajian selama satu dekade terakhir.

    “Kalau ditanya tentang heatwave di Indonesia, dari hasil BRIN, itu kami mendeteksi bukan heatwave, tapi namanya hot spell ya,” kata Erma saat dihubungi Bisnis pada Kamis (5/6/2025). 

    Dia menuturkan bahwa hot spell adalah kondisi suhu panas yang melampaui ambang batas ekstrem, namun belum memenuhi kriteria heatwave yang umumnya terjadi pada suhu di atas 40 derajat Celcius secara konsisten.

    Lebih lanjut, Erma menjelaskan bahwa fenomena hot spell berkaitan dengan posisi matahari terhadap ekuator. Wilayah Indonesia yang berada di garis ekuator akan mengalami suhu yang lebih panas dibandingkan yang jauh dari garis ekuator. 

    Sejumlah wilayah yang rentan mengalami kondisi ini antara lain Sumatra (seperti Pekanbaru, Riau, Jambi), serta beberapa kawasan di Pulau Jawa seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

    “Jadi wilayah yang terkena itu adalah yang di dekat ekuator, tetapi termasuk juga pantura yang ada di Jawa,” kata Erma.

    Data BRIN mencatat suhu di beberapa wilayah telah melampaui angka 37 derajat Celsius. Namun, kondisi tersebut belum mencapai ambang heatwave. Fenomena ini kerap terjadi pada Maret, April, Mei, September, Oktober, dan November. 

    Selain menjelaskan soal hot spell, Erma juga mengungkap tren kemarau basah yang terdeteksi secara reguler sejak 2018 hingga 2022. 

    Fenomena ini terjadi selama musim kemarau, terutama pada Mei hingga September, dan dipicu oleh anomali kelembaban serta gangguan atmosfer seperti pusaran siklonik di Samudera Hindia.

    “Soal kemarau basah sendiri sebenarnya sudah secara general atau reguler terjadi sejak tahun 2018 sampai 2022. Kami mendeteksi bahwa ada fenomena yang bisa memicu kondisi dari kemarau basah itu,” jelasnya.

    Erma menjelaskan bahwa selama periode 2018 hingga 2022, BRIN mendeteksi adanya anomali basah yang terjadi di Indonesia pada musim kemarau. 

    Dia menyebut gangguan cuaca berskala sinoptik berperan dalam mengubah karakter musim kemarau menjadi lebih basah dibandingkan kondisi normal.

    “Sehingga kemungkinannya kita akan menghadapi lebih sering kondisi basah pada musim kemarau itu lebih tinggi probabilitasnya dibanding dengan kondisi yang normal atau musim kemarau yang kering,” pungka Erma.

    Penjelasan BRIN ini sejalan dengan pernyataan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, yang menyebut cuaca panas saat ini merupakan bagian dari masa pancaroba, bukan gelombang panas.

    “Benar penjelasan BMKG. Suhu panas di Indonesia bukan karena heat wave. Saat masa pancaroba [April—Mei dan Oktober—November] suhu udara di banyak kota di Indonesia lebih tinggi daripada saat musim hujan [Desember—Maret] atau musim kemarau [Juni—September],” kata Thomas kepada Bisnis pada Selasa (3/6/2025).

    Thomas juga menyoroti dampak urban heat island yang menyebabkan suhu di kota-kota besar meningkat akibat emisi kendaraan, industri, dan aktivitas rumah tangga.

    “Efek pemanasan kota [urban heat island] akibat emisi karbon dioksida dari kendaraan bermotor, industri, dan kegiatan rumah tangga menyebabkan suhu udara di kota-kota besar makin tinggi, termasuk malam hari,” ujarnya.

    Sementara itu, BMKG memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami kemarau basah tahun ini. 

    Sekitar 84% wilayah diperkirakan masih menerima curah hujan tinggi hingga puncak musim kemarau di Agustus 2025, didorong oleh suhu muka laut yang hangat, monsun aktif, serta pengaruh La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif.

  • Prabowo Sumbang Sapi 935 Kg untuk Warga Sangihe

    Prabowo Sumbang Sapi 935 Kg untuk Warga Sangihe

    Sangihe, Beritasatu.com – Menyambut hari raya Iduladha 1446 Hijriah, Bupati Kepulauan Sangihe, Michael Thungari, secara simbolis menyalurkan seekor sapi sebagai hewan kurban dari Presiden Prabowo Subianto untuk masyarakat Sangihe, di halaman Masjid Al-Jihad, Petta Barat, Sulawesi Utara pada Rabu (4/6/2025).

    Selain sapi donasi Presiden Prabowo, hewan kurban dari pemerintah daerah Sangihe  juga akan didistribusikan ke tiga masjid di wilayah berbeda, yakni Tabukan Tengah, Manganitu Selatan, dan Tabukan Utara.

    Dalam sambutannya, Bupati Thungari menyampaikan penyerahan hewan kurban ini merupakan bentuk nyata kehadiran dan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat.

    “Penyerahan hewan kurban ini mengajarkan kita untuk saling berbagi secara tulus dan ikhlas. Bagi yang memiliki kelebihan, inilah saatnya memberi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan,” ungkap Michael.

    Ia  berharap momen Iduladha tahun 2025 ini menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan kepedulian sosial untuk masyarakat Sangihe. Michael juga menyampaikan rasa terima kasih atas donasi hewan sapi kurban dari Presiden Prabowo untuk masyarakat Sangihe yang merayakan Iduladha.

    “Melalui kurban, kita semua dipersatukan dalam kekeluargaan untuk terus membangun daerah yang kita cintai ini, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Terima kasih banyak bapak Presiden Prabowo Subianto,” tutup Michael.

  • 2
                    
                        Siswa SMK Gadai HP demi Ujian Sekolah Kini Punya "Abang Baru" yang Tak Biasa
                        Regional

    2 Siswa SMK Gadai HP demi Ujian Sekolah Kini Punya "Abang Baru" yang Tak Biasa Regional

    Siswa SMK Gadai HP demi Ujian Sekolah Kini Punya “Abang Baru” yang Tak Biasa
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Perhatian terhadap RL, siswa SMK Negeri 1 Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, yang sempat menggadaikan handphone agar bisa mengikuti ujian kenaikan kelas, terus berdatangan.
    Kapolres Rokan Hulu, AKBP Emil Eka Putra, menjadi salah satu pihak yang memberi perhatian khusus. Emil mengangkat RL, seorang anak yatim, menjadi adik angkatnya.
    “Ya, RL jadi adik angkat saya. Ini sebagai kepedulian kami terhadap RL dan pendidikannya,” kata Emil saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    melalui pesan WhatsApp, Rabu (4/6/2025).
    Emil menyebut dirinya bersama jajaran dan pengurus Bhayangkari Polres Rohul telah mengunjungi rumah orangtua RL di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Rohul.
    Dalam kunjungan tersebut, ibu RL, Mariatun (58), menceritakan kondisi anaknya yang terpaksa menggadaikan handphone seharga Rp 100.000 untuk membayar uang praktik sebesar Rp 240.000.
    Sambil menangis, Mariatun menyampaikan bahwa ia tak memiliki uang untuk menutupi biaya tersebut, sehingga RL harus mencari cara agar bisa tetap mengikuti ujian.
    Emil mengaku prihatin dan menyatakan komitmennya untuk membantu RL agar tetap bisa melanjutkan sekolah.
    “Ke depannya, insyaallah kami akan membantu kebutuhan sekolahnya RL. Kami bantu sesuai kemampuan dan kewenangan. Kami harap, RL terus semangat bersekolah,” ujar Emil.
    Sebelumnya diberitakan, RL tidak dapat mengikuti ujian pada Senin (2/6/2025) karena belum membayar uang praktik. Ia pun pulang ke rumah dan meminta uang kepada ibunya, namun tak berhasil. Dalam keadaan menangis, RL mencari pinjaman hingga akhirnya menggadaikan
    handphone
    agar bisa mengikuti ujian.
    Kasus ini viral dan mendapat perhatian luas, termasuk dari pihak kepolisian.
    Namun pihak sekolah membantah bahwa RL dilarang mengikuti ujian karena belum membayar administrasi. Hal ini disampaikan Pelaksana harian (Plh) Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba, Habibi.
    “Kami mau memberikan klarifikasi kepada media, terkait informasi yang beredar siswa kami yang katanya disuruh pulang karena tidak bisa ikut ujian,” ujar Habibi kepada wartawan di Rohul, Senin.
    Habibi menyatakan bahwa sekolah tidak pernah menyuruh siswa yang belum menyelesaikan administrasi untuk tidak mengikuti ujian.
    “Buktinya ini sudah ada daftar nama dan nilai ujian anak kami Resta. Jadi sekali lagi, kami tidak pernah menyuruh anak-anak pulang atau tidak ikut ujian karena belum melunasi administrasi,” jelasnya.
    Meski demikian, pihak sekolah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
    Dinas Pendidikan Provinsi Riau kemudian mencopot Habibi dari jabatannya sebagai Pelaksana harian Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.