provinsi: SULAWESI TENGGARA

  • Kementerian KP Kembangkan Kapasitas Budi Daya Tilapia dan Rumput Laut di Kepulauan Solomon

    Kementerian KP Kembangkan Kapasitas Budi Daya Tilapia dan Rumput Laut di Kepulauan Solomon

    Kementerian KP Kembangkan Kapasitas Budi Daya Tilapia dan Rumput Laut di Kepulauan Solomon
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Kementerian Kelautan dan
    Perikanan
    (KP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) melaksanakan langkah strategis pengembangan kapasitas budi daya
    tilapia
    dan
    rumput laut
    di
    Kepulauan Solomon
    .
    Upaya tersebut merupakan bagian dari Kerja Sama Selatan-Selatan (KSST) yang bertujuan untuk memperkuat sektor
    perikanan
    lintas negara.
    Program itu didukung oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Lembaga Dana Kerja sama Internasional (LDKPI) untuk mencapai visi “Pacific Elevation” yang lebih maju dan sejahtera.
    Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta menjelaskan, upaya pengembangan kapasitas budi daya merupakan komitmen Indonesia sebagai pionir KSST.
    Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas negara-negara berkembang di kawasan Pasifik.
    “Kami berharap, kegiatan ini dapat membangun masa depan ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan serta mendukung stabilitas ekonomi dan politik di kawasan Pasifik,” ujar Nyoman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (7/12/2024).
    Sebagai bagian dari pengembangan kapasitas, tambah Nyoman, BPPSDM KKP telah mengirimkan Tim Tenaga Ahli Perikanan Indonesia ke Kepulauan Solomon untuk menjalankan Dispatch Expert Program pada November 2024.
    Tim itu mengunjungi Pulau Guadalcanal yang merupakan pusat budi daya tilapia dan Pulau Wagina yang merupakan sentra penghasil rumput laut terbesar di Pasifik. Di sana, mereka mempelajari langsung kebutuhan dan potensi sektor akuakultur lokal.
    “Dengan pengalaman dan teknologi yang dimiliki, Indonesia berkomitmen untuk berbagi praktik terbaik guna meningkatkan daya saing produk rumput laut di Kepulauan Solomon. Upaya ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan dan perekonomian masyarakat setempat,” jelas Nyoman.
    Sebagai informasi, Kepulauan Solomon merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Pasifik karena memiliki potensi besar sebagai produsen rumput laut.
    Meski begitu, Kepulauan Solomon masih membutuhkan dukungan dalam peningkatan keterampilan pengolahan produknya.
    Budi daya rumput laut di Kepulauan Solomon sendiri sudah diperkenalkan sejak 2002. Sektor ini kini mendukung sekitar 600 petani dan menyumbang tiga persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) negara tersebut.
    Adapun sebagian besar produksinya diekspor ke Tiongkok dengan harga sekitar 4 dollar Amerika Serikat (AS) per kilogram.
    Terkait pengembangan kapasitas budi daya, hasil program ini nantinya akan menghasilkan Grand Design Roadmap Capacity Building 2025-2028.
    Roadmap
    tersebut mencakup dokumen sesi pelatihan teknis, identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana, serta indikator capaian dalam aspek sumber daya alam, manusia, sosial budaya, dan kelembagaan.

    Grand design
    ini akan mengintegrasikan unsur-unsur dari program Ekonomi Biru KKP dan program strategis BPPSDM, termasuk Smart Fisheries Village. Inisiatifnya akan ditawarkan kepada Kepulauan Solomon dan negara di kawasan Pasifik secara umum sebagai bagian dari promosi teknologi dan inovasi produk perikanan Indonesia,” ucap Nyoman.
    Perlu diketahui, rumput laut dan tilapia masuk dalam lima komoditas unggulan ekspor produk perikanan yang terus dikembangkan
    Kementerian KP
    .
    Untuk memaksimalkan potensi itu, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono telah menginisiasi pembangunan modeling budi daya tilapia dan rumput laut berkelanjutan di Karawang, Jawa Barat, dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara untuk pengembangan kualitas dua komoditas tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nasib Aipda E usai Tiduri Selingkuhan di Mobil, Jadi Buron karena Kabur, Terancam Dipecat – Halaman all

    Nasib Aipda E usai Tiduri Selingkuhan di Mobil, Jadi Buron karena Kabur, Terancam Dipecat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Oknum polisi anggota Polres Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Aipda E, kini tengah menjadi buron.

    Aipda E masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) setelah tertangkap basah meniduri istri orang di dalam mobil yang terparkir di halaman Mako Polres Kolut pada 31 Oktober 2024.

    Alih-alih bertanggung jawab atas perbuatannya, Aipda E justru kabur pasca-tertangkap basah selingkuh.

    Meski tak tampak batang hidung Aipda E, Propam Polda Sultra memastikan bakal tetap menggelar sidang etik untuk oknum polisi tersebut.

    Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Moch Sholeh, menuturkan Aipda E terancam Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) alias dipecat.

    Saat ini, kata Sholeh, pihaknya masih memproses berkas perkara sidang etik Aipda E.

    “Ancaman sanksinya PTDH, nanti sidang in absentia. Sidangnya kita laksanakan 10 hari dari sekarang,” kata Sholeh, Kamis (5/12/2024), dilansir TribunnewsSultra.com.

    Lebih lanjut, Sholeh menjelaskan ancaman PTDH itu berlaku sebab Aipda E telah absen tugas selama 30 hari.

    Ia juga diduga melanggar etik karena kedapatan selingkuh dengan perempuan bersuami.

    Terkait tempat sidang etik, Sholeh mengatakan akan digelar di Polres Kolut.

    “Sidangnya di Polres Kolut. Karena orangnya tidak ada sudah lebih dari 30 hari,” ungkap Sholeh.

    Video Perselingkuhan Aipda E Viral

    Sebelumnya, video yang merekam Aipda E tertangkap basah tidur bersama istri orang di dalam mobil yang terparkir di Mako Polres Kolut, viral di media sosial.

    Dalam video berdurasi 1 menit 17 detik itu, terlihat warga berteriak saat menggerebek Aipda E.

    Perekam video bahkan terdengar berteriak, meminta kepada orang-orang agar menutup pintu supaya Aipda E tak bisa kabur.

    Ia menilai aksi Aipda E tersebut telah membuat malu Polres Kolut.

    “Kurang ajar ini. Ini di kantor polisi dibiarkan begini. Bikin malu Polres Kolaka Utara,” kata perekam video.

    “Betul-betul ini Polres Kolaka Utara. Siapa lagi yang harus kami percaya ini,” imbuh dia.

    Aksi Aipda E itu telah dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Kolut, Aipda Arif Afandi.

    Saat dihubungi pada awal November 2024, Arif mengatakan kasus Aipda E telah ditindaklanjuti oleh Propam Polres Kolut dan Polda Sultra.

    “Sudah ditindaklanjuti sama Propam Polres Kolut dan Propam Polda Sultra,” ucapnya saat dikonfirmasi via WhatsApp, Selasa (5/11/2024).

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Propam Agendakan Sidang Etik Oknum Polisi Kolaka Utara Kabur Usai Kepergok Tidur Bareng Istri Orang

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunnewsSultra.com/Laode Ari/Adrian Adnan)

  • Kabar Baru Aipda E yang Kepergok Selingkuh di Parkiran Mapolres Kolaka Utara, Sidang Etik PDTH – Halaman all

    Kabar Baru Aipda E yang Kepergok Selingkuh di Parkiran Mapolres Kolaka Utara, Sidang Etik PDTH – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aipda E masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) setelah terpergok selingkuh dengan istri orang.

    Setelah kepergok, Aipda E kabur dan tidak lama kemudian warga sekitar berbondong-bondong menggeruduk Mapolres Kolaka Utara yang menjadi tempat kejadian perkara.

    Peristiwa terjadi pada Kamis (31/10/2024) lalu, namun sidang etik kepolisian segera digelar.

    Adapun Aipda E kepergok melakukan tindak asusila dengan istri orang lain di halaman parkir Mako Polres Kolaka Utara.

    Kini, Aipda E akan menghadapi sidang etik yang dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat.

    Kombes Pol Moch Sholeh, Kabid Propam Polda Sultra, menyatakan bahwa Aipda E akan dipecat dari kepolisian akibat tindakan yang dilakukannya.

    “Sidang kode etik akan dilaksanakan meskipun tanpa kehadiran Aipda E. Sanksi yang mungkin diterima adalah PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) karena meninggalkan tugas selama lebih dari 30 hari,” ungkap Sholeh saat diwawancarai di Polda Sultra pada Kamis, 5 Desember 2024.

    Reaksi Masyarakat

    Peristiwa ini memicu reaksi keras dari masyarakat.

    Video yang viral menunjukkan sekelompok warga mendatangi Polres Kolaka Utara untuk mengekspresikan kekecewaan mereka.

    Dalam video tersebut, warga berteriak meminta agar pintu ditutup dan mengekspresikan rasa malu terhadap tindakan oknum polisi tersebut.

    “Ini bikin malu Polres Kolaka Utara. Siapa lagi yang harus kami percaya?” teriak salah satu warga dalam video.

    Humas Polres Kolaka Utara, Aipda Arif Afandi, mengonfirmasi bahwa kasus dugaan perselingkuhan ini telah ditindaklanjuti oleh Propam Polres Kolut dan Propam Polda Sultra.

    “Kami sudah menindaklanjuti kasus ini,” ujarnya saat dihubungi via WhatsApp.

    Dengan adanya kasus ini, diharapkan institusi kepolisian dapat lebih memperhatikan etika dan integritas anggotanya agar kepercayaan masyarakat dapat terjaga.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Menko Perekonomian Dukung Investasi Swasta Wujudkan Hilirisasi Nikel Lewat Smelter Ramah Lingkungan – Halaman all

    Menko Perekonomian Dukung Investasi Swasta Wujudkan Hilirisasi Nikel Lewat Smelter Ramah Lingkungan – Halaman all

    Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Menkoperekonomian), Airlangga Hartarto, memuji investasi yang dilakukan pihak swasta untuk mendukung hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh pemerintah. 

    Investasi yang dilakukan PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) dalam Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) saat ini sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter ‘Merah Putih’ Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

    “Kami mengapresiasi dalam hilirisasi nikel apalagi ini PMDN. Ceria sedang membangun smelter RKEF yang nantinya akan menghasilkan green nickel produce dan HPAL kedepannya. Tentu ini membanggakan,” kata Airlangga dalam gelaran Indonesia Mining Summit (IMS) 2024, dikutip Sabtu (7/12/2024).

    Airlangga juga mendukung PT PLN (Persero) yang telah menyuplai energi bersih ke sejumlah smelter termasuk smelter Ceria Group, di mana hal ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk menciptakan hilirisasi nikel yang renewable.

    “Pemerintah akan berusaha untuk membantu industrialisasi mineral dan batubara melalui sejumlah insentif,” kata dia.

    Saat ini, tercatat sudah terdapat 87 smelter yang beroperasi dari total 172 smelter yang dibangun

    “Investasi menjadi kunci penting pertumbuhan ekonomi. Tahun 2024 ditargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun dan tahun 2025 meningkat menjadi Rp2.100 triliun. Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain,” kata dia.

    “Terkait critical minerals, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa,” ujar Airlangga.

    Menurut Airlangga, hilirisasi telah terbukti berbuah manis bagi perekonomian Indonesia.  Ia juga menyoroti pentingnya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengembangan investasi hilirisasi di Tanah Air. 

    “Pembangunan harus menerapkan prinsip ramah lingkungan, kesesuaian terhadap regulasi, serta prioritas penggunaan tenaga kerja lokal secara bertahap. Transfer teknologi dan upaya peningkatan kapasitas masyarakat lokal merupakan faktor yang ditekankan pemerintah dalam setiap investasi,” tambahnya. 

    Pada kesempatan tersebut, Airlangga yang didampingi Sekjen Indonesia Mining Association (IMA), Tony Wenas, mengunjungi booth Ceria Group di acara IMS tersebut. Kunjungan ini disambut hangat oleh CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata. Menariknya, booth Ceria Group juga menampilkan berbagai produk hasil UMKM dari masyarakat lingkar tambang. 

    “UMKM ini merupakan bagian dari program binaan Ceria Group, yang bertujuan untuk mendukung pemberdayaan ekonomi lokal dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi komunitas sekitar,” ungkap Derian. 

    Derian menegaskan bahwa sebagai PMDN dan PSN, Ceria Group telah menetapkan road map untuk menjadi pemain global industri nikel dan EV battery material producer. 

    “Untuk memenuhi standar pasar internasional, Ceria Group siap menghasilkan green nickel product yang disokong dengan energi bersih,” ungkapnya.  

    Derian juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mendapatkan _Renewable Energy Certificate REC) dari PLN, di mana pasokan listrik yang digunakan smelter Ceria Group 100 persen menggunakan energi bersih dan terbarukan. 

    “Saat ini aliran listrik bersih PLN yang bersumber dari PLTA sudah energize. Selain itu, Kapal Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara II sudah berada di Pelabuhan Ceria Group dan sudah siap memasok listrik ke Smelter ‘Merah Putih’ yang akan segera beroperasi. BMPP Nusantara II-60MW ini menggunakan 100 persen bahan bakar gas dengan kapasitas 60 MW,” jelasnya. 

    Dia juga mengungkapkan bahwa Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group yang siap beroperasi menggunakan teknologi mutakhir Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan memiliki salah satu tungku terbesar di Indonesia sebesar 72 MVA,” katanya.

    “Tungku ini berfungsi untuk mengolah bijih nikel saprolite yang menghasilkan output feronikel dengan kadar nikel sebesar 22 persen. Dengan teknologi canggih seperti RKEF untuk produksi Ferronickel (FeNi) dan Nickel Matte Converter, serta High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), Ceria Group berperan aktif dalam menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi,” kata dia

    Dia menyebu Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group akan menjadi smelter pertama di Indonesia yang terintegrasi.

    “Pasokan bijih nikel dan kegiatan pengolahan pemurnian terjadi di dalam Kawasan IUP PT Ceria Nugraha Indotama,” 

    Adapun smelter ini dirancang dengan standar keberlanjutan yang tinggi, sehingga dipastikan bahwa setiap tahap proses produksi memperhatikan kaidah ESG. Dengan teknologi modern yang digunakan, smelter ini mampu meminimalkan emisi dan limbah, serta mengelola sumber daya alam dengan efisien. 

    “Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi pelopor dalam industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” tambah Derian.

    Menurutnya dengan adanya Smelter ‘Merah Putih’, Ceria tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tetapi juga memastikan bahwa seluruh manfaat dari pengembangan sumber daya nikel dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. 

    “Kami bangga menjadi bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan nilai tambah dan mengembangkan industri dalam negeri yang mandiri dan berdaya saing tinggi di pasar global,” kata Derian.

    Keunggulan Smelter ‘Merah Putih’ yang paling utama adalah seluruh rantai industri mulai dari penambangan bijih nikel hingga pemurnian dan produksi bahan baku untuk baterai prosesnya terjadi di dalam negeri. 

    Dalam konteks ini, Ceria Group tidak hanya meningkatkan nilai tambah mineral di Indonesia, tetapi juga mendukung sirkulasi ekonomi lokal secara lebih luas. 

    “Kami merupakan perusahaan dengan penanaman modal dalam negeri. Ini berarti seluruh nilai tambah dari kegiatan produksi akan tetap berada di Indonesia, sehingga berkontribusi langsung pada perekonomian nasional,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Corporate Secretary Ceria Group, Imelda Kiagoes, menegaskan komitmen Ceria dalam mendukung program hilirisasi komoditas yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto. 

    “Kami berfokus pada pengembangan hilirisasi melalui downstream processing. Dengan pertumbuhan organik yang kami rencanakan selama lima tahun ke depan, arah kami menuju produksi pCAM atau precursor battery sebagai material utama kendaraan listrik (EV),” kata Imelda.

    “Hal ini sejalan dengan program pemerintah, sehingga kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah untuk merealisasikan visi ini. Keberlanjutan pertambangan juga menjadi fokus Ceria Group untuk memastikan sumber daya dan cadangan nikel terus berlanjut lebih dari 20 tahun kedepan,” imbuhnya.

    Imelda menambahkan bahwa pengembangan proyek Ceria Group dalam mengurangi emisi karbon mengacu pada kerangka Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) 50.

    “Sebagai bagian dari rencana ini, PT PLN melalui anak perusahaannya, PLN Batam, akan membangun Pembangkit Listrik Terpadu (Integrated Power Plant) di area Ceria, tepatnya di ITC POCI (Integrated Temporal Capacity Pomalaa Ceria),” katanya.

    “Pembangkit listrik berbasis mesin gas (Gas Engine Power Plant) tersebut direncanakan memiliki total kapasitas sebesar 200 MW dan ditargetkan mulai konstruksi pada tahun 2025. Juga beberapa relokasi Gas Engine Power Plant ke area Ceria sebesar 34 MW dan 2 x 25 MW. Sumber Green Energy Footprint ini sebagai tambahan dari 352 MW yang telah ditandatangani dengan PLN,” tambahnya.

    Inisiatif ini mendukung kebutuhan energi proyek hilirisasi Ceria Group dan menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur energi yang efisien dan ramah lingkungan di kawasan tersebut. 

    “Dalam operasi, kamu berkomitmen penuh untuk menjalankan prinsip ESG dan mematuhi semua aturan internasional termasuk dengan peraturan Inflation Reduction Act (IRA),” tandasnya.

  • Investasi Ceria Group & PLN Dapat Atensi Menteri Airlangga

    Investasi Ceria Group & PLN Dapat Atensi Menteri Airlangga

    Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengapresiasi investasi PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group). Hal ini karena perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) itu mendukung hilirisasi nikel yang dicanangkan pemerintah. 
     
    Ceria Group saat ini tengah menggarap Smelter Merah Putih yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas). Ceria Group sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter ‘Merah Putih’ Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) & persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
     
    “Kita mengapresiasi PT Ceria Nugraha Indotama dalam hilirisasi nikel, apalagi ini PMDN. Ceria sedang membangun smelter RKEF yang nantinya akan menghasilkan green nickel product dan HPAL. Tentu ini membanggakan,” kata Airlangga melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat, 6 Desember 2024.
    Airlangga juga mengapresiasi PT PLN (Persero) yang telah menyuplai energi bersih ke sejumlah smelter, termasuk smelter Ceria Group. Menurut dia, hal ini sejalan dengan rencana pemerintah menciptakan hilirisasi nikel yang berkelanjutan.
     
    Kembangkan Hilirisasi
    Menko Airlangga mengatakan pemerintah akan berusaha membantu industrialisasi mineral dan batubara melalui sejumlah insentif. Saat ini sudah terdapat 87 smelter yang beroperasi dari total 172 smelter yang dibangun.
     
    “Investasi menjadi kunci penting pertumbuhan ekonomi. Tahun 2024 ditargetkan investasi sebesar Rp1.900 triliun dan tahun 2025 meningkat menjadi Rp2.100 triliun.” 
     
    “Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain. Terkait critical minerals, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa,” jelas Airlangga.
     
    Menurut Airlangga, hilirisasi telah terbukti berbuah manis bagi perekonomian Indonesia. Ia juga menyoroti pentingnya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengembangan investasi hilirisasi di Tanah Air. 
     
    “Pembangunan harus menerapkan prinsip ramah lingkungan, kesesuaian terhadap regulasi, serta prioritas penggunaan tenaga kerja lokal secara bertahap. Transfer teknologi dan upaya peningkatan kapasitas masyarakat lokal merupakan faktor yang ditekankan pemerintah dalam setiap investasi,” kata dia.
     
    Dukung UMKM
    Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga yang didampingi Sekjen Indonesia Mining Association (IMA), Tony Wenas, mengunjungi booth Ceria Group di acara IMS tersebut. Kunjungan ini disambut CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata. Booth Ceria Group juga menampilkan berbagai produk hasil UMKM dari masyarakat lingkar tambang. 
     
    “UMKM ini merupakan bagian dari program binaan Ceria Group yang bertujuan mendukung pemberdayaan ekonomi lokal dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi komunitas sekitar,” kata Derian. 
     
    Derian menegaskan sebagai PMDN dan PSN, Ceria Group telah menetapkan peta jalan untuk menjadi pemain global industri nikel dan EV battery material producer. 
     
    “Untuk memenuhi standar pasar internasional, Ceria Group siap menghasilkan green nickel product yang disokong energi bersih,” kata dia.  
     

    Derian menjelaskan Ceria Group telah mendapatkan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, di mana pasokan listrik yang digunakan smelter Ceria Group 100 persen menggunakan energi bersih dan terbarukan. 
     
    “Saat ini aliran listrik bersih PLN yang bersumber dari PLTA sudah energize. Selain itu, Kapal Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara II sudah berada di Pelabuhan Ceria Group dan sudah siap memasok listrik ke Smelter ‘Merah Putih’ yang akan segera beroperasi. BMPP Nusantara II-60MW ini menggunakan 100% bahan bakar gas dengan kapasitas 60 MW,” kata Derian. 
     
    Punya Tungku Terbesar
    Ia juga mengungkapkan bahwa Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group yang siap beroperasi menggunakan teknologi mutakhir Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan memiliki salah satu tungku terbesar di Indonesia sebesar 72 MVA. Tungku ini berfungsi untuk mengolah bijih nikel saprolite yang menghasilkan output feronikel dengan kadar nikel sebesar 22 persen. 
     
    Dengan teknologi canggih seperti RKEF untuk produksi Ferronickel (FeNi) dan Nickel Matte Converter, serta High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), Ceria Group berperan aktif dalam menciptakan produk-produk yang memiliki nilai tambah tinggi. 
     
    “Smelter ‘Merah Putih’ Ceria Group akan menjadi smelter pertama di Indonesia yang terintegrasi. Nantinya, pasokan bijih nikel dan kegiatan pengolahan pemurnian terjadi di dalam Kawasan IUP PT Ceria Nugraha Indotama,” kata Derian.
     
    Adapun smelter ini dirancang dengan standar keberlanjutan yang tinggi, sehingga dipastikan bahwa setiap tahap proses produksi memperhatikan kaidah ESG. Dengan teknologi modern yang digunakan, smelter ini mampu meminimalkan emisi dan limbah serta mengelola sumber daya alam dengan efisien. 
     
    “Ini sejalan dengan visi Ceria Group untuk menjadi pelopor dalam industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” kata Derian.
     
    Keberlanjutan Pertambangan
    Corporate Secretary Ceria Group, Imelda Kiagoes, menegaskan komitmen Ceria dalam mendukung program hilirisasi komoditas yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Ceria Group berfokus pada pengembangan hilirisasi melalui downstream processing. 
     
    “Dengan pertumbuhan organik yang kami rencanakan selama lima tahun ke depan, arah kami menuju produksi pCAM atau precursor battery sebagai material utama kendaraan listrik (EV),” kata Imelda. 
     
    Keberlanjutan pertambangan juga menjadi fokus Ceria Group. Hal ini untuk memastikan sumber daya dan cadangan nikel terus berlanjut lebih dari 20 tahun ke depan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (UWA)

  • Gempa M 6,0 Terjadi di Buol Sulteng, Tak Berpotensi Tsunami

    Gempa M 6,0 Terjadi di Buol Sulteng, Tak Berpotensi Tsunami

    Jakarta

    Gempa berkekuatan magnitudo (M) 6 terjadi di Buol, Sulawesi Tenggara (Sulteng). Kedalaman gempa 17 Km.

    Melalui akun X nya, BMKG melaporkan gempa terjadi Sabtu (7/12/2024) pukul 00.14 WIB. Gempa berada pada 86 Km Barat Laut Buol Sulteng.

    “Gempa Mag:6.0,” tulis BMKG.

    Titik koordinat gempa 1,74 Lintag Utara dan 121,22 Bujur Timur. Gempa tidak berpotensi tsunami.

    “Tidakberpotensi tsunami,” imbuhnya.

    (dek/dek)

  • Ada 35 BTS & 119 Akses Internet, Konawe Kepulauan Menuju Merdeka Sinyal

    Ada 35 BTS & 119 Akses Internet, Konawe Kepulauan Menuju Merdeka Sinyal

    Wawonii

    Pemerataan akses telekomunikasi di berbagai wilayah Indonesia masih terus digencarkan. Pemerintah hingga kini pun terus membangun infrastruktur digital di seluruh pelosok Indonesia, termasuk di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Adapun saat ini, kabupaten yang berbatasan dengan Laut Banda ini telah memiliki 35 stasiun pemancar atau tower Base Transceiver Station (BTS).

    Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Konkep Jamhur Umirlan mengatakan sejak tahun 2018, Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital RI atau Komdigi (dulu Kominfo) telah membangun BTS di berbagai wilayah Konkep. Alhasil, kabupaten yang dulunya memiliki banyak blank spot, perlahan mulai menuju merdeka sinyal.

    “Daerah kami menjadi daerah otonom atau kabupaten sendiri itu tahun 2013. Pada saat itu, memang benar-benar hampir mayoritas blank spot. Dari 7 kecamatan, 80 desa dan 7 kelurahan, itu hampir 90 persen blank spot,” ujar Jamhur kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    “Pada tahun 2018 hingga sekarang, turunlah bantuan pembangunan BTS dari BAKTI Komdigi. Dalam catatan kami, dari 2018 hingga 2022 sudah terbangun 35 BTS dari beberapa wilayah yang tersebar se-Kabupaten Konawe Kepulauan ini,” imbuhnya.

    Meski demikian, Jamhur mengungkapkan pembangunan BTS di Konkep mengalami berbagai tantangan, terutama dari segi distribusi. Jarak Konkep yang cukup jauh dari kota membuat distribusi material memakan waktu lama.

    “Karena tahu sendiri ini adalah daerah kepulauan maka distribusi material itu menjadi tantangan. Kami satu-satunya transportasi adalah kapal ferry maka mobilisasi tidak selancar hubungan darat,” jelasnya.

    “Kalau lagi padat, mesti antre. Berarti ada plan waktu yang terganggu. Tapi yang saya tahu nggak ada pembangunan di luar kalender kegiatan, jadi selalu tepat waktu. Salu sesuai dengan kalender kegiatan pembangunan,” lanjutnya.

    119 Akses Internet Dibangun di Konawe Kepulauan

    Selain BTS, BAKTI Komdigi juga melengkapi akses internet di berbagai wilayah Konkep untuk mendukung pemerataan akses informasi dan teknologi.

    Staff Divisi Satelit BAKTI Komdigi, Rifki Muhammad Zulfikar menjelaskan pihaknya saat ini telah membangun 119 layanan BAKTI AKSI (Akses Internet) di Konkep.

    “Akses internet sendiri diberikan di Konawe Kepulauan itu tahun 2017 di Kantor Desa Wawobeau. Itu lokasi pertama akses internet yang diberikan di Konawe Kepulauan,” ungkapnya.

    Sampai dengan saat ini, itu ada 119 lokasi (akses internet) dan mulai dari pembangunan awal di 2017. Itu terdiri dari lokasi pendidikan, layanan publik, tempat ibadah, kantor desa dan kantor camat. Masih ada pembangunan sekitar 8.000 titik lagi seluruh Indonesia,” sambung Rifki.

    Layaknya pembangunan BTS, membangun akses internet di wilayah kepulauan tentu memberikan tantangan tersendiri.

    “Untuk tantangan, banyak sih pasti, apalagi (wilayah) kepulauan, terkait transportasi yang tidak tiap hari ada, itu sudah menjadi salah satu tantangan kita. Kemudian resource, atau tim yang ada di lokasi itu, capable atau tidak, itu menjadi tantangan juga,” katanya.

    Warga Tak Lagi Sulit Cari Sinyal & Bisa Internetan

    Hadirnya pembangunan BTS dan Akses Internet telah banyak mengubah kondisi masyarakat di wilayah Konkep. Sebelumnya, Jamhur mengaku masyarakat harus lari ke pantai untuk mencari sinyal.

    “Dulu di sini itu ya, suka dukanya kalau nyari sinyal itu kan (kita) ke pantai di taruh kayu, lalu handphone-nya digantung ke kayu. Begitu nyari sinyal, sudah terhubung, (posisi handphone) nggak boleh dipindah-pindahin toh, langsung ngomong di situ, waktu itu belum 4G masih (2G) GSM toh, yang sekadar telepon biasa,” ucapnya.

    Tak hanya untuk berkomunikasi, pembangunan akses telekomunikasi juga berdampak terhadap sektor lainnya, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga layanan publik.

    Kepala Sekolah SDN 3 Wawonii Tengah Waida mengatakan sebelum ada internet, para siswa harus menumpang ke sekolah lain untuk asesmen.

    “Saat saya ke sini tahun 2001 belum ada internet. (Proses belajar mengajar) masih manual, kita pakai spidol. Kalau ada asesmen, kita menumpang di SMP 1 Wawonii Tengah. Tapi setelah adanya internet, alhamdulillah kita tidak menumpang lagi. Kita sudah mandiri karena sudah ada jaringan di sini BAKTI Aksi,” ucapnya.

    Senada, Ahli Teknologi Laboratorium Puskesmas Lampeapi Wawonii Tengah Medik Yunita mengatakan sejak ada internet, ia tak lagi harus menempuh perjalanan jauh untuk mengirim laporan.

    “Internet memudahkan seorang analis mulai dari dari segi laporan. Dulu kan laporan kita harus manual mengirim dengan akses jalan yang rusak, nah sekarang dengan adanya internet seperti ini sangat memudahkan bagi kita,” paparnya.

    Penambahan BTS & Akses Internet untuk Merdeka Sinyal

    Namun, untuk mencapai merdeka sinyal, akses BTS dan internet di Konkep masih harus diperbanyak. Jamhur berharap pemerintah dapat menambah BTS di beberapa wilayah agar jaringan lebih optimal.

    “Kami sangat berharap (penambahan BTS lagi), bila perlu, sesegera mungkin. Kami butuh sampai 5 BTS di Desa Lebo atau Desa Nanga, Desa Munse, sama Desa Masolo Raya, Desa Lansilowo, dengan Desa Watuondo. (BTS) sudah sudah ada, bukan blank spot 100 persen, tapi untuk download upload-nya itu masih belum optimal,” katanya,

    Sementara Rifki menjelaskan ke depan, pemerintah maupun stakeholder dapat melakukan pengembangan satelit sehingga bandwidth yang diberikan untuk Akses Internet dapat lebih optimal.

    “Saya berharap sih bisa lebih besar ya untuk bandwith yang diberikan. Harapannya ada pengembangan satelit lain atau penambahan satelit lain sih untuk memenuhi kapasitas dan merdeka sinyal di lokasi-lokasi terluar, terdepan dan tertinggal,” pungkasnya.

    detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengadakan program Tapal Batas untuk mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

    (anl/ega)

  • Penampakan Titik Interkoneksi Internet di Konawe Kepulauan

    Penampakan Titik Interkoneksi Internet di Konawe Kepulauan

    Tapal Batas

    Rafida Fauzia – detikInet

    Jumat, 06 Des 2024 14:13 WIB

    Sulawesi Tenggara – Kehadiran internet di wilayah 3T terus digenjot melalui proyek Palapa Ring. Salah satu wilayah yang disokong dengan Palapa Ring adalah Wawonii, Konawe Kepulauan

  • Mengenal Palapa Ring Tengah yang Membentang 3.102 Km, Ini Manfaatnya

    Mengenal Palapa Ring Tengah yang Membentang 3.102 Km, Ini Manfaatnya

    Jakarta

    Dalam mendukung pemerataan internet yang luas hingga ke pelosok negeri, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah meluncurkan program Palapa Ring. Palapa Ring adalah proyek infrastruktur jaringan serat optik yang dibangun melalui pola KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) di sepanjang 12.229 km di 57 kabupaten/kota di Indonesia.

    Palapa Ring terbagi dalam tiga paket, yaitu Paket Barat, Paket Tengah, dan Paket Timur. Adapun salah satu daerah yang mendapatkan akses internet melalui program Palapa Ring yakni Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. Konawe Kepulauan masuk dalam bagian program Palapa Ring paket Tengah yang dikerjakan oleh PT Len Telekomunikasi Indonesia (LTI).

    Palapa Ring Tengah ini menjawab kebutuhan masyarakat akan ketersediaan jaringan internet yang memadai. Selain itu, akan memberikan manfaat kepada pemerintah daerah agar dapat menyelenggarakan sistem pemerintahan e-goverment dengan lebih baik karena terkoneksi secara menyeluruh antara kabupaten, kota, provinsi dan pusat.

    Palapa Ring Tengah akan menyatukan jaringan yang telah ada dengan menjangkau 17 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan sisi Maluku Utara serta 11 kota lainnya yang menjadi titik interkoneksi. Total panjang kabel serat optik yang digelar sekitar 3.102 km mencakup kabel darat, laut dan microwave.

    Paket tengah sendiri menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 3.102 km, dengan rincian sebagai berikut:

    – Area 1 meliputi kabupaten Mahakam Ulu dengan jaringan optik darat sepanjang +/- 136km dengan proteksi 4 hop transmisi Radio microwave.

    – Area 2 meliputi 3 kabupaten yakni Kab. Morowali (Bungku), Kab. Morowali Utara (Petasia), dan Kab. Lonawe Utara ( Wanggudu) dengan jaringan fiber optik darat sepanjang +/- 546km.

    – Area 3 meliputi 5 kab/kota yakni Kab Muna (Raha), Kab Konawe kepulauan (Wawoni barat), Kab Muna barat (Sariwegadi), Kab. Buton Tengah ( Lakudo), Kab. Buton Utara ( Burangga) dengan jaringan optik darat sepanjang +/- 317km dan jaringan kabel optik laut sepanjang +/-221km.

    – Area 4 meliputi 5 kab/kota a.l. Kab. Kepulauan Sangihe (Tahuna), Kab. Kepulauan Talaud (Melongguane), Kab. Kepulauan Siau Tagulandang (Ondong Siau), Kab. Pulau Morotai (Morotai selatan), Kab. Tidore Kepulauan. (Tidore) dengan jaringan kabel optik laut sepanjang +/- 977km.

    – Area 5 meliputi 3 Kab/Kota yakni Kab. Banggai kep.(Salakan), Kab.Banggai Laut (Banggai), Kab. Pulau Taliabu (Taliabu barat) dengan jaringan kabel optik laut sepanjang +/- 563km

    Palapa Ring yang sebelumnya masih terpisah-pisah akan disatukan melalui proyek Palapa Ring Integrasi. Tujuannya satu, kabupaten/kota di seluruh Indonesia terhubung dengan jaringan fiber optik.

    Dalam utilisasinya, BAKTI Komdigi menjalin kerja sama dengan perusahan penyedia jasa internet (ISP/Internet Service Provider) yang dapat menyewa layanan kapasitas pita lebar (bandwidth) berdasarkan proyek dan besaran kapasitas. Layanan sewa kapasitas ini berupa skema pembayaran tarif per bulan secara proporsional mengacu pada tingkat utilisasi pelanggan setiap bulan.

    Menurut data BAKTI Komdigi, untuk Palapa Ring Tengah, utilisasi sampai dengan Oktober 2024 mencapai 44% atau sekitar 264 GBps dari 600 GBps yang tersedia. Diharapkan untuk ke depannya, utilisasi Palapa Ring akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan internet yang berada dalam jangkauan layanan paket Palapa Ring Tengah.

    (anl/ega)

  • Lengkap, Perjalanan Kasus Polisi Peras Guru Supriyani, Ipda MI dan Aipda AM Kini Disanksi – Halaman all

    Lengkap, Perjalanan Kasus Polisi Peras Guru Supriyani, Ipda MI dan Aipda AM Kini Disanksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Supriyani, seorang guru honorer di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara, terbukti diperas oleh dua polisi.

    Supriyani dimintai uang agar kasus dugaan penganiayaan yang sedang menjeratnya tidak dilanjutkan. Sebelumnya, dia dilaporkan telah memukul muridnya yang merupakan anak seorang polisi.

    Saat ini Supriyani sudah mendapat vonis bebas. Sementara itu, dua polisi yang memerasnya, yakni Ipda MI dan Aipda AM, mendapatkan sanksi patsus dan demosi.

    Berikut perjalanan kasus pemerasan ini.

    Awal munculnya dugaan permintaan Rp50 juta

    Kepala Desa Wonua Raya, Rokiman, menceritakan asal-usul permintaan uang damai Rp50 juta.

    Rokiman mengaku awalnya berupaya menggelar mediasi dengan pelapor, yakni Aipda WH selaku ayah korban. 

    “Tapi tidak membuahkan hasil, dalam artian masih minta waktu untuk berdamai,” kata Rokiman, Kamis, (24/10/2024).

    Menurut Rokiman, Katiran (suami Supriyani) mendatangi dia guna menanyakan masalah yang membelit istrinya itu.

    “Saya jawab nanti saya tanyakan ke Polsek,” kata Rokiman.

    Rokiman selanjutnya datang ke Polsek Baito untuk menanyakan perkembangan kasus.

    Di sana dia berjumpa dengan Kanit Reskrim. Dalam kesempatan itu, disampaikan belum ada titik temu antara pihak terduga pelaku dan pihak keluarga korban.

    Guru Supriyani dan Kades Wonua Raya Rokiman. (Tribun Sultra)

    Kata Rokiman, keluarga korban belum bisa memaafkan Supriyani dan masih meminta waktu.

    Katiran kemudian kembali menemui Rokiman supaya bisa mempercepat proses kasus tersebut.

    “Karena menyangkut beban di istrinya. Kemudian dari Bapak Katiran menyiapkan dana Rp10 juta,” ujar Rokiman.

    Selanjutnya, Rokiman menyampaikan hal tersebut kepada Kanit Reskrim. Akan tetapi, keluarga korban tetapi belum bisa menerimanya atau berdamai dengan Supriyani.

    “Setelah itu, Pak Kanit menyampaikan, ‘Belum mau, Pak. Kemudian saya kembali ke Bapak Katiran, berapa mampumu. Yang dia siapkan Rp20 juta,” ungkap Rokiman.

    Meski jumlahnya sudah dinaikkan dua kali lipat, angka itu tetap belum bisa membuat keluarga korban berdamai. Sang kepala desa kembali menyambangi Polsek Baitu guna menanyakan kasus itu.

    “Kemudian muncul tangan angka lima. Setelah itu saya tanya, ‘Ini lima apa, Pak?’. Lima ratus atau lima juta. Bukan, Pak, ini lima besar,” ucapnya.

    Rokiman kembali menayakan angka lima itu dan dijawab lima puluh. Dia menyampaikan nominal 5Rp0 juta itu kepada Katiran atau suami Supriyani.

    Akan tetapi, pihak Supriyani mengaku tidak bisa membayar hingga puluhan juta itu.

    Salah satu kuasa hukum Supriyani, La Hamildi, buka suara mengenai uang Rp50 juta itu saat rapat dengar pendapat antara Supriyani dan DPRD Konawe Selatan.

    La Hamildi mengatakan Kepala Desa Wonua Raya sampai tidak bisa tidur karena kasus itu.

    “Karena seolah-olah angka Rp50 juta itu dari Pak Kades ini, padahal tidak,” kata La Hamildi.

    Di sisi lain, pihak kepolisian sempat membantah perihal angka Rp50 juta tersebut. 

    Saat masih menjabat Kapolsek Baito, Ipda MI, mengklaim tidak mengarahkan ataupun meminta uang untuk mendamaikan keluarga korban dengan Supriyani.

    MI juga mengaku tak mengetahui asal-usul permintaan uang Rp50 juta. 

    “Kalau yang 50 juta, saya tidak tahu sumbernya dari mana yang jelas itu bukan dari polisi,” katanya ketika dihubungi Tribun Sultra, Rabu, (23/10/2024). 

    Di sisi lain, Aipda WH, ayah korban, membantah telah meminta uang kepada Supriyani.

    “Kalau terkait permintaan uang yang besarannya seperti itu (Rp50 juta) tidak pernah kami meminta, sekali lagi kami sampaikan kami tidak pernah meminta,” katanya.

    Permintaan Rp2 juta

    Selain disebut dimintai uang Rp50 juta, Supriyani juga dimintai Rp2 juta. Kabar mengenai uang Rp2 juta tersebut muncul setelah Supriyani ditetapkan menjadi tersangka.

    Andre Darmawan, kuasa hukum Supriyani, menuturkan hal tersebut.

    “Berapa, Rp2 juta, siapa yang minta, kapolsek, siapa saksinya Bu Supriyani dan Pak Desa, sudah diambil uangnya di rumahnya Pak Desa, berapa nilai uangnya Rp2 juta,” tutur Andre, dikutip dari TribunnewsSultra.com.

    “Uangnya Ibu Supriyani Rp1,5 juta, ditambah dengan uangnya Pak Desa Rp500 ribu,” kata Andre.

    Lalu, setelah kasus dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Konawe, Sulawesi Tenggara, Supriyani dimintai uang oleh oknum jaksa melalui perantara. Kata Andre, uang tersebut diminta supaya kliennya tidak ditahan.

    “Saat di kejaksaan ditelepon oleh orang dari perlindungan anak, katanya pihak kejaksaan meminta Rp15 juta supaya tidak ditahan,” katanya.

    Namun, Supriyani menjelaskan, tak memberikan uang tersebut karena sudah tak memiliki uang.

    “Nah ini dari awal kita lihat seorang guru honorer dimainkan oleh jahatnya oknum aparat penegak hukum kita,” katanya.

    Supriyani menjalani uji pengetahuan pendidikan profesi guru (UP PPG) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), hari Rabu (20/11/2024) (Tribun Sultra)

    Tujuh polisi diperiksa

    Sebanyak tujuh polisi kemudian diperiksa Propam Polda Sultra untuk mengungkap dugaan upaya pemerasan terhadap Supriyani.

    Ketujuh polisi yang diperiksa adalah Kapolsek Baito, Kanit Reskrim Baito, Kanit Intel Polsek Baito (Pelopor), Kasat Reskrim Polres Konsel, Kasi Propam Polres Konsel, Kabag Sumda, dan Jefri mantan Kanit Reskrim Polsek Baito.

    Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol. Iis Kristian, mengatakan Propam menemukan indikasi permintaan uang damai ke guru Supriyani.

    “Dari keterangan-keterangan itu, Propam akan melanjutkan pemeriksaan kode etik terhadap oknum yang terindikasi meminta uang sejumlah Rp2 juta, yaitu oknum Kapolsek dan Kanit Reskrim Polsek Baito yang baru,” tuturnya.

    Sementara itu, Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Pol. Moch Sholeh, menyatakan Kapolsek Baito, Ipda IM, dan Kanit Reskrim Polsek Baito, Aipda AM, terindikasi melakukan pelanggaran etik kepolisian.

    “Jadi saat ini dua oknum anggota tersebut sementara kami mintai keterangan terkait kode etik.”

    “Untuk sementara kami mintai pendalaman keterangan untuk dua personel ini,” bebernya, Selasa (5/11/2024), dikutip dari TribunnewsSultra.com.

    Ipda IM dan Aipda AM dicopot

    Setelah diduga melanggar kode etik, Ipda IM dan Aipda AM dicopot. Pencopotan dua personel itu berdasarkan surat perintah Polres Konawe Selatan Polda Sultra yang beredar pada Senin (11/11/2024).

    Dari surat telegram tersebut, Ipda MI dimutasi sebagai perwira utama (pama) bagian SDM Polres Konawe Selatan.

    Pengganti Ipda MI adalah Ipda Komang Budayana PS Kasikum Polres Konsel yang ditunjuk sebagai Pelaksana Harian (Plh.) Kapolsek Baito.

    Sementara itu, pengganti Aipda AM adalah Aiptu Indriyanto. Indriyanto sebelumnya menjabat Ka SPKT 3 Polsek Palangga Polres Konsel.

    “Iya sudah diganti dan ditarik ke Polres,” kata AKBP Febry Sam mengonfirmasinya, Senin (11/11/2024).

    Menurut Febry, keduanya dicopot untuk menenangkan situasi di tengah masyarakat karena keduanya disebut terlibat dari kasus Supriyani.

    “Jadi ini cooling down saja, sekarang jabatan mereka sudah kami ganti,” katanya.

    Sebelumnya, Ipda MI dan Aipda AM menjalani pemeriksaan di Propam Polda karena terindikasi meminta uang Rp2 juta agar tidak menahan Supriyani.

    Kapolri sampai turun tangan

    Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo turut menyoroti kasus dugaan pemerasan terhadap Supriyani.

    Listyo bahkan “turun gunung” guna membantu menyelidiki kasus tersebut dengan cara menerjunkan Divisi Profesi dan Pengamanan Polri atau Propam untuk menyelidikinya.

    “Termasuk juga adanya isu permintaan dana Rp50 juta supaya tidak ditahan. Ini juga kami turunkan Propam untuk mendalami kemudian menjadi jelas apakah fakta seperti itu atau sebaliknya,” ujar Listyo   saat rapat kerja bersama dengan Komisi III DPR RI secara virtual, Senin (11/11/2024).

    Listyo mengklaim pihaknya sudah enam kali mencoba melakukan upaya mediasi. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada kesepakatan.

    “Beberapa waktu yang lalu mediasi juga difasilitasi oleh Bupati Konawe Selatan. Sebetulnya pada saat itu kedua belah pihak sudah sepakat berdamai. Namun, kemudian tersangka mencabut kembali kesepakatan damai. Ini juga tentunya hal yang mempersulit kita untuk diselesaikan secara restorative justice,” katanya.

    Ipda IM dan Aipda AM terbukti meminta uang

    Ipda MI dan Aipda AM menjalani sidang etik di Propam Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (5/12/2024). 

    Dalam sidang itu dinyatakan bahwa Supriyani terbukti dimintai uang Rp2 juta, sedangkan permintaan Rp50 juta tidak terbukti.

    “Jadi yang terbukti itu yang Rp2 juta,” kata Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol. Iis Kristian, Kamis (5/12/2024), dikutip dari Tribun Sultra.

    Iis mengatakan perihal uang Rp50 juta, kala itu Aipda AM tengah berada di pasar lalu mendengar pembahasan uang Rp50 juta.

    “Kemudian dia menyampaikan kepada kepala desa, terkait kebenaran permintaan uang tersebut,” ujar Iis.

    “Dari Aipda WH tidak tahu soal angka Rp50 juta, kemudian Pak Kapolsek juga tidak tahu. Jadi fakta persidangan Rp50 juta itu tidak, yang ada itu yang Rp2 juta,” katanya. 

    Sementara itu, Kabid Propam Polda Sultra, Kombes Pol. Moch Sholeh, mengatakan Ipda M Idris telah mengakui perbuatannya meminta uang Rp2 juta kepada Supriyani dan keluarganya.

    Uang itu bahkan diberikan kepada mantan Kapolsek Baito melalui perantara Kepala Desa Wonua Raya, Rokiman.

    “Iya Ipda MI mengakui sudah meminta uang itu kepada Supriyani,” kata Sholeh, Rabu (4/12/2024).

    Dia mengungkapkan Ipda M Idris juga sudah mengakui uang Rp 2 juta dari Supriyani digunakan membeli bahan bangunan untuk Mako Polsek Baito.

    “Uang kurang lebih Rp2 juta itu diterima untuk membeli bahan bangunan ruangan Unit Reskrim, seperti tegel, semen,” ujar Sholeh.

    Sementara itu, menurut pengakuan Ipda MI, tidak ada dugaan permintaan uang Rp50 juta.

    “Yang Rp50 juta itu tidak ada,” kata Sholeh.

    Ipda IM dan Aipda AM disanksi

    Atas tindakannya, Ipda MI dan Aipda AM dijatuhi sanksi penempatan khusus (patsus).

    Propam Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) memberi Ipda MI sanksi patsus selama tujuh hari, sedangkan Aipda AM selama 21 hari.

    Sanksi itu berdasarkan putusan majelis hakim sidang etik karena keduanya melanggar kode etik Polri.

    Kombes Sholeh mengatakan kedua polisi itu mulai menjalani patsus, Senin (9/12/2024).

    “Karena yang bersangkutan ini tinggalnya di Konawe Selatan, kita mulainya hari Senin aja,” kata Sholeh di Polda Sultra, Kamis.

    Dia berujar Ipda MI menjalani patsus di Polda Sultra, sedangkan Aipda AM di Polres Konawe Selatan.

    “Kalau Ipda MI di Polda Sultra, untuk AM ada di Polres Konawe Selatan. Bisa kita tarik patsus di mana aja karena masih rumah polisi bisa di sini (Polda) bisa juga di Polres.”

    “Tapi kemungkinan kita tarik ke Polda Sultra supaya lebih mudah pengawasannya.”

    Sanksi yang diberikan kepada Ipda MI adalah patsus tujuh hari dan demosi satu tahun. Adapun Aipda AM disanksi patsus 21 hari dan dua tahun demosi.

    Sholeh menyebut keduanya memiliki pangkat berbeda. Bagi perwira, kata dia, sanksi teguran sudah termasuk keras.

    “Dari segi pangkat berbeda ya, dengan melihat fakta-fakta persidangan dengan yang bintara beda. Untuk level perwira itu dengan teguran aja sudah keras apalagi dipatsus,” kata Sholeh.

    (Tribunnews/Febri/Mohay/Tribun Sultra/Laode Ari/Desi Triana)