Urgensi Transformasi Ekonomi di Kalimantan Timur (Bagian V)
Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Saat ini berkiprah sebagai akademisi, peneliti, dan konsultan. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/
PADA
tulisan sebelumnya telah dijelaskan potensi
Kalimantan Timur
di sektor agro dan agroindustri.
Sesuai dengan klasifikasi neraca ekonomi, sub-sektor yang mendukung agro-industri antara lain (1) industri pengolahan tembakau, (2) industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari mambu, rotan dan sejenisnya, (3) industri furnitur, dan (4) industri karet, barang dari karet dan plastik.
Selanjutnya, sektor industri pengolahan atau manufaktur lainnya juga perlu didorong untuk lebih berkembang. Hal ini penting karena struktur perekonomian perlu berubah untuk mempercepat transformasi ekonomi.
Berdasarkan dari klasifikasi neraca perekonomian, jenis industri manufaktur adalah (1) industri pengolahan hasil pertambangan, (2) industri makanan dan minuman, (3) industri tekstil dan pakaian jadi, (4) industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, (5) industri kertas dan barang dari kertas, (6) industri kimia, farmasi dan obat tradisional, (7) industri barang galian bukan logam, (8) industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik; dan peralatan listrik, (9) industri mesin dan perlengkapan, (10) industri alat angkutan, dan (11) industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.
Kelompok manufaktur tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp 146 triliun atau 17,3 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Jika digabungkan dengan industri manufaktur lain (yang lebih dekat ke agro-industri), maka kontribusi total menjadi Rp 150 triliun atau 17,7 persen terhadap PDRB.
Dari seluruh industri manufaktur di Kalimantan Timur, sub-sektor pengolahan batu bara dan minyak dan gas (migas) memberikan kontribusi terbesar, yaitu sebesar Rp 82 triliun atau 9,8 persen dari PDRB.
Ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh kontribusi sektor manufaktur di provinsi ini berasal dari pengolahan batu bara dan migas.
Selanjutnya, industri kimia menempati posisi penting, dengan kontribusi Rp 30 triliun atau 3,6 persen terhadap PDRB.
Industri makanan minuman menyumbang Rp 24 triliun atau 2,8 persen terhadap PDRB. Selain itu, industri lain memiliki kontribusi yang cenderung lebih kecil.
Hilirisasi sektor pertambangan dapat menjadi salah satu fokus utama dalam transformasi ekonomi di Kalimantan Timur, asalkan tetap memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Saat ini, bauran energi masih didominasi energi fosil. Ke depan, penggunaan energi terbarukan harus terus ditingkatkan untuk mendukung kebutuhan industri dan mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan.
Ketersediaan energi yang memadai merupakan salah satu syarat utama untuk mendukung berdirinya industri secara masif.
Kalimantan Timur memiliki potensi produksi gas yang signifikan, meskipun produksi gas mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir.
Gas alam bisa menjadi jembatan menuju energi terbarukan. Setidaknya, mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi lain yang lebih polutif.
Pengolahan hasil tambang di provinsi ini mencakup batu bara, minyak bumi, gas alam, serta berbagai hasil tambang lainnya, yang dapat mendukung pengembangan sektor industri secara lebih luas.
Program hilirisasi batu bara secara besar-besaran perlu dipercepat untuk mendukung transformasi ekonomi di Kalimantan Timur.
Pada pertengahan tahun 2024, Kementerian ESDM telah memberikan persetujuan untuk beberapa proyek hilirisasi batu bara yang melibatkan perusahaan-perusahaan dengan lahan operasional di Kalimantan Timur.
Program ini bertujuan meningkatkan nilai tambah batu bara melalui berbagai inovasi. Contohnya, gasifikasi batu bara menjadi metanol yang berpotensi diolah lebih lanjut menjadi amonia.
Selain itu, terdapat pengembangan produksi semi kokas, pengolahan batu bara menjadi dimetil eter (DME), serta teknologi underground coal gasification (USG).
Upaya ini diharapkan dapat memperluas manfaat ekonomi sekaligus menciptakan industri yang lebih bernilai tinggi.
Kebijakan transisi energi secara bertahap bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan lingkungan dan aspek sosial.
Transisi energi penuh tetap menjadi tujuan utama, tapi pelaksanaannya harus mempertimbangkan faktor sosio-ekonomi, seperti keberlanjutan lapangan kerja dan ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertambangan. Transformasi ini tetap harus dilakukan secara bertahap.
Berdasarkan data geospasial dari Kementerian ESDM, selain batu bara, Kalimantan Timur memiliki berbagai potensi tambang lainnya seperti emas, perak, bijih besi, intan, dan timah.
Potensi emas tersebar di Paser, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu, sedangkan bijih besi banyak ditemukan di Paser dan Kutai Timur. Potensi seng terdapat di Berau, sementara platina berada di Kutai Timur.
Hilirisasi untuk jenis barang tambang lain juga dapat dilakukan, termasuk memanfaatkan potensi dari provinsi tetangga.
Sebagai contoh, Sulawesi Selatan memiliki mangan, kromit, bijih besi, dan perak, sementara Sulawesi Barat memiliki mangan, emas, dan timbal.
Sulawesi Tengah dikenal dengan potensi kromit, bijih besi, dan nikel, sedangkan Kalimantan Selatan memiliki emas dan bijih besi.
Khusus untuk hilirisasi nikel, Kalimantan Timur telah memulai langkah strategis ini dengan pabrik yang berlokasi di Kutai Kartanegara.
Hilirisasi nikel memberikan nilai tambah yang signifikan, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Selain nikel, Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk hilirisasi hasil tambang lainnya. Keunggulan utama provinsi ini adalah kemampuan mendukung industri berbasis hasil tambang dan produk kimia, didukung oleh pasokan energi yang cukup, terutama dari gas alam.
Saat ini industri yang sudah eksis adalah pengilangan minyak bumi dan gas, serta berbagai industri kimia, terutama di kawasan industri di wilayah timur.
Transformasi ekonomi di Kalimantan Timur membutuhkan langkah strategis dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sektor industri yang sudah eksis secara optimal, serta tidak serta merta mematikan industri dan sektor perekonomian yang sudah ada.
Prosesnya harus dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan sosio-ekonomi.
Hilirisasi sektor pertambangan, pengembangan energi terbarukan, dan diversifikasi industri manufaktur harus berjalan seiring untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.
Dengan dukungan potensi gas alam, sumber daya tambang yang beragam, serta lokasi strategis, Kalimantan Timur memiliki peluang besar untuk melakukan transformasi ekonomi.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: SULAWESI TENGAH
-

Tim SAR Evakuasi 6 Pendaki Tersesat di Gunung Pontea Morowali Utara
PALU – Tim SAR gabungan mengevakuasi enam orang pendaki yang tersesat di Gunung Ponteoa Desa Beteleme, Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah.
“Enam pendaki kehilangan arah saat melakukan pendakian menuju puncak gunung, sebagaimana informasi kami terima dari tim di lapangan,” kata Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu Andrias Hendrik Johanes dilansir ANTARA, Selasa, 24 Desember.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (23/12), dimana keenam pendaki berangkat pukul 09:00 wita dengan estimasi pendakian sampai ke puncak sekitar empat hingga lima jam perjalanan.
Di tengah perjalanan, satu dari enam orang pendaki tersebut pada pukul 13:00 wita memberikan informasi kepada salah seorang rekannya yang berada di Bungku bahwa mereka kehilangan arah.
“Hingga pukul 17:00 wita pencarian dilakukan sejumlah rekan mereka tidak menemukan keberadaan korban, yang ditemukan hanya sejumlah benda yang diduga milik korban,” ujarnya.
Atas laporan tersebut, pada Selasa pagi tim SAR gabungan melakukan pencarian korban.
Pukul 11.10 WITA tim SAR gabungan berhasil menemukan korban sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian, dengan kondisi keenam pendaki tersebut dalam keadaan selamat.
“Enam orang pendaki tersebut dievakuasi dan tiba di posko SAR sekitar Pukul 13:24 wita, mereka dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Pembo menggunakan ambulans,” tutur Andrias.
Adapun enam pendaki yang dievakuasi oleh tim SAR gabungan tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan atas nama Moh Ricky (L), Husein (L), Akil (L), Irna (P), Selfi (P) dan Nabila (P).
-

Polisi Gagalkan Tawuran Bawa Sajam di Driyorejo Gresik
Gresik (beritajatim.com)- Aksi tawuran melibatkan puluhan warga sambil membawa senjata tajam (sajam) berhasil digagalkan aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Driyorejo Gresik. Kapolsek Driyorejo AKP Musihram membenarkan rencana tawuran yang terjadi pada dini hari di Jalan Raya Desa Bambe Gresik.
“Memang benar akan ada aksi tawuran, tapi kami gagalkan saat menerima informasi dari masyarakat,” ujarnya, Selasa (24/12/2024).
Musihram menjelaskan, ada dua kelompok pemuda hendak tawuran. Mereka janjian melalui media sosial TikTok. Namun, sebelum beraksi satu kelompok yang datang langsung diamankan sebelum melakukan tawuran.
“Sebanyak 27 orang kami amankan sewaktu berkumpul di pinggir jalan. Usianya bervariasi dari usia 16 tahun hingga 43 tahun,” paparnya.
Selain mengamankan pelaku, lanjut dia, anggotanya juga menyita barang bukti 16 unit motor dan 25 ponsel serta sajam. Mulai dari parang, sabit, palu, dan lainnya.
Ia menambahkan, imbas perbuatannya itu, dari 27 orang yang diamankan juga diberi pembinaan. Polisi memanggil orangtua anak di Bawah umur ke kantor polisi.
“Empat orang yang membawa sajam langsung dilimpahkan ke Polres Gresik guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sisanya diberi sanksi pembinaan,” imbuhnya.
Keempat pelaku yang menjalani pemeriksa di Polres Gresik karena membawa sajam. Yakni Muhammad Rayhan Santoso asal Desa Bambe dan Rendy Dwi.K dari Desa Muling membawa palu. Kemudian Ramdani dari Surabaya membawa karambit dan Zabily Ibnu dari Desa Sumput membawa stik golf. [dny/suf]
-

Menteri Rosan Bawa Komitmen Investasi Rp120 Triliun dari Tiongkok
Jakarta, CNN Indonesia —
Dalam lawatannya di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani juga melakukan pertemuan dengan delapan perusahaan.
Pertemuan yang dilakukan di Hangzhou, Quzhou dan Beijing pada 8-20 Desember 2024 ini, Rosan berhasil membukukan total komitmen investasi baru sebesar US$7,46 miliar atau setara dengan Rp120 triliun.
Salah satu pertemuan itu dilakukan di di fasilitas produksi Geely Auto Group yang membahas potensi investasi dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia.
Geely merupakan salah satu produsen otomotif global terkemuka dan pemegang saham di beberapa merek mobil terkenal Eropa, di antaranya Volvo, Daimler, dan Lotus.
Selain itu, di Asia Tenggara, Geely menjadi pemegang saham minoritas Proton. Kemudian, saat ini Geely telah berkomitmen melakukan kerja sama perakitan industri mobil listrik dengan perusahaan Indonesia.
“Kami menyambut baik ajakan untuk pengembangan industri otomotif di Indonesia. Kami juga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari mulai refinery, industri baterai, dan battery recycling,” kata Vice President Geely Auto Group Song Jun.
Jun juga mengungkapkan, perusahaan yang telah berdiri lebih dari satu dekade ini juga sedang mengembangkan mobil berbahan bakar metanol dan mulai dipasarkan ke beberapa negara.
“Kami melihat, di Indonesia potensi pengembangan mobil berbahan bakar metanol sangat besar, karena Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dan kita tahu bahwa metanol itu salah satunya dari sawit,” ujarnya.
Kemudian, pertemuan dengan Zhenshi Holding Group Co., Ltd. Perusahaan ini telah berinvestasi di beberapa proyek peleburan nikel, antara lain di Maluku Utara dan Morowali.
Anak perusahaan Zhenshi, yaitu Jushi Group, adalah salah satu produsen fiberglass terbesar di dunia. Jushi Group berencana melakukan investasi baru sebesar US$1 miliar pada tahap pertama di bidang industri fiberglass, dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja 4.500 orang.
“Saya mendengar pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto berencana membangun 15 juta rumah. Kami melihat ini kesempatan baik bagi kami, karena fiberglass bisa menjadi alternatif untuk atap rumah,” ungkap Chairman of the Board of Zhenshi Holding Group Co. Ltd. Zhang Yuqiang.
Ke depannya, ia berharap investasinya tidak hanya satu sektor yakni fiberglass, tetapi juga di berbagai sektor misalnya pertanian, manufaktur, renewable energy dan lain-lain.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Rosan mendukung rencana investasi perusahaan di industri fiberglass dan sektor lainnya. Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo memiliki empat program prioritas di antaranya hilirisasi, ketahanan pangan dan ketahanan energi.
“Tentunya, kami menyambut baik jika Zhenshi Group juga memiliki minat investasi di sektor pertanian dan energi,” ujar Rosan.
Selanjutnya, Rosan bertemu dengan Wankai New Materials yang merupakan bagian dari Zhink Group untuk membahas minat investasi di sektor industri turunan petrokimia.
Total rencana investasi ini mencapai US$1 miliar yang akan dilakukan dalam tiga tahap. Zhink Group sendiri merupakan produsen PET (Polietilena Tereftalat) terbesar ke-3 di Tiongkok dan terbesar ke-5 di dunia.
“Untuk Indonesia, kami rencananya akan berinvestasi di Cilegon dengan menggandeng perusahaan global lainnya,” ujar Chairman of Wankai New Materials Shen Zhigang.
Menanggapi hal tersebut, Rosan menyampaikan apresiasi dan kesiapan mengawal rencana investasi dimaksud termasuk dalam hal percepatan pemberian perizinan berusaha.
Kemudian, Menteri Rosan juga melakukan pertemuan dengan Hongshi Holding Group yang berencana mengembangkan kawasan industri yang akan memproduksi silikon, polisilikon (bahan baku solar panel), baterai beserta komponennya, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 gigawatt.
Rencananya, konstruksi investasi baru senilai US$5 miliar ini akan dilakukan secara bertahap.
Menanggapi minat investasi perusahaan, Rosan menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi investasi yang luar biasa di sektor renewable energy dengan total lebih dari 3.700 gigawatt, di mana 3.000 gigawatt di antaranya berasal dari solar energy.
“Kami mengajak investor global untuk turut andil di sektor renewable energy karena ini sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060 or sooner,” pungkas Rosan.
Selanjutnya, dalam kunjungan kerja ke kantor pusat Huayou Holding Group di Quzhou, Rosan berkesempatan melihat fasilitas produksi rantai pasok industri baterai terintegrasi.
Perkembangan investasi Huayou di Indonesia cukup besar dengan total 15 proyek dan total karyawan mencapai 20.000 tenaga kerja. Huayou juga bekerja sama dengan beberapa partner domestik, di antaranya Antam, MIND ID, Merdeka Battery Materials dan Vale Indonesia.
Saat ini, lokasi proyek Huayou tersebar di tiga lokasi utama, yaitu Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), dan Indonesia Pomalaa Industry Park (IPIP). Ke depannya akan dikembangkan di Sorowako dan Buli.
Adapun total investasi Huayou di Indonesia telah mencapai US$6,3 miliar, dan telah berhasil mengintegrasikan pertambangan smelter (HPAL, RKEF), pemurnian (refinery) dan prekursor.
“Kami mengapresiasi investasi Huayou yang telah berjalan di Indonesia. Untuk ke depannya, kami mendorong Huayou untuk dapat mengembangkan investasi yang lebih ke hilir dengan pemberian nilai tambah prekursor menjadi katoda sampai dengan battery recycling,” ungkap Rosan.
Chairman Huayou Holding Group Chen Xuehua menyampaikan dukungan pihaknya terhadap program hilirisasi pemerintah. “Kami bekerja sama untuk membangun industri ini dengan baik,” ujar Chen.
Menutup kunjungan kerjanya ke RRT, Menteri Rosan melakukan one-on-one meeting dengan tiga perusahaan di Beijing. Pertemuan pertama dengan China Energy Engineering Corporation (CEEC) membahas potensi investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT), terutama terkait pemanfaatan sumber daya angin lepas pantai di Indonesia.
Selain itu, perusahaan juga menyatakan minatnya di sektor industri green-hydrogen, amonia, dan metanol.
Selanjutnya, pertemuan dengan CITIC mendiskusikan potensi kerja sama dalam beberapa program pemerintah, antara lain mendukung pembangunan 3 juta rumah per tahun, ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas padi dan jagung, serta ketahanan energi melalui revitalisasi sumur minyak.
Sejak didirikan tahun 1979, CITIC telah menjadi bagian penting dalam pengembangan ekonomi Tiongkok. Total aset CITIC diperkirakan mencapai US$1,6 triliun yang menjadikannya sebagai salah satu perusahaan BUMN dan juga grup konglomerat terbesar di Tiongkok.
Terakhir, Menteri Rosan bertemu dengan Zhuhai Hongwan Ocean Fisheries yang menyampaikan akan bekerja sama dengan partner lokal untuk pengembangan investasi di sektor perikanan di Indonesia bagian timur dengan total investasi sebesar US$460 juta.
(inh/inh)
/data/photo/2012/07/23/1136315780x390.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2999266/original/050998900_1576638463-015803900_1457413945-20160308-Ilustrasi-Hujan-iStockphoto5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

