provinsi: SULAWESI SELATAN

  • Wamen Eddy Sampaikan Tata Kelola Royalti Musik Melalui Permenkum 27/2025 di DPR

    Wamen Eddy Sampaikan Tata Kelola Royalti Musik Melalui Permenkum 27/2025 di DPR

    Lebih lanjut, Marcel juga menegaskan bahwa LMKN akan terus bekerja untuk mensosialisasikan dan mengedukasi sistem royalti di Indonesia. Secara geografis dan kultur, Marcel mengakui adanya tantangan di Indonesia.

    Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum memastikan pengawasan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) akan berjalan ketat, termasuk melalui evaluasi tahunan kinerja dan laporan keuangan. Selain itu, DJKI juga mendukung pelaksanaan revisi Undang-Undang Hak Cipta atas inisiatif DPR dengan melibatkan para musisi, penulis, seniman, dan kreator beserta seluruh pemangku kepentingan.

    Selain jajaran Kementerian Hukum, rapat di ruang DPR ini juga dihadiri perwakilan seluruh LMK, sejumlah musisi Indonesia seperti Ariel Noah, Piyu Padi, Indra Lesmana, Vina Panduwinata, hingga anggota DPR yang juga musisi seperti Melly Goeslaw, Ahmad Dhani, serta Once Mekel.

    Kakanwil Kemenkum Sulsel, Andi Basmal, dalam keterangannya, Sabtu (23/8/2025) mendukung penuh langkah Kemenkum (pusat) menyampaikan tata kelola royalti di hadapan DPR RI melalui Wamenkum, Edward Omar Sharif Hiariej. Andi Basmal menyebut bahwa transparansi terhadap tata kelola royalti yang disampaikan di DPR merupakan bentuk transparansi pemerintah untuk menjawab keresahan para hak pencipta dan pemegang hak cipta yang telah diatur dalam Permenkum baru ini.

    “Kami di Sulsel menyampaikan apresiasi dan mendukung langkah Pusat atas transparansi pengelolaan royalti di hadapan DPR yang tertuang dalam Permenkum Nomor 27/2025. Kanwil Sulsel siap mengawal aturan pelaksana ini agar dapat diimplementasikan dengan baik dalam rangka memberikan kepastian terhadap hak pencipta dan pemegang ciptaan,” ujarnya. (*)

  • Harga Beras Tak Kunjung Turun, Ini 3 Penyebab Utamanya

    Harga Beras Tak Kunjung Turun, Ini 3 Penyebab Utamanya

    JAKARTA – Keluhan warga soal harga beras yang terus tinggi semakin meluas di sejumlah daerah. Meski pemerintah melalui Menteri Perdagangan Budi Santoso mengklaim harga mulai turun berkat operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), data justru menunjukkan sebaliknya.

    Merujuk Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras medium dan premium pada pekan kedua Agustus 2025 justru lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.

    Di Zona 1, beras medium mencapai Rp 14.012 per kilogram dan premium Rp 15.435 per kg, naik dari Juli 2025 yang masing-masing Rp 13.853 per kg dan Rp 15.310 per kg. Kondisi serupa terjadi di Zona 2 dan 3, bahkan seluruhnya melampaui harga eceran tertinggi (HET).

    “Klaim harga beras turun tidak sesuai kenyataan. Pekan kedua Agustus 2025, harga rerata nasional beras medium dan premium di Zona 1 masing-masing Rp 14.012 per kg dan Rp 15.435 per kg. Harga itu lebih tinggi dibandingkan harga pada Juli 2025,” kata Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 22 Agustus.

    “Di Zona 2 dan 3 situasinya sami mawon (sama saja). Harga rerata nasional beras medium dan premium di zona 2 pada pekan kedua Agustus 2025 masing-masing Rp 14.875 per kg dan Rp 16.625 per kg. Harga itu lebih tinggi dibandingkan harga Juli 2025,” lanjut dia.

    Khudori menilai ada tiga faktor utama penyebab harga beras sulit turun. Pertama, operasi pasar SPHP Bulog belum efektif. Sejak kembali digulirkan 14 Juli hingga 19 Agustus 2025, Bulog baru menyalurkan 44.813 ton atau rata-rata 1.211 ton per hari. Jumlah ini dinilai terlalu kecil untuk menahan laju kenaikan harga di pasar.

    Kedua, Bulog masih terus menyerap gabah/beras dari petani melalui skema maklun. Praktik ini membuat persaingan membeli gabah semakin sengit sehingga harga gabah melambung hingga Rp 8.000 per kg. Akibatnya, harga beras di pasaran ikut terdongkrak.

    Ketiga, surplus produksi padi menurun seiring masuknya musim gadu (Juni–September). Surplus beras pada Juli, Agustus, dan September 2025 hanya berkisar 0,22–0,56 juta ton, jauh di bawah surplus Maret dan April yang masing-masing mencapai 2,64 juta ton.

    “Ketiga faktor ini saling terkait dan saling memperkuat sehingga harga gabah tetap tinggi, yang otomatis membuat harga beras sulit turun,” katanya.

    Ia menyarankan pemerintah mengambil tiga langkah korektif yakni merelaksasi skema penyaluran SPHP disertai pengawasan ketat, menghentikan penyerapan BULOG melalui maklun dan fokus ke penyaluran stok 4 juta ton beras di gudang, serta mengurangi peran Satgas Pangan sebagai “polisi ekonomi” yang justru menimbulkan ketakutan di kalangan pelaku usaha.

    Selain itu, pemerintah perlu segera menyesuaikan HET beras agar seimbang dengan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang kini Rp 6.500 per kg.

    Pemerintah Klaim Harga Beras Mulai Turun

    Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, harga beras di sejumlah wilayah mulai turun. Penurunan harga beras tersebut berdasarkan data dari Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

    Amran optimistis tren positif ini akan berlanjut sehingga cita-cita mewujudkan swasembada pangan bisa tercapai dalam waktu dekat. Berdasarkan data panel harga pangan Bapanas per 20 Agustus 2025, harga beras medium dan premium berangsur turun secara nasional.

    Menurut laporan, penurunan harga beras terjadi di 13 provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.

  • Antara Sri Mulyani, Pajak, dan Ketimpangan Pendapatan

    Antara Sri Mulyani, Pajak, dan Ketimpangan Pendapatan

    Bisnis.com, JAKARTA – Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyamakan pajak dengan zakat viral. Pernyataannya kurang lebih begini: “Dalam setiap rezeki ada hak orang lain. Ada yang disalurkan melalui zakat dan wakaf, ada juga melalui pajak.”

    Sontak, hal itu segera menuai polemik. Banyak yang mengkritisi. Apalagi, pernyataan eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu diungkapkan ketika publik sedang dibebani dengan berbagai macam persoalan ekonomi. Pendapatan antara si Kaya dan si Miskin sangat timpang. Rakyat juga sedang dihantui oleh berbagai macam kenaikan pungutan.

    Wajar, jika pernyataan Sri Mulyani menjadi bulan-bulanan di media sosial. Berbagai macam meme satire muncul. Semuanya mengkritisi perkataan Sri Mulyani. Meskipun kalau dicermati secara lebih detail, pernyataan Menkeu sejatinya ingin menempatkan bahwa pajak dan zakat memiliki esensi yang sama, yakni sebagai alat untuk distribusi pendapatan. Hanya saja, momentumnya yang tidak tepat.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati./JIBI

    Semua tahu, pajak adalah sebuah kewajiban yang harus dipikul oleh warga negara. Benjamin Franklin, salah satu founding fathers Amerika Serikat, bahkan pernah berujar bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti kecuali kematian dan pajak. Semua orang pasti mati. Itu adalah hukum alam. Orang lahir berwujud bayi kemudian tumbuh menjadi remaja, dewasa kemudian tua. Ujungnya tentu akan dipanggil lagi oleh sang pencipta. 

    Sementara, sebagai makhluk hidup yang tinggal di sebuah wilayah negara, manusia dari lahir hingga mati tidak bisa lepas dari pajak. Kebutuhan bayi hingga tetek bengek-nya pasti kena pajak. 

    Beli barang konsumsi kena pajak. Terus ketika bekerja, pendapatannya melebihi baseline penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang mulai membayar pajak penghasilan alias PPh. Punya usaha kena pajak korporasi. Bahkan saat meninggal, berbagai barang keperluan pemakaman juga ada yang kena pajak. Intinya manusia sulit lepas dari kewajiban membayar pajak.

    Apalagi dalam konteks Indonesia, konstitusi telah secara jelas memberikan kewenangan kepada negara untuk memungut pajak. Pasal 23A UUD 1945, misalnya, menekankan bahwa pajak dan pungutan lain bersifat memaksa. Tidak ada istilah sukarela, negara dibekali kewenangan konstitusional untuk memaksa warga negara membayar pajak. Tetapi tentu saja sifat memaksa ini dibatasi oleh ketentuan dan kewenangan yang berlaku.

    Seperti yang sudah selintas disinggung di atas, orang menjadi wajib pajak dan dipungut pajaknya ketika telah memperoleh penghasilan dengan batasan tertentu. Tidak semua orang berpenghasilan kena pajak. Tidak setiap badan usaha wajib menjadi pengusaha kena pajak. Kalau mereka berstatus UMKM, perlakuan pajaknya berbeda dengan korporasi besar.

    Wajib pajak (WP) berpuluh-puluh tahun tidak mempersoalkan itu. Mereka tetap bayar pajak, apalagi karyawan, yang secara otomatis dipotong pajaknya oleh pemberi kerja.

    Hanya saja, kalau melihat tren 5 tahun belakangan ini, ada sebuah fenomena dimana pemerintah cenderung fokus untuk memajaki ‘masyarakat kebanyakan’. Hal ini dimulai dengan berlakunya Undang-undang No.7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Salah satu mandat dalam UU HPP adalah kenaikan PPN dari 10% ke 11%. PPN adalah pajak yang sifatnya berlaku umum. Tidak peduli kaya atau miskin. Kalau mereka beli barang konsumsi, mereka harus membayar PPN.

    Beli air mineral kena pajak 11%, beli barang konsumsi yang di luar barang yang dikecualikan juga kena pajak 11%. Alhasil, beban masyarakat naik. Padahal, sampai kuartal II/2025 kemarin, konsumsi rumah tangga adalah backbone perekonomian. Kenaikan pungutan pajak, berarti menambah beban konsumsi mayarakat. Sejatinya pada awal tahun lalu, UU HPP mengamanatkan PPN naik menjadi 12%. Namun karena sorotan dan desakan banyak pihak, kenaikan tarif itupun diberlakukan terbatas, hanya untuk barang mewah.

    Belum reda masyarakat menanggung kenaikan PPN, pemerintah menerapkan UU No.1/2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah atau UU HKPD, yang intinya mendorong daerah untuk mandiri secara fiskal. Namun bukannya daerah makin inovatif, yang terjadi justru kenaikan dan perlombaan tarif untuk sejumlah pajak yang diatur pemerintah daerah.

    Ada opsen pajak yang ikut mengerek tagihan pajak kendaraan bermotor hingga kenaikan PBB-P2 dari ratusan persen hingga ribuan persen. Kasus yang terakhir sempat memunculkan perlawanan dari masyarakat. Di Pati, warga memprotes dan melawan kebijakan tersebut, di Bone juga sama. Mereka bentrok dengan aparat.

    Berbagai kericuhan itu sejatinya tidak akan terjadi ketika pemerintah benar-benar tahu kondisi di masyarakat. Distribusi pendapatan bisa berlangsung secara merata. Jurang antara yang kaya dan miskin tidak begitu lebar.

    Adapun Indonesia secara formal memang tergolong sebagai negara dengan ketimpangan rendah. Meski demikian, ketimpangan antara golongan yang kaya dengan yang miskin masih sangat lebar.

    Di sisi lain, alih-alih melakukan efisiensi, pemerintah justru mengeluarkan kebijakan yang kontroversial dengan memberikan fasilitas ke pejabatnya. Yang terbaru tentu keputusan memberikan tunjangan perumahan Rp50 juta kepada anggota dewan.

    Hal ini kontras dengan situasi riil di akar rumput. Kalau mengacu kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 25 Juli 2025 lalu, saat ini ada banyak orang yang masih hidup dengan pendapatan Rp609.160 per kapita per bulan atau Rp566.655 per kapita per bulan. Jauh dari nilai tunjangan perumahan yang didapatkan oleh DPR.

    Selain itu, masih menggunakan data BPS, pengeluaran masyarakat juga masih timpang. Distribusi pengeluaran masih dikuasai oleh 20% penduduk teratas. Mereka berkontribusi terhadap 45,56% pengeluaran secara nasional per Maret 2025 lalu. Sementara itu, 40% penduduk menengah hanya berkontribusi sebesar 35,79%.

    Sedangkan 40% penduduk terendah hanya berkontribusi di angka 18,65% dari total pengeluaran nasional. Meski ada peningkatan dibandingkan posisi Maret 2024 yang tercatat sebesar 18,40%, namun jumlah itu tidak sampai separuhnya pengeluaran dari penduduk 20% teratas.

    Dengan potret ketimpangan pengeluaran tersebut, wajar jika setiap upaya menaikkan pungutan entah itu pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun daerah, akan menimbulkan protes dari kalangan masyarakat.

    Pati dan Bone bisa menjadi peringatan bagi pemerintah supaya behati-hati menerapkan kebijakan pajak. Pemerintah perlu mencermati pernyataan Jean Baptiste Colbert, Menkeu Prancis pada era monarki absolut ratusan tahun lalu: “agar bagaimana bulu angsa bisa dicabut sebanyak mungkin tetapi dengan koak yang sepelan mungkin.”

  • Garuda Indonesia Gelar Promo Penerbangan Umrah, Harga Tiket Mulai Segini – Page 3

    Garuda Indonesia Gelar Promo Penerbangan Umrah, Harga Tiket Mulai Segini – Page 3

    Selama Garuda Indonesia Umrah Festival 2025 berlangsung, Garuda Indonesia menawarkan harga tiket penerbangan umrah untuk group booking dengan harga mulai dari Rp13,9 jutaan pp untuk rute Jakarta-Jeddah pp dan mulai Rp15 jutaan untuk rute Jakarta-Madinah-Jeddah-Jakarta. Harga spesial juga tersedia dari Surabaya dan Makassar mulai dari Rp 14,9 jutaan.

    Selain itu, nasabah Bank Mandiri di Jakarta, Surabaya, dan Makassar akan mendapatkan manfaat tambahan lainnya, antara lain cashback hingga Rp1,25 juta untuk pengguna kartu Mandiri Debit. Sedangkan pengguna Mandiri Kartu Kredit berkesempatan mendapat cashback hingga Rp5 juta, penawaran cicilan 0% hingga 12 bulan, hingga undian berhadiah voucher travel Garuda Indonesia Rp2,5 juta.

    Senior Vice President Bank Mandiri Agus Hendra Purnama mengungkapkan, kerjasama Bank Mandiri dengan Garuda Indonesia pada event GUTF ini mencerminkan sinergi strategis antara sektor perbankan dan penerbangan untuk memperkuat brand awareness, memudahkan jasa perjalanan religius sekaligus memperkaya pengalaman Nasabah, menjawab permintaan tinggi pasar umrah, serta mendorong transaksi non tunai.

     

     

  • BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia berawan-hujan ringan

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia berawan-hujan ringan

    logo BMKG

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah Indonesia berawan-hujan ringan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 23 Agustus 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Sabtu.

    Dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, prakirawan Rira Angela Damanik menerangkan secara umum daerah konvergensi memanjang di Laut Sulawesi, Laut Halmahera, Samudra Pasifik Utara, Papua Barat Daya, pesisir Bengkulu hingga Sumatera Selatan, Jawa Timur hingga pesisir selatan Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, dan Papua bagian tengah. 

    Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi. 

    Oleh karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, diantaranya Pekanbaru, Tanjung Pinang, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Tanjung Selor, Banjarmasin, Sorong, Ternate, dan Nabire. 

    Sementara itu, beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan hingga sedang, yaitu Medan, Jambi, Bengkulu, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Palangka Raya, Palu, Mamuju, Ambon, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya, dan Merauke.

    Adapun beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, diantaranya Banda Aceh, Padang, Yogyakarta, Surabaya, Kupang, Mataram, Manado, Gorontalo, Kendari, dan Makassar.

    Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0.5 hingga 2.5 m, sementara gelombang tinggi lebih dari 2.5 m hingga 4 m berpotensi terjadi di perairan selatan Jawa, Nusa Tenggara Timur, Samudra Hindia Selatan Banten, dan Nusa Tenggara Timur.

    Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai potensi banjir rob di pesisir Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi bagian utara.

    Sumber : Antara

  • Pulang ke Sulsel, Paskibraka Nasional 2025 Dapat Hadiah Tabungan Pendidikan

    Pulang ke Sulsel, Paskibraka Nasional 2025 Dapat Hadiah Tabungan Pendidikan

    Seleksi ketat dari tingkat kota hingga provinsi sudah ia lalui, hingga akhirnya melangkah ke barisan elit nasional. Bagi Aliah, Paskibraka bukan sekadar baris-berbaris, melainkan sekolah kedisiplinan dan persiapan mental untuk masa depan.

    Berbeda dengan Aliah, Nadhif Infanteri Ibha, siswa SMAN 1 Gowa, membawa semangat lain. Putra seorang anggota TNI ini sudah terbiasa dengan disiplin sejak kecil. Selain aktif di karate dan renang, ia menilai Paskibra adalah jalan mulia.

    “Ini kesempatan bagi anak muda yang ingin mengabdi. Saya bersyukur bisa sampai di tahap ini,” ucapnya mantap.

    Kebahagiaan itu tentu juga milik keluarga. Azmach Febriany, ibu Aliah, tak bisa menutupi rasa haru melihat putrinya berdiri tegak di Istana Negara. Begitu pula dengan Iqbal Basar, ayah Nadhif, yang menilai pencapaian anaknya adalah hasil kerja keras sejak kecil.

    Pemerintah daerah pun turut memberi apresiasi. Muhammad Annas Sudirman, Pelaksana DPPI Makassar, menegaskan bahwa keberhasilan Aliah dan Nadhif membuktikan proses seleksi berlapis berjalan objektif—mulai dari administrasi, psikotes, wawasan kebangsaan, hingga wawancara.

    Pertemuan malam itu ditutup dengan tawa, obrolan ringan, dan semangat yang terasa menular. Bahkan Aliah sempat menyebut sosok Wagub Fatmawati sebagai pribadi yang ramah dan humoris.

    “Rasanya seperti berbincang dengan orang tua sendiri. Kami bisa sharing pengalaman dan bercanda bersama. Terima kasih atas perhatian ini. Semoga anak-anak muda Sulsel terus berprestasi,” kata Aliah.

  • Pendaftaran Internet Murah 100 Mbps Resmi Dibuka, Begini Prosesnya

    Pendaftaran Internet Murah 100 Mbps Resmi Dibuka, Begini Prosesnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi membuka pendaftaran lelang 1,4 Ghz untuk Fixed Wireless Access. Hal ini akan membuka peluang para operator untuk menggelar internet murah 100 Mbps yang ditargetkan pemerintah.

    Untuk tahap berikutnya, perusahaan yang resmi mendaftar telah bisa melakukan pengunduhan dokumen seleksi. Setelah melakukan proses tersebut, perusahaan akan menjadi calon peserta seleksi.

    Ada tujuh perusahaan yang resmi melakukan pendaftaran lelang tersebut. Beberapa nama merupakan layanan internet cukup ternama, mulai dari Telkom yang merupakan induk perusahaan PT Telekomunikasi Seluler dengan brand Telkomsel, Indosat yang memiliki layanan IM3, Tri dan Hifi, serta XLSmart yang mengoperasikan layanan XL dan Axis.

    Sementara nama lainnya adalah Telemedia Komunikasi Pratama adalakh anak perusahaan Surge dan Eka Mas Republik memiliki brand MyRepublic. Sementara Netciti Persada beroperasi di kawasan pemukiman termasuk Alam Sutera.

    Berikut daftar lengkap penyelenggara telekomunikasi yang telah melakukan pengambilan akun:

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk;
    PT XLSMART Telecom Sejahtera;
    PT Indosat Tbk;
    PT Telemedia Komunikasi Pratama;
    PT Netciti Persada;
    PT Telekomunikasi Selular;
    PT Eka Mas Republik.

    Sebagai informasi, lelang frekuensi 1,4 Ghz memiliki total lebar 80 Mhz dengan rentang 1432-1512 Mhz. Peruntukkannya adalah bagi layanan fixed wireless, layanan internet tanpa kabel.

    Layanan tersebut bisa digunakan hanya untuk lokasi tertentu. Berbeda dengan layanan seluler yang dapat digunakan untuk berbagai lokasi hingga luar kota.

    Terdapat tiga regional yang menjadi objek seleksi. Ini pembagiannya:

    Regional 1

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi
    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)
    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta
    Zona 7 : Jawa Timur
    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya
    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara
    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi
    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung
    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah
    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pabrikan Malaysia Luncurkan Motor Bebek Petualang, Harga Rp 27 Jutaan

    Pabrikan Malaysia Luncurkan Motor Bebek Petualang, Harga Rp 27 Jutaan

    Jakarta

    Produsen motor asal Malaysia, Aveta, kembali menarik perhatian pasar otomotif dengan meluncurkan motor bebek petualang terbaru, Ranger Max Explorer. Motor bebek yang punya tongkrongan adventure ini dijual mulai 6.988 RM atau setara Rp 27 jutaan.

    Kehadiran Aveta Ranger Max Explorer jelas menambah panas persaingan di segmen motor bebek petualang, di mana sebelumnya sudah ada Honda CT125 juga Yamaha PG-1. Dengan banderol lebih ramah kantong, Aveta coba menawarkan alternatif menarik bagi konsumen yang ingin motor tangguh untuk dipakai harian maupun bertualang.

    Dikutip dari Pandu Laju, model teranyar ini hadir dengan berbagai peningkatan, mulai rem cakram depan-belakang untuk kontrol pengereman lebih baik, desain fender, serta mudguard baru yang lebih efektif menahan cipratan lumpur, hingga handlebar dengan grip baru lengkap dengan balancer untuk kestabilan ekstra.

    Aveta Ranger Max Explorer Foto: Pandu Laju

    Tak hanya itu, motor ini juga dibekali rangka T-bone yang diklaim lebih kokoh, ground clearance 190 mm (lebih tinggi 10 mm dari model sebelumnya), dan juga bobot ringan hanya 115 kg. Kombinasi ini membuatnya lincah di jalanan perkotaan, namun tetap andal saat dibawa melibas jalur semi-off road.

    Aveta menawarkan dua varian untuk Ranger Max Explorer. Varian Standard dibekali velg jari-jari 18 inci di depan dan 16 inci di belakang, ban dual-purpose, dan pilihan warna baru Iron Grey yang melengkapi opsi Sierra Yellow dan Forest Green. Harganya tetap di 6.988 RM (sekitar Rp 27 jutaan).

    Sementara itu Varian Special Edition (SE) tampil lebih modern dengan velg sport dual-tone 17 inci, ban yang lebih cocok buat penggunaan jalan raya, serta pelindung knalpot dengan sentuhan desain stylish. Varian ini dilepas dengan harga 7.188 RM atau sekitar Rp 27,8 juta.

    Aveta Ranger Max Explorer Foto: Pandu Laju

    Alternatif Honda CT 125 dan Yamaha PG-1

    Jika dibandingkan, Honda CT125 yang membawa mesin 124 cc berpendingin udara dijual dengan harga tembus Rp 82 jutaan di Indonesia. Sementara Yamaha PG-1, dihargai dengan banderol setara Rp 29 jutaan di Thailand.

    Dengan harga jauh lebih murah dan fitur cukup komplet, Aveta Ranger Max Explorer bisa menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang mencari motor bebek petualang murah. Kehadirannya tentu menjadi ancaman baru bagi dominasi Honda CT125 dan Yamaha PG-1 di segmen ini.

    (lua/din)

  • NASA Bocorkan Wujud IKN dari Langit, Begini Perubahannya

    NASA Bocorkan Wujud IKN dari Langit, Begini Perubahannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, masih terus dibangun. Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menegaskan tidak ada moratorium dan pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan proyek tersebut.

    Beberapa saat lalu, NASA pernah merilis gambar penampakan IKN dari atas langit yang ditangkap oleh OLI-2 (Operational Land Imager-2) di Landsat 9 dan OLI di Landsat 8.

    Gambar yang dipublikasikan Earth Observatory NASA tersebut, memperlihatkan perubahan kondisi wilayah IKN pada April 2022 dan Februari 2024.

    Foto: NASA
    Wujud IKN dari tangkapan sensor NASA

    Pada gambar 2024, nampak banyak perubahan signifikan, dimana banyak lahan di dalam hutan yang sudah dibuka untuk pembangunan infrastruktur.

    Foto: NASA
    Wujud IKN dari tangkapan sensor NASA

    Pembangunan IKN sendiri dimulai pada Juli 2022 di kawasan hutan dan perkebunan kelapa sawit 30 kilometer ke daratan dari Selat Makassar. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan lingkungan yang dihadapi Jakarta, ibu kota Indonesia saat ini.

    Wilayah metropolitan Jakarta dihuni oleh 30 juta orang dan telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Banjir yang sering terjadi, lalu lintas padat, polusi udara dan kekurangan air minum merupakan hal yang biasa terjadi di Jakarta.

    Jakarta juga diisukan bakal tenggelam dalam beberapa tahun ke depan. Pengambilan air tanah yang berlebihan telah berkontribusi terhadap laju penurunan permukaan tanah hingga 15 sentimeter per tahun, dan 40 persen wilayah kota kini berada di bawah permukaan laut.

    Meski demikian, beberapa peneliti khawatir perubahan penggunaan lahan untuk pembangunan IKN dapat membahayakan hutan dan satwa liar di wilayah tersebut.

    Hamparan daratan dan perairan pantai yang sedang dikembangkan kaya akan keanekaragaman hayati dan rumah bagi hutan bakau, bekantan, dan lumba-lumba Irrawaddy.

    Meskipun lokasinya telah banyak berubah selama satu setengah tahun terakhir, kota ini masih jauh dari selesai. Konstruksi direncanakan akan rampung sepenuhnya pada 2045 mendatang.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Siap-siap, Garuda Indonesia (GIAA) Tawarkan Tiket Murah untuk Umrah Akhir Tahun

    Siap-siap, Garuda Indonesia (GIAA) Tawarkan Tiket Murah untuk Umrah Akhir Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) kembali menawarkan tarif tiket murah untuk menangkap peluang lonjakan permintaan umrah pada akhir tahun ini.

    Mengacu pada data Kementerian Agama, jumlah jemaah umrah hingga periode April tahun ini mencapai sebanyak 650.000 orang atau meningkat sekitar 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim menuturkan bahwa lazimnya peningkatan signifikan jumlah penumpang umrah terjadi pada akhir tahun atau sekitar November hingga Desember, berbarengan dengan libur penghujung akhir tahun.

    “Kami akan manfaatkan momentum ini dengan memulai persiapan pada Agustus ini supaya calon jemaah juga dapat melakukan persiapan dengan lebih baik,” kata Reza, Jumat (22/8/2025).

    Adapun, maskapai penerbangan berkode saham GIAA tersebut menargetkan peningkatan penjualan tiket sebesar 20% dibandingkan dengan periode sebelumnya atau secara total sebanyak 50.000 tiket.

    Reza memaparkan, Kota Jakarta, Surabaya, dan Makassar masih menjadi pangsa pasar besar, teratas bagi jemaah umrah.

    Seturut dengan itu, GIAA pun telah mempersiapkan Garuda Indonesia Umrah Festival pada 29 Agustus 2025 di 16 kota besar di Indonesia.

    Selama Garuda Indonesia Umrah Festival 2025 berlangsung, perseroan menawarkan harga tiket penerbangan umrah untuk grup booking dengan harga mulai dari Rp13,9 jutaan pulang-pergi (pp) untuk rute Jakarta-Jeddah, dan mulai Rp15 jutaan untuk rute Jakarta-Madinah-Jeddah-Jakarta.

    Harga tiket Garuda Indonesia spesial juga tersedia dari Surabaya dan Makassar mulai dari Rp14,9 jutaan. Perseroan berkolaborasi dengan Bank Mandiri sebagai bank partner. “Periode perjalanan mulai September 2025 hingga Agustus 2026.”

    Sebagai gambaran, Garuda Indonesia Umrah Festival akan dimulai di Jakarta (Mall Atrium Kota Kasablanka) yang diselenggarakan pada 29—31 Agustus 2025. Selanjutnya, kegiatan serupa akan dilaksanakan secara serentak di Surabaya (Royal Plaza), Makassar (Mall Ratu Indah), dan juga di Kantor Penjualan Garuda Indonesia (Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Bandung, Balikpapan, Banjarmasin, Lombok) pada 5—7 September 2025.

    Perseroan menjamin optimalisasi layanan penerbangan langsung tanpa transit dengan harga terbaik.

    Senior Vice President Bank Mandiri Agus Hendra Purnama menilai, kerja sama Bank Mandiri dengan Garuda Indonesia pada event Garuda Indonesia Umrah Travel Fair (GUTF) ini mencerminkan sinergi strategis antara sektor perbankan dan penerbangan.

    Hal ini untuk memudahkan jasa perjalanan religius sekaligus memperkaya pengalaman nasabah, menjawab permintaan tinggi pasar umrah, serta mendorong transaksi non tunai.

    “Melalui GUTF 2025, Bank Mandiri mempertegas komitmen dalam mengakselerasi layanan finansial syariah dan menjawab tingginya kebutuhan perjalanan religius,” katanya.