Penjelasan Komisi XI DPR Soal Kunker ke Australia Saat Indonesia Banyak Demo
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun menjelaskan bahwa pihaknya bepergian ke Canberra dan Sydney ketika Indonesia sedang ramai demonstrasi terkait kenaikan tunjangan anggota dewan untuk kunjungan kerja.
Misbakhun mengatakan, kunjungan itu terkait dinas Komisi XI dan Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang Revisi Undang-Undang tentang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (RUU P2SK).
“Agendanya sudah lama dijadwalkan jauh sebelum ada peristiwa demo di Jakarta,” kata Misbakhun, saat dihubungi awak media, Sabtu (31/8/2025).
Misbakhun menambahkan, Panja sudah harus menyelesaikan RUU itu pada 8 September 2025.
Dalam kunjungannya, Komisi XI DPR RI berangkat bersama perwakilan Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, Bank BNI, dan Bank BTN.
“Adapun kota yang dikunjungi adalah Canberra dan Sydney,” kata Misbakhun.
Politikus Partai Golkar itu mengungkapkan, dalam kunjungan ke Canberra, pihaknya menemui Duta Besar RI dan mahasiswa program LPDP.
Alasannya, LPDP merupakan lembaga yang mengelola dana abadi dan bagian dari Kementerian Keuangan.
“Komisi XI ingin mengetahui secara langsung apakah proses penyaluran beasiswa LPDP di Australia berjalan sesuai dengan apa yang diprogramkan dan isu-isu apa saja yang ada dalam penyaluran LPDP di Australia,” ujar Misbakhun.
Selain itu, Komisi XI juga menemui Australian National Audit Office (ANAO) di kantor ANAO di Canberra.
Pihaknya ingin memastikan kerja sama BPK RI dan ANAO terkait pertukaran informasi, pendidikan, dan pelatihan berjalan baik.
Sementara di Sydney, Komisi XI mengunjungi kantor representative office Bank BNI, pada Kamis (28/8/2025).
Kantor itu dibuka kurang dari setahun yang lalu, dan pihaknya ingin mengetahui transaksi hingga pelayanan di sana.
“Ternyata di Australia, transaksi batubara saja sudah mencapai AUD (dollar Australia) 2 miliar, pendidikan dan pariwisata mencapai 1,45 miliar,” kata dia.
“Belum lagi ada 5 konglomerat besar Indonesia yang mempunyai konsesi tambang sebanyak lebih dari 10. Itu adalah ukuran bisnis yang besar di mana BNI ingin memberikan pelayanan untuk itu,” tambah dia.
Diketahui, unjuk rasa yang memprotes kenaikan tunjangan anggota DPR RI dimulai pada 25 Agustus lalu.
Unjuk rasa kemudian berlanjut pada 28 Agustus, hari di mana Affan meninggal setelah dilindas mobil Brimob.
Peristiwa itu membuat publik semakin marah, terutama kalangan driver ojol.
Setelah itu, unjuk rasa meluas ke berbagai kota dan daerah, mulai dari Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Tegal, Cilacap, Makassar, dan lainnya.
Unjuk rasa diwarnai bentrokan massa dengan aparat.
Sejumlah fasilitas umum, seperti halte bus hingga beberapa kantor kepolisian, dibakar.
Bahkan, kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya dibakar pada Sabtu (30/8/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: SULAWESI SELATAN
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332953/original/051965600_1756549863-1000851689.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mahasiswa yang Tewas Dikeroyok Karena Dituduh Intel di Makassar Ternyata Driver Ojol
Liputan6.com, Jakarta – Fakta baru terungkap dalam demo ricuh di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (29/8/2025) malam. Rusdamdiansyah (25), korban pengeroyokan massa ternyata merupakan seorang pengemudi ojek online (ojol) yang bergabung bersama Grab lebih dari 7 tahun.
Kabar duka ini disampaikan langsung Director of East Indonesia Operations, Grab Indonesia, Halim Wijaya kepada Liputan6.com. Dia menyebut almarhum bukan hanya driver ojol, melainkan bagian penting dari keluarga besar Grab.
“Beliau bukan hanya seorang Mitra Pengemudi, tetapi juga pejuang jalanan yang setia, sahabat bagi sesama mitra, dan bagian penting dari keluarga besar Grab. Kehilangan ini sungguh berat, bukan hanya bagi keluarga almarhum, tetapi juga bagi seluruh komunitas Grab di Makassar dan di Indonesia,” kata Halim Wijaya, Sabtu (30/8/2025).
Rusdamdiansyah tewas setelah dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI). Ia dituding sebagai intel ketika berada di tengah massa yang sedang ricuh. Korban sempat dilarikan ke RSUP Kemenkes Makassar di kawasan CPI, namun nyawanya tak tertolong.
-
/data/photo/2025/08/29/68b11d4575bdc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Grab Sebut 2 Mitra Ojol Jadi Korban Aksi di Makassar, 1 Tewas, 1 Kritis Makassar 31 Agustus 2025
Grab Sebut 2 Mitra Ojol Jadi Korban Aksi di Makassar, 1 Tewas, 1 Kritis
Tim Redaksi
MAKASSAR, KOMPAS.com
– Grab Indonesia menyesalkan aksi unjuk rasa anarkis yang menyebabkan salah satu mitra pengemudi bernama Rusdamdiansyah tewas.
Pria yang akrab disapa Dandi itu telah bekerja sebagai pengemudi selama tujuh tahun. Pihak Grab Indonesia pun menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Dandi.
“Keluarga besar Grab merasa kehilangan. Ini sungguh berat, bukan hanya bagi keluarga almarhum, tetapi juga bagi seluruh komunitas Grab di Makassar dan di Indonesia.”
Demikian kata Director of East Indonesia Operations Grab Indonesia, Halim Wijaya, dalam keterangan resminya, Sabtu (30/8/2025) malam.
Halim mengungkapkan, sebagai bentuk dukungan, Grab Indonesia bakal mengunjungi langsung rumah duka Dandi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
“Saat ini, saya juga sedang menunggu pesawat untuk berangkat ke Makassar untuk memberikan santunan langsung dan penghormatan terakhir kepada almarhum dan keluarga,” ungkap Halim.
Halim juga menegaskan, Grab siap memberikan dukungan atau pendampingan hukum bagi keluarga Dandi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
“Kami berdiri bersama seluruh mitra untuk memastikan keadilan ditegakkan dan hak-hak mereka terlindungi.”
“Karena itu, Grab menyiapkan berbagai bentuk pendampingan, termasuk pendampingan hukum apabila dibutuhkan,” ujar dia.
Halim juga mengungkapkan, tak hanya Dandi yang menjadi korban dalam peristiwa tragis di Kota Daeng pada Jumat (29/8/2025) malam itu.
Ada juga salah satu mitra pengemudi yang diketahui bernama Budi Haryadi, yang kini masih dalam kondisi kritis akibat melompat dari lantai empat gedung DPRD Makassar, saat berupaya menyelamatkan diri.
“Selain almarhum Rusdamdiansyah, kami juga mendapatkan informasi bahwa Budi Haryadi, yang sehari-hari bekerja sebagai anggota Satpol PP, dan tercatat sebagai mitra pengemudi Grab, saat ini dalam kondisi tidak sadarkan diri,” sebut Halim.
Halim lantas mengimbau agar seluruh mitra transportasi berbasis online tetap menjaga kedamaian dan tenang di situasi saat ini. Tidak mudah terprovokasi dengan isu yang belum jelas kebenarannya.
“Kami juga mengajak seluruh mitra dan keluarga besar Grab untuk tetap tenang, serta selalu mengutamakan keselamatan dan saling menjaga, dan menjadikan solidaritas sebagai kekuatan komunitas di Makassar dan seluruh Indonesia,” tutup dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5323516/original/034751700_1755773039-8b720a4e-623d-4028-83d8-7e0898cbfa9a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Fraksi PDI Perjuangan Minta Tunjangan Perumahan dan Fasilitas di Luar Kepatutan Anggota DPR Dihentikan – Page 3
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra ini juga menyampaikan permohonan maaf apabila peran Fraksi Gerindra belum optimal dalam mewakili dan menyerap aspirasi maupun keluh kesah masyarakat. Budi menyadari bahwa kebebasan berpendapat masyarakat harus dilindungi.
“Dengan tulus saya memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Kami sadar bahwa demokrasi kita berdiri di atas prinsip kebebasan berpendapat, yang bukan hanya dijamin, tetapi juga harus dilindungi,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Keponakan Presiden Prabowo ini turut menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka dalam sejumlah insiden aksi demonstrasi di berbagai daerah dalam berbagai hari terakhir ini.
Salah satunya, pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan yang meninggal dunia karena terlindas rantis Brimob.
Menurut dia, rangkaian tragedi yang terjadi merupakan akumulasi dari kekecewaan masyarakat. Budi menyebut hal ini harus dijadikan momentum untuk memperbaiki sistem dan tata kelola bernegara.
“Atas nama pribadi dan Fraksi Gerindra, saya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, baik di Jakarta, Makassar, maupun di kota-kota lainnya,” tutur Budi.
“Jatuhnya korban dalam insiden demonstrasi ini bukan hanya menjadi duka bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga duka bagi kita semua sebagai sebuah bangsa,” tutupnya.
-

Dikira Intel, Pengemudi Ojol Rusdamdiansyah Tewas Dikeroyok Massa
Bisnis.com, JAKARTA – Seorang pengemudi ojek online bernama Rusdamdiansyah, tewas usai dikeroyok massa di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar.
Menurut laporan, Rusdamdiansyah dikeroyok massa karena dikira intel saat demo ricuh di depan Kampus UMI Makassar, Jumat malam (29/8).
Rusdamdiansyah yang berusia 25 tahun akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (30/8) usai sempat dirawat di rumah sakit.
Kabar duka meninggalnya Rusdamdiansyah dibenarkan pada Sabtu, 30 Agustus 2025, oleh Plt. Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli Tahar.
“Dugaannya begitu (dikira intel), tapi yang jelas informasi yang kami terima itu, yang bersangkutan ini dikeroyok oleh massa saat kerusuhan di (Jalan) Urip,” ucap Fadli
Pemkot Makassar langsung memfasilitasi kepulangan jenazah hingga pemakaman Rusdamdiansyah.
Aplikasi Grab juga menyampaikan duka cita mendalam dengan meninggalnya Rusdamdiansyah.
“Dengan penuh duka, kami membenarkan bahwa sosok yang berpulang dalam insiden di Makassar semalam adalah Mitra Pengemudi kami, Almarhum Rusdamdiansyah (Dandi),” tulis Grab di Instagram resminya.
Rusdamdiansyah sudah lebih dari 7 tahun menjadi mitra Grab. “Almarhum telah lebih dari 7 tahun bersama kami, tumbuh dan berjalan bersama. Beliau bukan sekadar Mitra Pengemudi, tetapi pejuang jalanan yang setia, sahabat bagi sesama Mitra, dan bagian dari keluarga besar Grab. Kehilangan ini sungguh terasa tragis, meninggalkan duka yang begitu dalam, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi kami semua,” tulis Grab.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4978529/original/066458100_1729750733-a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Keponakan Prabowo: Partai Gerindra Setuju Tunjangan Anggota DPR Dihentikan – Page 3
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra ini juga menyampaikan permohonan maaf apabila peran Fraksi Gerindra belum optimal dalam mewakili dan menyerap aspirasi maupun keluh kesah masyarakat. Budi menyadari bahwa kebebasan berpendapat masyarakat harus dilindungi.
“Dengan tulus saya memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Kami sadar bahwa demokrasi kita berdiri di atas prinsip kebebasan berpendapat, yang bukan hanya dijamin, tetapi juga harus dilindungi,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Keponakan Presiden Prabowo ini turut menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka dalam sejumlah insiden aksi demonstrasi di berbagai daerah dalam berbagai hari terakhir ini.
Salah satunya, pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan yang meninggal dunia karena terlindas rantis Brimob.
Menurut dia, rangkaian tragedi yang terjadi merupakan akumulasi dari kekecewaan masyarakat. Budi menyebut hal ini harus dijadikan momentum untuk memperbaiki sistem dan tata kelola bernegara.
“Atas nama pribadi dan Fraksi Gerindra, saya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, baik di Jakarta, Makassar, maupun di kota-kota lainnya,” tutur Budi.
“Jatuhnya korban dalam insiden demonstrasi ini bukan hanya menjadi duka bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga duka bagi kita semua sebagai sebuah bangsa,” tutupnya.
-

Apel Gerakan Pembagian Bendera Merah Putih peringati HUT RI yang ke-80 di Bone Bolango
Sabtu, 2 Agustus 2025 11:21 WIB
Foto aerial sejumlah pelajar membawa bendera merah putih pada Apel Pembagian Bendera Merah Putih di Danau Perintis, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Jumat (1/8/2025). Pemerintah Kabupaten Bone Bolango membagikan ribuan bendera merah putih kepada masyarakat, aparatur sipil negara (ASN) dan pelajar dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke 80 Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Sejumlah pelajar membawa bendera merah putih pada Apel Pembagian Bendera Merah Putih di Danau Perintis, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Jumat (1/8/2025). Pemerintah Kabupaten Bone Bolango membagikan ribuan bendera merah putih kepada masyarakat, aparatur sipil negara (ASN) dan pelajar dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke 80 Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Tanggapi Demo Besar-besaran, Rismon Ingatkan Pernyataan Kubu Jokowi ‘Kalau Ijazah Ditunjukkan Bisa Chaos’
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Dalam tiga hari terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia diwarnai demonstrasi besar-besaran.
Bahkan, sejumlah demo berujung peristiwa yang duka karena menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Selain kasus tewasnya Affan Kurniawan seorang driver ojol di Jakarta, di Makassar, 3 orang dilaporkan tewas terkait pembakaran gedung DPRD Kota Makassar.
Sementara itu, pakar digital forensik, Rismon Hasihola Sianipar, turut merespons ramainya demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah.
Dia bahkan mengingatkan kembali pernyataan dari kubu Jokowi, dalam hal ini Pengacara Yakup Hasibuan.
“Kubu Jokowi Sebut Bisa ‘Chaos’, jika Ijazah Asli Ditunjukkan ke Publik,” tulis Rismon sembari membagikan gambar pemberitaan terkait pernyataan kuasa hukum Jokowi tersebut.
Rismon kemudian meminta masyarakat agar berhati-hati dengan kode keras tersebut.
“Hati-hati pada kode keras ‘CHAOS’ yang diungkapkan Yakup Hasibuan!” saran Rismon, dikutip dari akun @SianiparRismon di X, Sabtu malam (30/8/2025).
Untuk diketahui, Yakup menyampaikan pernyataan chaos dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta, Minggu (15/6/2025).
“Bayangkan semua yang dituduh, dipaksa untuk menunjukkan ijazahnya. Ini bisa terjadi kepada siapa pun, kepada kepala daerah mana pun, kepada anggota DPR mana pun, kepada masyarakat sipil mana pun. Bayangkan kalau itu terjadi, kan negara ini chaos,” ujarnya saat itu.
Pernyataan itu kemudian ditanggapi oleh Pakar telematika Roy Suryo pun menilai bahwa menunjukkan ijazah tak akan menciptakan kekacuan.
/data/photo/2025/08/05/68918a2d93fc3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/30/68b2d4433e7d5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/30/68b30a6e1c52b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)