provinsi: PAPUA

  • Freeport temukan tiga jenazah pekerja, penyelamatan terus berlanjut

    Freeport temukan tiga jenazah pekerja, penyelamatan terus berlanjut

    Jakarta (ANTARA) – Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia (PTFI) mengevakuasi tiga jenazah pekerja tambang yang terjebak di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah, Minggu, dan penyelamatan terus berlanjut untuk menemukan seluruh pekerja.

    “Atas nama pribadi dan perusahaan, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang telah berada di Tembagapura sejak 14 September 2025 lalu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kekuatan dan ketabahan bagi kita semua,” ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Minggu.

    Ketiga jenazah tersebut ditemukan pada rentang waktu yang berbeda, yaitu pada sekitar pukul 12.00 WIT ditemukan satu rekan kerja dan pada sekitar pukul 16.53 WIT ditemukan dua rekan kerja.

    Proses identifikasi oleh tim medis dan tim kepolisian mengonfirmasi bahwa pekerja yang ditemukan pada sekitar pukul 12.00 WIT adalah Victor Bastida Ballesteros, seorang warga negara Republik Chili yang adalah karyawan PT Redpath Indonesia.

    Sementara dua pekerja yang ditemukan pada sekitar pukul 16.53 WIT masih melalui proses identifikasi oleh tim medis dan tim kepolisian.

    “Selain rekan kerja, mereka adalah bagian dari keluarga besar Freeport. Kehilangan ini membawa duka yang mendalam bagi kita semua,” ucap Tony.

    Tony Wenas menjelaskan bahwa penemuan ini menjadi kemajuan penting, namun upaya penyelamatan masih terus dilakukan untuk menemukan seluruh pekerja yang terjebak.

    PT Freeport Indonesia memastikan pendampingan penuh bagi seluruh keluarga pekerja yang telah berpulang, serta dukungan penuh terhadap proses identifikasi.

    Longsor lumpur bijih basah terjadi di area tambang bawah tanah di kawasan Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, pada Senin, 8 September 2025 malam sekitar pukul 22.00 WIT.

    Hampir seluruh karyawan berhasil dievakuasi, kecuali tujuh orang yang terperangkap di dalam. Pada Sabtu (20/9), tim penyelamat berhasil menemukan dua orang yang terperangkap tersebut.

    Dengan demikian, hingga Minggu (5/10), tim penyelamat berhasil menemukan lima pekerja yang terperangkap.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Indra Arief Pribadi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam Megapolitan 5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pasangan suami istri, Asmat (60 tahun) dan Marsiah (55) mengaku tidak pernah menanam bunga bangkai jenis Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) yang tumbuh di rumahnya di Jalan Srengseng Sawah, RT 003 RW 009, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Asmat menyebutkan, bunga tersebut tumbuh secara alami dan kini sedang mekar sehingga menyedot perhatian warganet.
    “Kita enggak pernah nanam. Tanah di sini bekas kebun ayah, dari dulu subur. Waktu pandemi banyak tanaman lain juga, kayak cabai, jambu, sama alpukat,” ujar Asmat saat ditemui
    Kompas.com
    , Minggu (5/10/2025).
    Bunga suweg di rumah Asmat dan Marsiah itu tumbuh hingga tingginya sekitar 60 sentimeter.
    Bamun, bunga itu kini mulai layu, bagian kelopaknya mengering dan tidak lagi berbau menyengat seperti saat mekar pada Jumat (3/10/2025).
    Asmat bercerita, ini bukan kali pertama bunga tersebut muncul dan mekar di rumahnnya.
    Bunga serupa pernah tumbuh di halaman yang sama pada tahun 2012, meski saat itu tidak mekar sempurna.
    “Dulu pernah juga tumbuh, tapi kehalang tembok jadi cuma setengah mekar. Kalau yang kemarin bagus banget, mekar penuh,” ujar dia.
    Marsiah menambahkan, bunga muncul begitu saja dari tanah yang memang tidak pernah dibangun sejak dulu.
    “Awalnya kami enggak tahu itu bunga apa. Bentuknya kayak merdung, belum jelas bunga. Baru pas kuncupnya muncul tiga mingguan kemudian, kelihatan besar. Saya cari di Google, ternyata namanya bunga suweg, bukan Rafflesia,” kata Marsiah.
    Marsiah juga menjelaskan bunga tersebut mengeluarkan aroma menyengat pada sore hari sebelum mekar sempurna.
    “Baunya kuat banget, dari sore sampai pagi. Tapi cuma sehari aja, habis itu hilang sendiri,” ujar dia.
    Fenomena ini sempat menarik perhatian warga sekitar, bahkan tidak sedikit yang datang ke rumah Asmat dan Marsiah untuk melihat langsung bunga tersebut.
    “Saya cuma kirim fotonya ke grup warga, enggak niat buat viral. Tapi banyak yang datang mau lihat bunga bangkai,” ujar Marsiah.
    Bunga bangkai suweg termasuk spesies dari genus Amorphophallus, satu keluarga dengan bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum).
    Tanaman ini kerap tumbuh liar di lahan subur atau kebun yang jarang digarap.
    Mekarnya ditandai dengan munculnya spadix (tongkol) berwarna gelap dan aroma busuk untuk menarik serangga penyerbuk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap Megapolitan 5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Bunga bangkai jenis suweg (Amorphophallus paeoniifolius) mekar di halaman belakang rumah pasangan suami-istri Asmat (60) dan Marsiah (55) di Jalan Srengseng Sawah No. 62 RT 03 RW 09, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Minggu (5/10/2025), bunga yang sempat menarik perhatian warga itu kini sudah tak lagi berair, bagian kelopak mulai mengering, dan tidak lagi mengeluarkan bau menyengat.
    “Awalnya kami enggak tahu itu bunga apa. Bentuknya dulu kayak merdung, belum jelas bunga. Baru pas kuncupnya muncul dua mingguan kemudian, kelihatan besar,” kata Marsiah saat ditemui
    Kompas.com
    di rumahnya, Minggu.
    Bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah menjadi perhatian warganet setelah akun
    Instagram
    @jagakarsa_update mengunggah momen saat bunga tersebut mekar sempurna pada Jumat (3/10/2025) sekitar pukul 18.30 WIB.
    Unggahan itu memperlihatkan bunga dengan tinggi sekitar 60 sentimeter yang tumbuh dan langsung menyebarkan aroma khas menyengat.
    Marsiah sempat mencari tahu melalui internet dan menemukan bahwa bunga tersebut adalah jenis suweg, bukan Rafflesia arnoldii seperti yang banyak dikira warganet.
    “Katanya, untuk bisa mekar umbinya harus berat dan usianya puluhan tahun. Jadi wajar kalau sekarang baru tumbuh lagi, karena tanahnya memang dari dulu subur dan belum pernah digali,” ujar dia.
    Marsiah mengatakan, bunga serupa pernah tumbuh di lokasi yang berjarak tiga meter pada tahun 2012, namun tidak mekar sempurna.
    “Dulu kehalang tembok, jadi cuma setengah mekar. Kalau sekarang bagus banget, warnanya merah jingga. Tingginya kira-kira 60 sentimeter,” kata dia.
    Mekarnya bunga tersebut sempat mengundang perhatian warga sekitar.
    Beberapa di antaranya bahkan datang dari luar daerah setelah unggahan soal bunga itu beredar di media sosial.
    “Saya cuma kirim fotonya ke grup warga, enggak niat buat viral. Tapi ternyata banyak yang datang, katanya mau lihat bunga bangkai,” ujar Marsiah sambil tersenyum.
    Menurut Asmat, bunga suweg di halaman rumahnya itu tumbuh alami tanpa ditanam secara sengaja.
    “Kita enggak pernah nanam. Tanah di sini bekas kebun, dari dulu subur. Waktu pandemi banyak tanaman lain juga, kayak cabai, jambu, sama alpukat,” ujar dia.
    Asmat mengaku sempat mencium bau menyengat sejak sore sebelum bunga itu mekar.
    “Baunya kuat banget, dari sore sampai pagi. Tapi cuma sehari saja, setelah itu hilang sendiri,” katanya.
    Asmat menambahkan, di sekitar lokasi tumbuhnya bunga itu masih ada banyak batang suweg lain yang belum mekar.
    “Yang jadi daun saja ada puluhan. Mungkin nanti ada lagi yang mekar di tempat lain,” kata Asmat.
    “Cuma kan untuk jadi bunga atau mekar itu pasti enggak semuanya. Rata-rata jadi pohon atau daun yang nanti isinya umbian,” ujar dia.
    Marsiah dan Asmat juga memperlihatkan bahwa jika bibit bunga tersebut tidak tumbuh jadi bunga, akan menjadi batang daun biasa.
    “Kebanyakan enggak tumbuh jadi bunga, tapi ini ada yang jadi daun, kita biarkan bisa tinggi banget sampai 3 meter,” tutur Asmat sambil menunjuk batang daun.
    Dari hasil pengamatan, bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah tergolong dalam genus Amorphophallus, famili talas-talasan (Araceae).
    Jenis ini dikenal dengan nama Suweg (Amorphophallus paeoniifolius), kerabat dekat bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum yang menjadi ikon Kebun Raya Bogor.
    Bunga Suweg memiliki struktur khas berupa spadix (tongkol bunga) yang menjulang di tengah dan spathe (seludang) berwarna gelap, sering kali merah hati atau ungu kecokelatan di bagian luar, dengan bagian dalam kekuningan.
    Meski baunya menyengat seperti bangkai, ukuran Suweg relatif lebih kecil, umumnya setinggi 30–70 sentimeter.
    Bunga ini dikenal langka karena memiliki siklus hidup panjang dan hanya mekar sekali dalam beberapa tahun.
    Di sejumlah daerah di Indonesia, kemunculan bunga suweg sering dikaitkan dengan pertanda datangnya musim hujan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kabar Terbaru Pencarian Korban Longsor Tambang Grasberg

    Kabar Terbaru Pencarian Korban Longsor Tambang Grasberg

    Jakarta

    Pencarian lima orang yang terjebak longsor di tambang Grasberg Block Cave (GBC) Mimika, Papua Tengah terus dilakukan. Dari lima pekerja yang terjebak, satu pekerja ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menerangkan jenazah tersebut akan melalui proses identifikasi.

    “Pada hari ini, Minggu, 5 Oktober 2025 sekitar pukul 12.01 WIT, Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menemukan 1 (satu) jenazah dari 5 (lima) rekan kami yang terjebak dalam insiden luncuran material basah di Grasberg Block Cave dan selanjutnya akan melalui proses identifikasi,” ujar Tony dalam keterangannya, Minggu (5/10/2025).

    Tony sempat mengatakan longsoran yang terjadi di tambang tersebut mencapai tonase 700 ribu ton. Meski mayoritas pekerja bisa dievakuasi, sayangnya 7 pekerja Freeport terjebak.

    Pada 20 September lalu, dua pekerja ditemukan dalam meninggal dunia. Dengan temuan satu pekerja yang meninggal, ini berarti tersisa empat orang yang masih terus dicari. Menurutnya, lokasi pekerja yang terjebak sudah diketahui.

    “Lokasinya kami sudah ketahui keberadaannya di sekitar mana. Tapi belum bisa kami capai karena jumlah material basah itu yang luar biasa besar,” kata Tony saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kamis (2/10/2025).

    (kil/kil)

  • Awal Musim Hujan Oktober 2025 Daerah Mana Saja? Cek Infonya

    Awal Musim Hujan Oktober 2025 Daerah Mana Saja? Cek Infonya

    Jakarta

    Awal musim hujan 2025/2026 sudah mulai berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia sejak September. Namun, Zona Musim (ZOM) terbanyak diprediksi terjadi pada Oktober ini, saat sebagian besar daerah beralih dari musim kemarau menuju musim hujan.

    Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), waktu datangnya musim hujan berbeda-beda di tiap wilayah, tergantung pola angin, letak geografis, serta dinamika atmosfer. Lalu, daerah mana saja yang mengalami awal musim hujan pada Oktober 2025?

    149 Zona Musim Mulai Musim Hujan pada Oktober 2025

    Berdasarkan Prakiraan Musim Hujan 2025/2026 yang dirilis BMKG, terdapat 149 Zona Musim (ZOM) yang diprediksi memasuki awal musim hujan pada bulan Oktober 2025. Jumlah ini mencakup sekitar 42 persen wilayah Indonesia.

    BMKG menjelaskan bahwa awal musim hujan ditetapkan ketika curah hujan mencapai ≥50 milimeter dalam satu dasarian (10 hari) dan diikuti oleh dasarian berikutnya dengan curah hujan yang sama atau lebih tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut sudah mengalami peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

    Secara umum, wilayah barat dan tengah Indonesia mendominasi fase awal musim hujan pada Oktober ini, seiring dengan mulai aktifnya angin baratan yang membawa uap air dari Samudra Hindia ke wilayah daratan.

    Daftar Wilayah yang Awal Musim Hujan di Oktober 2025Sumatera bagian tengah dan selatan, seperti Riau bagian selatan, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.Jawa bagian barat dan tengah, meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, serta sebagian Jawa Tengah.Kalimantan bagian barat dan tengah, termasuk Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan sebagian Kalimantan Selatan.Sulawesi bagian tengah dan tenggara, seperti sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.Bali bagian barat dan sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Di wilayah-wilayah tersebut, frekuensi hujan mulai meningkat secara bertahap, menandai berakhirnya periode kering yang terjadi sejak pertengahan tahun.

    Prakiraan Awal Musim Hujan 2025 di Wilayah Lainnya

    BMKG juga mencatat bahwa beberapa wilayah timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua bagian selatan baru akan memasuki awal musim hujan pada November hingga Desember 2025.

    Sementara itu, wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan sebagian Kalimantan Timur justru sudah lebih dulu mengalami awal musim hujan sejak September 2025, mendahului sebagian besar wilayah lainnya.

    BMKG Imbau Masyarakat Waspada Potensi Cuaca Ekstrem

    BMKG mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem di awal musim hujan, terutama hujan lebat disertai angin kencang dan kilat. Daerah dengan topografi curam atau sistem drainase buruk diminta siaga terhadap kemungkinan banjir lokal dan tanah longsor.

    Pemerintah daerah juga diimbau untuk memperkuat sistem peringatan dini serta melakukan langkah antisipasi guna mengurangi risiko bencana hidrometeorologi seiring meningkatnya curah hujan di bulan Oktober ini.

    (wia/idn)

  • Bank Muamalat gandeng kampus Islam dorong ekosistem ekonomi syariah

    Bank Muamalat gandeng kampus Islam dorong ekosistem ekonomi syariah

    Sektor keuangan syariah dan pendidikan adalah dua hal yang saling terhubung

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memperkuat sinergi dengan berbagai kampus Islam untuk mendorong terbangunnya ekosistem ekonomi syariah yang berkelanjutan.

    Upaya ini diwujudkan melalui dukungan produk dan layanan perbankan kepada Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dan Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) dalam rangkaian Synergy Roadshow 2025 region Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua).

    Dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, Direktur Utama Bank Muamalat Imam Teguh Saptono mengatakan kolaborasi dengan lembaga pendidikan Islam merupakan bagian penting dari upaya Bank Muamalat untuk menguatkan fondasi ekonomi syariah dari lingkungan akademik.

    “Pendidikan adalah investasi besar untuk membentuk bangsa yang bermartabat dan mulia di masa depan. Kami memahami pentingnya pendidikan Islam yang berkualitas sebagai perwujudan maqashid syariah, yakni menjaga kecerdasan dan keberlanjutan generasi,” ujar Imam.

    Dalam sinergi tersebut, Bank Muamalat memberikan fasilitas layanan akun virtual dan tabungan untuk Unismuh Makassar, serta layanan akun virtual dan co-branding kartu ATM bagi Yayasan Wakaf UMI.

    Kemitraan tidak berhenti pada penyediaan layanan perbankan, melainkan bagian dari upaya membangun ekosistem ekonomi syariah yang terintegrasi antara sektor pendidikan, sosial dan keuangan.

    “Sektor keuangan syariah dan pendidikan adalah dua hal yang saling terhubung. Keduanya memiliki fondasi nilai Islam yang sama untuk melahirkan generasi penerus yang cerdas dan berakhlak mulia,” katanya.

    Imam menerangkan Bank Muamalat sebagai bank pertama murni syariah di Indonesia, memiliki ekosistem lengkap yang mendukung sektor pendidikan.

    Mulai dari Muamalat Institute untuk pelatihan dan pengembangan SDM, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Muamalat, hingga Baitulmaal Muamalat (BMM) yang berperan sebagai lembaga amil zakat dan nazir wakaf nasional.

    Rektor Unismuh Makassar Abd Rakhim Nanda menyambut baik kolaborasi ini karena sejalan dengan misi kampus dalam mencetak lulusan berkualitas melalui interaksi positif dengan mitra strategis.

    “Kolaborasi kita mendukung pendidikan Islam insya Allah melahirkan manfaat yang berkelanjutan. Unismuh percaya ilmu, teknologi dan ukhuwah adalah sarana memajukan peradaban menuju masyarakat sejahtera,” ujarnya.

    Sementara, Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI Masrurah Mokhtar menilai kerja sama tersebut mencerminkan semangat inovasi dan kepeloporan dari dua institusi yang sama-sama menjadi pionir di bidangnya.

    “Semoga semangat pelopor dan inovator membuat sinergi ini semakin erat dan produktif. Selama ikhtiar ditujukan untuk kemajuan dan kemuliaan masyarakat, hasilnya insya Allah membawa keberkahan,” kata Masrurah.

    Adapun Kegiatan Synergy Roadshow 2025 merupakan hasil kerja sama antara Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Bank Muamalat untuk memantau kinerja bisnis tujuh region Bank Muamalat di lima kota besar, dengan Makassar sebagai penutup rangkaian setelah Jakarta, Medan, Semarang dan Surabaya.

    Forum tersebut menjadi ajang komunikasi langsung antara manajemen pusat dengan pimpinan cabang di daerah untuk memperkuat arah strategi dan menumbuhkan semangat optimisme.

    Sepanjang semester pertama 2025, refocusing bisnis Bank Muamalat pada segmen ritel menunjukkan hasil positif.

    Pembiayaan konsumer tumbuh mencapai Rp3,4 triliun, dengan peningkatan signifikan pada produk Prohajj Plus, multiguna, KPR iB Hijrah, dan Solusi Emas Hijrah.

    Per 30 Juni 2025, total pembiayaan Bank Muamalat mencapai Rp17,5 triliun, dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp44,8 triliun, dengan total aset Rp60,6 triliun, dan laba sebelum pajak Rp10,8 miliar.

    “InsyaAllah transformasi bisnis yang kami jalankan sudah berada di jalur yang tepat. Kami bertekad menumbuhkan bisnis secara sehat dan berkelanjutan,” ungkap Imam.

    Selain penguatan kinerja bisnis, Bank Muamalat juga tengah menginternalisasi lima simpul maqashid syariah dalam aktivitas perbankannya, mencakup peningkatan iman, perlindungan terhadap jiwa dan lingkungan (people and planet), peningkatan kecerdasan finansial, keberlanjutan generasi melalui ekonomi hijau, serta peningkatan kesejahteraan umat.

    “Itulah sebabnya kami meneguhkan visi baru ‘Menjadi Jalan Hijrah Menuju Berkah’. Visi ini menjadi kompas penuntun Bank Muamalat untuk mencapai maqashid syariah dan kembali ke khittah,” kata Imam.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Desa Pujiharjo Malang Jadi Kampung Nelayan Merah Putih Prioritas Presiden Prabowo

    Desa Pujiharjo Malang Jadi Kampung Nelayan Merah Putih Prioritas Presiden Prabowo

    Malang (beritajatim.com) – Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, menjadi salah satu lokasi yang akan dikembangkan sebagai Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) dalam rangka Program Prioritas Presiden Prabowo Subianto.

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan mereka.

    Jovan Pramaditya, PIC KNMP Malang, mengungkapkan bahwa target jangka panjang program ini adalah tercapainya 1000 titik KNMP di seluruh Indonesia pada tahun 2027. Untuk tahun 2025, Presiden Prabowo menargetkan adanya 100 titik KNMP yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua.

    “Pada tahun 2025 ini ditargetkan tercapai 100 titik KNMP di seluruh wilayah Indonesia. Untuk target 100 KNMP mulai dari Aceh sampai Papua,” ujar Jovan dalam wawancara dengan beritajatim.com, Minggu (5/10/2025).

    Desa Pujiharjo, yang terletak di pesisir Kabupaten Malang, dipilih sebagai salah satu lokasi utama pembangunan KNMP. Program ini juga sudah dimulai di beberapa daerah lain, seperti Desa Dapenda di Sumenep, Desa Bulumeduro di Tuban, dan Desa Lateng di Banyuwangi.

    Jovan menambahkan, “Kampung nelayan merah putih ini program prioritas Presiden Prabowo. Pembangunan di Malang ini lebih cepat. Kita perkirakan 31 Desember 2025 sudah selesai.”

    Proyek pembangunan KNMP di Pujiharjo meliputi berbagai fasilitas yang akan mendukung kegiatan nelayan dan masyarakat sekitar. Salah satu komponen penting dari proyek ini adalah pembangunan pabrik es atau cool storage, yang akan membantu nelayan dalam menyimpan hasil tangkapan mereka.

    Selain itu, akan dibangun POM bensin mini, dermaga tambat perahu, area perbengkelan, koperasi merah putih, serta kios makanan dan pusat kuliner untuk meningkatkan ekonomi lokal.

    Kepala Desa Pujiharjo, Hendik Arso, menjelaskan bahwa lahan seluas 1 hektar telah disiapkan untuk proyek tersebut. “Lahan yang sudah kami siapkan seluas 1 hektar milik tanah desa. Saat ini pembangunan area KNMP masih berlangsung,” ujar Hendik.

    Menurut data BPS 2024, jumlah penduduk di Desa Pujiharjo mencapai 6.847 jiwa. Hendik juga menambahkan bahwa jumlah nelayan di desa tersebut telah meningkat, dengan lebih dari 500 nelayan baru bergabung. “Ada banyak perahu berukuran sedang. Daerah kami juga penghasil lobster terbaik,” ujarnya.

    Dengan berbagai fasilitas yang tengah dibangun, KNMP di Pujiharjo diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat pesisir, terutama nelayan, dengan mendukung kegiatan ekonomi mereka dan meningkatkan kualitas hidup. [yog/suf]

  • Gubernur Papua Barat minta TNI beri peluang lebih besar bagi OAP

    Gubernur Papua Barat minta TNI beri peluang lebih besar bagi OAP

    Manokwari (ANTARA) – Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya Kodam XVIII/Kasuari, memberikan peluang lebih besar bagi Orang Asli Papua (OAP) untuk bergabung sebagai prajurit.

    “Kami berharap TNI dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi Orang Asli Papua untuk bergabung sebagai prajurit,” kata Dominggus usai mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI di Lapangan Makodam XVIII/Kasuari, Manokwari, Minggu.

    Ia menjelaskan, Pemprov Papua Barat telah berkoordinasi dengan Pangdam XVIII/Kasuari dan Kasdam agar setiap pembukaan formasi rekrutmen TNI di wilayah Papua Barat memperhatikan keterwakilan OAP.

    Menurut Dominggus, langkah tersebut tidak hanya membuka lapangan kerja baru, tetapi juga memperkuat rasa memiliki masyarakat Papua terhadap institusi TNI.

    “Saya sudah menyampaikan kepada Bapak Pangdam dan Kasdam, kalau ada formasi untuk TNI di Kodam Kasuari, kami berharap peluang bagi OAP bisa lebih besar sehingga ada kesempatan kerja bagi mereka,” ujarnya.

    Ia menambahkan, pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten siap memberikan dukungan, termasuk dalam hal pembiayaan pelatihan dan pendidikan bagi calon prajurit OAP.

    Menurutnya, sudah beberapa tahun terakhir tidak ada lagi penerimaan TNI melalui jalur Otonomi Khusus (Otsus).

    Namun, ia bersyukur karena penerimaan prajurit TNI terakhir sudah cukup seimbang antara OAP dan non-OAP.

    Dominggus juga berharap agar ke depan pemerintah pusat dan TNI membuka kembali formasi khusus bagi anak-anak Papua, sebagaimana pernah dilakukan sebelumnya.

    “Pemprov Papua Barat siap mendukung pendanaan tahap awal, hingga kemudian menjadi tanggung jawab negara setelah mereka resmi menjadi anggota TNI,” ucapnya.

    Ia juga menegaskan komitmen Pemprov Papua Barat untuk terus mendukung program dan kebijakan TNI, khususnya Kodam XVIII/Kasuari, dalam menjaga keamanan dan mendorong pembangunan di wilayah Papua Barat.

    TNI lahir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat sehingga pemerintah harus mendukung seluruh program TNI, terutama yang menjamin keamanan Indonesia, khususnya di Papua Barat.

    Ia memberikan apresiasi atas dedikasi TNI dalam menjaga stabilitas dan menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam pembangunan di Provinsi Papua Barat.

    “Kami berterima kasih kepada TNI, khususnya Kodam XVIII/Kasuari, yang telah memberikan rasa aman dan mendukung setiap program pembangunan di Papua Barat,” ujarnya.

    Pewarta: Ali Nur Ichsan
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • FAA PPMI Gelar Temu Alumni Pers Mahasiswa Nasional di Malang

    FAA PPMI Gelar Temu Alumni Pers Mahasiswa Nasional di Malang

    Malang (beritajatim.com) – Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) bersama Universitas Brawijaya siap menggelar Seminar Nasional sekaligus Reuni Alumni Pers Mahasiswa Seluruh Indonesia.

    Acara bertema “Oase Gelap Terang Indonesia” ini akan berlangsung pada 25 Oktober 2025 di kampus Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

    FAA PPMI, yang resmi berdiri sejak 24 Januari 2015 di Jakarta, merupakan wadah konsolidasi ribuan alumni pers mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Para anggotanya kini berkiprah di beragam sektor, antara lain akademisi, media, politik, bisnis, seni, dan pendidikan.

    “FAA PPMI menjadi ruang bertemunya gagasan dan jejaring lintas sektor, sekaligus menjaga idealisme aktivis pers mahasiswa agar tetap relevan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar panitia penyelenggara dalam keterangannya.

    Selama satu dekade terakhir, FAA PPMI konsisten menggelar diskusi publik terkait isu-isu strategis nasional. Forum ini telah melahirkan banyak gagasan yang turut memengaruhi pemberitaan media, membentuk opini publik, serta memberi masukan konstruktif bagi pengambil kebijakan.

    Memperingati 10 tahun perjalanan, simposium dan reuni nasional ini akan menjadi ajang silaturahmi lintas generasi sekaligus refleksi atas dinamika sosial-politik bangsa. Tema “Oase Gelap Terang Indonesia” diangkat sebagai bentuk pembacaan ulang arah perjalanan republik, sekaligus upaya merumuskan kontribusi alumni pers mahasiswa terhadap tantangan kebangsaan hari ini.

    Sejumlah tokoh nasional akan hadir sebagai narasumber, di antaranya Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI Nezar Patria, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ahmad Erani Yustika, aktivis sosial Inayah Wahid, serta pakar hukum tata negara Bivitri Susanti.

    “Melalui forum ini, kami berharap lahir pemikiran segar untuk memperbaiki tatanan kehidupan berbangsa dan menata masa depan Indonesia yang lebih baik,” jelas perwakilan FAA PPMI. (ted)

  • BMKG Tiba-Tiba Ingatkan Lagi Siaga Megathrust, Bilang Tunggu Waktu

    BMKG Tiba-Tiba Ingatkan Lagi Siaga Megathrust, Bilang Tunggu Waktu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa besar akibat megathrust. Melalui unggahan di akun Instagram resmi @/InfoBMKG, lembaga itu menegaskan bahwa Indonesia memiliki sejumlah zona megathrust yang “tinggal menunggu waktu” untuk melepaskan energi.

    Dalam unggahan tersebut, BMKG menjelaskan megathrust adalah zona pertemuan dua lempeng tektonik, di mana salah satunya menyusup ke bawah lempeng lainnya. Proses ini menimbulkan penumpukan energi besar yang, jika dilepaskan, bisa memicu gempa kuat bahkan tsunami.

    BMKG juga mengingatkan, beberapa segmen megathrust di Indonesia sudah lama tidak melepaskan energi. Misalnya, segmen di Selat Sunda terakhir kali memicu gempa besar pada 1757, sementara segmen Mentawai-Siberut belum aktif sejak 1797. Kondisi ini disebut sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang lama tidak mengalami gempa besar sehingga menyimpan potensi energi tinggi.

    Peta yang disertakan BMKG dalam unggahan itu memperlihatkan 13 zona megathrust di sepanjang kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Di antaranya, Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi magnitudo hingga 9,2; Megathrust Nias-Simeulue (8,7); Mentawai-Siberut (8,9); Enggano (8,4); Selat Sunda (8,7); hingga Megathrust Papua (8,7).

    Peta itu juga menunjukkan garis subduksi yang membentang dari barat Sumatra, selatan Jawa, hingga Maluku dan Sulawesi, menandakan seluruh kawasan pesisir selatan Indonesia termasuk zona rawan.

    Selain menjelaskan zona dan potensi magnitudo, BMKG juga menegaskan, hingga kini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan dan di mana gempa akan terjadi. Unggahan itu menekankan istilah “tinggal menunggu waktu” bukanlah ramalan, melainkan pernyataan ilmiah bahwa energi besar telah lama tersimpan dan perlu diwaspadai.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk memahami langkah penyelamatan dasar seperti Drop, Cover, dan Hold On, membangun rumah tahan gempa, mengenali jalur evakuasi, serta selalu mengikuti informasi resmi dari kanal BMKG. Pesannya jelas: “Bersiap hari ini, demi keselamatan esok hari.”

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menegaskan, dua segmen megathrust di Indonesia kini patut diwaspadai karena sudah sangat lama tidak melepaskan energi, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

    “Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai-Siberut,” kata Daryono beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (4/10/2025).

    Menurutnya, gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menekan ke bawah lempeng Eurasia dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan potensi yang sama di selatan Jawa Barat hingga Selat Sunda. Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa menyebut pelepasan energi di kawasan ini bisa memicu gempa berkekuatan hingga M8,7 dan menimbulkan tsunami besar.

    “Semua pesisir Banten akan terdampak, hanya saja tinggi tsunaminya berbeda-beda,” kata Rahma.

    Menurut perhitungannya, tsunami di wilayah Banten bisa mencapai 4-8 meter, sementara di pesisir Lampung bisa lebih besar. Jika terjadi di sekitar Pangandaran, gelombang bahkan bisa menjalar hingga pesisir Jakarta dengan ketinggian 1-1,8 meter dan tiba sekitar 2,5 jam setelah gempa.

    “Isu Lama” yang Tak Boleh Dianggap Remeh

    Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, isu megathrust bukan hal baru, tetapi peringatan itu kembali digemakan agar masyarakat benar-benar siap.

    “Sebetulnya isu megathrust itu bukan isu yang baru. Itu sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong saja, segera mitigasi’,” ujar Dwikorita, Sabtu (6/9/2025).

    Menurutnya, mitigasi dilakukan melalui edukasi publik, pemasangan sensor peringatan dini, dan simulasi evakuasi di daerah rawan. BMKG juga mengembangkan sistem peringatan dini gempa (INA-EEWS) yang mengintegrasikan 222 sensor di seluruh Indonesia dan bisa memberi peringatan sekitar 20 detik sebelum guncangan besar terjadi.

    “Kalau terlalu dekat dengan pusat gempa, waktu itu tidak cukup untuk menghindari guncangan,” kata BMKG dalam penjelasan resminya. Karena itu, masyarakat diminta tidak menunggu peringatan, melainkan segera melindungi diri saat merasakan guncangan kuat.

    Selain itu, BMKG juga menyoroti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kawasan dengan aktivitas seismik tinggi. Dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) di Kulon Progo, Dwikorita menegaskan, wilayah selatan Jawa termasuk yang paling aktif secara tektonik.

    “Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, tercatat 114 kejadian gempa bumi dengan magnitudo di atas 5, dua kali gempa bumi merusak, serta 44 guncangan yang dirasakan masyarakat,” katanya, Selasa (23/9/2025).

    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (PUSGEN 2017), potensi gempa megathrust di selatan Jawa bisa mencapai M8,8 dan berpotensi memicu tsunami besar. Karena itu, kesiapsiagaan masyarakat perlu diperkuat.

    Dwikorita menambahkan, Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dirancang secara khusus agar tahan terhadap ancaman megathrust dan tsunami. “Keberadaan YIA adalah simbol kesiapsiagaan bencana,” ujarnya.

    BMKG juga terus memperluas program mitigasi seperti Masyarakat Siaga Tsunami dan BMKG Goes To School. Hingga kini, program edukasi kebencanaan telah menjangkau 166 sekolah dengan lebih dari 20 ribu peserta, serta enam desa di Yogyakarta yang telah diakui UNESCO sebagai masyarakat tangguh tsunami.

    “Bencana memang tidak bisa kita cegah, tetapi dampaknya bisa kita kurangi. Dengan kesiapsiagaan, kita tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memastikan pembangunan dan pariwisata tetap berkelanjutan,” tegas Dwikorita.

    [Gambas:Instagram]

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]